Anda di halaman 1dari 9

DUKUNGAN SOSIAL DAN PERILAKU PROMOSI KESEHATAN

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Nuryanto Kadek, Adiana Nengah


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali,
Jl. Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar Bali
e-mail; kadeknuryanto@gmail.com

ABSTRAK
Masalah: Hiper tensi mer upakan salah satu penyakit yang banyak dider ita oleh semua
lapisan masyarakat. Salah satu golongan umur yang banyak menderita hipertensi adalah
lansia.Selain perubahan fisik alasan umum berkembangnya penyakit hipertensi berhubungan
dengan perilaku promosi kesehatan, seperti perilaku mengkonsumsi makanan tinggi lemak,
garam, mengkonsumsi alkohol, serta kurangnya aktivitas fisik. Di Indonesia, hipertensi meru-
pakan penyebab kematian ketiga setelah strokedantuberkulosis. Tujuan : Penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku promosi kesehatan pada lansia
dengan hipertensi. Metode :Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain
cross-sectional Penelitian ini melibatkan 132 lansia yang diambil dengan tehnik simple random
sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara secara terstruktur menggunakan kuesioner
yang telah valid dan reliabel. Spearmen’s rho digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dengan perilaku promosi kesehatan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan
dukungan sosial masyarakat sebagian besar dalam katagori cukup58,3%, begitu pula perilaku
promosi kesehatan sebagian besar cukup 59,1%. Berdasarkanuji statistic spearman’s, diperoleh
hasil r=0,2, pp< 0,01) yang berarti ada hubungan antara dukungan social dengan perilaku pro-
mosi kesehatan lansia yang mengalami hipertensi, dengan arah hubungan positif, hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik dukungan sosial maka semakin baik pula perilaku promosi
kesehatan lansia dalam menanggulangi masalah kesehatannya. Simpulan: Berdasarkan
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan perilaku promosi
kesehatan lansia yang mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil ini diharapkan perawat selalu
memotivasi keluarga untuk memberikan perhatian yang baik pada lansia agar lansia bisa
meningkatkan perilaku promosi kesehatan untuk mengontrol hipertensi.
Kata Kunci :Dukungan Sosial, Perilaku Promosi Kesehatan, Lansia, Hipertensi

ABSTRACT
Introduction: Hypertension is one of diseases which commonly suffered by people from any
social status. The older people are those who commonly suffered from hypertension. In addi-
tion to physical change, the common cause of hypertension is the health promoting behavior
such as consuming food with high fat, salt, alcohol, and less physical activity. In Indonesia,
hypertension becomes the third death cause after stroke and tuberculosis. The purpose of this
research was to find out the correlation between social support and health promoting behavior
in elderly with hypertension. Method: This research was analytical descriptive with cross sec-
tional design. There were 132 elderly involved in this study and selected through simple ran-
dom sampling. The data were collected by a structured interview using a valid and reliable
questioner. Spearmen’s rho test was employed to find out the correlation between social sup-
port and health promoting behavior. Results: The result showed that the majority of respond-
ents had adequate social support (58,3%) and their health promoting behavior was in moder-
ate level (59,1%). Spearman’s Rho test result revealed that there was a positive correlation
between social support and health promoting behavior in elderly with hypertension (r = 0.2, p
< 0.01). This finding showed that the more social supports received by the elderly, the better
the health promoting behavior performed by the elderly to prevent health problems.
Discussion: There was a correlation between social support and health promoting behavior in elderly
with hypertension. Therefore, the nurses were suggested to motivate family to give well attention to el-

151
Dukungan Sosial
derly so the elderly can improve their health promoting behavior to control hypertension
Keywords: Social support, Health Promoting Behavior, Elderly, Hypertension

PENDAHULUAN dilakukan untuk memotivasi individu


Hipertensi merupakan salah satu sehingga dapat memelihara dan meningkatkan
penyakityang banyak diderita oleh semua perilaku promosi kesehatan. Pender (1996),
lapisan masyarakat. Salah satu golongan umur menyebutkan ada beberapa faktor yang
yang banyak menderita hipertensi adalah mempengaruhi Perilaku Promosi Kesehatan
lansia. Ketika seseorang memasuki lansia, seperti faktor biologis, psikologis dan sosial-
umur 60 tahun ke atas mereka bisa mengalami budaya dan faktor dari dalam diri sendiri/
perubahan dalam kondisi fisik, mental, faktor pribadi. Di Indonesia, menurut Depar-
psikososial dan spiritual (Nugroho, 2000). temen Kesehatan Republik Indonesia (2003),
Penyebab utama pada lansia mengalami proporsi lansia yang tinggal bersama keluarga
hipertensi karena adanya penurunan kondisi masih sangat tinggi meskipun proporsinya
fisik yang menyebabkan sistem sedikit menurun di beberapa negara maju.
kardiovaskular mengalami gangguan seperti Patriyani (2009) mengungkapkan bahwa
terjadinya aterosklerosis salah satu pemicu sebagian besar lansia di Sukoharjo hidup
kejadian hipertensi (Royal College of dengan keluarga, sehingga memungkinkan
Physicians, 2001). Dengan meningkatnya bagi mereka untuk bisa mendapatkan
jumlah lansia, risiko hipertensi juga akan dukungan sosial yang lebih baik.
meningkat (So dan Choi, 2010). Nora dan Sebagian besar lansia di Bali hidup
Rosendorf (2011) mengungkapkan bahwa dengan keluarga mereka, ketika lansia sakit
hipertensi umumnya meningkat seiring maka anggota keluarga yang lain biasanya
dengan adanya peningkatan usia. Departemen membantu dan memberikan dukungan, seperti
Kesehatan Provinsi Bali (2010) memasak makanan, memilih nutrisi yang
mengungkapkanbahwa hipertensi merupakan baik, minum obat, check up ke dokter secara
sembilan penyakit teratas yang diderita teratur dan memberikan dukungan secara
masyarakat di Bali dan jumlah kasus baru psikologis. Berdasarkan hasil studi yang
selalu mengalami peningkatan setiap dilakukan oleh Patriyani (2009),
tahunnya. mengungkapkan bahwa alasan keluarga
Hipertensia dalah salah satu penyakit merawat dan memberikan dukungan bagi
kronis penyebab utama kematian urutan lansia karena kewajiban dan rasa hormat dari
ketiga di dunia (WHO, 2011). Stroke dan keluarga untuk para lansia. Menurut Zulfitri
penyakit kardiovaskular adalah dampak utama (2006), menegaskan bahwa ada hubungan
dari hipertensi (So dan Choi, 2010). Di yang signifikan antara dukungan keluarga dan
Amerika Serikat, terutama untuk penduduk perilaku promosi kesehatan untuk mengontrol
dewasa, hipertensi merupakan salah satu hipertensi pada lansia.
masalah kesehatan masyarakat yang Beberapa studi, terkait dengan
mempengaruhi 30% kesehatan mereka (Yoon dukungan sosial dan perilaku promosi
et al, 2010;. National Heart Lung and Blood kesehatan, telah dilakukan di Indonesia.
Institute, 2009). Di Indonesia, hipertensi Penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan
adalah penyebab utama kematian ketiga dkk. (2012) menyatakan bahwa ada
setelah stroke dan tuberkulosis (Penelitian dan hubungan antara dukungan keluarga dan
Pengembangan Biro Kesehatan Indonesia, kepatuhan mengkonsumsi diet rendah garam
2007). pada pasien dengan hipertensi. Namun,
Selain perubahan fisik alasan umum penelitian yang dilakukan oleh Anggina dkk.
berkembangnya penyakit hipertensi (2010) menunjukkan bahwa tidak ada
berhubungan dengan perilaku promosi hubungan antara dukungan keluarga dan
kesehatan, seperti perilaku mengkonsumsi keteraturan kontrol tekanan darah pada pasien
tinggi lemak, garam atau konsumsi alkohol. hipertensi. Hal menarik dari kedua penelitian
Oleh karena itu, untuk menghindari ini adalah tidak konsistenya temuan dari studi
hipertensi, ada beberapa hal yang bisa yang dilakukan di Indonesia tentang

152
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
hubungan antara dukungan sosial dan Penelitian ini adalah penelitian
perilaku promosi kesehatan. Selain itu deskriptif, dengan pendekatan cross-
sebagian besar penelitian yang dilakukan di sectional. Populasi dalam penelitian ini
Indonesia tentang perilaku promosi kesehatan adalah seluruh lansia dengan penyakit
dilakukan pada kelompok orang dewasa. hipertensi. Sampel yang digunakan dalam
Beberapa studi telah dilakukan di Bali terkait penelitian ini sebanyak 125 lansia dengan
faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi yang diambil dengan tehnik simple
perilaku promosi kesehatan, tetapi penelitian random sampling.
tersebut belum ada yang dilakukan terhadap Analisa Data
penyakit hipertensi dan belum ada pula Data deskriptif dalam penelitian ini
penelitian tersebut dilakukan pada kelompok dianalisa dengan mengidentifikasi frekuensi
lansia. dan persentase. Sedangkan analisis bivariate
Melalui hasil penelitian sebelumnya menggunakan Spearmen’s rho untuk
telah diungkapkandukungan sosial menganalisa hubungan antara dukungan
berkorelasi positif dengan perilaku prromosi sosial dengan perilaku promosi kesehatan
kesehatan pada pasien dengan hipertensi (Ho pada lansia dengan hipertensi.
et al, 2012; Jaiyungyuen et al, 2012; Li dan
Zhang, 2013). Untuk itu, dengan HASIL
meningkatnya kasus hipertensi pada lansia di
Bali, maka perhatian terhadap perilaku sehat Tabel 1. Data Demografi lansia hipertensi
terhadap pasien dengan hipertensi sangat di- (n=132)
perlukan. Kondisi ini ditunjang oleh
penelitian yang telah dilakukan oleh Frekuensi Persen
Demografi
Nuryanto, Putra dan Wisnawa (2014) yang (f) (%)
mendapatkan hasil bahwa tidak ada Jenis Kelamin
perbedaan perilaku promosi kesehatan pada Laki-laki 49 37
lansia yang tinggal di komunitas dengan Perempuan 83 63
lansia yang tinggal di Panti. Walaupun tidak Agama
ada perbedaan hasil penelitian tersebut juga Hindu 118 90
menyatakan bahwa perilaku promosi Islam 11 8
kesehatan lansia yang tinggal di komunitas Kristen 3 2
maupun yang tinggal di panti dikatagorikan Pendidikan
cukup. Perilaku promosi kesehatan yang Tidak Menempuh 13 10
cukup pada lansia memungkinkan bagi Pedidikan SD 40 30
mereka untuk mengalami berbagai masalah Pendidikan SMP 19 15
kesehatan, salah satunya adalah hipertensi. Pendidikan SMA 44 33
Melalui kondisi tersebut diharapkan pada Diploma 5 4
penelitian ini untuk bisa lebih memfokuskan Sarjana 11 8
hubungan dukungan social dengan perilaku
promosi kesehatan pada lansia dengan Penelitian ini melibatkan 132 lansia
hipertensi, sehingga hipertensi tersebut bisa dengan hipertensi, dengan rentang umur
dikontrol bahkan dicegah dengan melalui responden dari 60-80 tahun. Terdapat 83
dukungan yang diberikan oleh keluarga dan perempuan (63%) dan 49 laki-laki (37%).
masyarakat kepada lansia. Terdapat (33%) lansia menyelesaikan pen-
Tujuan penelitian ini adalah untuk didikan SMA, 30% menyelesaikan pendidi-
menganalisaberhubungandukungan social kan SD dan sisanya pendidikan SMP, Diplo-
dengan perilaku promosi kesehatanpada lan- ma, Sarjana serta tidak sekolah. Lebih dari
siadengan hipertensi separuh responden memeluk agama Hindu
(90%).
METODE PENELITIAN
Disain, Populasi, sampel, dan tehnik Tabel 2. Dukungan Sosial (n=132)
sampling

153
Dukungan Sosial
Kategori Frekuensi Persentase dan dukungan kurang sebanyak (7,6%). Dari
Dukungan Sosial hasil tersebut didapatkan bahwa sebagian be-
Kurang 10 7,6 sar masyarakat memiliki dukungan sosial
Cukup 77 58,3 yang cukup. Dukungan sosial cukup ini
Baik 45 34,1 kemungkinan disebabkan oleh karena
keluarga beranggapan bahwa kesehatan bagi
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian setiap anggota keluarga sangat penting
besar dukungan sosial dalam kategori cukup (Watson, 2003).
sebanyak 77 (58,3%), sisanya memiliki Dukungan sosial yang diberikan oleh
dukungan baik 45 (34,1%) dan dukungan keluarga dalam melaksanakan fungsi
kurang 10 (7,6%). kesehatan diungkapkan oleh Suparjitno
(2004). Dukungan ini diantaranya dengan
Tabel 3. Perilaku Promosi Kesehatan cara mengenal masalah kesehatan keluarga,
(n=132) memutuskan tindakan kesehatan yang tepat,
merawat keluarga yang mengalami gangguan
Kategori Promosi
Frekuensi Persentase kesehatan, melakukan modifikasi lingkungan
Kesehatan
Kurang 1 0,8 dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
Cukup 78 59,1 kesehatan bagikeluarga.
Baik 49 37,1 Hasil penelitian ini menunjukan
SangatBaik 4 3,0 Dukungan sosial masyarakat di tergolong
baik karena dari hasil penelitian yang didapat
Tabel 3 menunjukan prilaku promosi menunjukkan bahwa dari beberapa
kesehatan masyarakat sebagian besar dalam pertanyaan tentang dukungan sosial dapat
kategori cukup sebanyak 78 (59,1%), sisanya dijawab dengan baik dan benar. Baiknya
memiliki perilaku promosi kesehatan baik 49 dukungan sosial masyarakat dapat
(37,1%), diikuti perilaku promosi kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
sangat baik 4 (3%) dan kurang 1 (0,8%). interaksi antar masyarakat dalam keluarga,
kelas sosial ekonomi masyarakat dan tingkat
Tabel 4. Hubungan Dukungan Sosial dan pengetahuan masyarakat. Sedangkan ada
Perilaku Promosi Kesehatan beberapa masyarakat yang masih memiliki
(n=132) dukungan yang kurang terhadap keluarganya.
Variabel Dukungan Sosial Kurangnya dukungan masyarakat ini
r p kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor
ekonomi, misalnya pemenuhan fasilitas yang
Perilaku
Promosi 289** ,001 dibutuhkan oleh keluarga dalam perawatan
anggota keluarga yang sakit.
Kesehatan
Memberikan suatu dukungan kepada
**. Correlation is significant at the 0.01 level anggota keluarga dapat dikatakan suatu
(2-tailed). bentuk perhatian dari keluarga. Dukungan
keluarga mampu meningkatkan adaptasi di
Berdasarkan tabel 4 diatas menun- dalam kehidupan, dimana dukungan tersebut
jukan ada hubungan yang significan antara terdiri dari dukungan instrumental,
dukungan social dengan perilaku promosi informasional, penilaian, dan emosional
kesehatan masyarakat dengan nilai (r= 289, (Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008).
p<,01). Dengan adanya dukungan yang baik dapat
membentuk perilaku yang sehat dalam upaya
PEMBAHASAN meningkatkan status kesehatan dari anggota
1. Dukungan Sosial keluarga.
Berdasarkan penelitian yang telah 2. Perilaku Promosi Kesehatan
dilakukan, didapatkan hasil bahwa responden Perilaku promosi kesehatan
yang memiliki dukungan sosial baik merupakan titik akhir atau hasil tindakan
sebanyak (34,1%), dukungan cukup (58,3%), yang ingin dicapai sebagai hasil yang positif

154
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
seperti kondisi kesehatan yang optimal, mengenai kesehatan pada tenaga kesehatan
terpenuhinya kebutuhan pribadi dan juga sebagian besar menjawab kadang-
kehidupan yang produktif. Komponen dalam kadang 63 orang (47,7%), pertanyaan tentang
perilaku promosi kesehatan adalah, diet yang perilaku mencari informasi kepada petugas
sehat, latihan secara teratur, manajemen kesehatan tentang cara menjaga kesehatan
setres, istirahat secara adekuat, meningkatkan diri sendiri juga sebagian besar responden
pengetahuan spiritual, dan membangun menjawab kadang-kadang 65 (49,2%).
hubungan yang positif dengan orang lain Tanggung jawab terhadap kesehatan
(Pender, Murdaugh, & Parsons, 2011). merupakan hal yang sangat penting dalam
Dalam penelitian ini hasil dari menjaga dan mempertahankan status
keseluruhan perilaku promosi kesehatan yang kesehatan, dikatakan bahwa seharusnya
dimiliki oleh masyarakat adalah cukup yaitu masyarakat memiliki prinsip individu
sebanyak 78 orang (59,1%), selanjutnya berkembang kearah positif dan selalu
responden dengan perilaku promosi berusaha untuk mencapai keseimbangan
kesehatan baik mencapai 49 orang (37,1%), antara perubahan dan kemampuan pribadi
dengan perilaku promosi kesehatan sangat (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2011). Dari
baik 4 orang (3%) dan perilaku promosi hasil penelitian yang pernahdilakukan
kesehatan kurang sebanyak 1 orang (0,8%). membuktikan bahwa masyarakat tidak
Hasil dari keseluruhan perilaku promosi memiliki perilaku pencarian dan penggunaan
kesehatan ini sangat dipengaruhi dari enam sistem atau fasilitas kesehatan yang baik, atau
komponen pertanyaan dalam perilaku sering disebut dengan health seeking
promosi kesehatan. Keenam komponen behavior (Kholid, 2012). Strisanti (2015) da-
tersebut diantaranya: lam penelitiannya yang dilakukan pada maha-
a. Tanggung jawab terhadap kesehatan siswa STIKES Bali dengan jumlah responden
Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 400 mahasiswa juga mendapatkan
pada masyarakat pada komponen tanggung bahwa untuk item tanggung jawab kesehatan
jawab terhadap kesehatan, sebagian besar dominan jawaban yang didapat adalah ka-
masyarakat menjawab setiap pertanyaan dang-kadang, ini menunjukan hasil yang sa-
adalah kadang-kadang. Dilihat dari item ma yang didapatkan oleh peneliti dalam
pertanyaan tentang bagaimana masyarakat penelitian ini.
melaporkan tanda dan gejala yang tidak biasa b. Aktivitas fisik
kepada tenaga kesehatan. Sebagian besar Dalam usaha untuk menjaga dan
masyarakat menjawab pertanyaan tersebut meningkatkan status kesehatan hal yang
dengan jawaban kadang-kadang. Sedangkan terpenting juga adalah dengan melakukan
untuk kategori perilaku yang paling dominan aktivitas fisik yang baik. Dari aktivitas fisik
pada komponen ini adalah cukup, hal ini juga memiliki manfaat yang sangat beragam
menandakan bahwa masyarakat cukup peduli dan mungkin bisa dikatakan tidak memiliki
dengan kesehatannya akantetapi masyarakat batas. Dengan sendirinya aktivitas fisik ini
sering mengabaikan tanda dan gejala yang akan tergantung dari usia, dan status
tidak biasa yang terjadi dalam tubuhnya. kesehatan yang bersangkutan (Becker, 1979
WHO berpendapat bahwa dengan memiliki dalam Kholid, 2012).
perilaku promosi kesehatan yang baik maka Dalam penelitian ini untuk komponen
akan mencapaikeadaankesejahteraan fisik, Pertanyaan aktivitas fisik didapatkan hasil
mental dan sosial yang sehat(Swarjana, bahwa jawaban dominan dari responden
2014). Beberapa item pertanyaan tentang adalah kadang-kadang. Responden paling
tanggung jawab terhadap kesehatan yang dil- banyak menjawab kadang-kadang pada item
akukan responden seperti bagaimana pertanyaan tentang aktivitas ringan sampai
masyarakat memeriksakan diri sebulan sekali, sedang yaitu sebanyak 67 orang (50,8%),
pada pertanyaan ini sebagian besar melakukan latihan peregangan setidaknya 3x
masyarakat menjawab kadang-kadang seminggu juga sebagian besar responden
mencapai 75 orang (56,8%). Pertanyaan lain melakukanya kadang-kadang 68 orang
terkait dengan perilaku mendiskusikan (51,5%), dan sebagian besar responden

155
Dukungan Sosial
menjawab kadang-kadang untuk melakukan beragama yang baik cenderung mendorong
latihan 20 menit atau lebih setidaknya 3x manusia untuk memiliki pemikiran yang
seminggu 60 (45,5%). Hal ini menandakan positif sehingga akan menjadikan manusia
bahwa masyarakat belum melakukan aktivitas tersebut memiliki jiwa yang positif dan akan
fisik ringan sampai sedang secara rutin. memiliki perilaku baik yang akan berdampak
Menurut Riskesdas (2007 dikutip di Arvianti, pada kesehatannya (Siswanto, 2006).
2009) melakukan aktivitas fisik secara teratur Dalam penelitian ini untuk komponen
mempunyai efek yang signifikan terhadap perkembangan spiritual jawaban kadang-
kemungkinan terjangkit penyakit. Sebaliknya kadang dan sering yang dipilih oleh
gaya hidup tanpa gerak diketahui berisiko responden memiliki jumlah yang hampir
terhadap penurunan kemampuan tubuh untuk sama sehingga kategori perilaku masyarakat
menghalau penyakit. Dilihat dari hasil pada komponen ini antara kategori cukup dan
penelitian yang didapatkan pada penelitian katagoribaik tidak terpaut jauh yaitu kategori
ini, dapat kita temukan bahwa perilaku perilaku cukup sebanyak 63 orang (50,4%)
promosi kesehatan masyarakat untuk sedangkan kategori perilaku baik sebanyak
komponen aktivitas fisik memiliki hasil yang 55 orang (44%). Hasil ini dapat ditunjukkan
sama dengan penelitian yang dilakukan di dari jawaban pada pertanyaan mengenai per-
STIKES Bali dengan hasil aktivitas fisik ilaku hubungan dengan Tuhan, pada pertan-
yang tidak rutin. Selain itu sesuai dengan yaan ini responden menjawab sering
Riskesdas didapatkan bahwa 72,9% mencapai 69 orang (52,3%). Pada penelitian
prevalensi penduduk memiliki perilaku sebelumnya yang dilakukan pada mahasiswa
aktivitas fisik kurang (Riskesdas, 2007 dalam STIKES Bali untuk komponen pertanyaan
Arvianti, 2009). perkembangan spiritual didapatkan hasil
c. Nutrisi bahwa mahasiswa memiliki perkembangan
Dalam penelitian ini didapatkan hasil spiritual yang positif. Begitu juga dengan
bahwa jawaban dominan pada komponen responden pada penelitian ini sudah memiliki
nutrisi adalah kadang-kadang. Dilihat dari perkembangan spiritual yang positif ditandai
item pertanyaan mengenai makan 2-4 porsi dengan hampir samanya jawaban kadang-
buah setiap hari jawaban kadang-kadang kadang dan sering dari masyarakat. Secara
mencapai 88 orang (66,7%), dan untuk item sederhana perkembangan spiritual yang baik
pertanyaan mengenai memilih makanan dapat dilihat dari proses menjalankan
rendah lemak dan kolesterol responden perintah agama dengan baik dan menaati
menjawab kadang-kadang mencapai 67 orang norma moral dan etika yang akan
(50,8%). Dilihat dari hasil jawaban tersebut memberikan perasaan senang dan damai,
sebagian besar masyarakat memiliki sehingga manusia tersebut akan berada dalam
kebiasaan makan buah yang tidak rutin. kondisi kesehatan jiwa yang maksimal
Menurut Bustan (2015) mengatakan bahwa (Siswanto, 2006).
salah satu cara untuk menghindari penyakit e. Hubungan Interpersonal
tidak menular adalah dengan memiliki gaya Pengaruh interpersonal adalah
hidup yang baik yaitu dengan cara kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan
menghindari makanan kurang sehat. Sesuai atau sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini
dengan hasil Riskesdas (2013) mengatakan bisa atau tidak sesuai dengan kenyataan.
bahwa masyarakat kurang konsumsi sayur Sumber utama interpersonal perilaku promosi
dan buah mencapai 93,6% (Kementrian kesehatan adalah keluarga (orang tua dan
Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan jawaban saudara kandung), teman dan perawat petugas
tersebut maka untuk kategori perilaku pada kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi
komponen ini yang paling dominan adalah norma, dukungan sosial, modeling. Tiga
kategori perilaku cukup. proses interpersonal ini dalam beberapa
d. Perkembangan Spiritual penelitian tampak mempredisposisi seseorang
Agama bisa menjadi semacam untuk melakukan perilaku promosi kesehatan
penentu standar kebenaran norma, moral dan (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2011).
etika. Perkembangan spiritual atau kegiatan Dalam penelitian ini didapatkan

156
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
bahwa jawaban dominan untuk pertanyaan ini juga dalam penelitian ini adalah pada item
adalah kadang-kadang dengan kategori pertanyaan mengenai melakukan relaksasi
perilaku yang dominan adalah cukup. Dilihat dan meditasi selama 15-20 menit setiap hari
dari pertanyaan mengenai perilaku dalam responden menjawab tidak pernah mencapai
menyelesaikan masalah melalui diskusi dan 6 orang (34,8%).
kompromi sebagian besar responden Dilihat dari hasil penelitian ini
menjawab kadang-kadang mencapai 38 orang menunjukan bahwa masyarakat belum dapat
(28,8%), pada pertanyaan perilaku memilih menggunakan manajemen stres secara
mendiskusikan masalahnya dengan orang optimal untuk mengatasi stresnya. Bila
terdekats ebanyak 43 (32,6%) menjawab ka- dibandingkan dengan penelitian sebelumnya
dang-kadang. Hal ini menandakan bahwa yang dilakukan oleh Strisanti (2015) terhadap
masyarakat pada saat menemukan masalah mahsiswa STIKES Bali mendapatkan hasil
kecenderungan untuk menyelesaikan masalah bahwa untuk manajemen stres mahasiswa
tersebut dengan meminta pendapat orang lain sudah menggunakan manajemen yang baik
rendah dimana masyarakat akan lebih untuk mengatasi stres. Perbandingan ini
memilih untuk menyelesaikannya sendiri. dipengaruhi dari tinggkat pendidikan
f. Manajemen Stres responden dimana untuk penelitian tersebut
Ilmu kedokteran mengatakan bahwa responden merupakan mahasiswa kesehatan
50-70% penyakit fisik sebenarnya disebabkan sedangkan responden dalam penelitian ini
oleh stres. Paling tidak, stres menjadi faktor pendidikan responden rata-rata adalah
yang membuat seseorang lebih mudah atau tamatan sekolah dasar 30%), tidak sekolah
sebaliknya lebih sulit terserang penyakit. 10%, dimana menurut Siswanto (2006)
Akibat stres berbeda untuk masing-masing tingkat pendidikan juga mempengaruhi
penyakit, contoh paling sederhana adalah seseorang mudah terkena stres atau tidak,
disaat seseorang mengalami stres akan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
berdampak pada penyakit-penyakit toleransi dan pengontrolan terhadap stresor
gastrointestinal, sakit kepala, dan juga biasanya lebih baik.
kelelahan (Siswanto, 2006). 3. Hubungan Dukungan Sosial Dan
Manajemen stres adalah bagaimana Perilaku Promosi Kesehatan
seseorang dapat mengurangi stresor atau Berdasarkan hasil penelitian yang
bahkan menghilangkannya. Dimana ada dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan
beberapa cara untuk mengatasi stres tersebut yang signifikan antara dukungan sosial
misalnya dengan cara olah raga, istirahat dengan perilaku promosi kesehatan
yang cukup, dan cara yang paling efektif masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
untuk menyembuhkan stres adalah dengan uji statistic spearman’rho. Dari hasil tersebut
cara relaksasi (Siswanto, 2006). di dapatkan nilai p value<0,001 dari hasil
Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
pada masyarakat untuk komponen pertanyaan hubungan yang signifikan antara dukungan
manajemen stres didapatkan hasil jawaban sosial dengan perilaku promosi kesehatan.
terbanyak adalah kadang-kadang dengan Nilai correlation coefficient yang
kategori perilaku pada komponen ini yang diperoleh sebesar 0,289. Dari nilai correlation
paling dominan adalah cukup. Tercatat bahwa coefficient, maka keeratan korelasi dari
jawaban untuk item pertanyaan perilaku da- kedua variabel dapat diketahui, dimana nilai
lam meluangkan waktu bersantai setiap tersebut tingkat hubungannya adalah rendah
harinya sebagian besar responden menjawab menurut teori yang diungkapkan oleh
kadang-kadang mencapai 53 orang (40,2%). Sugiyono (2013). Nilai korelasi yang bernilai
Selain pertanyaan tersebut untuk item positif menunjukkan adanya korelasi yang
pertanyaan menyeimbangkan waktu bekerja sifatnya searah, yaitu semakin baik dukungan
dan bermain responden menjawab kadang- sosial maka prilaku promosi kesehatan
kadang mencapai 60 orang (45,5%). Selain masyarakat juga semakin baik. Dukungan
kedua item pertanyaan tersebut item sosial merupakan domain yang sangat
pertanyaan yang menarik untuk diketahui penting dalam membentuk tindakan

157
Dukungan Sosial
seseorang dalam hal ini adalah prilaku lansia yang mengalami hipertensi dengan
promosi kesehatan pada pasien hipertensi. menyediakan informasi kepada lansia melalui
Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik program penyuluhan tentang kesehatan bagi
dukungan sosial maka semakin baik pula lansia khusunya mengenai penyakit
perilaku promosi kesehatan yang dilakukan hipertensi.
oleh masyarakat.
Hasil penelitian diatas diperkuat oleh DAFTAR PUSTAKA
hasil penelitian yang dikemukakan oleh Avrianti, K. (2009). Hubungan Pengetahuan
Ndoda (2012) dimana dukungan sosial yang dan Sikap dengan Gaya Hidup Sehat
baik dapat meningkatkan kesehatan fisik dan Mahasiswa S1 Peminatan Promosi
kesehatan mental bagi penderita DM. Kesehatan Fakultas Kesehatan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Masyarakat Universitas Indonesia Tahun
dilakukan oleh Eko Haryono, (2009) tentang 2009. (Thesis). Jawa Barat: Universitas
“Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Indonesia.
Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Melitus Beavers, D. G. (2008). Bimbingan dokter
Di Wilayah Kerja Puskesmas Godean Sleman pada tekanan darah. Jakarta: Dian
Yogyakarta” yang menunjukan bahwa Rakyat.
dukungan keluarga, terutama keluarga inti Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar
sangat dibutuhkan oleh pasien yang Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
menderita diabetes mellitus terutama dalam Jakarta: EGC
pengaturan pola makan. Penelitian ini juga Darmojo, R. B. (2009). Teori Proses Menua.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
oleh Dimas, (2013) tentang “Hubungan Ilmu Penyakit Dalam
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Chobanian. A. V. et al. (2003). The Seventh
Dalam Menjalani Terapi Olahraga dan Diet di Report of The Join National Committee
RSUD Dr. Soeselo Slawi” yang menunjukkan on Prevention, Detection, Evaluation and
bahwa ada hubungan signifikan antara Treatment of High Blood Pressure, The
dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam JNC 7 Report. USA : American Medical
menjalani terapi diet dan olahraga. Association
Fajar, dkk. (2009). Statistika Untuk Praktisi
SIMPULAN Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Dukungan social masyarakat Githa, I.W.Yasa, I. D. P. G. P., &Sudiantara,
sebagian besar dalam katagori cukup K. Ketut Sudiantara. Tugas Keluarga
(58,3%), Sedangkan prilaku promosi dan Perilaku Pencegahan Komplikasi
kesehatan masyarakat sebagian besar juga Hipertensi pada Lansia. Diperoleh
cukup (59,1%). Berdasarkan analisa statistik tanggal 26 Oktober 2014, dari http://
uji korelasi spearman rho, diperoleh hasil www.jurnalkeperawatanbali.com
bahwa terdapat hubungan antara dukungan Haryono et al. (2009). Prevalensi Gangguan
social dengan prilaku promosi kesehatan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di
masyarakat, dimana tingkat hubungannya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
rendah dan arah hubungan positif. Prevalensi Gangguan Tidur Pada
SARAN Remaja Usia 12- 15 Tahun Di Sekolah
Dengan hasil penelitian ini di Lanjutan Tingkat Pertama, 11(3), 149–
sarankan kepada keluarga agar meluangkan 154.
waktu yang banyak untuk memberikan Hidayat, A. A.A. (2007). Riset Keperawatan
dukungan kepada penderita HT yang tinggal dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
dalam keluarga, sehingga para Penderita HT Salemba Medika.
tetap dapat menjaga kesehatannya dan merasa Hikmawati, I. (2011). Promosi Kesehatan
berarti serta berguna maka tidak menjadi Untuk Kebidanan.Yogyakarta: Nuha
beban bagi keluarga Medika
Pemerintah juga diharapkan bisa Junaedi, E., Yulianti, S., & Rinata, M. G.
memberikan dukungan yang lebih kepada (2013). Hipertensi Kandas Berkat

158
JRKN Vol. 01/No. 02/Oktober/2017
Herbal. Jakarta: FMedia Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Kementrian Kesehatan RI. (2014a). Pedoman Regina, L.T., Lee., Alice J. T., Yuen L.
Umum Pos Pembinaan Terpadu Penya- (2005). Health-Promoting Behaviors and
kit Tidak Menular. Jakarta: Kementrian Psychosocial Well-Being of University
Kesehatan RI. Students In Hongkong, 22, 209-220.
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Siswanto. (2006). Kesehatan Mental Konsep,
Indonesia. (2007). Pedoman Pelaksanaan Cakupan dan Perkembangannya. Yogya-
Promosi Kesehatan Di Puskesmas. karta:Penerbit Andi
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Strisanti, S. (2015). Perilaku Promosi
Indonesia kesehatan Pada Mahasiswa STIKES
Kholid, A. (2012). Promosi Kesehatan Bali. (Skripsi). Denpasar. STIKES Bali
Dengan Pendekatan Perilaku, Media, Swarjana, I.K. (2013). Metode Penelitian
dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset
Grafindo Persada. Tamher, S., & Noorkasiani. (2011).
Kowalski, R. E. (2010). Terapi Hipertensi Kesehatan usia lanjut dengan
Program 8 Minggu. Bandung: Qanita pendekatan asuhan keperawatan.
Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati., Jakarta: Salemba Medika.
Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008). Walker, S.N., Sechrist, K.R., Pender, N.J.
Mengenal usia lanjut dan perawatannya. (1987). The Health-Promoting Lifestyle
Jakarta: Salemba Medika. Profile: development and psychometric
Nugroho, H.W. (2008). Keperawatan characteristics. 36(2), 76-78.
Gerontik & Geriatrik (Edisi 3). Jakarta:
EGC
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. (2011). Metodelogi Penelitian.
Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Pender, N. J., Murdaugh, Carolyn L., &
Parsons A. M. (2011). Health Promotion
In Nursing Practice (Sixth Edition).
United States of America
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Ger-
ontik. Yogyakarta: Nuha Medika
Polit, D. F. dan Beck, C. T. (2009). Essentials
of Nursing Research: Appraising
Evidence for Nursing Practice,
Philadlpia: Wolters Kluwer Health/
Lippicont Williams dan Wilkins
Polit, D. F. (2010). Statisics and Data
Analysis for Nursing Research,
Pearson
Price, A. S. & Wilson, M. L. (2006).
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

159

Anda mungkin juga menyukai