Mata Ajar:
(KDP)
Disusun Oleh:
2021
KONSEP TEORI
1. Definisi
Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan harus dipandang secara holistik yang mencakup
empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikososial, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga
diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat lebih memberikan kekuatan,
harapan, dorongan, hiburan, dukungan dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukkan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).
Reseptor nyeri adalah organ yang berfungsi untuk menerima rangsangannyeri. Organ
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syarafbebas dalam kulit yang
berespon hanya terhadap sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuatyang secara potensial merusak. Reseptor nyeri
disebut juga nosireceptor, secaraanatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien
da nada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireceptor
dapat dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus),somatic
dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,
nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.Nosireceptor kutaneus berasal dari
kulit dan subkutan nyeri berasal dari kulit dan subkutan biasanya mudah untuk dialokasi
da didefinisikan.
3.Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) Etiologi Gangguan Rasa
Aman adalah:.
1) Gejala penyakit
2) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidakadekuatan sumber daya
4) Kurangnya privasi
5) Gangguan stimulus lingkungan
6) Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)
Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
Data subjektif:
1) mengeluh tidak nyaman
Data objektif:
1) gelisah
Data subjektif:
1) mengeluh sulit tidur
4) merasa gatal
5) mengeluh mual
6) mengeluh lelah
Data objektif:
1) menujukan gejala stres
2) tamapak merintih atau menangis
5) iritabilitas
1. Pengkajian
a. identitas klien
meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan identitas penanggung
jawab.
b. keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien
g. pola nutrisi/metabolisme
mengkaji diet khsusus yang diterapkan pasien, perubahan BB, dan gambaran diet
pasien dalam sehari untuk mengetahui adanya konsumsi makanan yang mengganggu
eliminasi urin atau fekal
h. pola eliminasi
kaji kebiasaan defekasi dan/atau berkemih serta masalah yang dialami. Ada atau
tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, retensi, dan gangguan lainnya. Kaji
penggunaan alat bantu.
pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang disebabkan oleh kondisi
kesehatan tertentu atau penggunaan alat bantu yang mempengaruhi kebiasaan
eliminasi pasien.
keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada masalah, dan penggunaan obat
untuk menghilangkan stres.
o. pola keyakinan-nilai
p. pemeriksaan fisik
3.Intervensi
6. sumber pustaka
Ackly, B.J.,Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F(2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-
Baseed Guideto Planning Care.11 th Ed. St. Louis: Elsevier.
Kasiati&Rosmalawati (2016).Kebutuhandasarmanusia I. Kemenkes.
Mata Ajar:
(KDP)
Disusun Oleh:
2021
DATA PENGKAJIAN
1. Biodata pasien
Nama : An.H
Umur : 5 Tahun 3 bulan 15 hari
Jenis kelamin : laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk : 09-04-2021
Tanggal pengkajian : 22-04-2021
No. RM : C81XXX
Diagnosa medis : malignant neoplasma overlapping peripheral nerve
Penjamian : JKN PBI
Nama Ruangan : ANAK LT DASAR
Kode ruangan : C11
2. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan anak nyeri pada perut hilang timbul
-2 minggu yang lalu klien dibawa ke RSUP Dr KARIADI dengan keluahan nyeri pada perut dan di
rawat Ruang anak lt Dasar,
-Anak tampak meringis menahan nyeri,di sebabkan adanya benjolan didaerah perut, nyeri
dirasakan seperti tertusuk di bagian perut, dengan skala 3wong baker, nyeri dirasakan hilang
timbul,abdomen tampak membesar, hasil MSCT abdomen :gambaran neuroblastoma stageIV, INSS
stage, overdistensi vesika urinaria pelebaran ureter dan pelvis renalis kanan kiri, TTV: suhu=36,5'c,
nadi=96x/m, rr=26x/m, TD=110/80 mmHG, terpasang infus perifer(500ml DS1/2=12 tpm ),
DO :
- Anak tampak meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri 3(wong baker)
- Abdomen tampak membesar
- teraphy
morfin 10 mg/ml(i.v) =
0,17mg/jam
parasetamol 10mg/ml(inf)
= 250mg/6jam
alopurinol tab 100mg =
100mg/24jam
metilprednisolon serbuk inj
125 mg= 125mg/24jam
- Hasil pemeriksaan penunjang
hasil MSCT abdomen :
gambaran neuroblastoma
stageIV, INSS stage,
overdistensi vesika urinaria
pelebaran ureter dan pelvis
renalis kanan kiri
Diagnosa keperawatan
(D.0078) nyeri kronis b.d kerusakan sistem saraf d.d hasil MSCT abdomen :gambaran
neuroblastoma stageIV, INSS stage, overdistensi vesika urinaria pelebaran ureter dan pelvis
renalis kanan kiri
Intervensi
19.00
fasilitasi istirahat dan DS : -
tidur
kolaborasi pemberian DS : -
analgetik
P : Lanjutkan intervensi
1) Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan tidur
terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan
abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang
berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami kesulitan
tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur non retoratif
(Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan
untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur
karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk
tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur,
dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur berjalan,
mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol), badan
goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyata yang
terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan.
Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum
bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung
dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur apnea
yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling umum adalah
apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15%
dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering terjadi juga pada wanita
menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez, dan Olson, 2006). OSA
terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami
relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi
aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik
(Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena
dada dan perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan
suara mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau
seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai
penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun
bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM
Latihan
Obat & Lingkungan
Stress / kelelahan
Substansi Gaya tidak nyaman
emosional
hidu
Mengubah Mengurangi
pola tidur Rutinitas & Kecemasan Sulit tidur
kenyamanan
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi tidur
perubahan Sering
Gangguan tidur jadwal tidur terbangun
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi
Gangguan
Gangguan Tidur
Lemah & letih proses tidur
Butuh lebih Tidak dapat tidur
Tidak dapat tidur Perbaikan pola
banyak tidur dalam periode
dengan kualitas baik tidur
panjang