Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS

GANGGUAN RASA KENYAMANAN

Mata Ajar:

Keperawatan Dasar Profesi

(KDP)

Disusun Oleh:

I KETUT KARYADI (G3A020164)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
KONSEP TEORI
1. Definisi

Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan harus dipandang secara holistik yang mencakup
empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikososial, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga
diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).

Dalam meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat lebih memberikan kekuatan,
harapan, dorongan, hiburan, dukungan dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan
hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan
kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukkan dengan timbulnya
gejala dan tanda pada pasien (Wahyudi & Abd.Wahid, 2016).

2.Anatomi dan fisiologi

Reseptor nyeri adalah organ yang berfungsi untuk menerima rangsangannyeri. Organ
tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syarafbebas dalam kulit yang
berespon hanya terhadap sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuatyang secara potensial merusak. Reseptor nyeri
disebut juga nosireceptor, secaraanatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien
da nada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireceptor
dapat dikelompokan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus),somatic
dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah,
nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.Nosireceptor kutaneus berasal dari
kulit dan subkutan nyeri berasal dari kulit dan subkutan biasanya mudah untuk dialokasi
da didefinisikan.
3.Etiologi

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) Etiologi Gangguan Rasa
Aman adalah:.

1) Gejala penyakit
2) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidakadekuatan sumber daya
4) Kurangnya privasi
5) Gangguan stimulus lingkungan
6) Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)

4.Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

a. Gejala dan tanda mayor:

Data subjektif:
1) mengeluh tidak nyaman

Data objektif:
1) gelisah

b. Gejala dan tanda minor

Data subjektif:
1) mengeluh sulit tidur

2) tidak mampu rileks

3) mengeluh kedinginan atau kepasan

4) merasa gatal

5) mengeluh mual

6) mengeluh lelah

Data objektif:
1) menujukan gejala stres
2) tamapak merintih atau menangis

3) pola eliminasi berubah

4) postur tubuh berubah

5) iritabilitas

5.konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. identitas klien

meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan identitas penanggung
jawab.

b. keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien

c. riwayat kesehatan sekarang

kaji status kesehatan pasien saat dilakukannya pengkajian.

d. riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir)

riwayat kesehatan dahulu terutama yang berkaitan dengan gangguan pemenuhan


kebutuhan eliminasi urin dan fekal. Ataupun riwayat dirawat di rumah sakit atau
pembedahan.

e. riwayat kesehatan keluarga

mengkaji riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah ada penyakit


keturunan di keluarga pasien
f. pola persepsi dan penanganan kesehatan

kaji persepsi pasien terhadap penyakitnya, dan penggunaan tembakau, alkohol,


alergi, dan obat-obatan yang dikonsumsi secara bebas atau resep dokter

g. pola nutrisi/metabolisme

mengkaji diet khsusus yang diterapkan pasien, perubahan BB, dan gambaran diet
pasien dalam sehari untuk mengetahui adanya konsumsi makanan yang mengganggu
eliminasi urin atau fekal

h. pola eliminasi

kaji kebiasaan defekasi dan/atau berkemih serta masalah yang dialami. Ada atau
tidaknya konstipasi, diare, inkontinensia, retensi, dan gangguan lainnya. Kaji
penggunaan alat bantu.

i. pola aktivitas/ olahraga

pola aktivitas terkait dengan ketidakmampuan pasien yang disebabkan oleh kondisi
kesehatan tertentu atau penggunaan alat bantu yang mempengaruhi kebiasaan
eliminasi pasien.

j. pola istirahat tidur

kebiasaan tidur pasien dan masalah yang dialami

k. pola kognitif – perseptif

kaji status mental pasien, kemampuan bicara, ansietas, ketidaknyamanan,


pendengaran dan penglihatan.

l. pola peran hubungan

kaji pekerjaan pasien, sistem pendukung, ada/tidaknya masalah keluarga berkenaan


dengan masalah di rumah sakit.
m. pola seksualitas/ reproduksi

kaji adanya masalah seksualitas pasien.

n. pola koping – toleransi stres

keadaan emosi pasien, hal yang dilakukan jika ada masalah, dan penggunaan obat
untuk menghilangkan stres.

o. pola keyakinan-nilai

agama yang dianut pasien dan pengaruhnya terhadap kehidupan.

p. pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara lengkap

2.diagnosa yang mungkin muncul

-ganguan rasa nyaman


-nyeri akut
-nyeri kronis

3.Intervensi

No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D.0074) ganguan rasa nyaman (L.08064) Status Intervensi utama :
kenyamanan (I.09326) Terapi Relaksasi
Definisi : keseluruhan Definisi :
rasa nayaman dan Menggunakan teknik
aman secara fisik peregangan untuk
Setelah dilakukan mengurangin tanda dan
asuahan keperawatan 1 gejala ketidaknyamana
x 24 jam, diaharapkan seperti nyeri, ketegangan
gangguan rasa otot, dan kecemasan
nayaman dapat Tindakan :
membaik dengan KH : Observasi
 Keluhan rasa  indetifikasi teknik
nyamna relaksasi yang
menurun(5) efektif digunakan
 gelisah  identifikasi kesedian
menurun(5) , kemampuan
Terapeutik
 ciptakan lingkungan
yang tenang
 gunakan suara yang
lembut, dengan
irama lamban dan
berirama
Edukasi
 jelaskan tujuan dan
mamfaat
 anjurkan
pengambilan posisi
yang nyaman
 anjurkan sering
mengulangin atau
melatih teknik yang
di pilih
 demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi

(D.0077) nyeri akut


2 (L.08066) Tingkat nyeri. Intervensi utama :
setelah di berikan menejemen nyeri
asuhan keperawatan Observasi
1x4 jam dihaharapkan  indentifikasi lokasi ,
tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
dengan frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : entesitas nyeri
 indentifikasi skala
1 = meningkat
nyeri
5 = menurun Terapeutik
 berikan tehnik
 keluhan nyeri
nonfarmakologi
(5) untuk mengurangi
 gelisah (5) rasa nyeri
 kesulitan tidur  fasilitasi istirahat
(5) dan tidur
Edukasi
1 = memburuk
 jelaskan penyebab,
5 = membaik periode, dan pemicu
nyeri
 frekuensi nadi  anjurkan
(5) menggunakan
 pola napas (5) analgetik secara
tepat
Kolaborasi
kolaborasi
pemberian
analgetik

(D.0078) nyeri ktonis


3 (L.08066) Tingkat nyeri.
Intervensi utama :
setelah di berikan
menejemen nyeri
asuhan keperawatan
Observasi
1x4 jam dihaharapkan
 indentifikasi lokasi ,
tingkat nyeri menurun
karakteristik, durasi,
dengan
frekuensi, kualitas,
kriteria hasil :
entesitas nyeri
 indentifikasi skala
1 = meningkat
nyeri
5 = menurun
Terapeutik
 berikan tehnik
 keluhan nyeri
nonfarmakologi
(5)
untuk mengurangi
 gelisah (5)
rasa nyeri
 kesulitan tidur
 fasilitasi istirahat
(5)
dan tidur
Edukasi
1 = memburuk
 jelaskan penyebab,
5 = membaik
periode, dan pemicu
nyeri
 frekuensi nadi
 anjurkan
(5)
menggunakan
 pola napas (5)
analgetik secara
tepat
Kolaborasi
kolaborasi
pemberian
analgetik

6. sumber pustaka

Ackly, B.J.,Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F(2017). Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-
Baseed Guideto Planning Care.11 th Ed. St. Louis: Elsevier.
Kasiati&Rosmalawati (2016).Kebutuhandasarmanusia I. Kemenkes.

SDKI. 2016.standar diagnose keperawatan Indonesia. Jakarta. PPNI.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS

GANGGUAN RASA KENYAMANAN

Mata Ajar:

Keperawatan Dasar Profesi

(KDP)

Disusun Oleh:

I KETUT KARYADI (G3A020164)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
DATA PENGKAJIAN

1. Biodata pasien

Nama : An.H
Umur : 5 Tahun 3 bulan 15 hari
Jenis kelamin : laki-laki
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk : 09-04-2021
Tanggal pengkajian : 22-04-2021
No. RM : C81XXX
Diagnosa medis : malignant neoplasma overlapping peripheral nerve
Penjamian : JKN PBI
Nama Ruangan : ANAK LT DASAR
Kode ruangan : C11

2. Keluhan Utama

Orang tua klien mengatakan anak nyeri pada perut hilang timbul

3. Riwayat penyakit sekarang

-2 minggu yang lalu klien dibawa ke RSUP Dr KARIADI dengan keluahan nyeri pada perut dan di
rawat Ruang anak lt Dasar,

-Anak tampak meringis menahan nyeri,di sebabkan adanya benjolan didaerah perut, nyeri
dirasakan seperti tertusuk di bagian perut, dengan skala 3wong baker, nyeri dirasakan hilang
timbul,abdomen tampak membesar, hasil MSCT abdomen :gambaran neuroblastoma stageIV, INSS
stage, overdistensi vesika urinaria pelebaran ureter dan pelvis renalis kanan kiri, TTV: suhu=36,5'c,
nadi=96x/m, rr=26x/m, TD=110/80 mmHG, terpasang infus perifer(500ml DS1/2=12 tpm ),

morfin 10 mg/ml(i.v) = 0,17mg/jam

parasetamol 10mg/ml(inf) = 250mg/6jam

alopurinol tab 100mg = 100mg/24jam

metilprednisolon serbuk inj 125 mg= 125mg/24jam


4. Data Fokus

DATA (DS&DO) PROBLEM ETIOLOGI


DS : (D.0078) Nyeri kronis Kerusakan sistem saraf
- Orang tua klien mengatakan anak
nyeri pada perut hilang timbul
-P : ibu klien mengatakan ada
benjolan didaerah peut
-Q :nyeri dirasakan seperti ditusuk
tusuk
-R : nyeri dirasaan di daerah perut
-S : skala nyeri 3 wong baker
-T : nyeri dirasakan hilang timbul

DO :
- Anak tampak meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri 3(wong baker)
- Abdomen tampak membesar
- teraphy
 morfin 10 mg/ml(i.v) =
0,17mg/jam
 parasetamol 10mg/ml(inf)
= 250mg/6jam
 alopurinol tab 100mg =
100mg/24jam
 metilprednisolon serbuk inj
125 mg= 125mg/24jam
- Hasil pemeriksaan penunjang
 hasil MSCT abdomen :
gambaran neuroblastoma
stageIV, INSS stage,
overdistensi vesika urinaria
pelebaran ureter dan pelvis
renalis kanan kiri

Diagnosa keperawatan

(D.0078) nyeri kronis b.d kerusakan sistem saraf d.d hasil MSCT abdomen :gambaran
neuroblastoma stageIV, INSS stage, overdistensi vesika urinaria pelebaran ureter dan pelvis
renalis kanan kiri
Intervensi

DIagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi


(SDKI) (SIKI)
(D.0078) nyeri kronis (L.08066) Tingkat nyeri. Intervensi utama : menejemen
b.d kerusakan sistem setelah di berikan asuhan nyeri
saraf d.d hasil MSCT keperawatan 1x4 jam Observasi
abdomen :gambaran dihaharapkan tingkat nyeri  indentifikasi lokasi ,
neuroblastoma stageIV , menurun dengan karakteristik, durasi,
INSS stage, overdistensi kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
vesika urinaria entesitas nyeri
pelebaran ureter dan  keluhan nyeri (5)  indentifikasi skala nyeri
pelvis renalis kanan kiri  gelisah (5) Terapeutik
 kesulitan tidur (5)  berikan tehnik
 frekuensi nadi (5) nonfarmakologi untuk
 pola napas (5) mengurangi rasa nyeri
Ket:  fasilitasi istirahat dan
1= meningkat/ memburuk tidur
2= cukup meningkat/menburuk Edukasi
3= sedang  jelaskan penyebab,
4= cukup menurun/membaik periode, dan pemicu
5= menurun/membaik nyeri
Kolaborasi
Ket skala nyeri  kolaborasi pemberian
1= meningkat/ memburuk(skala analgetik
5)
2= cukup
meningkat/menburuk(skala4)
3= sedang(skala 3)
4= cukup
menurun/membaik(skala2)
5= menurun/membaik(skala0-1)
Implementasi

No Tgl/jam Tindakan Respon KLIEN


Kamis, 22 april  mengindentifikasi lokasi , DS :
2021 / 16.00 karakteristik, durasi, Orang tua klien mengatakan anak nyeri
frekuensi, kualitas, bagian perut hilang, nyeri seperti tertusuk
entesitas nyeri yang dirasakan hilang timbul,

DO : skala nyeri 3 wong baker

 teknik DS : -klien bersdia menkitutin


17.00 nonfarmakologi( teknik
relaksasi nafas dalam )

DO : klien tampak koperaktif

19.00
 fasilitasi istirahat dan DS : -
tidur

DO : Klien tidur dengan nyaman

 kolaborasi pemberian DS : -
analgetik

DO : skala nyeri menurun dari 3 ke 2


wongbaker
Evaluasi

No Waktu/tgl EVALUASI Paraf


dx
Kamis , 22 S : orang tua klien mengatakan nyeri berkurang
april 2021 jam
18.30 O : skala nyeri 2 wong baker
terpasang drip morfin
suhu tubuh 36,7'c
HR 97 x/m I KK
RR 27x/m

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1) Gangguan Tidur
Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan tidur
terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan
abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang
berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami kesulitan
tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur non retoratif
(Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia adalah kesulitan
untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah kesulitan untuk tetap tertidur
karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah bangun terlalu dini dan sulit untuk
tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur,
dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur berjalan,
mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol), badan
goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada
siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti nyata yang
terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari kenyataan.
Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara sesaat sebelum
bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan Fromberz, 2005).
e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur
Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui hidung
dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis tidur apnea
yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling umum adalah
apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA mempengaruhi 10-15%
dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering terjadi juga pada wanita
menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez, dan Olson, 2006). OSA
terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan mengalami
relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, mengurangi
aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya (apnea) selama 30 detik
(Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih mencoba untuk bernapas karena
dada dan perut terus bergerak, sehingga sering menghasilkan dengkuran keras dan
suara mendengus atau mendengkur. Ketika pernapasan menjadi sebagian atau
seluruhnya berkurang, setiap gerakan diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai
penyumbatan terbuka. Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun
bila disertai apnea maka bisa menjadi masalah.
f. Mengigau

Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM

Latihan
Obat & Lingkungan
Stress / kelelahan
Substansi Gaya tidak nyaman
emosional
hidu
Mengubah Mengurangi
pola tidur Rutinitas & Kecemasan Sulit tidur
kenyamanan
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi tidur
perubahan Sering
Gangguan tidur jadwal tidur terbangun
Keinginan
menanti tidur
Penyakit infeksi

Gangguan
Gangguan Tidur
Lemah & letih proses tidur
Butuh lebih Tidak dapat tidur
Tidak dapat tidur Perbaikan pola
banyak tidur dalam periode
dengan kualitas baik tidur
panjang

Akibat factor Kesiapan


Akibat factor Deprivasi
internal meningkatkan
eksternal tidur
tidur
Gangguan pola Insomnia
tidur

Anda mungkin juga menyukai