Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK

BALITA DI KELURAHAN PERKAMIL KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO


TAHUN 2015
Suci Wahid*, Budi T. Ratag*, Nancy Malonda*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Diare merupakan suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi
lebih dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi selama ≥
14 hari. Menurut WHO (2013) penyakit diare adalah penyebab utama kedua kematian pada anak di bawah lima
tahun. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kota Manado, di Puskesmas Ranomuut yang menderita diare
berjumlah 305 kasus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara personal hygiene dengan
kejadian diare.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi
yaitu seluruh Anak Balita berusia 12-59 bulan yang berada di Kelurahan Perkamil yang berjumlah 398 balita.
Jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis bivariat variable menggunakan uji chi-
square dengan α=0,05 dan CI=95%.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan nilai probabilitas hubungan antara personal hygiene
dengan kejadian diare sebesar 0,017 (p=<0,05).
Ada Hubungan Antara Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Kelurahan Perkamil
Kecamatan Paal Dua Kota Manado Tahun 2015.

Kata kunci: personal hygiene, anak balita, diare

ABSTRACT
Diarrhea is a condition of defecation with soft to liquid consistency and frequency of more than three times a
day. Acute diarrhea lasts for 3-7 days, while persistent diarrhea occurs for ≥ 14 days. According to WHO (2013)
of diarrheal disease is the second leading cause of death in children under five years. Based on data from the
health department of Manado, at the health center suffering from diarrhea Ranomuut totaled 305 cases. The
purpose of this study was to analyze the relationship between personal hygiene and diarrhea case.
This research is an observational analytic research with cross sectional study. Childhood whole population is
aged 12-59 months who are in the Village Perkamil totaling 398 children. The total sample of 100 respondents
with a total sampling methods sampling. The research instrument used in this study is a questionnaire. Variables
bivariate analysis using the chi-square test with α=0.05 and CI=95%.
Results of bivariate analysis with chi-square test showed a probability value of the relationship between personal
hygiene and diarrhea case amounted to 0.017 (p =<0.05).
There Relationship Between Personal Hygiene In Genesis Diarrhea In Toddler Son In Sub Perkamil Paal Two
District of Manado City in 2015.

Keywords: Personal Hygiene, Child, Diarrhea


PENDAHULUAN penduduk, terjadi kenaikan dibandingkan tahun
Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat 2011 berjumlah 3.117 dengan angka kesakitan 7
yang penting karena masih tingginya angka per 1.000 penduduk (Mandasari, 2014).
morbiditas dan mortalitas. Menurut World Diare dapat berlangsung beberapa hari dan
Health Organisation (WHO, 2009) diare adalah dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan
suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.
konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi Sebagian besar orang yang meninggal akibat
lebih dari tiga kali sehari. Diare akut diare dikarenakan dehidrasi parah dan
berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare kehilangan cairan. Anak-anak yang kekurangan
persisten terjadi selama ≥ 14 hari (Rahmadhani, gizi atau memiliki gangguan kekebalan serta
dkk 2013). orang-orang yang mengidap HIV adalah yang
Berdasarkan data WHO (2011) diare paling beresiko untuk meninggal dunia akibat
menempati urutan kelima dalam 10 penyakit diare. Diare merupakan gejala dari infeksi di
penyebab kematian didunia (Fauziah, 2013). saluran usus yang dapat disebabkan oleh
Penyakit diare masih merupakan masalah berbagai organisme seperti bakteri, virus dan
kesehatan masyarakat di Negara berkembang parasit. Infeksi dapat ditularkan melalui
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan makanan yang terkontaminasi atau air minum,
mortalitasnya yang masih tinggi. Survei atau dari orang ke orang karena higiene yang
morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare buruk. Diare dapat dicegah antara lain dengan
Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 mengkonsumsi air minum yang aman,
terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun meningkatkan sanitasi dan mencuci tangan
2000 Incidence Rate (IR) penyakit Diare 301/ dengan sabun dapat mengurangi resiko penyakit
1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi diare (WHO, 2013).
374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi
423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi METODE PENELITIAN
411/1000 penduduk (Kemenkes RI, 2011). Penelitian ini adalah analitik observasional
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dengan desain penelitian studi potong lintang
tahun 2013 menyatakan periode prevalensi (cross sectional study). Penelitian ini
nasional diare adalah 3,5% dengan rentang dilaksanakan di kelurahan perkamil kecamatan
4,2%-18,9%. Menurut data Riskesdas tahun paal dua kota manado. Populasi dalam penelitian
2013, insiden diare pada balita di Sulawesi Utara ini adalah seluruh anak balita yang berusia 12-59
mencapai 4,2%. Di Kota Manado kasus penyakit bulan yang tinggal di kelurahan perkamil yaitu
diare dilaporkan pada tahun 2012 berjumlah sebanyak 398 balita. Sampel dalam penelitian ini
3.781 dengan angka kesakitan 9 per 1.000 sebanyak 100 responden yang ditentukan dengan
menggunakan rumus slovin. Pengambilan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa
sampel dilakukan dengan cara total sampling. kejadian diare dalam tiga bulan terakhir yaitu
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 41 (41,0%), sedangkan yang tidak
adalah kuesioner yang telah digunhakan dalam diare yaitu 59 (59,0%).
penelitian sebelumnya. Cara pengumpulan data
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
melalui tahapan persiapan dan tahap
personal hygiene
pelaksanaan kemudian melakukan wawancara
menggunakan kuesioner. Analisis hubungan Personal Hygiene n %
personal hygiene dengan kejadian diare
Tidak Baik 54 54,0
menggunakan uji statistic chi-square dengan
nilai α = 0,05 confidence interval (CI) = 95%. Baik 46 46,0
Jumlah 100 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

Hasil pengumpulan data mengenai karakteristik bahwa responden dengan personal hygiene yang

responden di Kelurahan Perkamil diketahui tidak baik sebanyak 54 (54,0%), sedangkan yang

bahwa paling banyak responden yang berumur baik sebanyak 46 (46,0%).

31-40 tahun (54,0%), sebagian besar responden


adalah ibu rumah tangga yaitu 66 orang (66,0%),
tingkat pendidikan responden sebagian besar
adalah SMA yaitu sebanyak 65 orang (65,0%)
sedangkan untuk jenis kelamin anak balita yang
paling banyak adalah perempuan yaitu 63 orang
(63,0%) dan untuk kelompok umur balita paling
banyak 44-59 bulan yaitu 38 anak balita
(38,0%).
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
kejadian diare

Kejadian Diare n %

Tidak Diare 59 59,0


Diare 41 41,0
Jumlah 100 100
Analisis Bivariat
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan hubungan antara personal hygiene dengan kejadian diare pada
anak balita

Kejadian Diare
Personal Hygiene Diare Tidak Diare Total p value
n % n % n %
Tidak Baik 28 51,9 26 48,1 54 54,0
Baik 13 28,3 33 71,7 46 46,0 0,017
Jumlah 59 41 100 100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan
personal hygiene yang tidak baik dan oleh Pattiwael (2015) yang menunjukkan adanya
menyebabkan diare sebanyak 28 (51,9%) dan hubungan antara personal hygiene dengan
personal hygiene yang baik tetapi masih diare kejadian diare pada anak balita dengan nilai p =
sebanyak 13 (28,3%), sedangkan Personal 0,002. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Hygiene yang tidak baik dan tidak menyebabkan oleh Mafazah (2013) yang menunjukkan
diare sebanyak 26 (48,1%) dan personal hygiene terdapat hubungan yang bermakna antara
yang baik dan tidak diare sebanyak 33 (71,7%). personal hygiene dengan kejadian diare dengan
Uji statistik menghasilkan nilai probabilitas (p nilai p value 0,001. Penelitian Maharani (2013)
value) 0,017 < 0,05( tingkat kesalahan) maka Ho di Kediri dengan menggunakan uji statistik
ditolak dan dapat dinyatakan bahwa faktor Spearman’s Rho dengan tingkat kemaknaan α <
personal hygiene berhubungan dengan kejadian 0,05 dan frekuensi kejadian diare dengan
diare pada balita di Kelurahan Perkamil. wawancara pada ibu. Hasil penelitian
menunjukkan p=0,000 dengan correlation
coefficient -0,882 yang berarti ada hubungan
Hubungan Antara Personal Hygiene dengan
antara Personal Hygiene dengan kejadian diare
Kejadian Diare Pada Anak Balita
pada balita. Penelitian lainnya yang dilakukan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
oleh Kamilla (2012) yang menunjukkan bahwa
Kelurahan Perkamil Kecamatan Paal Dua, hasil
sebagian besar responden mempunyai praktek
analisis bivariat pada hubungan antara personal
personal hygiene yang kurang dan hasil analisis
hygiene dengan kejadian diare pada anak balita
bivariat menunjukkan ada hubungan antara
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
praktek mencuci tangan dengan sabun sebelum
dengan nilai probabilitas 0,01 (p-value<0,05).
makan, praktek mencuci tangan dengan sabun
setelah BAB dan praktek mengelola makanan
dengan baik. Penelitian yang dilakukan oleh bertujuan untuk mencegah terjadinya diare pada
Melina (2014) di Palembang menunjukkan balita. Kebiasaan mencuci tangan dengan baik
adanya hubungan antara personal hygiene yang dan benar dapat menurunkan angka kejadian
meliputi kebiasaan mencuci tangan dan diare sebesar 47%. Selain itu peralatan makanan
kebiasaan mencuci peralatan makan. yang digunakan juga harus dicuci dengan air
Hygiene merupakan suatu tindakan yang mengalir dan menggunakan sabun.
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan Peralatan yang sudah dicuci harus disimpan di
seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik tempat yang bersih dan aman agar tidak
maupun psikis. Dalam kehidupan sehari-hari memungkinkan terjadinya pencemaran.
kebersihan merupakan hal yang sangat penting kebiasaan menutup makanan yang telah dimasak
dan harus diperhatikan karena kebersihan diri juga sangat penting agar makanan tersebut
akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, terhindar dari debu, serangga, dan lalat (Melina,
keamanan, dan kesejahteraan diri seseorang. 2014).
Hygiene seseorang di pengaruhi oleh faktor
pribadi, sosial, dan budaya jika sakit, biasanya KESIMPULAN
masalah kebersihan diri kurang di perhatikan. Hasil penelitian di Kelurahan Perkamil
Hal ini terjadi karena menganggap sepeleh Kecamatan Paal Dua tentang Hubungan antara
masalah kebersihan diri (Isro’in, 2012). Personal Hygiene dengan Kejadian Diare Pada
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan Anak Balita, maka dapat disimpulkan bahwa:
perorangan yang penting dalam penularan 1. Terdapat 41 (41,0%) anak balita yang
kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci mengalami diare sedangkan yang tidak
tangan menggunakan sabun terutama sesudah mengalami diare yaitu 59 (59,0%) anak
buang air besar, sesudah membuang tinja balita, balita.
sesudah buang air besar, sebelum menyiapkan 2. Terdapat 46 (46,0%) responden memiliki
makanan mempunyai dampak dalam diare personal hygiene yang baik dan sebanyak
(Mafazah, 2013). 54 (54,0%) responden memiliki personal
Kebiasaan mencuci tangan berpengaruh hygiene yang tidak baik.
terhadap terjadinya diare pada balita. Hal ini 3. Terdapat hubungan antara Personal
disebabkan karena balita sangat rentan terhadap Hygiene dengan Kejadian Diare Pada Anak
mikroorganisme dan berbagai agen infeksius. Balita di Kelurahan Perkamil Kecamatan
Segala aktifitas yang dilakukan balita masih Paal Dua.
dibantu oleh orangtua khususnya ibu sehingga
cuci tangan juga sangat diperlukan oleh ibu
sebelum dan sesudah kontak dengan balita yang
Isro’in, L., Andarmoyo S. 2012. Personal
SARAN
Hygiene: konsep, proses dan aplikasi
1. Bagi Puskesmas yang berada di daerah
dalam praktek keperawatan.
Kelurahan Perkamil yaitu Puskesmas
Ranomuut agar meningkatkan pengetahuan
Yogyakarta: Graha Ilmu.

warga mengenai diare melalui kegiatan


Kamila, L . 2012.Hubungan Praktek
penyuluhan.
Personal Hygiene Ibu dan Kondisi
2. Bagi ibu yang memiliki anak balita agar
Sanitasi Lingkungan Rumah dengan
memperhatikan kebersihan diri dalam
Kejadian Diare pada Balita di
mengasuh anak balita sehingga personal
Puskesmas Kampung Dalam
hygiene menjadi lebih baik agar dapat
mencegah terserang diare. Kecamatan Pontianak Timur.Jurnal
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan Kesehatan Lingkungan Indonesia 11 (
penelitian lebih lanjut dengan mengunakan 2) Diakses 2 november 2015
variabel-variabel yang lain yang http://ejournal.undip.ac.id/index.php/j
mempengaruhi kejadian diare pada balita. kli/article/view/5022

DAFTAR PUSTAKA Kementrian Kesehatan RI. 2011. Situasi


Anonim, 2013. Riset Kesehatan Dasar Diare di Indonesia tahun 2011.Pusat
tahun 2013. Badan Penelitian dan Data dan Informasi Kemenkes RI:
Pengembangan Kesehatan Kementrian Jakarta
Kesehatan RI: Jakarta
Mafazah, L. 2013. Ketersediaan Sarana
Fauzia.2013. Hubungan Faktor Individu dan Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu
Karakteristik Sanitasi Air dengan Dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan
Kejadian Diare Pada Balita Umur 10- Masyarakat, 8(2). (Online)
59 Bulan di Kelurahan Sumurbatu http://journal.unnes.ac.id/nju/index.ph
Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi p/kemas/article/download/2819/2875
Tahun 2013. Skripsi Fakultas (diakses tanggal 30 agustus 2015)
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan:
Jakarta (online) Maharani, D.2013. Personal Hygiene Ibu
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit Yang Kurang Berhubungan Dengan
stream/123456789/24281/1/Fauziah- Kejadian Diare Pada Balita Di Ruang
fkik.pdf Anak.Jurnal STIKES 6 (1) diakses
tanggal 2 november 2015 Pattiwael, H,W. 2015. Faktor-Faktor Yang
https://www.google.com/url?sa=t&rct Berhubungan Dengan Kejadian Diare
=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja
cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQ- Puskesmas Bahu Kota Manado Tahun
6vQ187JAhWTHI4KHbeOCVAQFgg 201. Jurnal media kesehatan 7(4),
lMAE&url=http%3A%2F%2Fpuslit2. (online)
petra.ac.id%2Fejournal%2Findex.php http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wp-
%2Fstikes%2Farticle%2Fview%2F18 content/uploads/2015/11/HENDRIK-
735%2F18531&usg=AFQjCNGc7gUt PATTIWAEL.pdf (diakses tanggal 15
GR6BO1_8I3qT0fpdoYKigQ november 2015)

Rahmadhani, E,P., Lubis, G., Edison. 2013.


Mandasari, K, E. 2014. Gambaran Kualitas
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
Mikrobiologis Air Sumur Gali Dan
dengan Angka Kejadian Diare Akut
Kejadian Diare Pada Keluarga
pada Bayi Usia 0-1 Tahun di
Pengguna Di Kelurahan Tuminting
Puskesmas Kuranji Kota Padang.
Lingkungan IV Kecamatan Tuminting
Jurnal Kesehatan Andalas, 2(2),
Kota Manado (online)
(online)
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
http://jurnal.fk.unand.ac.id(diakses
content/uploads/2015/02/Jurnal-kristi-
tanggal 1 agustus 2015)
Copy.pdf (diakses tanggal 30 agustus
2015) WHO. 2013. Penyakit Diare Online:
(http://www.who.int/mediacentre/facts
Melina, N. 2014. Hubungan Sanitasi
heets/fs330/en/index.html) diakses 16
Lingkungan Dan Personal Hygiene
Oktober 2015
Ibu Dengan Kejadian Diare Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
23 Ilir Kota Palembang Tahun 2014
(online)
http://www.akademik.unsri.ac.id/paper
12/download/paper/TA_10101001069.
pdf (diakses tanggal 14 januari 2016)

Anda mungkin juga menyukai