Anda di halaman 1dari 3

Saat berbaring di tempat tidur, Yuki tidak bisa mengalihkan pikirannya dari jenderal.

Dia
memiliki keyakinan yang sangat kuat bahwa sang jenderal adalah ayah kandungnya. Yuki itu
bingung tentang apa yang harus dilakukan. Dia selalu menantikan untuk bertemu dengan ayah
kandungnya. Di sisi lain, dia telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melupakan sosok
"ayah" dalam hidupnya selamanya. Keadaan bertambah buruk karena dia juga merasa kasihan
pada pemilik penginapan. Putra pemilik penginapan yang telah melarikan diri diyakini sedang
berlatih di suatu tempat, mempersiapkan diri untuk perekrutan jenderal. Prajurit itu juga ingin
melakukan sesuatu untuk membantu pemilik penginapan itu. Dia menghabiskan beberapa hari
menderita karena situasi ini.

YUKi : “argghh,apa yang telah aku pikirkan? Mengapa pikiran ku menjadi rumit seperti ini,ayo yuki
kau tidak bisa seperti ini,bagaimana jika.. bagaimana jika ternyata dia bukan lah ayahmu..
bagaimana jika.. bagaimana jika selama ini aku salah.. argghh”

yuki membanyangkan bagaimana jika dia melihat jendral tapi ternyata dia bukanlah ayah yuki.

YUKI : “tapi perasaan ini.. perasaan ku tidak pernah salah,tapi.. bagaimana? Bagaimana aku bisa
yakin bahwa dia adalah ayahku.. bagaimana?..”
pikiran yuki di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sampai saat ini belum terjawab,ntah apa
yang membuat yuki begitu yakin dan ntah apa yang membuat yuki ragu,mungkin disisi lain yuki
tidak akan bisa menerima bahwa pikiran dan perasaan yang selama ini dia rasakan salah,karena di
sisi lain yuki sangat yakin bahwa dia adalah ayahnya.

YUKI : “Hiaaghh” (meninju kayu berlatih pedang dan apalah terserah)

YUKI” apa aku harus mengikuti perekrutan prajurit itu yaa. Sepertinya aku memang harus mengikuti
nya. Aku harus pergi ke kota dan memastikannya sambal berlatih”

mengikuti perekrutan menjadi prajurit jenderal karena itu adalah satu-satunya cara agar yuki dapat
menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dalam hatinya selama ini,dengan begitu
dia bisa bertemu dan melihat jendral secara langsung.

YUKI : “sepertinya aku memang ditakdirkan untuk mengikuti perekrutan itu,apapun yang terjadi aku
akan siap menerima konsekuensi nya,semua ini aku harus segera menyelesaikan nya”

YUKI : “hari ini aku akan berlatih lagi,aku harus berlatih agar menjadi prajurit jendral”

NONAME : “hei yuki” pemilik penginapan menegor yuki Ketika yuki hendak pergi berlatih .
“beberapa hari ini ku lihat kau selalu berlatih dengan keras,apa kau juga ingin melarikan diri
mengikuti perekrutan di kota?

YUKI : “aku tidak akan melarikan diri,tetapi memang benar aku akan mengikuti perekrutan itu,aku
tidak akan melarikan diri seperti anak paman. Semoga paman memberi restu dan aku juga ingin
meminta doa pada paman,aku berjanji akan membalas kebaikan yang telah paman berikan selama
ini Ketika aku sudah sukses menjadi prajurit jendral”

NO NAME : “lalu bagaimana dengan penginapanmu? Kau akan pergi bukan?”

YUKI : “sepertinya aku tidak akan memperpanjang penginapanku paman,aku harus pergi ke kota”

NO NAME : “baiklah,jika seperti itu keinginanmu,pesanku hanya satu jadilah prajurit yang hebat dan
jadilah prajurit yang berjiwa besar,tentunya prajurit dengan hati yang mulia,aku yakin kelak kau
akan menjadi prajurit yang seperti itu yuki. Doaku selalu menyertaimu,oh ya,jika suatu hari kau
bertemu dengan anak ku,tolong sampaikanlah salam ku untuknya. Tidak ada restu yang lebih baik
dari restu seorang ayah”

YUKI : “baik paman,akan kusampaikan jika aku bertemu dgn nya”

Mendengar kata kata dari paman tersebut yuki jadi teringat tentang sesuatu,pikiran yang
terus menggerayangi kepala yuki tentang jendral,tentang ayahnya. Dalam hati yuki berkata “paman
benar. Tidak ada restu yang lebih baik dari restu seorang ayah”

YUKI :( bergeas tidur sambal melamun ) “besok adalah hari dimana aku harus pergi ke kota,untuk
mendaftarkan diri mengikuti perekrutan prajurit,apa pilihan ku ini tepat” (yuki bergumam) lalu yuka
menguapp dan tidur

Jendral (dalam mimpi) : “aku merindukan putraku,apakah dia sudah tumbuh menjadi pria yang
Tangguh sekarang..”

YUKI : “hahh hah hahh “ (napas terengah-engah) mimpi apaa ituu yang mendatangikuu,hah hah
(masih terengah engah) aku harus bergegas mata hari sudah terbit” yuki buru-buru bersiap dan
mengambil kudanya lalu pergi

YUKI : “hiakk” sambal mencambuk kudanya

YUKI : “apa benar ini istana tempat dimana pendaftaran prajurit?” (tanya yuki kepada salah satu
penjaga istana)

Penjaga istana : “iya betul,apa kau ingin mendaftar?”

YUKI : “iya aku ingin mendaftar”

Penjaga istana : “baiklah ayo ikuti aku”

YUKI : “dimana para pendaftar lain nya?”

Penjaga istana : “mereka sudah di dalam mari ku antar”

YUKI : “baiklah terima kasih,istana ini megah dan besar jika aku sendirian dantidak ada yang
mengantar ku mungkin aku bisa tersesat”

Penjaga istana : “haha (sambal tertawa kecil) sepertinya kau bukan orang kota,dari mana asalmu?
Aku yakin pasti dari sebuah desa di ujung istana ini,kau terlihat asing di pandangan ku”

YUKI : “aku belum pernah kesini sebelumnya,akupun juga tidak tau seperti apa istana ini
sebelumnya,bagaimana kau bisa tau? Ya memang aku dari sebuah desana disana (sambal
menunjuk) “

Penjaga istana : “apa tujuan mu mendaftar menjadi prajurit?”

YUKI : “aku masih belum yakin,tetapi kupastikan aku akan menjadi prajurit yang hebat”

Penjaga : “jangan sombong dulu,sainganmu banyak,kita lihat saja nanti”

YUKI : “baiklah,siapa takut”

Setelah sampai di depan gerbang yuki masuk…

Penjaga : “ayo masuklahh”

YUKI : “dimana aku harus berkumpul”


Penjaga : “aku harus Kembali ke depan,kau lanjutkan saja ke dalam,kau akan tau dengan
sendirinya,prajurit.. (sambil tersenyum)”

YUKI : “baiklah terimakasih prajurit (sambal terenyum)”

Yuki sesekali melongok kekanan,kekiri,ketas dan kekanan lagi lalu kekiri lagi seperti seseorang yang
linglung. Dia tidak pernah pernah pergi ke istana awalnya dia tidak pernah percaya bahwa dia akan
mengikuti perekrutan ini. Jadi,wajar saja,yuki tidak pernah bermimpi untuk bisa pergi ke
istana,namun sekarang,yuki berada di istana yang megah.

YUKI : “tempat ini luas sekali,seumur hidup aku baru pertama kali mendatangi tempat ini,semoga
aku bisa menjadi prajurit hebat” yuki bertekad sekali,yuki selalu memiliki keyakinan dankpercayaan
diri. Dia tidak pernah menyerah dengan mimpi-mimpinya,dia tidak akan pernah menyerah untuk
bertekad.

Prajurit bersorak : “semua nya beri hormat pada jendral”

Serempak semua menundukkan kepala

Jendral : “terima kasih atas semangat kalian yang membara,ku harap diantara kalian akan terpilih
prajurit hebat yang akan menjadi asisten ku nanti” (sambil tersenyum dengan wibawa)

Di sana, Yuki itu bisa melihat wajah sang jenderal untuk pertama kalinya. Dia yakin bahwa
sang jenderal adalah ayah kandungnya. Wajah sang jenderal memiliki bekas luka, mirip dengan
yang digambarkan oleh ibu Yuki itu.

Yuki merebahkan tubuhnya diatas kasur, masih berpikir tentang apa yang dijelaskan oleh
pemilik penginapan tentang sang jendral.

Yuki : Ini bukanlah sebuah kebetulan biasa. Tidak banyak orang yang memiliki bekas luka
yang kentara di wajahnya. Pasti jendral itu adalah ayah kandung ku. Aku harus memastikannya
sendiri dengan melihat secara langsung bagaimana rupa sang jendral.

Yuki terdiam sejenak ketika ia teringat bahwa dirinya telah berjanji bahwa ia akan
melupakan sesosok ayah dalam hidupnya selamanya, namun ia kasihan kepada pemilik penginapan
yang dimana anaknya kabur demi menjadi anak buah sang jendral dan Yuki ingin sekali membantu
pemilik penginapan ini.

Yuki : Sebenarnya tidak ada alasan yang kuat untuk bertemu dengan sang jendral.
Bagaimana kalau dia bukan ayahku? bukan kah itu hanya sia-sia saja? (terdiam sesaat) Tapi
bagaimana kabar si anak penginapan ini? bagaimaan kalau dia terluka atau bahakan meninggal?
kasihan sekali pemilik penginapan ini jika kehilangan anak satu-satunya yang mereka sayangi.

Yuki sedikit ragu akan pilihannya. Semua kejadian berat yang telah menimpanya sehari itu
membuatnya sedikit pusing.

Yuki : Sebaiknya aku beristirahat terlebih dahulu. Mungkin esok hari aku bisa memikirkan hal
ini dengan kepala yang jernih.

Anda mungkin juga menyukai