Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alex Bil Bar

Npm : 1810111217

Kelas : SA3

RESUME PENELITIAN KUANTITATIF


Teknis Pengumpulan Data serta Populasi
dan Sampel
6.1 Sumber Data
sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian
menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden, yaitu orang yang meresponatau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan
Apabila penelitian menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang meresponatau menjawab pertanyaan peneliti,
baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak
atau proses tertentu. Contohnya penelitian yang mengamati tumbuhnya jagung, simber ddatanya
adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang
diperoleh. Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikassikan sebagai
berikut:
 Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut”Responden”, yaitu orang yang
memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh
peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan
skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi.
Karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi,
sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku
yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
 Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau
aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung.
Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check
terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.
 Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa
atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang
dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun
tempat maupun lingkungnnya.
 Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa
atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip
data base surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan
suatu peristiwa.

6.2 Metoda Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
 Metode Kuantitatif :
 Survey Kuesioner
Pengumpulan data dalam penelitian tentunya harus dilakukan secara ilmiah dan
sistematis. Peneliti melakukan survey dengan cara menyebar kuesioner atau
angket sebagai instrumen penelitian, kuesioner menjadi wadah yang efektif dan
efesien untuk mengumpulkan data yang akan diukur secara numerik.
 Dataset statistik
Menggunakan dataset statistik merupakan tipikal penelitian kuantitatif,
penggunaan dataset statistik ini merupakan pengunaan data yang sudah tersedia.
Dataset yang digunakan biasanya sudah dikumpulkan oleh pihak ke-3 yang
memiliki otoritas. Cara ini biasanya lebih cepat karena yang dibutuhkan peneliti
hanyalah mengakses dataset, tidak perlu menyebar kuesioner ke lapangan.
Misalnya, peneliti menggunakan dataset hasil survel lembaga lain, yang terkait
dengan permasalahan yang sedang diteliti.
 Wawancara
Metode ini biasanya digunakan dalam riset kuantitatif maupun kualitatif.
Wawancara merupakan proses pengumpulan data, menggunakan informan yang
menjawab pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan penelitian. Dalam riset
kuantitatif tipe wawancara yang digunakan dalam bentuk yang terstuktur.
 Observasi
Observasi yang dilakukan untuk bahan penelitian, harus dilakukan dengan
ketelitian dan kecermatan dalam rangka memperoleh data penelitian. Praktik
observasi melibatkan pengerahan beberapa indera peneliti, terutama penglihatan
dan pendengaran untuk menangkap fenomena di sekitar yang bisa dijadikan data.
 Metode Kualitatif :
 Teknik wawancara
Wawancara merupakan pembuktian terhadap informasi yang telah diperoleh.
Teknik yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam,
yang merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian.
Wawancara dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan mengajukan
pertanyaan yang telah disiapkan, dan memberikan pertanyaan lagi, ketika
informan memberikan jawaban. Tanya semua kepada informan, untuk memenuhi
kebutuhan data yang diperlukan.
 Observasi
Observasi merupakan proses peneliti dalam melihat situasi dalam melihat situasi
penelitian. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, pelaku,
kegiatan atau peristiwa, dan waktu.
 Teknik Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian,
berupa sumber tertulis, film, dan gambar. Dokumen tersebut akan memberikan
informasi bagi proses penelitian.
 Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan kebenaran data yang paling umum
digunakan. Cara ini dilakukan dengan pengumpulan data dari beragam sumber
yang berbeda, dengan menggunakan suatu metode yang sama. Peneliti
menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak.

6.3 Definisi Populasi dan Sampel


 Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang
karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan
dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst. (Djarwanto, 1994: 420).
Pengertian Populasi Menurut Ahli:
 Menurut Sudjana (2010: 6), Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
yang menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteritik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
mempelajari sifat-sifatnya.
 Menurut Widiyanto (2010: 5), Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan objek
atau objek yang akan digeneralisasikan dari hasil penelitian.
 Menurut Mulyatiningsih (2011: 19), Populasi ialah sekumpulan orang, hewan,
tumbuhan, atau benda yang memiliki karakteristik tertentu yang akan diteliti.
Populasi akan menjadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil penelitian.
 Menurut Howel (2011: 7), Populasi ialah sebagai kumpulan dan peristiwa dimana
anda tertarik dengan peristiwa tersebut.
 Menurut Morissan (2012: 19), Populasi ialah sebagai suatu kumpulan subjek,
variabel, konsep, atau fenomena. Kita dapat meneliti setiap anggota populasi untuk
mengetahui sifat populasi yang bersangkutan.
 Sampel disebut juga contoh. Berdasarkan pakar atau ahli, “sampel adalah sebagian dari
populasi yang karakteristiknya hendak diteliti” (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik,
yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat
representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
pengertian sampel menurut para ahli:
 Menurut Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta
karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Jika Populasi tersebut besar, sehingga
para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat
pada populasi tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya
seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan
sampel yang di ambil dari populasi itu. Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel
tersebut maka akan mendapatkan kesimoulan yang nantinya di berlakukan untuk
Populasi. Oleh karena itu sampel yang di dapatkan dari Populasi memang harus benar-
benar representatif (mewakili).
 Menurut Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang
akan diteliti. Jika penelitian yang di lakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan
bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.
 Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi
yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil
sampelnya tersebut.
6.4 Pengambilan Sampel Cara Probabilitas
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
 Simple random sampling
Teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.
Misalnya :
Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel
ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5%
sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya
diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
 Sampling Sistematis
Teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan
nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang
dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. Contohnya :
Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini
diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang
diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa
juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dst)
 Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya
memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin
(lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95.
Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang
masing-masing berjumlah :
Marketing         : 15
Produksi           : 75
Penjualan        : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut
ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x
jumlah sampel yang ditentukan
Marketing         : 15 / 125 x 95             = 11,4 dibulatkan 11
Produksi           : 75 / 125 x 95             = 57
Penjualan        : 35 / 125 x 95             = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95 sampel.
 Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal
heterogenitas populasi. Namun, ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan
pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional
pembagiannya. Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang
berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya
sangat tidak seimbang yaitu :
SMP     : 100 orang
SMA     : 700 orang
DIII     : 180 orang
S1          : 10 orang
S2          : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil
dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan
sebagai sampel
 Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat
luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang
tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka
wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah
sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan
teknik proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja
berbeda.

6.5 Pengambilan Sampel Cara Non Probabilitas


Non Probability artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang
sama sebagai sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam Non Probability ini antara lain :
 Sampling Kuota
Teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri
tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan
mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-
masing 10 siswa per sekolah.
 Sampling Insidential,
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang
kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan
karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.
Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel
ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut,
maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di
atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.
 Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar
daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin
yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan
olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap
memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian
kualitatif.
 Sampling Jenuh,
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika
populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya
total sampling.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena
jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.
 Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian
terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level Marketing). Misalnya akan
dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula
adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel
atau responden teruuus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh
atas permasalahan yang diteliti.Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

6.6 Penentuan Ukuran Sampel


Beberapa pendapat ahli mengenai ukuran sampel penelitian
1. Ukuran sampel dengan teori slovin (1960)
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel
menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini ternyata sampai
saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi perdebatan mengenai
tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan
Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia
mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut:

 Rumus slovin :
[alert-note] n=N1+Ne2[/alert-note]
n= besar sampel yang
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi
e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Contoh penentuan ukuran sampel dengan rumus slovin:
Misalkan satu populasi berukuran Rp1.000 elemen/anggota, akan dilakukan
survei dengan mengambil beberapa sampel menggunakan rumus slovin. Mata
perhitungan sederhana dalam menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut
Diketahui:
N= 1,000 orang
e= dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05
Maka :
n=1.0001+1000×0.052=285.714≈286
n ≈ 286
Karena sampel harus berupa angka bulat dan orang, maka dilakukan pembulatan
mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka dibulatkan ke atas
dan sebaliknya.

2. Ukuran sampel penelitian penurut Gay, LR dan Diehl, PL (1992)


Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian “Research
Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel penelitian haruslah
sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin
besar sampel yang diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter populasi
serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang akan
diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap.

3. Ukuran Sampel Penelitian Menurut Wiratna Sujarweni (2008).


Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi
adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri. Sujarweni juga menambahkan jika ukuran
suatu populasi sangat besar maka penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel.
Penentuan ukuran sampel boleh menggunakan rumus slovin.

4. Ukuran sampel penelitian menurut Jacob Cohen (dalam Suharsimi Arikunto, 2010:179)
 Formula sampel Jacob Cohen:
[alert-note]N=LF²+u+1[/alert-note] Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0

5. Ukuran Sampel Penelitian berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac dan Michael)


Menentukan ukuran  sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael sedikit lebih
mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel
ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi
dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

6. Menentukan ukuran sampel dengan formula Cochran, W. G. (1977)


Cochran, W. G. (1977), dalam bukunya berjudul “Sampling techniques” edisi ke 3
menjelaskan suatu formula sampling yang dapat anda jadikan referensi. Cochran membagi 2
teknik menentukan sampel berdasarkan data populasi yang bersifat kontinu dan bersifat
kategori.

 Formula Cochran untuk data kategori


[alert-note]n=z2(p)(q)e2[/alert-note]
Dimana:
n = ukuran sampel yang akan kita cari
z = nilai tabel z ( tabel distribusi normal) pada tingkat kepercayaan tertentu.
p = proporsi kategori dari total seluruh kategori. Nilainya berupa nilai desimal
antara 0-1, misal 0.5, 0.2, dst.
q = proporsi kategori lain selain p yang juga dituliskan sebagai (1-p)
e = margin error
Contoh :
Sebagai contoh, katakan kita ingin mengevaluasi program penyuluhan yang
mengajak petani untuk menggunakan metode baru. Anggaplah populasinya besar
tetapi kita tidak tahu persentase dari penerimaan metode baru tersebut. Oleh
karena itu, kita berasumsi tingkat penerimaannya 50:50 atau p = 0,5. Selanjutnya
kita pilih α = 0,05 dan keakuratan 5% . Jumlah sampel yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
n=z2pqe2=(1,96)2(0,5)(0,5)(0,05)2=385 petani.

 Formula Cochran untuk data kontinyu


[alert-note]n=z2s2e2[/alert-note] dimana,
n = ukuran sampel yang akan dicari
z = nilai z berdasarkan pada alpha tertentu, lihat tabel z
s = standard deviasi dari populasi, dan
e = margin error

7. Menentukan ukuran sampel penelitian dengan Formula Lemeshow Untuk Populasi tidak
diketahui
Formula Limeshow ini memang mirip dengan formula penentuan sampel kategori Cochran.
[alert-note]n=z2P(1−P)d2[/alert-note]
Dimana:
n = jumlah sampel yang dicari
z =  nilai tabel normal dengan alpha tertentu
p =  fokus kasus
d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum digunakan dalam
penelitian-penelitian.

Anda mungkin juga menyukai