Anda di halaman 1dari 3

Sistem Filosofis Hindu

Disampaikan dalam pelaksanan Widya Asrama

SMA Dharma Karya Universitas Terbuka

Tgl 25 s.d 27 April 2021

Oleh

IGN Alit Putra

Om Swastyastu,

Om Awignam Astu namo Sidham.

Agama Hindu adalah agama yang tertua di muka bumi ini, diperkirakan telah ada
sekitaran 2.500 tahun Sebelum Masehi. Hindu mengajarkan kepada umat manusia perbedaan
di alam ini sangat mendasar seperti agama, suku, ras, adat istiadat kebiasaan, kitab Sutasoma
menyebutkan “ Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” dan kalimat ini di ikatkan
pada lambang Garuda Pancasila yang kemudian ditulis Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda
namun tetap satu yang maksudnya Indonesia adalah Negara kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan atas Panca Sila dan UUD 1945. Agama yang ada di Indonesia adalah Islam, Hindu,
Kristen, Bhuda, Khong Fu Chu dan Katolik. Kedudukan agama ini sama di muka bumi Indonesia
sesuai dengan UUD 1945. Dengan demikian maka dalam ajaran Hindu sangat ditekankan bahwa
manusia di bumi sesungguhnya bersaudara, ajaran Hindu menyebutkan Wasudeva
Kuntubhakam.

Ajaran filosofis Hindu, dalam kitab Swastikarana menjelaskan Namaksara pada hal 3
menjelaskan tentang ajaran filsafat Hindu sbb:

Hindu memiliki Sembilan system pemikiran secara filosofis yang disebut dengan Nawa
Darsana. Secara garis besar Nawa Darsana dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Astika adalah aliran filosofis yang menerima otoritas Veda sebagai pustaka sucinya,
bagiannya antara lain, Nyaya,, Waisiseka, Yoga, Samkhya, Mimamsa dan Vedanta
sedangkan aliran filosofisyang kedua adalah
2. Nastika adalah system pemikiran yang tidak menerima otoritas Veda sebagai pustaka
sucinya, yaitu Bhuda, Carvaka dan Jaina

Diantara ke Sembilan aliran filosofis itu aliran Samkhya dan Yoga yang sangat berkembang di
Indoinesia, karena mampu menerima kebhinekaan umat hindu yang ada di Indonesia dengan
menetapkankan ajaran Lokal Genius yang artinya memanfaatkan kearipan lokal sebagai dasar di
dalam melaksanakan ibadahnya. Kata Samkhya berati pengetahuan yang benar dan atau
pemantulan. Sama dengan Samkhya mengandung pemahaman realis dan mengakui realitas
keberadaan duniaini.

Dalam pandangan Samkhya menjelaskan tentang asas dualistis yaitu :

1. Purusa adalah asas Roh/Atman/Kejiwaan


2. Prakirti adalah asas kebendaan.

Maka dari itu Hindu sangat percaya dengan adanya Atman/Roh/Jiwa dalam tubuh manusia,
tubuh adalah asas kebendaan yang terjadi dari untur material yang disebut dengan Panca Maha
Bhuta yaitu

1. Apah yaitu zat cair atau cairan yang ada di mackocosmos (alam ini) dan ada pula di
mikrokosmos atau tubuh manusia.
2. Unsur Purusa adalah unsur kejiwaan/roh/atman yang memberikan energy kehidupan
pada mahluk hidup.

Bersatunya badan kasar (prakirti) dan badan halus ini (purusa) ini menjadikan kehidupan itu
berjalan dengan sempurna. Dan aliran ini paling maju diatara aliran filsafat yang lainnya.
Kehidupan dan Reinkarnasi akan berjalan terus menerus sepanjang waktu. Karena unsur Purusa
dan Prakirti tidak terhitung jumlahnya.

Perputaran masa dijelaskan oleh kitab Bhagawadgita Adiaya II. 12 s.d. 20. Adiaya II ini terdiri
dari 72 sloka. Yang berjudul “ Atha Dvityo Dhyayah” Tentang amkya Yoga. Adiaya Sloka 13
menjelaskan,:” Sebagaimana Sang Roh di dalam badan ini mengalami perputaran dari masa
kanak kanak ke masa muda dan masa tua, seperti itulah badan lain didapatkan setelah
meninggal, orang orang bijaksana sama sekali tidak akan terbingungkan oleh hal ini.” Sloka 15
mrnjelaskan tentang.” Wahai arjuna yang terbaik di antara manusia mereka yang dapat
menerima sama antara suka dan duka, yang tabah dan tidak tergoyahkan oleh semua ini,
mereka sesungguhnya memenuhi persyaratan mencapai pembebasan dari kesengsaraan.”

Sloka 18 menjelaskan,” Dikatakan bahwa badan jasmani ini dapat dimusnahkan sedangkan ia
yang itinggal didalam badan adalah bersifat kekal. Ia tidak dapat diukur dan bersifat kekal
abadi. Oleh karena itu wahai putra Kunti keluarga Bharata bertempurlah.”

Sloka 20 menyatakan “Kapanpun Sang Atma ini tidak pernah dilakhirkan dan juga tidak pernah
mati. Dia tidak diciptakan, pada masa lampau, pada masa sekarang dan pada masa yang akan
datang dia tidak dapat dibunuh ketika badan terbunuh.”

Sloka 18 menyatakan bahwa raga/badan darui jiwa ini tidaklah langgeng, jiwa tidak
terhancurkan, tak terbatas, juga tidak berakhir.
Sebaiknya kalian baca sloka Adiaya (Bab II ini dari 1 s.d 72 terima kasih bila kalian
membacanya),kemudian kalian mencoba untuk dapat memberikan penjelasan singkat sesuai
dengan kemampuan kalian masing masing

Bersatrunya Purusa dan Prakirti akan melakhirkan Bhudi, Manah Ahamkara. Manah
melakhirkan Panca Bhudi Indriya dan panca Karmendriya. Bhudi dan Ahamkara melakhirkan
Panca Maha Bhuta dan panca Tan Matra. (lihat pembelajaran kelas X). Ajaran samkhya adalah
ajaran yang sangat teoritis.

Ajaran filosifis Yoga Darsana lebih kepada praktik yang merupakan satu kesatuan yang bersifat
holistik, dan kitab Bhagawadgita menjelaskan dengan melaksanakan salah satu diantaranya
akan memperoleh pahala dari keduanya.

Purusa dapat dipisahkan dari Prakirti melalui pengetahuan yang benar dalam kesadaran yang
penuh, pengetahuan tentan Purusa dan Prakirti sebagai asas segala sesuatu dalam kehidupan di
dunia. Oleh sebab itu manusia harus meninggalkan klesa ( hal yang bersifat buruk) . Manusia
berbuat atau berkarma, karma manusia yang tidak baik membuat manusia menjadi bodoh
(awidya). Tinggalkanlah perbuatan buruk, prasangka buruk, fitnah dan segala perbuatan yang
kurang baik dan benar. Hiduplah selalu dengan dasar Tri kaya Parisudha dan hukum Tatwam
Asi. Agar tercapai tujuan “Moksartham Jagathita ya ca itti Dharma”

Om Santi Santi Santi Om

Anda mungkin juga menyukai