Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alex Bil Bar

Npm : 1810111217

Kelas : SA3
RESUME MASALAH PENELITIAN SERTA TINJAUAN TEORETIS & PENYUSUNAN
HIPOTESIS (KHUSUS PENDEKATAN KUANTITATIF)

2.1 Arti Pentingnya Masalah dan Klasifikasi serta Kriteria Masalah.


Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu,menghambat,
menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah :
a. Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :
- Ada/ tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan itu
- Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis
b. Managebility, yaitu Cukup dana, Cukup waktu, Cukup alat, Cukup bekal kemampuan teoritis,
dan cukup penguasaan metode yang diperlukan.

2.2 Sumber Masalah


Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :
a. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
b. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
c. Penyataan pemegang otoritas
d. Pengamatan sepintas
e. Pengalaman pribadi
f. Perasaan intuitif

2.3 Metoda Penemuan Masalah


Kegiatan untuk menemukan masalah penelitian biasanya didahului dengan melakukan survay ke
perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti, terutama yang
diduga mengandung permasalahan. Penemuan masalah penelitian dapat diperoleh dengan sendirinya atau
dicari secara mandiri oleh peneliti. Berdasarkan cara mendapatkan masalah penelitian, penemuan masalah
dibagi menjadi dua macam, yaitu (Muhammadi, 2004):

A. Penemuan Pasif adalah penelitian dengan temuan masalah yang telah ada atau penelitian yang
datang berdasarkan autoritas. Misalnya permintaan penelitian yang datang dari pimpinan suatu
lembaga penelitian atau penelitian pesanan dari suatu sponsor. Untuk hal semacam itu masalah
penelitian sudah ada dengan sendirinya, sehingga sebagai peneliti kita tinggal merumuskan
obyeknya dan meneruskan tahap-tahap penelitian selanjutnya.
B. Penemuan Aktif. Adalah penemuan masalah yang dieksplorasi secara mandiri oleh peneliti, dalam
menemukan fenomena-fenomena yang dianggap penting dan harus segera dipecahkan.
2.4 Perumusan Masalah
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian seperti
yang dikatakan oleh Hanafi (2007:31) yaitu sebagai berikut.
1. Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, misalnya dengan menggunakan kata
“apakah” atau “bagaimanakah”.
2. Rumusan masalah dapat diuji secara kuantitatif atau kualitatif.
3. Perumusan masalah hendaknya memberi petunjuk cara pemecahannya.
Sependapat dengan pendapat diatas,
Suryabrata (2006:17), tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun
dapat disarankan hal-hal berikut ini:
1. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya,
2. Rumusan itu hendaknya padat dan jelas,
3. Rumusan itu hendaklah memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpukan data
guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Perumusan masalah hendaknya :
- Dirumuskan dalam kalimat Tanya (?) yang padat dan jelas
- Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab pertanyaan
dalam rumusan tersebut

2.5 Kebutuhan akan Tinjauan Teoritis dan Kerangka Pemikiran


Menurut Rusidi (1993), Kerangka berfikir berarti menduduk-perkarakan masalah dalam kerangka
teoritis.
Kerangka Pemikiran adalah uraian tentang bagaimana peneliti mengalirkan jalan pikiran secara
logis dalam rangka memecahkan maslah yang telah dirumuskan.
Untuk menyusun kerangka pemikiran, perhatikan hal-hal berikut ini :
- Cari teori – teori, konsep – konsep dan generalisasi – generalisasi yang relevan untuk
dijadikan landasan teoritis dalam penelitian.
Dalam Kerangka pemikiran diuraikan polapikir peneliti,dalil-dalil, hukum-hukum, kaidah-kaidah
dan ketentuan-ketentuan dari kepustakaan, dan generalisasi-generalisasi dari hasil menurut jalan
pikiran peneliti, sehingga membentuk model alur berpikir. Sebaiknya, dalam kerangka pemikiran
ini ada suatu grand theory yang membantu menjawab permasalahan. Sumber bacaan dan hasil
penelitian yang dipilih harus mutakhir dan relevan.

2.6 Konsep dan Contruct


a. Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah khusus untuk menggambarkan secara
tepat tentang fenomena yang hendak ditelitinya. Hal ini yang disebut dengan konsep, yakni :
Istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan,
kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Melalui konsep peneliti
diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk
beberapa kejadian yang berkaitan antara satu dengan lainnya.
 Menurut Sofjan Effendi,dkk1989, Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu
fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian,keadaan,kelompok atau individu tertentu.
 Menurut Cooper dan Emory,1995, Konsep dapat diartikan sebagai : sejumlah pengertian
atau ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi,situasi, dan hal lain
yang sejenis. Konsep-konsep diciptakan dengan menggolongkan dan mengelompokan
obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Kita
mengabstraksikan pengertian-pengertian demikian dari kenyataan dan memakai kata-kata
sebagai label untuk menandai pengertian-pengertian tersebut
Peranan konsep dalam penelitian sangat besar, karena konsep menghubungkan dunia
teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas.

b. Contruct

 Menurut Cooper dan Emory 1995, Konstruk merupakan suatu pemikiran yang secara
khusus diciptakan bagi suatu penelitian dan atau untuk tujuan membangun teori.

 Konstruksi dibangun dengan cara mengkombinasikan konsep-konsep yang sederhana,


khususnya apabila pemikiran yang ingin dikomunikasikan tidak secara langsung dapat
diamati.

2.7 Penyusunan Hipotesis (khusus pendekatan kuantitatif )


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap maslah penelitian. Hipotesis diturunkan dari
kerangka pemikiran (yang memuat teori-teori,dalil-dalil,hukum-hukum,dan penemuan penemuan
terdahulu) yang harus diuji secara empiris
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis :
a. Menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih
b. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas,padat, dan spesifik.
c. Hipotesis harus dapat diuji.
Hipotesis pada Penelitian kuantitatif adalah hipotesis statistik, pengujiannya dilakukan dengan
statistik; diterima atau ditolak tergantung dari hasil perhitungan statistik; tidak dapat berubah setelah
ditetapkan awal, didasarkan atas teori yang kuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
dilakukan menggunakan angka sebagai alat untuk mengukur suatu objek penelitian tertentu,
penelitian kuantitatif ini menggunakan pola pikir deduktif yang mempelajari sebuah objek dengan
menggunakan konsep- konsep yang lebih khusus / terperinci.

Anda mungkin juga menyukai