Anda di halaman 1dari 5

STUDI REFERENSI

Nama Uli Ulva Amanah,S.Pd


Asal Sekolah SMK Assalafiyah Kota Tegal
Rencana Judul PTK Implementasi Pendekatan Saintifik melalui Model Problem Based
Learning Terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas
X SMK Assalafiyah Kota Tegal

Variabel Uraian
Minat Belajar pendapat yang diungkapkan oleh Slameto (2010: 57) “Minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”. Guru harus
berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasahai pengetahuan yang
terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang kurang lebih sama dengan
kiat membangun sikap positif

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta .

Menurut Slameto (2010: 180) dalam buku belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya menyatakan bahwa: “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat
merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri dapat berupa seseorang, suatu obyek, suatu situasi, suatu aktivitas dan lain
sebagainya. Minat tersebut dapat meningkatkan menjadi besar apabila hubungan
tersebut semakin kuat dan dekat.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator sebagaimana yang


disebutkan oleh (Slameto, 2010) yaitu ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam
belajar, motivasi belajar dan pengetahuan. Ketertarikan untuk belajar diartikan
apabila seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan
memiliki perasaan ketertarikan terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin belajar
dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang tersebut, ia
akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban dalam
dirinya. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang
terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan mengesampingkan
hal lain dari pada itu. Jadi siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika
jiwa dan pikirannya terfokus dengan apa yang ia pelajari. Motivasi merupakan
suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan
tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi pencapaian
tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar.Pengetahuan diartikan
bahwa jika seseorang yang berminat terhadap suatu pelajaran maka akan
mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran tersebut serta bagaimana
manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia
melakukan kegiatan belajar tertentu, atau setelah ia menerima pelajaran dari
seorang guru. Sementara itu menurut Nasution prestasi belajar adalah suatu
perubahan individu yang belajar, perubahan tidak hanya mengenai pengetahuan
juga membentuk kecakapan, kebiasaan, kebiasaan diri pribadi individu yang
belajar (Hidayat, 2013:84).

Hidayat, Syarif dan Asroi. 2013. Manajemen Pendidikan Substansi dan Implementasi
dalam Praktik Pendidikan di Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri
Menurut Poerwodarminto dalam Hidayat (2013:83) yang dimaksud dengan prestasi
adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang.
Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh
seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah.

Hidayat, Syarif dan Asroi. 2013. Manajemen Pendidikan Substansi dan Implementasi
dalam Praktik Pendidikan di Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri
Untuk mencapai prestasi yang baik tidak terlepas dari berbagai faktor yang
memengaruhinya. Menurut Suryabrata dalam Hidayat (2013:85), faktor-faktor
yang dapat memengaruhi keberhasilan belajar dan prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek
fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah).
a. Aspek fisiologis (jasmaniah) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, kesehatan jasmani sangatlah besar pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar.
b. Aspek psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh seperti
minta, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan kognitif seperti
kemampuan persepsi, ingatan berpikir, dan kemampuan dasar bahan
pengetahuan yang dimilikinya.
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau eksternal siswa yang
bersangkutan juga digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu faktor sosial dan
faktor nonsosial.
a. Faktor Sosial
Kehidupan manusia dengan lainnya saling membutuhkan dan di
antara mereka tidak bisa hidup tanpa ada manusia lain yang membantu.
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan
anak. Pengaruh itu dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, dan suasana rumah tangga. Faktor sosial lain yang
memengaruhi prestasi belajar adalah seperti guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa.
b. Faktor Nonsosial
Yang termasuk ke dalam faktor nonsosial adalah sarana dan
prasarana belajar, seperti keadaan suhu udara, waktu belajar, alat-alat yang
digunakan untuk belajar dapat pula memengaruhi prestasi belajar.
(Hidayat, 2013)

Hidayat, Syarif dan Asroi. 2013. Manajemen Pendidikan Substansi dan Implementasi
dalam Praktik Pendidikan di Indonesia. Tangerang: Pustaka Mandiri
Pendekatan Saintifik Disisi lain pendekatan saintifik juga sangat direkomendasikan dalam kurikulum
2013 yang tertuang dalam standar proses Permendikbud No.22 Tahun 2016,
langkah pendekatan saintifik ada 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik merupakan
suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan,
2014).

Permendikbud. (2016). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun


2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah.

Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelujaran abad 21.
Bogor: Ghalia lndonesia.
Menurut Daryanto ( 2014: 51) pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman pada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi searah dari guru

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Penerbit Gava Media.
Menurut Permendikbud no. 81 A Tahun 2013 lampiran IV tentang
Pedoman Umum Pembelajaran (Kemendikbud, 2014: 36-37) dinyatakan bahwa
proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
(1) Mengamati;
(2) Menanya;
(3) Mengumpulkan informasi;
(4) Mengasosiasi;
(5) Mengkomunikasikan.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implemantasi Kurikulum 2013 Tahun


Ajaran 2014/2015. Jakarta: Kemendikbud.
Model Pembelajaran Menurut Arends (2008: 56), peserta didik perlu memahami bahwa maksud
Problem Based pelajaran PBL adalah untuk belajar tentang cara menyelidiki permasalahan
Lerning permasalahan penting dan menjadi pelajar-pelajar yang mandiri. Sedangkan
Menurut Fogarty, sebagai mana dikutip oleh Chen (2013: 235) menyatakan bahwa
“PBL as a course model that focuses on real world problems”, yang artinya PBL
sebagai model pembelajaran yang fokus pada masalah dunia nyata

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar (7th ed).


Translated by Soetjipto, H.P & M.Soetjipto.2008.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chen W.H. 2013. Teaching Geometry through Problem-Based Learning and


Creative Design. Proceedings of the 2013 International Conference on Education
and Educational Technologies. Department of Applied Mathematics Tunghai
University.
Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem-
Based Learning menurut Daryanto (2014: 29) yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3. Permasalahan sebagai contoh
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Penerbit Gava Media
Problem based learning dipilih karena beberapa keunggulannya seperti
Implementasi Pendekatan Saintifik Melalui Problem Based Learning Terhadap
Minat dan Prestasi Belajar Matematika Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika Vol. 3 No. 1 Maret 2018 13 menyediakan masalah yang dekat dengan
kehidupan nyata, memberi kesempatan siswa membuat pilihan solusi dari suatu
masalah, memotivasi siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta dapat
mendorong pembelajaran dalam setting kolaboratif (Sockalingam & Schmidt,
2011).

Sockalingam, N., & Schmidt, H. G. (2011). Characteristics of problems for problem-


based learning: the students’ perspective. Interdisciplinary Journal of Problem-Based
Learning, 5(1), 3–16. https://doi.org/10.7771/1541-5015.1135

Sanjaya (2014: 220) menjelaskan bahwa model PBL mempunyai kelebihan dan
kelemahan sebagai berikut.
a. Kelebihan
1. Meningkatkan minat, motivasi dan aktivitas pembelajaran peserta didik.
2. Menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3. Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan peserta didik untuk
memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
b. Kelemahan
1. Memerlukan waktu yang panjang dibandingkan dengan model
pembelajaran yang lain.
2. Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencobanya

Sanjaya, W. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Bandung: Kencana Prenada Media.
Adapun tahap-tahap dalam model Problem-Based Learning menurut (Arends, 2008: 57)
sebagai berikut.
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar (7th ed).
Translated by Soetjipto, H.P & M.Soetjipto.2008.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Referensi

Anda mungkin juga menyukai