Anda di halaman 1dari 3

Sifat Reaksi 

Kimia Asam Amino dan Aplikasi Teori


Reaksi Asam Amino
a. Keamfoteran asam amino Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil
(berupaasam karboksilat) sekaligus zat ini dapat dianggap sebagai asam danbasa (walaupun
pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus- R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik, gugus amina padaasam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi,
-NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negative (terdeprotonasi,
-COO).Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam aminonya.Dalamkeadaan
demikian, asam amino tersebut dikatakan berbentuk zwitter ion. Zwitter ion dapat diekstrak
dari larutan asam amino sebagai strukturKristal putih yang bertitik lebur tinggi arena sifat
dipolarnya. Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada
pH netralmaupun pH fisiologis yang dekat netral (Fessenden, 1986).

(Fessenden, 1986).

Titik isolisktrik adalah pH dimana ion dipolar secara listrik netral dantidak bermigrasi ke
anoda maupun katoda.Titik isolistrik bergantung padakeasaman atau kebasaan suatu
rantai samping.Titik isolistrik dapat ditentukan dengan elektroforesis yaitu suatu proses untuk
mengukur migrasi ion dalam suatu medan listrik. Proses ini dilakukan dengan menaruh
larutan asam amino berair pada suatu absorben antara sepasang elektroda. Dalam sel ini anion
bermigrasi kearah elektroda positif dan kation ke arah elektroda negatif. Jika asam amino
netral dilarutkan dalam air biasa akan terjadi migrasi netto ion asamamino ke arah elektroda
positif (Fessenden, 1986)..

 Asam amino asam mempunyai gugus karboksil kedua yang bereaksidengan air membentuk


suatu ion negatif.Diperlukan konsentrasi H+  yang tinggi untuk memungkinkan asam amino
asam sampai ke titik isolistrik.Titik isolistrik asam amino asam adalah berkisar
pH=3. Asam amino basa mempunyai gugus amino kedua yang bereaksi dengan air
membentuk suatu ion positif.Diperlukan ion-ion hidroksida untuk menetralkan asam amino
basa dan samapai titik isolistrik.Untukasam amino basa isolistriknya terletak di atas pH 7
(Fessenden, 1986).
b. Asilasi asam amino
Gugus amino dari suatu asam amino dapat dengan mudah diasilasidengan suatu halida asam
ataupun dengan anhidrida asam untukmenghasilkan amida.Karena nitrogen amida tidak
bersifat basa, suatuasam amino terasilasi tidak membentuk ion dipolar.Karena alasan ini,asam
amino terasilasi menunjukkan sifat-sifat fisis yang khas darisenyawa organi bukannya sifat
fisis dari garam-garam.Dalam sintesispeptide (protein kecil) gugus N-asil digunakan sebagai
suatu gugusblockade (Fessenden, 1986).

(Fessenden, 1986).

c. Reaksi dengan Ninhidrin Asam
asam amino bereaksi dengan ninhidrin untuk membentukproduk yang disebut Ungu
Ruheman. Reaksi itu biasa digunakan sebagaiuji bercak untuk mendeteksi hadirnya asam-
asam amino pada kertaskromatografi. Karena reaksi itu kuantitatif, reaksi itu digunakan
sebagaipenganalisis asam amino yang diotomasi, instrument-instrumen yang menetapkan
presentasi asam-asam amino yang ada dalam suatu contoh (Fessenden, 1986).

(Fessenden, 1986).
DAFTAR PUSTAKA

Morisson and Boyd. Kimia Organik edisi ke-7.


Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, “ Organic Chemistry,” Third Edition,
University Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia 94002,Massachuset,
USA

Anda mungkin juga menyukai