Anda di halaman 1dari 3

PSU 2018

TUGAS STATISTIKA PENDIDIKAN

Disusun oleh
Siska Oktafiana Dewi (18030654004)
Aisya Muawana (18030654005)
Adinda Dwi Saputri S (18030654021)
Nurul Azzubairiyah (18030654028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
Rancangan Proyek KKN Mata Kuliah Statistika Pendidikan

Program KB merupakan salah satu program yang menjadi fokus di bidang kesehatan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional periode 2015-2019. Hal tersebut
diharapkan program KB mampu mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia
sehingga tercipta SDM yang berkualitas. Sasaran program KB sendiri merupakan pasangan
usia subur. Pasangan usia subur merupakan pasangan dengan rentang umur istri antara 15
sampai 49 tahun. Metode dari KB atau kontrasepsi sendiri sangat beragam. Secara umum
metode kontrasepsi dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu metode kontrasepsis jangka panjang
(MJKP) dan metode kontrasepsi jangka pendek atau non-MJKP. Metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) diantaranya adalah IUD, Implant, MOW, dan MOP. Metode kontrasepsi
non-MJKP diantaranya adalah metode suntik dan pil. Berdasarkan pilihan metode kontrasepsi
yang beragam, maka masyarakat juga menggunakan metode kontrasepsi yang beragam pula.
Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi diantaranya adalah umur dan
jumlah anak (Dewiyanti, 2020). Maka penulis ingin meneliti tantang “hubungan antara umur
dan jumlah anak terhadap jenis metode kontrasepsi

Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari
aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut.
Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan
keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Kondisi program KB di
keempat desa yaitu di desa Jatikalang (Krian Sidoarjo), Krenceng (Kabupaten Blitar),
Randuagung (Kebomas Gresik), dan Tanjangawan (Ujung Pangkah, Gresik) menunjukkan
bahwa program KB telah berjalan dengan baik. Tingkat keberhasilan program KB di keempat
desa sudah bisa dikatakan berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kelahiran dan kematian
(akibat melahirkan) di masing-masing desa yang menunjukkan nilai yang rendah. Selain itu
Rentang usia istri di desa tempat penelitian menunjukkan bahwa istri dengan usia 15-49
sudah menggunakan alat kontrasepsi KB. Sebagian besar masyarakat telah berpartisipasi aktif
dalam program KB, baik melalui safari KB maupun melalui jalur mandiri. Namun demikian
masih ada juga masyarakat yang belum berpartisipasi dalam program KB. Ketidak
ikutsertaan masyarakat dalam program KB itu disebabkan oleh berbagai alasan di antaranya
karena berada dalam keadaan hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda tapi tidak ingin
ikut KB dan tidak ingin anak lagi.
Usia adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam segala hal termasuk dalam
kesiapan menerima informasi dan mengikuti perkembangan teknologi. Adanya program KB
(Keluarga Berencana) di desa tidak serta merta secara maksimal dapat menyeluruh dilakukan
oleh masing-masing orang. Terdapat kelompok usia tertentu yang kurang memiliki kesadaran
akan pentingnya penggunaan KB pasca melahirkan. Berdasarkan data per 2021 ibu dengan
kurun usia 20-40 cenderung memiliki tingkat pemahaman yang tinggi seputar KB dan telah
mengikuti anjuran pemerintah untuk mengikuti program KB. Sedangkan ibu dengan usia 41-
60 tahun kebanyakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi KB maupun mengenal
tujuan adanya program KB. Pada empat desa yang akan kami ambil data penduduknya
memiliki jumlah data usia ibu yang bervariasi dan juga telah secara rutin diadakan
penyuluhan KB namun angka ketaatan mengikuti program ini masih belum mencapai angka
maksimal. Salah satu pengaruhnya yaitu usia, dengan usia yang sudah relatif diakhir masa
produktif masyarakat berpikir bahwa dirinya sudah tidak dapat menghasilkan keturunan lagi
namun terdapat beberapa kasus kehamilan diusia beresiko yaitu 40 tahun keatas yang dapat
mengancam nyawa ibu maupun anak. Selain itu, terdapat juga beberapa golongan masyarakat
yang melakukan KB bukan karena ingin memprogram memiliki cukup dua anak namun
karena telah memiliki anak dengan jumlah yang lebih dari dua sehingga ingin berhenti. Selain
itu juga terdapat diantaranya yang menggunakan KB untuk menunda memiliki anak atau
memberikan rentang usia yang cukup panjang antara anak pertama, kedua dan seterusnya.
Pada umumnya, hal ini berpengaruh terhadap metode kontrasepsi yang digunakan. Seseorang
dengan tujuan KB berbeda dan usia yang berbeda berkemungkinan memilih jenis metode KB
atau alat kontrasepsi yang berbeda. Oleh sebab itu akan dilakukan pengujian data terkait
hubungan usia dan jumlah anak terhadap metode kontrasepsi yang digunakan.

Data diperoleh dari 4 desa terkait yakni Desa Jatikalang Sidoarjo, Desa Krenceng
Blitar, Desa Randuagung Gresik dan juga Desa Tanjangawan Gresik. Setelah memperoleh
data terkait hubungan umur dan jumlah anak terhadap terhadap metode kontrasepsi. Data
yang terkumpul akan dilakukan analisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat
dilakukan untuk mendeskripsikan masing – masing variabel secara tunggal dalam bentuk
presentase dan tabel distribusi frekuensi yang berisi mengenai umur, penghasilan tiap bulan,
jumlah anak dan penggunaan metode kontrasepsi. Setelah dilakukan analisis univariat, maka
dilakukan uji bivariat dengan menggunakan chi-square yang bertujuan untuk melihat
hubungan antar variabel. Apabila hasil nilai uji tersebut menunjukkan signifikan (>0,05)
maka terdapat hubungan antar variabel

Anda mungkin juga menyukai