Anda di halaman 1dari 8

ciitha's blog

telusuri

OCT

ORGANISASI NON PROFIT

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan
mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan
menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang
mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi. Babyak bentuk organisasi dalam kalangan
masyarakat, Salah satunya adalah organisasi nirlaba (non profit). Organisasi nirlaba adalah organisasi
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik public untuk suatu
tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba
(moneter). Organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, dema public, rumah sakit dan
klinik public, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi
sukarelawan, serikat buruh. Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber
daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut. (IAI,2004:45.1) Organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau
kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan tadi, dalam pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada
pemupukan laba atau kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Organisasi non profit
merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era
reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga
nirlaba.

B.Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatn makalah ini untuk member referensi kepada pembaca untuk
membimbing menjadi pemimpin suatu organisasi serta membantu mengambil keputusan yang baik
juga memecahkan masalah yang sering terjadi dalam suatu organisasi.

C.Sasaran Pembelajaran
Menjelaskan istilah organisasi nirlaba, mengerti ciri-ciri organisasi nirlaba, pelatihan keuangan untuk
pengelola keuangan organisasi keluarga, organisasi nirlaba di bebagai Negara, keadaan organisasi
nirlaba di Indonesia dan menyebutkan contoh-contoh organisasi nirlaba.

BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Organisasi Nirlaba (Non Profit)

Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau
perihal didalam menarik perhatian public untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada
perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja,
sekolah negeri, derma politik, rumah sakit dan klinik public, organisasi politis, bantuan masyarakat
dalam hal perundang-undangan, asosiasi professional, institute riset, museum, dan beberapa para
petugas pemerintah.

Perbedaan organisasi nirlaba dengann organisasi laba

Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi laba, diantaranya sbb:

Organisasi laba:

• Pemilik jelas memperoleh untung dari hasil organisasinya

• Sumber pendanaan jelas, yakni dari keuntungan usahanya.

• Penyebaran tanggung jawab jelas, siapa yang menjadi dewan komisaris yang kemudian memilih
direktur pelaksana.

Organisasi nirlaba:
• Pemilik tidak jelas

• Membutuhkan sumber pendanaan

• Tidak mudah dilakukannya penyebaran tanggung jawab, karena dewan komisaris bukan pemilik.

Organisasi nirlabamembutuhkan pengelolaan yang berbeda dengan organisasi profit dan


pemerintahan. Pengelolaan organisasi nirlaba dan criteria-kriteria pencapaian kinerja organisasi
tidak berdasar pada pertimbangan ekonomi semata, tetapi sejauhmana masyarakat yang dilayaninya
diberdayakan sesuai dengan konteks hidup potensi-potensi kemanusiaannya. Sifat social dan
kemanusiaan sejati merupakan ciri khas pelayanan organisasi-organisasi nirlaba. Manusia menjadi
pusat sekaligus agen perubahan dan pembaruan masyarakat untuk mengurangi kemiskinan,
menciptakan kesejahteraan, kesetaraan gender, keadilan, dan kedamaian, bebas dari konflik dan
kekerasan. Kesalahan dan kurang pengetahuan dalam mengelola organisasi nirlaba, justru akan
menjebak masyarakat hidup dalam kemiskinan, ketidakberdayaan, ketidaksetaraan gender, konflik
dan kekerasan social. Pengelolaan organisasi nirlaba, membutuhkan kepedulian dan integritas
pribadi dan organisasi sebagai agen perubahan masyarakat, serta pemahaman yang komprehensif
dengan memaduka pengalaman-pengalaman konkrit dan teori manajemen yang handal dan unggul
sebagai hasil proses pembelajaran bersama masyarakat.

Dalam konteks pembangunan organisasi nirlaba yang unggul, berkelanjutan, dan memberikan
energy perubahan dan pembaruan bagi masyarakat, Bernardine R. Wirjana, professional dalam
bidang pemberdayaan masyarakat, yang selama dua dasawarsa menjadi pelaku manajemen
organisasi nirlaba, mengabdikan proses pembelajaran atas pengalaman-pengalaman dan teori-teori
manajemen terkini dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

Ciri-ciri Organisasi Nirlaba

Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali
atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

Menghasilkan barang dan jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atas pemilik entitas
tersebut.

Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam
organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak
mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran
entitas.

Pelatihan Keuangan untuk Pengelola Keuangan Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba di Indonesia saat ini masih cenderung menekankan pada prioritas kualitas
program dan tidak terlalu memperhatikan pentingnya system pengelolaan keuangan. Padahal
system pengelolaan keuangan yang baik diyakini merupakan salah satu indicator utama akuntabilitas
dan transparasi sebuah lembaga. Pengetahuan dari staff keuangan mengenai pengelolaan keuangan
organisasi nirlaba masih sangat minimal. Padahal untuk membangun system pengelolaan keuangan
yang handal dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang cukup.

Penabulu menghadirkan pelatihan keuangan yang bertujuan untuk miningkatkan transparansi dan
akuntabilitas keuangan organisasi nirlaba melalui penguatan kapasitas dalam bidang pengelolaan
keuangan.

Peserta pelatihan memahami system pengendalian internal sebagai bagian dari usaha meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja lembaga, peserta dapat melakukan administrasi keuangan organisasi
nirlaba dan membuat laporan keuangan organisasi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 45.

Pajak bagi organisasi nirlaba

Banyak yang bertanya,apakah organisasi nirlaba yang mana mereka tidak mengambil keuntungan
dari apapun, akan dikenakan pajak? Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba
merupakan subyek pajak. Artinya seluruh kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali.
Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.

Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan social bukan bergerak mencari laba, sehingga
pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di
banyak Negara, organisasi nirlaba boleh melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan
demikian mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis pajak lainnya.

Organisasi nirlaba di beberapa Negara

• Indonesia

Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat, terutama di bidang keagamaan serta
advokasi. Selain itu, di bidang pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh
internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.

• Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di AS telah sangat jauh lebih maju di banding Indonesia, terutama
dalam bidang keagamaan. Amandemen pertama AS menjamin kebebasan beragama bagi
masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja, tunduk kepada lebih sedikit
system pelaporan pemerintah pusat disbanding dengan banyak organisasi lain. Dalam hal
perpajakan, organisasi nirlaba relijius di AS juga di kecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun
peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non relijius. • Kanada Di kanada organisasi
nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus di catatkan si dalam agen pendapatan kanada.
(Canada revenue agency)

• Kerajaan inggris

Di inggris dan wales, organisasi nirlaba yang mengambil format derma biasanya harus dicatatkan di
dalam komisi pengawasan derma. Di skotlandia, kantor pengatur derma skotlandia juga melayani
fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di AS seperti serikat buruh, biasanya tunduk
kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu dihormati sebagaimana hanya derma dalam hal
pengertian teknis.

Keadaan organisasi nirlaba di Indonesia

Menurut Wikipedia Indonesia, organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok
untuk mendukung satu isu atau perihal didalam menarik perhatian public untuk suatu tujuan yang
tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba. Karakter dan
tujuan dari organisasi non profit menjadi jelas terlihat ketika dibandingkan dengan organisasi profit.
Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada individu atas komunitas,
sedangkan organisasi profit sesuai dengan namanya bertujuan untuk mencari keuntungan.
Organisasi non profit menjadikan sumber daya manusia sebagai asset yang paling berharga, karena
semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh, dan untuk manusia.

Organisasi profit memiliki kepentingan yang besar terhadap berkembangnya organisasi nirlaba. Dari
organisasi inilah sumber daya manusia yang handal terlahir. Memiliki daya saing yang tinggi, aspek
kepemimpinan serta sigap menanggapi perubahan. Hampir diseluruh dunia ini organisasi nirlaba
merupakan agen perubahan terhadap tatanan hidup suatu komunitas yang lebih baik. Daya jelajah
mereka menyentuh pelosok dunia yang bahkan tidak bias terlayani oleh organisasi pemerintah. Kita
telah saksikan sendiri, bagaimana efektifnya daya jelajah organisasi nirlaba ketika terjadi bencana
alam tsunami di Aceh, ratusan organisasi nirlaba dari seluruh dunia seakan berlomba membuat
prestasi terhadap proyek kemanusiaan bagi masyarakat Aceh. Organisasi profit juga mendapatkan
keuntungan langsung dengan majunya komunitas, mereka mendapatkan market yang terus
bertumbuh karena daya beli komunitas yang kian hari kian berkembang atas pembinaan organisasi
nirlaba.

Di Indonesia, sebagian besar organisasi non profit dalam keadaan lesu darah. Mereka sesuai dengan
namanya kebanyakan miskin dana. Perbedaan mencolok terlihat dengan organisasi non profityang
memiliki induk di luar negeri. Kondisi ini sudah pasti berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
dari gerak roda organisasi. Seharusnya organisasi non profit tidak jauh beda dengan organisasi profit,
harus memiliki mission statement yang jelas, focus dan aplikatif. Pernyataan misi organisasi
sebaiknya sederhana dan mudah dipahami oleh stake holder organisasi. Kelemahan dari organisasi
nirlaba Indonesia adalah tidak fokusnya misi. Sering misi dibuat dengan pilihan kata, maka kata yang
paling mengambang dan dapat multitafsir. Kalau kita sortir berdasarkan kata, maka kata yang paling
banyak muncul barangkali kata sejahtera, adil, merata, berkesinambungan. Misi ini selanjutnyan
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang biasanya akan menjadi makin meluas dan tidak focus.
Kondisi ini juga berimbas pada rancangan struktur organisasi nirlaba Indonesia. Struktur
organisasinya memasukkan semua bidang. rata-tara memiliki > 200 bidang. Banyak yang masih
mengadaptasi organisasi politik mereka dijaman orde baru hamper semua organisasi nonprofityang
berdiri menjadi underblow partai golkar.

Masyarakat sekarang ini sudah dengan mudah mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia.
Mereka juga dengan mudah menjalin komunikasi yang tumbuh dan berkembang di dunia maya
sendiri. Telah menarik populasi yang sangat besar. Makin hari organisasi konvensional makin
ditinggalkan. Aktivitasnya dengan teknologi informasi. Kepemimpinan di seluruh organisasi
memegang peranan yang paling vital. Demikian pula dalam organisasi nirlaba. Criteria pemimpin
organisasi nirlaba yang paling utama adalah memiliki kemauan. Dalam konteks ini, pemimpin harus
memiliki niat dan bukan dipaksa oleh orang lain. Dengan memiliki kemauan, otomatis akan memiliki
pandangan terhadap apa saja yang harus dikerjakan sebagai dikemudian hari, serta mengetahui
konsekwensi atas pengorbanan yang harus dijalani sebagai pemimpin organisasi nirlaba. Criteria
kedua adalah memiliki kapasitas untuk mendengar dan menyelesaikan permasalahan. Mendengar
merupakan criteria yang penting bagi pemimpin dalam organisasi nirlaba, karena pemimpin akan
selalu berinteraksi dengan banyak orang, mulai dari para relawan sampai dengan orang-orang yang
menjadi objek dari organisasi. Criteria ketiga adalah memiliki kemampuan mengkader. Dengan
mengkader maka keberlangsungan organisasi akan dapat terjamin. Pemimpin yang sukses adalah
yang bukan menghambat kemunculan kader-kader yang lebih muda, tetapi justru member inspirasi
dan motivasi bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang. Sesungguhnya pemimpin yang berhasil
mengkader adalah pemimpin yang berhasil membesarkan namanya sendiri secara tidak langsung.
Criteria keempat adalah memiliki kemampuan dalam hal mengumpulkan dana. Hal ini sangat terkait
dengan kemampuan determinasi serta kecerdasan pemimpin dalam merajut relasi antar donator.
Volunteer dan masyarakat. Organisasi nirlaba telah banyak yang mengaplikasikan criteria-criteria
tersebut untuk memilih pemimpinnya. Tapi sayang karena belum memiliki manajemen
pengumpulan dana yang baik, criteria kemampuan financial dari calon pemimpin sering
dikedepankan. Hitler dalam perang dunia pertama menyatakan bahwa yang paling penting dalam
perangadalah uang. Yang kedua adalah uang dan yang ketiga adalah uang. Memang uang penting
bagi organisasi nonprofit, tapi pengelola organisasi non profit, dibutuhkan manajemen pengumpulan
dana yang bersifat jangka panjang. Istilah fund rising di organisasi nirlaba sebenarnya lebih tepat
kalau disebut sebagai fund development. Istilah ini signifikan karena bukan hanya dana yang menjadi
perhatian tetapi juga orang-orang yang terlibat sebagai donator dan volunteer juga menjadi
perhatian utama untuk membangun dukungan yang bersifat jangka panjang.

Pentingnya Publik Relations Dalam Organisasi Nirlaba


Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan sukarela maka PR dalam hal ini harus
menggalakkan kampanye untuk meyakinkan dan membangkitkan kesadaran /tanggung jawab social
masyarakat tentang nilai aktivitasnya melalui kampanye yang terus menerus agar mereka bersedia
mendukung (khususnya dana), terlibat dan tetap percaya dalam program yang dilakukan. Kampanye
juga digalakkan dalam mengembangkan saluran komunikasi dengan public sehingga dapat
menciptakan dan memelihara iklim yang menguntungkan untuk mengumpulkan dana. PR dalam
organisasi nirlaba dituntut untuk mampu membuat program PR seperti : tulisan (PR writing), buku
mini, brosur, naskah pidato (radio/televise), film. Dengan menggunakan beragam media komunikasi.
Misalnya publisitas pers, iklan, pidato umum, peragaan, pameran, majalah, kisahberita. Hal ini
ditunjukkan untuk member informasi dan memotivasi konstituen utama organisasi(karyawan,
sukarelawan) untuk mengabdikan diri mereka dan berkarya secara produktif untuk mendukung misi,
tujuan dan sasaran organisasi. Sama dengan PR pada organisasi lainnya (Frazier Moore) fungsi PR
dalam organisasi nirlaba : menentukan sikap public terhadap organisasi (pencitraan), menilai-kesan
public terhadap organisasi, mencari apakah public mengetahui tujuan, pelayanan dan pelaksanaan
organisasi, menentukan kesalahapahaman yang terjadi, melaksanakan penelitian opini yang sangat
penting untuk menyusun kebijaksanaan, perencanaan dan penelitian efektifitas program humas.
Mengidentifikasi public : anggota penyumbang/ donator, pekerja sukarela, pemuka pendapat
(Opinion Leader), atau public umum.

Contoh Organisasi Nirlaba

1. Organisasi Kesejahteraan social masyarakat

2. Yayasan social : supersemar, social masyarakat

3. Yayasan dana : YDSF, Pundi Amal SCTV, RCTI peduli, Dompet Dhu’afa

4. Lembaga advokasi : kontras, YLKI, perlindungan kekerasan dalam RT

5. Balai keselamatab : Tim SAR

6. Konservasi lingkungan / satwa : WALHI, pro fauna

7. Rumah sakit dan organisasi kesehatan masyarakan

8. Yayasan kanker Indonesia

9. PMI

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah salah satu
lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam
organisasi nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala
kegiatan yang dilakukan berasal dari donator atau sumbangan dari orang-orang yang ingin
membantu sesamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/organisasi_nirlaba

http://sijabatermanuela.blogspot.com/2008/06/pengertian-organisasi-nirlaba.html
http://ihsanrifidmd.wordpress.com/2010/10/25/organisasi-nirlaba
http://andib;ogku.blogspot.com/2010/11/makalah-manajemen-organisasi-nirlaba.html

Diposting 8th October 2012 oleh Anonymous

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai