Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No.

3 Juni 2017 100

ANALISA PENGOPRASIAN SECONDARY SURVEILLANCE RADAR (SSR)


DI BANDARA SUKARNO-HATTA

Oleh : Slamet Purwo Santoso1


slametpurwosantosa@unkris.ac.id

ABSTRAK. Perkembangan sistem pelayanan lalu lintas global sedang mengalami perubahan
evolutif sebagai akibat dari pertumbuhan lalu lintas udara yang memicu perkembangan teknologi
CNS/ATM (Communication, Navigation, Surveillance / Air Traffic Management). Kondisi ini telah
mendorong terjadinya perubahan regulasi di dunia penerbangan. Sistem radar surveillance
(PSR/SSR) merupakan peralatan yang esensial dan berperan penting dalam sistem pelayanan lalu
lintas udara.
Pada penelitian ini, dilakukan analisa mengenai sistem surveilance radar sekunder SSR
(Secondary Surveillance Radar) sebagai pasangan sistem radar primer PSR (Primary Surveillance
Radar) dan memberikan gambaran tentang sistem, cara kerja dan penggunaan perangkat radar SSR.
Secondary surveillance radar (SSR) adalah suatu alat yang dapat mendeteksi keberadaan
pesawat udara pada fase take-off, en-route dan landing. Stasiun SSR didarat akan berkomunikasi
dengan alat yang ada di pesawat dan sebaliknya sehingga komunikasi tersebut terjadi sama-sama
aktif. Secondary surveillance radar (SSR) adalah alat pelengkap dari primer surveillance radar
(PSR). Secondary surveillance radar (SSR) adalah radar pengawas yang dilengkapi dengan alat
interrogator yang ada di stasiun darat radar dan transponder yang ada di pesawat. Pesawat yang
tidak dilengkapi dengan alat transponder, tidak akan dapat memberikan berbagai informasi kepada
stasiun darat radar.

ABSTRACT. The current status of the global Air Traffic Services (ATS) is evolutionary changing
because of air traffic growth that generating development on the CNS/ATM (Communication,
Navigation, Surveillance / Air Traffic Management) technology. This condition has been pushing to
the regulation changing in the aviation world. The surveillance Radar System (PSR/SSR) is
essential equipments and have an important role in the ATS system.
In this Final task, the writer intend to performed analysis on Secondary Surveillance Radar
(SSR) system collocated with Primary Surveillance Radar (PSR) system, to describe how the
system work, and function of each SSR application.
Secondary Surveillance Radar (SSR) are able to detect the aircraft in phase of take-off,
en-route and landing position. At ground SSR station will communicate to the transponder on-
board vice versa so that such an actively communication occur. Secondary radar such as SSR is to
complement the primary radar (PSR). SSR is equipped with interrogator in the ground and
transponder on board. The aircraft that were not equipped with transponders, will not be able to
provide various information to the ground radar stations. SSR can produce a variety of information
such as speed, altitude, distance, position and the aircraft code.

Index Terms : ATS (Air Traffic Services), PSR (Primary Surveillance Radar), SSR
(Secondary Surveillance Radar).

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
101

1. PENDAHULUAN pesawat baik pesawat sipil, militer maupun


pesawat musuh. Radar ini juga berfungsi
Transportasi penerbangan sedang untuk menyimpan data-data yang
berkembang pesat saat ini ditandai dengan berhubungan didalam pesawat. Data-data
munculnya berbagai jenis maskapai yang dihasilkan ini akan diberikan kepada
penerbangan. Hal ini dikarenakan mobilitas bagian Air Traffic Controller yang bertugas
individu kian padat dan perlu nyawaktu untuk mengatur setiap pesawat agar tidak
mobilitas yang semakin cepat sehingga terjadi insiden tabrakan dan berbagai macam
transportasi udara sangat dibutuhkan. insident maupun accident lainnya. Radar
Sistem pelayanan lalu lintas udara yang banyak digunakan sebagai pengatur
untuk melayani transportasi udara lalu lintas udara dikelompakkan dalam
mengalami evolusi sebagai akibat dari jenis Radar ATC (Air Traffic Control). Di
pertumbuhan lalu lintas udara sehingga Indonesia sendiri peralatan radar sangat
memicu perkembangan teknologi minim dan sudah berumur.
CNS/ATM (Communication, Navigation, Penggunaan radar untuk berbagai
Surveillance / Air Traffic Management). keperluan lain diantaranya :
Kondisi ini telah mendorong terjadinya a. Mendeteksi dan mengatur jalan kapal laut
perubahan regulasi di dunia penerbangan. agar tidak terjadi tabrakan.
Salah satu sistem pengawasan lalu lintas b. Navigasi pesawat udara dan kapal laut pada
penerbangan yaitu Radar Primer Primary cuaca buruk dan malam hari.
Surveillance Radar (PSR) dan Secondary c. Mendeteksi, mengatur jalur dan
Surveillance Radar (SSR) merupakan mengindentifikasikan pesawat terbang
peralatan yang esensial dan berperan dalam pengaturan lalu lintas udara (Air
penting dalam sistem pelayanan lalu lintas Traffic Control).
udara. d. Mengukur ketinggian diatas permukaan laut
Semakin meningkatnya traffic untuk pesawat udara dan navigasi peluru
pelayanan lalu lintas udara yang harus kendali atau rudal.
dilayani AirNav Indonesia yang mengelola e. Memberikan peringatan kepada pesawat
seluruh ruang udara di Indonesia yang musuh dan pesawat luar angkasa ketika
dibagi menjadi 2 (dua) Flight Information jarak mereka sejauh seratus atau ribuan mil
Region (FIR) dengan total luas FIR = dari stsiun radar.
2.219.629 Km2, luas wilayah = 1.476.049 f. Pemetaan daerah daratan dan lautan dari
Km2 dan dengan jumlah lalu lintas pesawat terbang dan pesawat luar
penerbangan = > 10.000 movement / hari, angkasa.
menuntut penyediaan perangkat g. Mendeteksi objek (kendaraan) yang bergerak
surveillance yang beroperasi baik guna didaratan seperti tank.
mendeteksi keberadaan pesawat udara yang h. Pengendali senjata, seperti meriam dan
akan take-off, landing bahkan oveflying. rudal.
i. Mengukur jarak dan kecepatan unutk
2. TEORI DASAR RADAR navigasi pesawat luar angkasa dan docking.
j. Ketepatan pengukuran jarak dan / atau
Radar adalah singkatan dari Radio kecepatan objek di ruang angkasa dalam hal
Detection and (Radio) Ranging. Sesuai instrumentasi.
dengan namanya, secara umum radar k. Ketepatan pengukuran jarak survei di
berfungsi untuk mendeteksi posisi, kecepatan daratan.
dan identifikasi suatu objek dalam suatu l. Mengukur dan mendeteksi objek dibawah
jangkauan radar baik di darat, laut maupun permukaan bumi.
udara dengan menggunakan gelombang n. Mengukur kecepatan kendaraan bermotor
elektromagnetik. Konsep penerapan radar untuk keselamatan dan kontrol otomatis.
adalah mengukur jarak dari sensor ke target.
Radar dalam dunia penerbangan
digunakan sebagai pendeteksi keberadaan

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
102

2.1 Klasifikasi Radar dengan proses refleksi dari sumber non-


Berdasarkan bentuk gelombang, radar kooperatif pencahayaan dilingkungan,
terbagi dua yaitu : seperti penyiaran komersial dan sinyal
1. Continous Wave / CW (gelombang komunikasi.
berkesinambungan) merupakan radar yang
menggunakan transmitter dan antena 2.3 Komponen - Komponen Radar
penerima (receiver antenna) secara terpisah, Ada tiga komponen utama yang
dimana radar ini terus menerus tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena,
memancarkan gelombang elektromagnetik. transmitter (pemancar sinyal) dan receiver
Radar CW yang tidak termodulasi dapat (penerima sinyal).
mengukur kecepatan radial target serta 1. Antena
posisi sudut target secara akurat. Radar CW Antena terletak pada radar merupakan suatu
yang tidak termodulasi biasanya digunakan antena reflektor berbentuk piring parabola
untuk mengetahui kecepatan target dan yang menyebarkan energi elektromagnetik
menjadi pemandu rudal (missile guidance). dari titil fokusnya dan dipantulkan melalui
2. Pulsed Radars/PR (Radar permukaan yang berbentuk parabola. Antena
Berdenyut), merupakan radar yang radar memiliki dua kutub. Input sinyal yang
gelombang elektromagnetiknya diputus masuk dijabarkan dalam bentuk phased array
secara berirama. Frekuensi denyut radar (bertingkat atau bertahap). Ini merupakan
(Pulse Repetition Frequency / PRF) dapat sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap
diklasifikasi menjadi 3 bagian, yaitu PRF antena dan kemudian diteruskan ke pusat
High, PRF Medium dan PRF Low. sistem radar.
2. Pemancar sinyal (transmitter)
2.2. Jenis radar Pada sistem radar, pemancar sinyal
1. Doppler Radar (transmitter) berfungsi untuk memancarkan
Doppler radar merupakan jenis radar yang gelombang elektromagnetik melalui reflektor
mengukur kecepatan radial dari sebuah antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek
objek yang masuk ke dalam daerah yang berada didaerah tangkapan radar dapat
tangkapan radar dengan menggunakan efek dikenali. Pada umumnya, transmitter
Doppler. Hal ini dilakukan dengan memiliki bandwidth dengan kapasitas yang
memancarkan sinyal microwave besar. Transmitter juga memiliki tenaga
(gelombang mikro) ke objek lalu cukup kuat, efisien, bisa dipercaya,
menangkap refleksiny, dan kemudian ukurannya tidak terlalu besar dan tidak
dianalisis perubahannya. Doppler radar terlalu berat, serta mudah dalam hal
merupakan jenis radar yang sangat akurat perawatannya.
dalam mengukur kecepatan radial. Contoh
Doppler radar adalah Weather Radar yang 3. Penerima sinyal (receiver)
digunakan untuk mendeteksi cuaca. Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver)
berfungsi sebagai penerima kembali pantulan
2. Bistatic Radar gelombang elektromagnetik dari sinyal objek
Bistatic Radar merupakan suatu jenis yang tertangkap radar melalui reflektor
sistem radar yang komponennya terdiri dari antena. Pada umumnya, receiver memiliki
pemancar sinyal (transmitter) dan penerima kemampuan untuk menyaring sinyal yang
sinyal (receiver), dimana kedua komponen diterima nya agar sesuai dengan pendeteksian
tersebut terpisah. Kedua komponen itu yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal
dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat objek yang lemah dan meneruskan sinyal
dibandingkan dengan jarak target/objek. objek tersebut ke pemroses data dan sinyal
Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal (signal and data processor) dan kemudian
yang dipantulkan oleh objek tersebut ke menampilkan gambarnya di layar monitor
pusat antena. Contoh Bistatic Radar adalah (display).
Passive Radar. Passive Radar adalah sistem
radar yang mendeteksi dan melacak objek

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
103

Selain tiga komponen diatasm sistem melalui udara pada kecepatan 1.100 kaki per
radar juga terdiri dari beberapa komponen detik menuju ke permukaan yang
pendukung lainnya, yaitu : memantulkan. Setibanya bunyi dipermukaan,
Wave guide, berfungsi sebagai penghubung bunyi kemudian dipantulkan kembali ke
antara antena dan transmitter. sumber suara/bunyi yang disebut gaung.
Duplexer, berfungsi sebagai tempat
pertukaran atau peralihan antara antena dan
penerima atau pemancar sinyal ketika antena
digunakan dalam kedua situasi tersebut.
Software, merupakan suatu bagian
elektronik yang berfungsi mengontrol kerja
seluruh perangkat dan antena ketika
melakukan tugasnya masing-masing

2.4 Prinsip Kerja Radar

Gambar 2 - Prinsip Gaung

Gambar 1 - prinsip kerja radar


Umumnya, radar beroperasi dengan
cara menyebarkan tenaga elektromagnetik
terbatas didalam piringan antena. Tujuannya
adalah untuk menangkap sinyal dari benda
yang melintas di daerah tangkapan antena
yang bersudut 20° - 40°. Ketika ada benda Gambar 3 - Diagram Blok Radar
yang masuk ke dalam daerah tangkapan Secara Umum
antena tersebut, maka sinyal dari benda
tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke Konsep radar adalah mengukur
pusat sistem radar untuk meudian diproses jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak
sehingga benda tersebut nantinya akan tersebut didapat dengan cara mengukur
tampak dalam layar monitor/display. waktu yang dibutuhkan gelombang
Radar menggunakan prinsip elektromagnetik selama penjalarannya mulai
pancaran gelombang radio dalam bentuk dari sensor ke target dan kembali lagi ke
"microwave band". Pulsa yang dihasilkan sensor. Radar digunakan untuk medeteksi
oleh unit pemancar (transmitter) dikirim ke dan menentukan lokasi suatu target berdasar
antena melalui switch pemilih/pancar karakteristik perambatan gelombang
elektronik (T/R electronic switch). Prinsip elektromagnetik. Hal ini dapat dilaksanakan
pulsa radar adalah sama dengan prinsip dengan jaan mendeteksi pantulan dari
gaung suara/bunyi. Jika kita berteriak gelombang elektromagnetik dengan bentuk
menghadap suatu permukaan yang bersifat tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang
memantulkan, maka kita akan mendengar dimodulasi pulsa, setelah gelombang
gaung/pantulan suara teriakan kita beberapa elektromagnetik yang semula dipancarkan
saat setelah kita berteriak. Hal tersebut tersebut dipantulkan kembali oleh target /
disebabkan oleh kenyataan bahwa objek yang dikenalinya.
bunyi/suara teriakan tersebut merambat
ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
104

2.5. Radar untuk Pengaturan Lalu b. Unit modulator


Lintas Udara (Air Traffic Services/ATC). Unit modulator bertindak sebagai penyimpan
Sistem pengawasan lalu lintas energi yang memasukan tegangan DC ke alat
penerbangan adalah suatu sistem yang terdiri pemancar dalam bentuk pulsa tegangan
dari sejumlah unsur terpadu yang meliputi tinggi yang secara efektif menyalakan
sensor, sistem pemrosesan data, hubungan pemancar selama pengiriman pulsa.
transmisi data dan layar radar. Sistem Tegangan kemudian dimatikan sehingga
tersebut memberikan informasi posisi (arah pemancar mati, sementara sistem menunggu
dan jarak) suatu target dan informasi terkait pantulan pulsa dari target untuk diterima
lainnya kepada unit Pelayanan lalu lintas melalui alat penerima.
penerbangan (Air Traffic Services / ATS) Pulsa yang dipasok oleh unit modulator
dan pesawat udara. Target yang dimaksud biasanya berbentuk persegi panjang
bisa berupa pesawat udara, kendaraan atau meskipun secara teknis sudut-sudutnya tidak
benda lainnya sedangkan informasi terkait persegi. Pulsa ini dibentuk dan dialirkan ke
lainnya tersebut meliputi data identifikasi, pemancar dengan interval yang teratur.
ketinggian, kecepatan, status dan maksud Fungsi unit modulator adalah membentuk
(intend) target. pulsa dengan amplitude yang benar dan
dengan waktu yangbenar pula serta
2.5.1. Primary Surveillance Radar dan meneruskannya ke pemanca.
Komponennya. c. Unit Pemancar
Sistem PSR terdiri dari tiga blok Fungsi unit pemancar (Tx) adalah
dasar yaitu pemancaran/transmisi, menghasilkan energi RF (radio frequency)
penerimaan dan yang dipasok ke antena untuk dipancarkan
penampilan/penyajian/display. ke udara. Plate Voltage biasanya diteruskan
1. Blok Pemancaran/Transmisi ke tabung sinar katoda dalam bentuk pulsa
Sinyal blok transmisi negatif yang berjumlah ribuan amplitudo
mempersiapkan energi dalam bentuk yang volt, dan lama waktu yang bervariasi pada
sesuai untuk pemancaran dan menyebarkan sistem radar yang berbeda mulai dari satu
ke arah yang diinginkan. Komponen blok mikrodetik sampai beberapa mikrodetik.
transmisi adalah sebagai berikut : Tabug pemancar biasanya suatu megatron
a. Unit pemicu (trigger unit/master (tabung vakum dimana arus elektron
time) dikendalikan oleh gaya magnet untuk
Unit pemicu adalah peralatan yang menghasilkan gelombang radio dengan
menghasilkan output yang digunakan untuk frekuensi pendek) atau klystron (tabung
tindakan. Elemen ini mengawali dan elektronika yang menggunakan isolasi arus
mengendalikan urut-urutan operasi yang listrik untuk menghasilkan dan memperkuat
menghasilkan daur/siklus lengkap. frekuensi ultra tinggi seperti sinyal TV).
Saat ini sistem yang dapat menyelaraskan Unit pemancar hanya mengirimkan suatu
sendiri (self-synchronized) sudah dianggap interogasi, kemudian menjaid pasif dan
usang dan setiap pengaturan waktu menunggu pantulan yang diukur secara
dilakukan oleh unit pengatur waktu secara akurat skala dan basis waktunya.
terpisah. Didalam blok transmisi sistem 2. Blok penerimaan (Reception Block)
PSR, gelombang yang dihasilkan oleh unit Sinyal blok penerimaan mendeteksi energi
pemicu masih dalam bentuk rangkaian pulsa yang dipantulkan oleh target yang berada di
elektrik yang sangat pendek dengan interval dalam jangkauan operasional sistem radar.
yang teratur. Internal ini menunjukkan energi elektromagnetik yang dipantulkan
operasi lengkap satu siklus yang dimulai biasanya sangat lemah ketika mencapai
dengan pulsa berikutnya. Operasi lainnya antena, oleh karena itu menyebabkan hanya
seperti memulai indikator sweep, bisa sinyal lemah yang ada di antena. Sebelum
dikendalikan oleh pulsa yang dibentuk di bisa ditampilkan, sinyal yang lemah harus
dalam pengatur waktu baik sebelum atau diperkuat dan diperlakukan sebagaimana
sesudah pulsa mulai dipancarkan. mestinya.

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
105

Duplexer adalah alat yang memungkinkan


sistem memancarkan dan menerima sinyal
gelombang elektromagnetik melalui
pemandu gelombang (waveguide) dan antena
yang sama. Fungsi duplexer adalah
menghubungkan pemancar dan antena
selama masa pemancaran dan secara
serentak mengisolasi unit penerima. Setelah
selesai pemancaran, secara cepat duplexer
akan memutuskan pemancar dari antena dan
menghubungkan alat penerima dengan
Gambar 4 - blok penerimaan antena sehingga dapat menerima energi
pantulan dari target.
3. Unit Antena (Aerial Unit) 5. Unit Penerima (Receiver)
Energi elektromagnetik dari pemancar Unit penerima (Rx) radar hampir secara
disebarkan melalui antena dengan interval universal adalah jenis super heterodyne.
yang teratur. Antena penerima harus sensitif Sinyal energi yang terdeteksi yang dipasok
pada energi elektromagnetik di dalam sudut dari unit penerima ke indikator disebut video
yang sangat sempit sehingga pantulan dari (dari kata kerja Bahasa Latin 'melihat') sebab
target diperkuat oleh energi pemancar informasi yang diterima ditampilkan untuk
sehingga bisa dideteksi. Unit penerima dilihat secara visual.
sangat sensitif, oleh karena itu, harus 6. Blok Display
dilindungi setiap kali pulsa energi tinggi Layar radar adalah layar tampilan yang
dipancarkan. Hal ini diperoleh dengan digunakan untuk menampilkan informasi
mengisolasi unit penerima selama posisi target. Jenis indikator yang digunakan
pemancaran energi menggunakan sebuah ditentukan oleh jenis informasi yang
sakelar mengirim-menerima (transmit- disajikan. Dalam banyak hal, informasi yang
receive (T/R) switch) atau T/R box. disajikan adalah informasi arah (azimuth)
Antena terdiri dari satu atau lebih kutub dan jarak (range) secara serentak. Untuk
(pole) yang diatur sedemikian rupa sehingga itulah digunakan indikator posisi mendatar
dapat memusatkan seluruh energi ke satu yang populer dikenal sebagai PPI (Plan
arah, atau terompet pemandu gelombang Position Indicator).
(waveguide horn) dengan reflektor parabola Radar PSR (primary Surveillance
yang digunakan untuk memusatkan energi Radar) bekerja dengan sistem passive
pada sudut sempi sehingga dapat echoes. Radar PSR meradiasikan
meningkatkan kekuatan pada satu arah. gelombang EM dan menerima echo
Antena berputar searah jarum jam oleh yang direfleksikan dari objek yang
motor. Perputaran ini memungkinkan antena mengirimkan kehadiran, jarak dan
untuk memindai (scan) ruang udara yang azimuth namun belum dapat
berada di jangkauan vertikal dan menampilkan identitas.
horizontalnya. Karena antena memindai
secara kontinu di sekitar lokasi antena, maka
sistem tersebut dinamai dengan radar
pengawasan (surveillance radar).
Informasi posisi target mengacu kepada arah
utara (biasanya utara megnetik), dilengkapi
dengan sistem servo yang meneruskan
informasi indikator radar sedemikian rupa
sehingga target dapat ditampilkan di layar
radar yang arahnya mengacu kepada utara
megnetik.
4. T/R switch atau T/R box (duplexer)

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
106

Pada sistem SSR di ground terdapat


pemancar / penerima yang disebut b. Antena Radar
Interrogator, sedang di pesawat udara Ukuran antena radar merupakan
terdapat pemancar / penerima yang disebut parameter penting untuk meningkatkan kerja
Transponder. radar. Pada dasarnya antena radar hanya
Frekuensi kerja peralatan SSR memiliki main lobe, sehingga daya yang
adalah : ditransmisikan terfokus pada objek yang
- Interrogator mode menggunakan dituju. Pada prakteknya keadaan tersebut
frekuensi carrier 1030 MHz tidak dapat tercapat dikarenakan sifat dasar
- Transponder code menggunakan antena tersebut. Kondisi ini akan
frekuensi carrier 1090 MHz berpengaruh terhadap jauh dekatnya range
Dengan adanya target yang aktif radar yang dapat dicapai.
dan dengan frekuensi carrier diatas yang Untuk mendapatkan range radar yang
berbeda, maka pada SSR kita dapat luas maka antena perlu diperhatikan besar
mendeteksi pesawat yang cukup jauh yaitu serta tinggi antenanya, karena :
sekitar 200 NM. Sehingga petugas ATC a. Antena yang besar akan lebih memusatkan
dapat mengetahui keberadaan atau posisi daya yang ditransmisikan dalam bentuk
suatu pesawat. Apabila pesawat telah berkas yang sempit.
mencapai batas maksimum yaitu lebih dari b. Antena yang besar mempunyai aperture area
200 NM, maka stasiun darat yang ada di yang luar sehingga daya tangkap terhadap
bandara tidak akan bisa mendeteksi atau sinyal pantulan akan lebih besar.
menampilkan nya dalam layar display. Perubahan jarak jangkau (range)
Sehingga tugas ATC untuk selalu radar akibat pengaruh antena tersebut akan
mengawasi setiap pesawat yang ada dalam mempengaruhi nilai waktu untuk radar
layar display dan berkomunikasi dengan melakukan suatu interogasi. Secara garis
baik melalui voice communication. besar range untuk radar sekunder dihitung
sesuai dengan rumus :
a. Jarak jangkauan SSR ............................. (2)
Jarak jangkau Secondary Surveillance
Radar ke pesawat udara adalah 200 NM. dimana :
Jarak jangkau diukur dalam satuan R = Range Radar (meter)
Nautical Mile (NM) dimana 1 NM = 1,852 c = Cepat rambat cahaya (3 x 10 m/s)
kilometer. T = Waktu propagasi sinyal (s)
1 NM = 1.852 km Besarnya daya yang diradiasikan
200 NM = 370 km secara efektif oleh kombinasi transmitter dan
Interval T pada interrogasi pada antena dalam arah dari main beam disebut
umumnya sebesar 2,5 mS, dimana untuk Effective Radiated Power atau ERP. Daya
jarak maksimum secara teoritis : ini diradiasikan secara isotropic untuk
r = C T / 2...................(1) menghasilkan efek yang sama sebagaimana
dimana r = jarak maksimum diberikan oleh transmitter dan antena, dengan
C = kecepatan cahaya 3.108 m/s arah gain digambarkan dalam rumus berikut :
T = pulse repetition time (PRT)
PRT yaitu selang waktu antara satu ERP = PT GT ......................................... .(3)
pulsa dengan pulsa berikut nya yang dimana :
disebut juga satu siklus kerja PRT = 1/PRF ERP = Daya Radiasi Efektif Radar (watt)
Atau T = 1/PRF dan PT = Daya Efektif yang disalurkan ke
PRF = 1/T antena (watt)
Jadi untuk mencari T maka dapat GT = Gain antena transmitter.
diperoleh dengan menggunakan rumus : Kerapatan Daya atau Power
T = 1 / PRF Density didefinisikan sebagai daya yang
dimana nilai PRF adalah T = 1 dipancarkan oleh antena per unit daerah
= 1 / 400 = 2,5 ms (density) pada jarak (R) dari antena tersebut.
Jika pulsa yang dipancarkan memiliki Peak
ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
107

Power (PT) dan antena Omnidirectional ditembakkan ke target, hingga dengan


(isotropic) maka persamaannya adalah : menjumlahkan pulsa-pulsa tersebut gema
2
............................(4) yang diterima efektif lebih besar.
e. Daya Rata-rata
Daya rata-rata adalah daya yang
Dimana : diemisikan transmitter radar secara rata-
PD = Kerapatan Daya (watt/m2) rata sepanjang waktu. Untuk beberapa
Pt = Daya yang ditransmisikan (watt) kasus daya ini lebih penting daripada peak
R = Jarak dari transmitter ke objek (m) power untuk mendeteksi target.
f. Noise Figure (NF)
Prinsip antena radar yang ideal Noise Figure/ Noise factor diukur dari
adalah merupakan antena yang memiliki thermal noise yang dihasilkan pada
kecerahan pada suatu titik tertentu, sehingga receiver dibandingkan noise yang
daya yang diradiasikan akan maksimal. dihasilkan receiver yang sempurna pada
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka
antena radar merupakan antena directive suhu 29° K . Jika noise figure diperkecil
sehingga kerapatan dayanya dinyatakan maka Rmax akan semakin besar, jadi
dalam : receiver harus mempunyai NF sekecil
mungkin. Alat penentu nilai NF adalah
2
bagian RF Amplifier.
x G ................. (5) g. Luas Efektif Target
dimana : Luas Efektif Target adalah area target yang
G = Gain antena sepanjang arah objek. dapat memenuhi atau menghasilkan daya
b. Lebar Pulsa pantulan (gema) yang dapat dideteksi balik
Lebar pulsa merupakan panjang waktu oleh radar. Faktor- faktor seperti arah
daya iluminasi saat kondisi ON untuk tampilan, frekuensi radar, ukuran fisik,
setiap transmisi. Besar kecilnya pulsa dapat bentuk geometri objek, dan komposisi dari
mempengaruhi kerja suatu radar, terutama objek dapat mempengaruhi nilai nominal
dalam resulosi range target pada radar radar cross section dari target. Radar cross
tersebut. Jika radar pulsa sempit maka : section target diketahui tergantung ukuran
a. Radar akan mampu membedakan target.
beberapa target yang letaknya berdekatan
(High Resolution). h. Faktor - faktor lain.
b. Diperlukan receiver dengan Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
bandwith lebar untuk dapat menampung unjuk kerja radar adalah seperti redaman
semua harmonik pulsa tersebut atmosfir, temperatur, dan daerah dimana
c. Daya Pantulan radar dioperasikan (dataran atau
Daya pantulan yang diterima radar (Pr) pegunungan). Redaman atmosfir
berbanding terbalik dengan pangkat 4 disebabkan oleh adanya absorpsi oleh gas-
range radar (R). Jadi jika range radar gas diatmosfir dan penghamburan oleh
dinaikkan 2 kali, maka daya yang partikel di atmosfir.
dipancarkan radar (Pt) harus dinaikkan 16
kali. 2.2.5. Perbedaan Primary Surveillance Radar
d. Pulse Repetition Frequency (PSR) dan Secondary Surveillance Radar
Pulse Repetition Frequency merupakan (SSR)
sejumlah pulsa iluminasi yang Radar ada beberapa macam dan yang
ditransmisikan per detik. Nilainya tidak umum digunakan di Bandar Udara adalah
boleh kecil karena akan menyebabkan Primary Surveillance Radar dan Secondary
berkurangnya jumlah pulsa yang mengenai Surveillance Radar (SSR). Kedua jenis radar
target, akibatnya pulsa-pulsa pantulan akan baik PSR maupun SSR mempunyai cara
sulit dideteksi. Hal ini akan banyak kerja berbeda. Pada PSR sifatnya aktif dan
berpengaruh pada integration process, yaitu pesawat yang ditargetkan sifatnya pasif.
proses penjumlahan pulsa-pulsa yang Karena PSR hanya menerima pantulan
ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
108

gelombang radio dari refleksi pesawat 5. Diskriminasi jarak (Range descrimination)


tersebut (echo). Sedangkan pesawat itu Diskriminasi jarak adalah kemampuan radar
sendiri tidak "tahu-menahu" dengan kegiatan untuk membedakan jarak pemisahan sasaran
radar di bawah. Pada SSR, baik radar yang terletak pada baringan yang sama dan
maupun pesawat kedua-duanya aktif. Hal ini satu sama lain berdekatan.
dapat dilakukan karena pesawat terbang Kendala-kendala tersebut diatas pada
dilengkapi dengan transponder. Pesawat prinsipnya disebabkan oleh dua masalah
pesawat yang tidak dilengkapi transponder pokok, yaitu :
tidak akan dapat dilihat pada radar scope 1. Kesalahan pendeteksian oleh transponder
seperti identifikasi pesawat, ketinggiannya pesawat udara.
dan lain-lain. 2. Kesalahan data pada pulsa jawaban yang
diterima oleh stasiun radar.
2.5.2. Kendala saat pengoperasian
Secondary Surveillance Radar (SSR) 3. ANALISA SSR BANDARA SOETTA
Beberapa kendala yang mungkin
timbul pada pengoperasian radar sekunder Teknik penginderaan dengan
diantaranya : menggunakan sistem Secondary Surveillance
1. Garble Radar (SSR) adalah teknik surveillance yang
Garble dapat terjadi jika dua pesawat atau dikembangkan untuk mengatasi masalah
lebih berada berdekatan dan diadakan umum yang sering terjadi pada sistem
pemisahan (separation) oleh petugas ATC Primary Surveillance Radar (SSR).
sejauh 5 NM. Keadaan ini menyebabkan Masalah tersebut adalah :
munculnya simbol dan kode pesawat yang a. Tidak dapat memberikan data
tumpang tindih pada layar display. identitas secara langsung;
2. Capture effect b. Tidak terdapat indikator kondisi tertentu
Dapat terjadi karena transponder hanya seperti kondisi darurat, radio rusak dan
mampu memberikan jawaban bagi satu sejenisnya;
interrogation pada satu waktu yang tepat. c. Jangkauan radar ditentukan oleh kekuatan
3. Sinyal multipath pemancar;
Disebabkan banyaknya jalur yang dapat d. Sering kali menampilkan target palsu;
ditempuh oleh sinyal antara stasiun radar e. Pantulan (echo) ditentukan oleh posisi dan
dengan pesawat udara dan sebaliknya. Jalur konfigurasi pesawat udara;
utama sinyal adalah garis lurus atau yang f. Seluruh target diam dianggap sebagai clutter;
lebih dikenal dengan istilah line of sight. g. Prosedur identifikasi lebih rumit dan makan
Jalur lain/tambahan dapat timbul karena waktu;
adanya permukaan bumi seperti gedung- h. Tidak terdapat informasi ketinggian;
gedung tinggi, tiang antenna dan bangunan- i. Prosedur transfer rumit;
bangunan lain yang berdekatan letaknya j. Jauh lebih mahal dibanding SSR;
dengan stasiun radar. Sinyal pantulan ini k. Update rate lebih lama dibanding SSR yaitu
dapat memperlemah sinyal masukan bagi antara 4 sd 12 detik;
perangkat penerima.
4. FRUIT (False Replies from Pada Bab ini akan dihitung
Unsynchronised Interrogator Transmissions) parameter-parameter yang mempengaruhi
Dapat terjadi bila dua stasiun radar yang kinerja SSR berdasarkan dara SSR Thomson
letaknya berdekatan, misalnya A dan B saat RS - 770 yang dioperasi di Bandara
bersamaan memberikan interrogation kepada Soekarno-Hatta untuk melakukan fungsi
sebuah pesawat terbang yang sama. Maka surveillance antara lain :
akan terjadi kemungkinan jawaban yang a. Jarak jangkauan sinyal SSR;
seharusnya untuk stasiun A diterima oleh B, b. Waktu Interogasi (Interrogation Time)
atau sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena c. Daya Radiasi Efektif (Effective Radiated
jangkauan radar (coverage) dari kedua Power);
stasiun tersebut saling berpotongan (overlap) d. Kerapatan Daya (Power Density).

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
109

Sistem radar sekunder ranging time rumus untuk jarak maksimum SSR untuk
didefinisikan berbeda dengan pada radar mendeteksi pesawat terbang adalah
primer. Pada sistem radar primer ranging menggunakan persamaan (2.1) :
time didefinisikan sebagai waktu Untuk T = 2,5 mS
pengiriman sinyal ditambah waktu r=CT/2
penerimaan gema. Sedangkan pada sistem = 3.108 m/s x 2,5 . 10-3 s / 2
radar sekunder, ranging time dapat = 375 km
didefinisikan sebagai waktu interogasi dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa
ditambah waktu reply. Pada sistem radar kemampuan jangkauan maksimum dari
primer waktu pengiriman sinyal dengan sinyal SSR untuk mendeteksi pergerakan
waktu penerimaan dapat diasumsikan sama pesawat adalah sejauh 375 km.
besarnya, sedangkan pada sistem radar
sekunder waktu interogasi dan waktu b). Waktu Interogasi (Interrogation Time)
reply memiliki durasi waktu berbeda. 1). Range Minimum
Hal ini dipengaruh besarnya data yang Range minimum= 0,5 Nm
terkandung dalam sinyal interogasi dan 1 Nm= 1,852 Km
sinyal reply. Range Minimum= 0,5 x 1,852 Km = 926 m
a). Jarak jangkauan sinyal SSR
Dengan adanya target yang aktif dan Waktu Interogasi saat Range Minimum :
dengan frekuensi carrier yang berbeda T Interogasi =
seperti interrogator 1030 MHz dan
transponder 1090 MHz, maka pada SSR
kita akan dapat mendeteksi pesawat yang T Interogasi = 3,0867 ms
cukup jauh.
Jarak jangkau SSR kepesawat terbang 2). Range Maksimum
adalah 200 NM. Range Maksimum= 250 NM
Power yang diperlukan untuk pemancarnya 1 NM= 1,852 Km
adalah 2,5 Kwatt. Range Maksimum= 250 x 1, 852 Km
1 NM = 1.825 km = 463 Km
200 NM = 370 km Waktu Interogasi saat Range Maksimum :
Interval T pada interrogasi pada umumnya T Interogasi =
adalah kira-kira 2,5 mS, dimana untuk
jarak maksimum secara teoritis :
T Interogasi= 1,5433 ms
r=CT/2
dimana r = jarak maksimum
Hasil dari perhitungan diatas dapat dilihat
C = kecepatan cahaya 3. 108 m/s pengaruh range terhadap waktu interogasi
T = pulse repetition time (PRT)
bahwa makin jauh jarak objek terhadap
PRT yaitu selang waktu antara satu pulsa transmitter, maka makin besar pula waktu
dengan pulsa berikut nya yang disebut pula interogasi yang dibutuhkan. Besarnya
satu siklus kerja
waktu interogasi akan mempengaruhi
PRT = 1 / PRF
keakuratan pergerakan pesawat yang
atau
ditampilkan pada layar radar. Jadi apabila
T = 1 / PRF waktu interogasi kecil maka setiap
dan PRF = 1 / T pergerakan pesawat dapat dideteksi dengan
jadi, untuk mencari T dapat diperoleh
lebih cepat, sehingga akan memberikan
dengan menggunakan rumus :
gambaran yang lebih jelas tentang
T = 1 / PRF
pergerakan pesawat seperti yang
Dimana nilai dari PRF adalah 400 jadi : ditampilkan di layar radar. Namun jika
T = 1 / PRF
waktu interogasi semakin besar, maka
= 1 / 400
pergerakan pesawat yang ditampilkan pada
= 2,5 mS layar radar tidak terlalu akurat.
Maka dapat diperoleh hitungan secara
c). Pada sistem radar, daya yang diradiasikan
ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
110

oleh antena radar harus dapat fokus hanya PD =


pada objek yang dituju, sehingga daya x7
maksimum akan diradiasikan sepenuhnya
ke arah objek yang diinginkan. Selain itu PD=1,6249 mW/m2
keterarahan daya pancar pada suatu arah
tertenti akan menghindari adanya proses 2). Range Maksimum
pendeteksian objek yang tidak diinginkan, Range Maksimum= 250 NM
sehingga objek yang didapat pada display 1 NM= 1,852 Km
radar sesuai dengan kebutuhannya. Daya Range Maksimum= 250 x 1, 852 Km= 463
yang dapat diradiasikan secara efektif oleh Km
kombinasi transmitter / antena dalam arah Power Density saat Range Maksimum
main beam disebut Effective Radiated PD =
Power / ERP . Maka besarnya kerapatan x7
daya gain maksimum dapat dihitung
menggunakan persamaan (2.3) : PD= 0,0065 mW/ m2
- Karakteristik SSR Thomson RS - 770 :
PT = 2,5 kW = 2500 watt Seperti terlihat dari data-data perhitungan
GT = 7 dBi tersebut maka semakin jauh jarak suatu
ERP = 2500 x 7 objek dari transmitter radar akan
ERP = 17,5 kW menyebabkan kerapatan dayanya semakin
Besarnya daya yang diradiasikan secara mengecil. Hal ini disebabkan karena loss
tidak langsung akan mempengaruhi sistem yang terjadi pada medium propogasi yang
kerja radar. Hal in terutama berkaitan disebabkan oleh perubahan dengan luas
dengan bisa tidak nya transponder 2
memberikan sinyal jawaban. Karena sinyal medium dinyatakan dalam 4πR makin
dipropagasikan dalam line of sight membesar. Karena daya yang dipancarkan
sehingga dalam perjalanan gelombang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak,
dapat mengalami beberapa loss yang dapat dilihat bahwa kerapatan daya dengan
menyebabkan level daya menurun, daya transmisi tetap dan jarak yang terus
sehingga daya yang sampai tidak dapat meningkat, akan menyebabkan nilai
memenuhi syarat untuk memberitahukan nominalnya semakin mengecil. Saat
bahwa pesawat tersebut diberikan suatu keadaan pesawat semakin jauh maka
sinyal interogasi, hal tersebut berpengaruh kerapatan daya semakin berkurang.
kepada keakuratan terhadap deteksi
pesawat pada layar radar. Seharusnya 4. KESIMPULAN
secara teori, pesawat tersebut dapat
terdeteksi, namun karena pada prakteknya Berdasarkan hasil analisia data
daya yang ditransmisikan tidak tepat, maka yang telah dilakukan, maka dapat
hal tersebut diatas dapat terjadi. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
d). Selain daya radiasi efektif, 1. Secondary Surveillance Radar (SSR)
kerapatan daya antena juga dapat Thomson RS 770 digunakan untuk
mempengaruhi kinerja radar. Kerapatan memperkuat pelayanan Primary
daya (power density) dapat dihitung Surveillance Radar (PSR) karena
dengan persamaan (2.4) sehingga : jangkauan radar jauh lebih luas dari radar
- Karakteristik SSR Thomson RS - 770 primer (PSR) yang selama ini telah
PT = 2,5 kW = 2500 watt digunakan di Bandara Soekarno - Hatta.
GT = 7 dBi 2. Sistem surveillance pada SSR Merk
1). Range Minimum Thomson RS 770 masih terdapat
Range minimum= 0,5 Nm kekurangan karena kerapatan daya yang
1 Nm= 1,852 Km semakin kecil saat pesawat berada jauh
Range Minimum= 0,5 x 1,852 Km = 926 m dari transmitter interrogator menyebabkan
Power Density saat Range minimum : data ketinggian pesawat, kemungkinan
target palsu atau kesalahan deteksi kode
ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 5 No. 3 Juni 2017
111

SSR dll juga berpotensi mengalami Technologies (GMST), 1st - edition 1.0,
kesalahan deteksi. Montreal : ICAO Secretary General.
3. SSR Merk Thomson RS 770 mempunyai 3. Abdul Mueed, Radar Basics. Course
waktu interogasi saat range minimum Material for Deparmental Promotion
sebesar 3,0867 mikro detik dan waktu Examination (DPE).
interogasi 1,5433 mili detik pada saat 4. Marconi Wireless, Lesson SSR. (online).
range maksimum. (http://slideshare.net/yc2levgmail/lesson-
4. Dengan gain antena maksimum sebesar 7 ssr, diakses tgl 25 Januari 2017: 23.30
dBi, maka daya efektif yang dihasilkan WIB).
sebesar 17,5 kW. Kerapatan daya (power 5. William L. Melvin, James A. Scheeer,
density) pada saat range minimum adalah Principles of Modern Radar - Radar
1,6249 mW/m2 dan saat range maksimum Application.....
2 6. Doc. 8071 Vol. III, 1999, Manual on
Testing of Radio Navigation Aids, Testing
of Surveillance Radar System, 1st Edition,
5. DAFTAR PUSTAKA Montreal: ICAO Secretary General.
7. Aminarno Budi Pradana, 2014. Sistem
1. Abdullah Agus Ma'rufi dan Moch. Abdul Pengawasan Lalu Lintas Penerbangan
Azis, 2007. Peranan Radar Surveillance Sipil. Cetakan ke-1, PT. RajaGrafindo
(PSR/SSR) dalam Pelayanan Lalu Lintas di Persada, Jakarta.
Indonesia dan ADS-B sebagai Sistem 8. Mawaddah, 2010. Study tentang Secondary
Alternatif. Prosiding Seminar Radar Surveillance Radar (SSR) untuk
Nasional 2007. menentukan Berbagai Informasi Pesawat
2. Doc. GMST, September 2007, Guidance Terbang di PT. Angkasa Pura II. .......
Manterial on Comparison of Surveillance

ISSN : 2302-4712

Anda mungkin juga menyukai