Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN ANSIETAS DI POLI KLINIK JIWA


RSI SUNAN KUDUS

Oleh:

Nama : MOH. SONIFIN


Nim : N420174097

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KECEMASAN

A. Pengertian
Kecemasan adalah suatu perasaan kuatir yang samar, sumbernya seringkali tidak spesifik
atau tidak di ketahui oleh individu tersebut (Mary C Towserd, 2008).
Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas penyebabnya (Singgih d Gunarsa,
2009).
(Perry dan Potter, 2012)
B. Penyebab Kecemasan
Menururt (Mary C Towserd, 1998) penyebab kecemasan antara lain:
1). Teori Biologi
 Biokimia dan neurofisiologis perpengaruh pada etiologi dan kelainan-kelainan.
 Genetika penyelidikan akhir-akhir ini mengidentifikasi bahwa kelainan kecemasan
paling sering ditemukan pada populasi umum.
2) Teori Psikososial
 Psikodinamik : teori ini menganggap prediposisi untuk kelainan kecemasan saat
tugas diberikan untuk tahap perkembangan awal belum terpecahkan.
 Interpersonal : respon kecemasan untuk kesuksesan dalam hubungan interpersonal
berhasal dari hubungan awal orang tua dalam perawatan anak.
 Sosiokultural : bahwa kelainan kecemasan dipengaruhi oleh suatu kontraindikasi
yang banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkonstribusikan perasaan tidak
aman.
3) Faktor perkembangan, yaitu ancaman pada perkembangan masa bayi, anak, remaja
(Perry dan Potter, 2012)
C. Tingkat kecemasan
1). Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah kecemasan normal dimana motivasi individu pada keseharian
dalam batas kemampuan untuk melakukan dan memecahkan masalah, karakteristik dari
kecemasan ringan adalah gelisah, perubahan nafsuh makan, pengulangan pertanyaan,
mudah marah, peningkatan kewaspadaan.
2) Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang adalah cemas yang mempengaruhi pengetahuan baru dengan
penyempitan lapang persepsi sehingga individu kehilangan pegangan tetapi dapat
mengikuti pengarahan dari orang lain, karakteristik dari kecemasan sedang adalah
ketidak nyamanan, perubahan dalam nada suara, tekanan darah meningkat, gemetaran.
3) Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah dimana lapang pandang dipersmpit sampai titik dimana
individu tidak dapat memecahkan atau mempelajari masalah, karakteristik dari
kecemasan berat adalah perasaan terancam, mual, muntah, ketidakmampuan
konsentrasi, pusing dan diare atau kontipasi.
(Perry dan Potter, 2012)
D. Penilaian Tingkat Kecemasan
Untuk test kecemasan dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan langsung,
mendengarkan cerita serta mengobservasinya, terutama perilaku non verbal. Hal ini
berguna untuk menentukan adanya kecemasan dan tingkat kecemasannya (Maramis,
1995).
Dalam penilaian kecemasan dipakai skor HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang
dianggap baku, gejala-gejala yang tercantum pada HARS terdiri dari 14 item dengan
perincian sebagai berikut :
1) Perasaan Cemas
1. Firasat buruk
2. Takut pada pikiran sendiri
3. Mudah tersinggung
2) Ketegangan
 Merasa tegang
 Lesu
 Mudah terkejut
 Tidak bisa istirahat dengan nyenyak
 Mudah menangis
 Gemetar
 Gelisa
3) Ketakutan
 Pada gelab
 Ditinggal sendiri
 Pada orang asing
 Pada binatang besar
 Pada kerumunan orang banyak
4) Gangguan Tidur
 Sukar masuk tidur
 Terbangun malam hari
 Tidak pulas
 Mimpi buruk
5) Gangguan kecerdasan
 Daya ingat menurun
 Sering bingung
6) Perasaan Depresi
 Kehilangan minat
 Berkurangnya kesenangan pada hobi
 Sedih
 Bangun dini hari
 Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7). Gejala Somatik
 Nyeri otot
 Kaku
 Gigi gemeretak
 Iman tidak stabil
8). Gejala Sensorik
 Penglihatan kabur
 Merasa lemah
9). Gejala kerdiovaskuler
 Berdebar-debar
 Nyeri dada
 Denyut nadi lemas
 Rasa lemah seperti mau pingsan
10). Gejala Pernafasan
 Rasa tertekan didada
 Perasaan tercekik
 Merasa sesak
11).Gejala Gastroinsterinal
 Sulit menelan
 Gangguan pencernaan
 Mual-munta
 Berat badan berkurang
 Konstipasi
12) Gejala Urogenitalia
 Sering kencing
 Tidak dapat menahan kencing
 Amenorrhoe
 Impoten
13). Gejala Vegetatif / Otonom
 Mulut kering
 Muka kering
 Mudah berkeringat
 Sakit kepala
 Bulu roma berdiri
14). Perilaku Saat Wawancara
 Gelisah
 Tidak tenang
 Muka tegang
 Mengerutkan kepala
 Jari gemetar
 Muka marah
 Napas pendek
Penentuan derajat kecemasan adalah:
 Apabila skore <6 maka tidak ada kecemasan
 Apabila skore 6-14 terdapat kecemasan ringan
 Apabila skore 15-27 terdapat kecemasan sedang
 Apabila skore > 27 terdapat kecemasan berat

Cara penilaian tingkat kecemasan :


1 apabila tidak ada gejala sama sekali
1. apabila satu dari gejala yang ada
2. apabila separuh dari gejala yang ada
3. apabila lebih dari separuh dari gejala yang ada
4. apabila semua ada gejala
` (Perry dan Potter, 2012)
E. Patofisiologi
Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab lainnya
adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun atau tumor
yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh darah (misalnya
radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti metanol dan timah
hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga
dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan
karena gangguan sistem kekebalan tubuh.
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat
sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu.
Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih
baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika
serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan
sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis
multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita
neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan
pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada
hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang
tidak mengalami sklerosis multipel maka separuh dari mereka yang mengalami
gangguan penglihatan akibat neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15
tahun.

F. Pathway

G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian kecemasan fokus pada sistem Integritas Ego:
Gejala (subyektif):
 Faktor stress
 Cara menangani stress
 Masalah-masalah financial
 Status hubungan
 Perasaan : ketidakberdayaan dan keputus asaaan
Tanda (obyektif)
 Status emosional
 Respon-respon fisiologi
(Tarwoto dan Wartonah, 2011)
H. Diagnosa keperawatan
Kecemasan

I. Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Kecemasan  Cemas terkontrol Pengurangan Kecemasan
 Koping meningkat  Identifikasi tingkat dan
Data Subyektif faktor penyebab kecemasan
Setelah dilakukan asuhan kepera  Bina hubungan saling
Klien mengatakan : watan selama......x 24 jam : percaya
 Tidak bisa tidur  Bantu dan dampingi klien
 Resah, gelisah  Klien melaporkan dapat tidur untuk mengungkapkan
 Perasaan tidak menentu nyenyak, merasa rileks perasaan dan masalah yang
 Merasa khawatir  Klien mampu mempertahan dialami
 Ekspresi yang mendalam kan ADL meskipun ada  Tunjukkan rasa empati,
terhadap perubahan kecemasan kehangatan, rasa aman dan
kondisi  Klien mampu memfokuskan/ nyaman pada saat melaksa
mempertahankan perhatian nakan tindakan keperawatan.
Data Obyektif
saat berinteraksi.  Ajarkan dan dorong klien
 Penurunan produktivitas  Klien mampu menggunakan & keluarga untuk
 Kewaspadaan meningkat
 Kontak mata buruk koping yang konstruktif menggunakan tehnik
 Peningkatan keringat  Klien menunjukkan distraksi dan relaksasi
 Wajah tegang ketrampilan interaksi sosial  Sarankan kepada klien terapi
 Peningkatan tekanan yang efektif alternatif untuk mengurangi
darah  Klien mampu ansietas yang dialami klien
 Sulit berkonsentrasi / mengungkapkan perasaan  Berikan pengobatan untuk
gerakan berlebihan. negatif secara tepat mengurangi ansietas,sesuai
proram medis.
Peningkatan koping
 Ajarkan koping konstruktif
pada klien dan keluarga
tentang cara mengalihkan
rasa cemas
 Berikan penguatan yang
positif saat klien mampu
melakukan akvitas sehari-
hari.
 Kolaborasi dgn Tim Medis
untuk berikan informasi
faktual menyangkut
diagnosis, prognosis,
pengobatan , perawatan,
prognosis penyakit dan
program terapi.

DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter, 2012, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Penerbit buku kedokteran :EGC

Tarwoto dan Wartonah, 2011, Kebutuhan Dasar Manusia, Penerbit Medika Salemba : Jakarta

Wilkinson M J. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Ktriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 2009

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 2014

Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 2015

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2010

Anda mungkin juga menyukai