Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
S18190/S18D
WAHAM
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Waham adalah keyakinan yang keliru akan suatu pikiran yang
dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan
yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien. Waham merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran
yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan
2. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
waham yaitu hubungan permusuhan yang dialami klien, suasana sepi dan
kecemasan.
(SDKI, 2016)
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Subjektif
3) Merasa khawatir
b.Objektif
4) Curiga berlebih
6) Mudah tersinggung
(SDKI, 2016)
4. PATOFISIOLOGI
5. PENGOBATAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Keyakinan yang keliru tentang isi pikiran yang dipertahankan secara kuat atau
a. Diagnosa 1
(cukup menurun)
- Isi pikiran sesuai realita membaik dari skala 2 (cukup memburuk) menjadi
- Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan
b. Diagnosa 2
(cukup menurun)
(cukup menurun)
2)Tindakan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2008.
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika.
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
S18190/S18D
PERILAKU KEKERASAN
A. Konsep Penyakit
1.DEFINISI
Perilaku kekerasaan adalah tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikolog (Budi Ana Keliat, 2018)
Perilaku kekerasan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri maupun orang lain, sering disebut
juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap sesuatu
stresor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol(Yosep, 2010)
2.ETIOLOGI
Disebabkan adanya gangguan konsep diri : harga diri
rendah a Faktor Predisposisi
1) Psikologis
Kegagalan yang dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul
agresif atau amuk.
2) Perilaku
Reinforcemen yang diterima pada saat melakukan kekerasan sering
megobservasi kekerasan dirumh atau diluar rumah.
3) Sosial budaya
Budaya yang tertutup dan membalas secara diam dan control social yang tidak
pasti akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.
4) Bio Neurologis
Kerusakan sisem limbic, lobus ftontal, lobus temporal dan ketidak seimbangan
neuro transmitter.
b Faktor Presipitasi
1) Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri
2) Ekspresi dari tidak terpenuhi kebutuhan dasar dan kondisi social ekonomi
3) Kesulitan dalam mengonsumsi sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah
4) Adnya riwyat perilaku anti social dan kematian anggota keluarga
Akibat Terjadinya Masalah
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan – tindakan berbahaya bagi
dirinya, orang lain, dan lingkungan, misalnya menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dan lain – lain. Sehingga pasien dengan perilaku kekerasan
beresiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
(Keliat,2018)
3.MANIFESTASI KLINIS
Data Obyektif
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Suka berdebat
f. Sering memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang
Data subyektif
a. Mengeluh merasa terancam
b. Mengungkapkan perasaan tak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, sesak dan bingung
(Dermawan,2016)
4.PATOFISIOLOGI
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri /orang lain dan lingkungan
Perilakukekerasan:Amuk
Perilaku kekerasan:Amuk
(Nita,2017)
5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemindaian CT scan
b.MRI,untuk mendeteksi stroke serta kemungkinan adanya cedera
atau tumor di otak
(Mary,2018)
6.PENGOBATAN
a.Obat antipsikotik : atipikal ,obat ini menjadi pilihan yang penting dalam
penanganan perilaku kekerasan pada pasien
b.Obat antidepresan : dapat mengurangi ketakutan,iritabilitas,dan kecemasan
c.Terapi perilaku kognitif
(Dermawan.2016)
B. Asuhan Keperawatan
1.MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
a.Perilaku kekerasan
b.Risiko cedera
c.Harga diri rendah
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah
d.d perilaku agresif/amuk (D.0132)
Definisi : Kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak terkendali
secara verbal sampai dengan mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.
Tanda mayor :
(Subjektif) : -Mengancam
-Mengumpat dengan kata-kata kasar
-Suara keras
-Bicara ketus
(Objektif) : -Menyerang orang lain
-Melukai diri sendiri/orang lain
-Merusak lingkungan
-Perilaku agresif/amuk
Tanda Minor :
(Subjektif) : -
(Objektif): -Mata melotot atau pandangan tajam
-Tangan mengepal
-Rahang mengatup
-Wajah memerah
-Postur tubuh kaku
b..Risiko Cedera d.d perubahan fungsi kognitif (D.0136)
Definisi : Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan
seseorang tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
Faktor risiko :
(Eksternal) : - Terpapar pathogen
-Terpapar zat kimia toksik
-Terpapar agen nosocomial
(Internal) : - Ketidaknormalan profil darah
-Disfungsi autoimun
-Perubahan fungsi psikomotorik
-Perubahan fungsi kognitif
-Perubahan sensasi
c. Harga diri rendah kronis b.d kegagalan berulang d.d Menilai diri negative
(D.0086)
Definisi : Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan
klien seperti tidak berarti,tidak berharga,tidak berdaya yang berlangsung dalam
waktu lama dan terus menerus.
Tanda Mayor :
-Merasa malu/bersalah
-Berjalan menunduk
Tanda Minor
(Subyektif) : -Merasa sulit berkonsentrasi
-Sulit tidur
-Mengungkapkan keputusasaan
-Pasif
Direja, Ade Hermawan Surya. 2014. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Fitria, Nita. 2017. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat. B. A, 2018, Modul MPKP Jiwa UI, EGC, Jakarta.
Dermawan.2016. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Stuart,G.W and Sundeen SJ.2017.Principle and Practice of psyciatri, St.Louis,The CV.Mosby
Company
Yosep iyus.2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
LAPORAN PENDAHULUAN
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
S18190/S18D
A.Konsep Penyakit
1.DEFINISI
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. (Ade Herman, 2016)
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri
sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. (Nita Fitria, 2017)
2.ETIOLOGI
Menurut Yosep (2015) factor-faktor yang dapat mencetus perilaku-perilaku kekerasan
adalah :
a Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Sunden (2017) diagnostic >90% orang dewasa yang mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa yang
dapat membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan efektif, penyalah
gunaan zat dan skizofrenia
b Factor presipitas
Stuart (2017) menyebutkan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang memalukan
seperti masalah intrapersonal, dipermalukan didepan umum, kehilangan pekerjaan
atau ancaman pengurungan kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi
stress, dan perasaan marah/bermusuhan sehingga memberikan hukuman pada
dirisendiri dengan bentuk ancaman bunuh diri
3.MANIFESTASI KLINIS
(Dermawan.2014)
a.Subyektif
1.Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
2.Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
3.Mengungkapkan dirinya tidak berguna
b.Obyektif
1.Sedih
2.Marah
3.Putus asa
4.Tidak berdaya
4.PATOFISIOLOGI
Penyebab lain
1) Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
2) Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan
3) Tangisan untuk minta bantuan
4) Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih
baik.
Faktor predisposisi
b. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu Egoistik (orang yang
tidak terintegrasi pada kelompok sosial) , atruistik (Melakukan suicide untuk
kebaikan masyarakat ) dan anomik(suicide karena kesulitan dalam berhubungan
dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor ).
c. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan
hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.Sedangkan Menurut Stuart dan
Sundeen ( 2017 ), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1) Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
2) Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
3) Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko penting untuk perilaku destruktif.
4) Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku destruktif diri
Faktor Presipitasi
Pohon Masalah
5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemindaian CT scan
b.MRI,untuk mendeteksi stroke serta kemungkinan adanya cedera
atau tumor di otak
(Mary,2018)
6.PENGOBATAN
a.Psikoterapi : terapi perilaku kognitif akan melatih pasien dalam menangani stress yang
dapat memicu keinginan untuk bunuh diri
b.Pemberian obat golongan antipsikotik,seperti clozapine untuk menekan risiko
munculnya keinginan untuk bunuh diri
(Direja,2011)
B.Asuhan Keperawatan
1. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
a.Risiko bunuh diri
b.Risiko cedera
c.Harga diri rendah Kronis
d.Isolasi social
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.Risiko bunuh diri d.d masalah social (D.0135)
Definisi : Beresiko melakukan upaya menyakiti diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan
Faktor Risiko : -Gangguan perilaku (mis: euphoria mendadak setelah depresi,mencari
Senjata berbahaya,membeli obat dalam jumlah banyak)
-Demografi
-Gangguan fisik
-Masalah social (mis: berduka,tidak berdaya,putus asa,kesepian,
Kehilangan hubungan yang penting)
-Gangguan psikologis
b..Risiko Cedera d.d perubahan fungsi kognitif (D.0136)
Definisi : Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang
tidak lagi sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
Faktor risiko :
(Eksternal) : - Terpapar pathogen
-Terpapar zat kimia toksik
-Terpapar agen nosocomial
(Internal) : - Ketidaknormalan profil darah
-Disfungsi autoimun
-Perubahan fungsi psikomotorik
-Perubahan fungi kognitif
-Perubahan sensasi
c. Harga diri rendah kronis b.d kegagalan berulang d.d Menilai diri negative (D.0086)
Definisi : Evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien
seperti tidak berarti,tidak berharga,tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama
dan terus menerus.
Tanda Mayor :
-Merasa malu/bersalah
-Berjalan menunduk
Tanda Minor
-Sulit tidur
-Mengungkapkan keputusasaan
-Pasif
d.Isolasi social b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan d.d merasa
ingin sendirian (D.0121)
Tanda Minor
-Afek sedih
-Tidak bergairah/lesu
Direja, Ade Hermawan Surya. 2014. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Fitria, Nita. 2017. Prinsip Dasar dan dari Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika
Keliat. B. A, 2018, Modul MPKP Jiwa UI, EGC, Jakarta.
Yosep, Iyus.2018. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Stuart,G.W and Sundeen SJ.2017.Principle and Practice of psyciatri, St.Louis,The CV.Mosby
Company
LAPORAN PENDAHULUAN
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
S18190/S18D
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan diri (SDKI, 2016)
Defisit keperawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa merupakan defisit
perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.( Keliat dan Akemat,
2007)
2. ETIOLOGI
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak dapat melakukan perawatan diri
dirinya.
4) Social
(SDKI, 2016)
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Subjektif
b. Objektif
1) Badan bau
2) Pakean kotor
(SDKI, 2016)
kesehatan ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies,
panu, kurap) dan juga gangguan yang lain seperti gastritis kronis (karena kegagalan
dalam makan), penyebaran penyakit orofecal ( karena hiegene bab/bak sembarangan)
dan lain-lain.
POHON MASALAH
B. ASUHAN KEPERAWATAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu
a. Diagnosa 1
2) Intervensi Keperawatan
b. Diagnosa 2
2) Intervensi keperawatan
Townsend Marry C. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan Psikiatri Edisi
3. Jakarta: EGC