Anda di halaman 1dari 16

HUKUM TERMODINAMIKA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biofisika


oleh Bapak Dr Drs. I Wayan Suarda, M.Pd

Dewa Made Andika Wijaya


2003010151

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2021
BAB I
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul HUKUM
TERMODINAMIKA ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan paper ini
adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biofisika pada program studi Biologi. Selain
itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum
Termodinamika bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pembimbing  yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Denpasar, 02 Mei 2021

 
Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengertian fisika dasar sangat diperlukan dalam rangka membangun konsep
pemahaman penggunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Fisika merupakan
fondasi dari ilmu alam maka sudah sewajarnya para ilmuan, peneliti dan mahasiswa
menjadikan fisika sebagai ilmu yang wajib untuk dipelajari.
Aspek penting dalam pembahasan energi adalah hukum termodinamika.
Termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari tentang temperatur,
panas dan pertukaran energi. Untuk dapat memahami teori termodinamika dengan
baik, diperlukan pemahaman tentang prinsip, sifat, hukum termodinamika
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gas dan uap secara alami barkaitan dengan pangan dan sistem pengolahan
pangan. Diantaranya adalah penggunaan uap air sebagai media pemanasan, dimana
diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat gas tersebut. Demikian juga dalam proses
evaporasi atau penguapan air dari bahan pangan akan terjadi perubahan fase dari air
menjadi uap, dimana sifat sifat dari fase cair dan fase uap akan berbeda. Demikian
juga dengan gas yang terlarut dalam bahan pangan, seperti oksigen dan uap
mempengaruhi umur simpan produk. Prinsip-prinsip sifat gas ini sangat penting
diketahui dalam perhitungan-perhitungan termodinamika.
Pada mulanya termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang
merangkaikan kalor dengan usaha mekanik. Tetapi ilmu ini makin berkembang
meraih bidang-bidang di luar mekanik. Pada tahap perkembangan sekarang,
termodinamika mempunyai penerapan praktis dalam semua bidang IPA dan
teknologi, seperti halnya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dan
hubungannya dengan cuaca sampai memasak.
Dalam termodinamika kita akan sering mendengar istilah “sistem” dan
“lingkungan”. Sistem merupakan kumpulan benda-benda yang dapat diperhatikan
sedangkan semua yang ada disekitar benda disebut dengan lingkungan.
Pada pembelajaran termodinamika kita mengenal empat hukum yang menjadi
landasan termodinamika yaitu Hukum 0 Termodinamika, Hukum 1 Termodinamika,
Hukum 2 Termodinamika dan Hukum 3 termodinamika.
Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari tentang perpindahan kalor.
Panas kalor bergerak dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah seperti
halnya dengan air. Ketika terdapat dua benda yang bersuhu berbeda dan dicampurkan
maka perpindahan ini akan terus terjadi sehingga tercapainya suhu seimbang. Dengan
perpindahan kalor ini kita dapat mempelajari tentang perpindahan kalor dengan cara
konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan termodinamika?
2. Apa yang dimaksud dari masing-masing hukum termodinamika?
3. Bagaimana perpindahan kalor dalam termodinamika?
4. Bagaimana aplikasi penggunaan termodinamika dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
Penyusun paper yang berjudul “Termodinamika” ini bertujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dari termodinamika
2. Mendeskripsikan penegrtian dari masing-masing hukum termodinamika
3. Menjelaskan tentang perpindahan kalor
4. Menjelaskan kegunaaa dan aplikasi pemakaian teori termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari

D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan paper ini:
1. Mengerti pengertian dari termodinamika
2. Memperjelas pengetahuan tentang hukum-hukum termodinamika
3. Memahami tentang perpindahan kalor
4. Mempermudah pengenalan terhadap prinsip-prinsip termodinamika
dengan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani yaitu thermos yang artinya
”panas” dan dynamic yang artinya ”perubahan” dan dapat kita ambil kesimpulan
bahwa termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari temperatur, panas,
dan pertukaran energi. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistic
dimana banyak hubungan termodinamika berasal.
Termodinamika merpakan cabang ilmu yang mempelajari tentang energi.
Membahas kaitan antara energi panas dan kerja yang dihasilkan dari energi tersebut.
Sebagaimana kita ketahui di alam ini energi terdiri dari berbagai macam bentuk selain
energi panas ada energi kimia, kinetik, potensial, nuklir, listrik dan masih banyak lagi.
Energi itu dapat berubah menjadi bentuk lain yang terjadi secara alami ataupun
melalui rekayasa teknologi. Selain itu energi juga tidak dapat diciptakan dan juga
dimusnahkan.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi.
Termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu
proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah ”termodinamika”
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep
utama dalam termodinamika adalah proses kuastitatik, yang diidealkan.
Dalam termodinamika kita sering mendengar istilah sistem dan lingkungngan,
sistem merupakan kumpulan benda-benda yang dapat diperhatikan sedangkan semua
yang ada disekitar benda disebut dengan lingkungan.
Sistem dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi
1. Sistem terisolasi
Pada sistem ini tidak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Jika tidak ada energi dalam bentuk kalor yang dapat masuk
atau keluar dari sistem,perubahan energi secara keseluruhan dalam system
dan kandungan kalor adalah nol. Contohnya adalah wadah terisolasi,
seperti tabung gas terisolasi.
2. Sistem tertutup
Pada sistem ini terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak
terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh
dari sistem tertutup dimana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi
pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu system terjadi
pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai
sifat pembatasnya.
 pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas
 pembatas rigid : tidak memperbolehkan pertukaran kerja

3. Sistem terbuka
Sistem dan lingkungan sekitar menjadi bebas berinteraksi dan berganti
bentuk energi.

Kesetimbangan termodinamika ada jika parameter fisik dari suatu sistem,


( misalnya: suhu, volume, dan tekanan) adalah konstan sepanjang waktu.
Kesetimbangan termal ada jika dua sistem berada dalam kontak termal dan terjadi
aliran kalor diantara keduanya ( temperatur keduanya adalah sama).
Termodinamika dibagi menjadi tiga berdasarkan perubahan kandungan kalor.
1. Q = 0
Jika tidak terjadi perubahan atau perubahan bersih dalam perubahan
kalor
2. Q positif (+)
Jika suatu sistem memperoleh energi dalam bentuk kalor maka
kandungan kalor meningkat
3. Q negative (-)
Jika suatu sistem melepaskan kalor.

B. Hukum-Hukum Termodinamika
1. Hukum awal (zeroth law) Termodinamika atau hukum ke-0
Hukum ke-nol termodinamika mengungkapkan bahwa “jika dua buah sistem
setimbang termal dengan sistem ketiga maka keduanya juga setimbang termal
satu dengan yang lain”. Hukum ini dikenal pula sebagai hukum kesetimbangan
termal. Dari segi nama, hukum ke-nol termodinamik tidak lazim sebab pada
umumnya penomoran dimulai dari pertama, kedua, dst. Hal ini berkaitan dengan
kronologi bahwa hukum pertama, kedua dan ketiga telah dikenal lebih awal.
Hukum kesetimbangan termal yang sifatnya lebih generik dan dasar baru
dikemukakan kemudian.

2. Hukum pertama termodinamika


Bunyi Hukum Termodinamika Pertama adalah “Energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.” Hukum
pertama termodinamika merupakan salah satu contoh hukum kekekalan energi.
Artinya, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya
dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Hukum I termodinamika
menyatakan bahwa untuk setiap proses apabila kalor (Q) diberikan kepada sistem
dan sistem melakukan usaha (W), maka akan terjadi perubahan energi dalam
( ∆U ).
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:

∆U : perubahan energi dalam (Joule)


Q : jumlah kalor (Joule)
W : usaha sistem (Joule)

 
Apabila sistem menerima kalor dari lingkungan (Q+) dan sistem melakukan usaha
(W+). Dan bila sistem melepas kalor ke lingkungan (Q-) dan sistem dilakukan
usaha (W-) . Untuk mengingat hukum I termodinamika, bisa diperjelas dengan
gambar di bawah ini :
a. Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi
perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik.
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam
(∆U  = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama
dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W). Proses isotermik dapat
digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem
dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan
awal gas.

b.  Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume
konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang
diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
QV = ∆U

c.  Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam
tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah
dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas
pada volume konstan QV =∆U. Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W  =  Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih
energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi
(kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).

d. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun
keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang
dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Jika suatu
sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-
masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume
gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan
sebagai
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas
kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang
lebih besar dari 1 (γ > 1). Proses adiabatik dapat digambarkan dalam
grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses
isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai
hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan
panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari
hukum pertama termodinamika ini berbunyi: “ Kenaikan energi internal dari
suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang
ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh
sistem terhadap lingkungannya. ”
Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule
yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas
dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan
oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang
disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang
dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik.

3. Hukum Kedua Termodinamika


Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas para ilmuwan merumuskan prinsip
baru, yaitu Hukum II Termodinamika, dengan pernyataan : “kalor mengalir
secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”.
Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan
energi. Hukum Kekekalan Energi yang dinyatakan dalam Hukum I
Termodinamika menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Misalnya, perubahan usaha (energi potensial) menjadi energi kalor
atau sebaliknya. Akan tetapi, tidak semua perubahan energi yang terjadi di alam
ini prosesnya dapat dibalik seperti pada Hukum I Termodinamika.
Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan
energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan.
1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima
kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau
usaha luas (Kelvin Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil
kalor dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu
tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar (Clausius).
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan
bertambah ketika terjadi proses irreversibel (Clausius).

Termodinamika menyatakan bahwa proses alami cenderung bergerak menuju ke


keadaan ketidakteraturan yang lebih besar. Ukuran ketidakteraturan ini dikenal
dengan sistem entropi. Entropi merupakan besaran termodinamika yang
menyerupai perubahan setiap keadaan, dari keadaan awal hingga keadaan akhir
sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem menunjukkan sistem semakin tidak
teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan temperatur, yang merupakan
salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari sebuah sistem. Apabila
sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada suhu
konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah :

ΔS = perubahan entropi ( J/K)


Q = kalor ( J)
T = suhu (K)

4. Hukum Ketiga Termodinamika


Hukum ketiga dikembangkan oleh ahli kimia Walther Nernst selama tahun 1906-
1912, dan oleh karena itu sering disebut sebagai teorema Nernst atau postulat
Nernst. Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi sebuah sistem
pada nol mutlak adalah konstanta yang didefinisikan dengan baik. Ini karena
sistem pada suhu nol berada dalam keadaan dasarnya, sehingga entropinya
ditentukan hanya oleh degenerasi dari keadaan dasar.
”pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum”. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur Kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol”.

C. Perpindahan Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energy yang berpindah karena adanya
perbedaan suhu.Satuan Internasional untuk panas adalah Joule. Seperti air yang akan
mengalir dari tempat tinggi menuju tempat yang rendah, panas (kalor) juga demikian.
Panas (kalor) akan bergerak dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu lebih
rendah.Ketika terdapat dua benda dengan suhu yang berbeda dan dicampurkan,
misalnya saja air panas dengan air dingin maka keduanya akan menjadi air hangat.
Hal ini terjadi karena jika air panas dan air dingin dicampurkan maka akan terjadi
perpindahan kalor dari air panas menuju air dingin, perpindahan ini akan terus terjadi
hingga tercapainya suhu seimbang yakni posisi dimana air menjadi hangat.
Perpindahan kalor dapat terjadi melalui empat cara, yaitu konduksi, konveksi,
radiasi dan evaporasi. Berikut penjelasan perpindahan kalor:

1. Konduksi
Pada konduksi perpindahan energi panas tidak di ikuti dengan perpindahan
partikelnya. Misalnya saja anda menaruh batang besi membara ke batang besi lain
yang dingin. Anda tidak akan melihat besi membara itu bergerak namun tiba-tiba besi
yang semula dingin akan menjadi panas. Atau dengan contoh yang lebih simpel, yakni
satu logam panjang yang dipanaskan. Satu ujung logam panjang yang di beri nama A
dipanaskan maka beberapa saat kemudian ujung yang lain (kita sebut ujung B) juga
akan ikut panas. Pemanfaatan Konduksi dalam kehidupan sehari-hari sendiri bisa
dengan mudah kita temukan, misalnya saja saat memasak air maka kalor berpindah
dari api (kompor) menuju panci dan membuat air mendidih.

2. Konveksi
Merupakan perpindahan kalor dengan diikuti oleh perpindahan partikelnya.
Merupakan perpindahan kalor (panas) yang disertai dengan berpindahnya zat
perantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan Induksi, hanya saja jika Induksi adalah
perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi merupakan
perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara. Contoh konveksi dalam kehidupan
sehari-hari dapat anda lihat pada proses pemasakan air, apakah anda tau apa yang
terjadi saat air dimasak? Saat air dimasak maka air bagian bawah akan lebih dulu
panas, saat air bawah panas maka akan bergerak ke atas (dikarenakan terjadinya
perubahan masa jenis air) sedangkan air yang diatas akan bergerak kebawah begitu
seterusnya sehingga keseluruhan air memiliki suhu yang sama. Selain itu contoh
konveksi yang lain juga dapat anda temui pada ventilasi ruangan dan cerobong asap.

3. Radiasi
Merupakan proses terjadinya perpindahan panas (kalor) tanpa menggunakan
zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara,
contohnya anda bisa melihat bagaimana matahari memancarkan panas ke bumi dan
api yang memancarkan hangat ke tubuh anda. Kalor dapat di radiasikan melalui
bentuk gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang elektromagnetik. Radiasi
juga dapat dikatakan sebagai perpindahan kalor melalui media atau ruang yang
akhirnya diserap oleh benda lain. Contoh radiasi dalam kehidupan sehari-hari dapat
anda lihat saat anda menyalakan api unggun, anda berada di dekat api unggun tersebut
dan anda akan merasakan hangat.

4. Evaporasi
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber panas
hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia,
kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.

D. Kegunaan dan Aplikasi Pemakaian Teori Termodinamika dalam Kehidupan


Sehari-hari
Prinsip dari ilmu termodinamika banyak terjadi di alam ini. Bumi yang
menerima energi radiasi dari matahari, dimana energi tersebut berubah menjadi
bentuk lain seperti angin, gelombang laut dan sebagainya. Tidak terkecuali manusia.
Prinsip termodinamika berupa konversi energi yang sangat kompleks terjadi di dalam
diri manusia. Mulai dari bahan makanan yang dikonsumsi kemudian berubaha
menjadi tenaga, itu merupakan konsep termodinamika.
Prinsip termodinamika juga digunakan untuk mempermudah manusia dalam
bekerja. Didukung dengan teknologi yang semakin berkembang. Prinsip
termodinamika digunakan diberbagai dunia industri, automotif, pembangkit listrik dan
sebagainya.
Termodinamika telah merubah system industry dunia, dari yang mulanya
menggunakan kayu bakar untuk memasak sampai menggunakan listrik untuk
memasak. Hal ini karena termodinamika merupakan hukum- hukum yang
menyangkut banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yang paling
sederhana yaitu es didalam gelas yang menyebabkanterjadinya pengembunan diluar
gelas, padahal dipisahkan oleh medium gelas, yang memisahkan permukaan luar dan
permukaan dalam.
Proses timbulnya air pada permukaan gelas menandakan adanya suatu sistem
yang terjadi pada peristiwa ini, sistem yang terjaadalah bahwa udara yang ada
disekeliling gelasmengandung uap air. Ketika gelas diisi oleh es, gelas menjadi
dingin. Udara yang bersentuhan dengan gelas dingin iniakan turun suhunya. Uap air
yang ada di udarapun ikut mendingin. Jika suhunya sudah cukup dingin, uap air ini
akan mengembun membentuk tetes-tetes air di bagian luar gelas.
Hal ini merupakan peristiwa termodinamika yang sesuai dengan hukum
termodinamika yang kedua yang berbunyi “hukum termodinamika terkait dengan
entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cendrung untuk mengikat seiring dengan mengikatnya waktu, mendekati
nilai maksismum”. Dari hukum ini proses yang terjadi di dalam gelas merupakan
proses penyerapan panas dengan kata lain udara akan berubah menjadi dingin,
sementara udara yang mengandung kadar air yang tinggi pada kelembaban yang
tinggi, sehingga ketika udara dingin akan membuatnya mengembun sehingga timbul
air pada permukaan luar pada gelas.
Dari contoh es pada gelas di atas merupakan sistem pertukaran secara tertutup
karena terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan
menggunakan media pembatas rigid (tidak boleh mempertukarkan kerja) dengan
mempertukarkan panas melalui medium gelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik keimpulan:
1. Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang energi.
Membahas tentang energi panas dan kerja yang dihasilkan oleh energi tersebut.
2. Energi itu dapat berubah menjadi bentuk lain secara alami maupun melalui rekayasa
teknologi. Selain itu energi juga tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
3. Kesetimbangan energi pada suatu sistem didasarkan pada prinsip atau hukum
kekekalan energi akan berkesinambungan dengan prinsip kesetimbangan masa ,
sehingga prinsip yang digunakan kesetimbangan energi mirip dengan kesetimbangan
masa, yaitu :
Energi yang masuk = energi yang keluar ± akumulasi dalam system
4. Dalam kehidupan sehari–hari pun kita sering mengaplikasikan hukum termodinamika
baik yang secara sederhan maupun secara modern.
DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2009. Hukum Ketiga Termodinamika. http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-


termodinamika.html

Anonim. 2007. Termodinamika. http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

Anonim. 2007. Termodinamika 1. http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/materi-


perkuliahan/

Anonim. 2009. Hukum Pertama Termodinamika. http://www.cuacajateng.com/hukumpertama


thermodinamika.html

Anonim. 2009. Termodinamika. www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html

Anonim. 2011. Hukum Termodinamika. kk.mercubuana.ac.id/files/13015-3-860358017731.doc

Anonim. 2012. Hukum Termodinamika. www.infofisioterapi.com/info/termodinamika.html

Anonim. 2013. Bunyi Hukum ke-2 Termodinamika. http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-


hukum-ke-2-thermodynamics/

Halliday, Resnick. 1998. Fisika Edisi Ke 3. Jakarta: Erlangga

Khairunnisa.2013. Konsep Dasar Termodinamika.http://khairunnisa2.blogspot.com/2013/03/konsep-


dasar termodinamika.html

Odimira. 2011. Termodinamika. http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/termodinamika.html

Tahang. 2011. Penerapan Hukum-2 Termodinamika. www.slideshare.net/tahangpette/penerapan-


hukum-2-thermodinamika.

Anda mungkin juga menyukai