Nani Parfati1, Jenny Chandra1, Tan Kiauw Sia1, Doddy de Queljoe1, dan Thomas Kardjito2
1
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Surabaya
2
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari farmakokinetika dari teofilina setelah
pemberian oral dosis tunggal tablet teofilina dan aminofilina lepas kendali pada subyek normal. Ta–
blet teofilina (dosis 300 mg) dan aminofilina (dosis 350 mg) lepas kendali diberikan dalam bentuk
oral dosis tunggal, pada pria normal (20-30 tahun, 50-75 kg), tidak merokok, dengan fungsi paru-
paru, hati, ginjal dan jantung normal. Kadar teofilina serum ditentukan dengan metode Flourescence
Polarization Immunoassay (FPIA). Parameter farmakokinetika yang diamati meliputi: t maks, Cp
maks, AUC, tetapan laju absorpsi (Ka) dan eliminasi (K) serta t ½ eliminasi. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa profil kurva kadar teofilina serum terhadap waktu untuk tablet teofilina (AUC=97,56
µg/ml jam, Cp maks=5,83 µg/ml, Ka=0,209 jam-1, t maks=4 jam, K=0,080 jam-1, dan t½=8,87 jam)
dan aminofilina (AUC=121,93 µg/ml jam, Cp maks=6,70 µg/ml, Ka=0,239 jam-1, t maks=6,8 jam,
K=0,061 jam-1, dan t½=11,51 jam) lepas kendali sesuai dengan profil farmakokinetika sediaan lepas
kendali pada umumnya.
ABSTRACT: A study has been conducted to evaluate the pharmacokinetics of theophylline after oral
admi–nistration of a single dose of theophylline and aminophiline controlled release tablet in normal
subjects. Controlled release tablets of theophylline (dose 300 mg) and aminophiline (dose 350 mg) were
given in single oral doses, in normal men (20-30 years, 50-75 kg), not smoking, with normal function
of lung, liver, kidney, and heart. Serum theofiline level was determined by Flourescence Polarization
Immunoassay (FPIA) method. The pharmacokinetic parameters observed included: tmax, Cmax, AUC,
constant of absorption (Ka) and elimination rate (K) as well as t½ elimination. The results showed
that the profile of the serum theophylline content vs time for theophyline (AUC=97.56 µg/ml hour, C
max=5.83 µg/ml, Ka=0.209 hour-1, t max=4 hours, K=0.080 hour-1, and t½=8.87 hours) and aminophi–
line (AUC=121.93 µg/ml hour, C max=6.70 µg/ml, Ka=0.239 hour-1, t max=6.8 hours, K=0.061 hour-1,
and t½=11.51 hours) controlled release tablets was in accordance with the pharmacokinetics profile of
generally controlled release dosage forms.
pada subyek dilanjutkan sampai 24, 28, 32 dan teofilina dan aminofilina dapat dilihat pada Ta-
36 jam setelah obat diberikan. Tiga jam setelah bel 1 dan 2 dimana kadar teofilina yang didapat
pemberian obat subyek mendapatkan makanan dari kurva probit log sesuai prosedur; harga pa-
ringan dan satu jam kemudian diberi makan de rameter farmakokinetika (AUC, Cp maks, t maks,
ngan menu seragam. Selama percobaan subyek K dan t ½) untuk pemberian tablet teofilina dan
tidak diperbolehkan makan atau minum yang aminofilina pelepasan terkendali dapat dilihat
dapat mengganggu penetapan kadar teofilina. pada Tabel 3 dan 4; kurva kadar teofilina terha-
Sebelum ditetapkan kadar teofilinanya, sampel dap waktu pada pemberian tablet teofilina dari
darah dibiarkan 1 jam dan disentrifuge, serum keempat subyek dan pada pemberian tablet ami-
digunakan untuk penetapan kadar. Apabila sam- nofilina pada kelima subyek dapat dilihat pada
pel tidak dapat ditetapkan pada hari itu, sampel Gambar 1 dan 2.
disimpan dalam keadaan beku [8,9]. Dari kurva kadar teofilina terhadap waktu
(Gambar 1 dan 2) dapat dilihat bahwa profil far-
2.3.3. Penetapan kadar teofilina dalam serum makokinetikanya sesuai dengan profil farmako-
darah. kinetika sediaan pelepasan terkendali, yaitu ka-
Penetapan kadar teofilina dalam serum darah dar teofilina dalam serum dapat dipertahankan,
dilakukan dengan metode Flourescence Polariza- penurunan kadar obat dalam serum pada fase
tion Immunoassay (FPIA). Prinsip dasar metode pasca absorpsi tidak tajam. Tetapan laju absorp-
ini adalah kompetisi antara antigen berlabel fluo- si yang dihitung dengan menggunakan metode
rescence (teofilin fluorescence tracer) dengan Wagner-Nelson menunjukkan absorpsi order nol,
antigen tak berlabel (teofilina dalam serum da- yaitu laju absorpsi konstan (Gambar 3 dan Tabel
rah) dengan memperebutkan “binding site” yang 5, 6) [4].
terbatas pada molekul antibodi, kadar teofilina Waktu obat mencapai kadar maksimum
didapatkan dari kurva probit log [6]. dibandingkan pemberian tablet teofilina sediaan
konvensional, terlihat lebih lambat dan kadar
obat mencapai puncak juga lebih rendah [1]. Dari
3. Hasil dan Pembahasan data kadar teofilina dalam serum (pemberian
tablet teofilina dan aminofilina pelepasan terken-
Hasil penelitian yang diperoleh adalah kadar dali) terlihat bahwa sebagian besar berada dalam
teofilina dalam serum pada pemberian tablet rentang kadar terapetik (MEC 5-20 µg/ml) [5],
Tabel 1. Kadar teofilina serum dari masing-masing subyek pada pemberian tablet teofilina pelepasan
terkendali dosis 300 mg
Kadar (µg/ml)
No. Waktu (jam) Subyek
KW DK SC WG
ͳǤ Ͳǡͷ ͲǡͶͶ ͲǡͶͷ Ͳǡʹ Ͳǡͷ
ʹǤ ͳǡͲ ͳǡͲͳ ʹǡͶͲ ʹǡͳͻ ʹǡ͵ͺ
͵Ǥ ͳǡͷ ʹǡͶʹ ͵ǡͷ ʹǡͻͶ ͵ǡͲ͵
ͶǤ ʹǡͲ ͵ǡͲ͵ ͵ǡͻ ͵ǡͳ ͵ǡͷ
ͷǤ ͶǡͲ ǡͳͷ ͷǡͲ͵ ͵ǡͻ ǡͳͷ
Ǥ ǡͲ ǡͻͷ Ͷǡ ͵ǡͺ ǡͻͻ
Ǥ ͳͲǡͲ ͷǡ͵ͷ ͵ǡͷͲ ͵ǡͷ ͶǡͲ
ͺǤ ͳʹǡͲ Ͷǡͷ ʹǡͻͻ ͵ǡ͵ʹ ͵ǡ͵ͻ
ͻǤ ͳͶǡͲ ͵ǡͺͷ ʹǡͷʹ ʹǡͻͷ ʹǡͺͶ
ͳͲǤ ͳǡͲ ͵ǡʹ͵ ʹǡͳͲ ʹǡͳ ʹǡͶͳ
Tabel 2. Kadar teofilina serum dari masing-masing subyek pada pemberian tablet aminopilina pelepa
san terkendali dosis 350 mg
Kadar (µg/ml)
No. Waktu (jam) Subyek
FR WJ RR WB RK
ͳǤ Ͳǡͷ ͳǡʹ Ͳǡʹ ͳǡͲͺ Ͳǡͺ Ͳǡͺ͵
ʹǤ ͳǡͲ ʹǡͻͶ ͳǡͻ͵ ʹǡͲ ͳǡͺ ͳǡͶʹ
͵Ǥ ͳǡͷ ͵ǡͷͷ ʹǡͷʹ ͵ǡͳ͵ ʹǡͻ ʹǡͳ͵
ͶǤ ʹǡͲ Ͷǡʹʹ ͵ǡͷͻ ͵ǡͺͷ ͵ǡͺ ͵ǡͳʹ
ͷǤ ͶǡͲ ǡʹͳ Ͷǡͺͺ ǡͺ ǡʹͷ ͶǡͶ͵
Ǥ ǡͲ ǡͶͻ ͷǡ͵ͷ ǡ͵Ͳ ǡ͵ Ͷǡͻʹ
Ǥ ͺǡͲ ǡ͵ ͷǡʹ ǡʹͲ ǡͳͻ ǡͶͺ
ͺǤ ͳͲǡͲ ǡͷ Ͷǡ͵ ͷǡͻͷ Ͷǡͺ ǡʹͳ
ͻǤ ͳʹǡͲ ǡ͵Ͳ ͵ǡͻ ͷǡʹͺ ͶǡͲͻ ͷǡͷ
ͳͲǤ ͳͶǡͲ ͷǡͲͷ ͵ǡͳ Ͷǡͷ ͵ǡ͵ ͷǡͲͳ
ͳͳǤ ͳǡͲ Ͷǡͺ͵ ʹǡͶ ͵ǡͻͶ ʹǡͺͷ Ͷǡ͵ͺ
ͳʹǤ ʹͶǡͲ ͵ǡ͵Ͷ ͳǡͷͳ ʹǡ͵͵ ͳǡ͵ ʹǡͺ
ͳ͵Ǥ ʹͺǡͲ ʹǡͳ ͳǡͳͷ ͳǡͺͶ ͳǡͳͳ ʹǡʹͺ
ͳͶǤ ͵ʹǡͲ ʹǡͳͷ Ͳǡͻͷ ͳǡͶ͵ ͲǡͺͶ ͳǡ
ͳͷǤ ͵ǡͲ ͳǡͲ Ͳǡʹ ͳǡͳͶ Ͳǡͷͻ ͳǡͶͳ
Tabel 3. Harga parameter farmakokinetika (AUC, Cp maks, t maks, K & t ½ ) teofilina serum dari ma–
sing-masing subyek pada pemberian tablet teofilina pelepasan terkendali dosis 300 mg
Tabel 4. Harga parameter farmakokinetika (AUC, Cp maks, t maks, K & t ½) teofilina serum dari ma–
sing-masing subyek pada pemberian tablet aminofilina pelepasan terkendali dosis 350 mg
Gambar 1. Kurva kadar teofilina terhadap waktu pada pemberian tablet teofilina pelepasan terkendali
dari keempat subyek
Gambar 2. Kurva teofilina terhadap waktu pada pemberian tablet aminofilina pelepasan terkendali dari
kelima subyek
yaitu di atas kadar efektif minimum dan di bawah blet teofilina) dan 4-13 jam (tablet aminofilina)
kadar toksik dan ini berada dalam waktu yang (Tabel 7) dan ini lebih lama dibandingkan tablet
lebih lama dibandingkan pemberian tablet teo- konvensional.
filina konvensional (Gambar 4). Waktu okupansi Terdapatnya variasi kadar teofilina dalam se-
teofilina [2] berada pada rentang 2-8 ½ jam (ta– rum dari ke sembilan subyek kemungkinan kare-
Gambar 3. Kurva fraksi yang tidak terabsorpsi teofilina terhadap waktu pada pemberian tablet teofilina
(A) dan aminofilina (B)
Gambar 4. Kurva kadar teofilina terhadap waktu dari tablet teofilina konvensional (A) dan teofilina (B)
dan tablet aminofilina (C) pelepasan terkendali
na teofilina berada dalam bagian-bagian saluran pasan terkendali [1] antara lain: produk yang
cerna pada waktu yang cukup lama, dimana hal hanya digunakan untuk dosis penjagaan (mainte-
ini dapat dilihat pada empat jam setelah pembe- nance dose), dimana tidak terdapat dosis muatan
rian obat masih terdapat 10-15 % teofilina yang (Initial dose, DI=0), seperti halnya tablet teofilina
belum diabsorpsi. dan aminofilina dalam penelitian ini. Dilihat dari
Terdapat beberapa model produk obat pele– absorpsinya yang lambat dan mula kerja obat-
Tabel 5. Harga tetapan laju absorpsi (Ka) teofilina yang dihitung dengan metode Wagner-Nelson, pada
laju order nol dan laju order satu untuk masing-masing subyek pada pemberian tablet teofilina
lepas terkendali dosis 300 mg
Tabel 6. Harga tetapan laju absorpsi (Ka) teofilina yang dihitung dengan metode Wagner-Nelson, pada
laju order nol dan laju order satu untuk masing-masing subyek pada pemberian tablet amino-
filina lepas terkendali dosis 350 mg teofilina lepas terkendali dosis 300 mg
Order nol Order satu
No. Nama
Ka (%/ jam) r ka (jam-1) r
ͳǤ ͲǡͳͶͶ Ͳǡͻͻʹ Ͳǡʹͺ Ͳǡͻͻͻ
ʹǤ
ͲǡͶͺ Ͳǡͻͷ ͲǡͷͻͶ Ͳǡͻͻ
͵Ǥ Ͳǡͳͻ Ͳǡͻͻͷ ͲǡͶͺͻ Ͳǡͻͺͷ
ͶǤ Ͳǡʹʹͺ Ͳǡͻͻͷ Ͳǡͷͷ Ͳǡͻͺ
ͷǤ Ͳǡͳ͵ͺ Ͳǡͻͺ ͲǡʹʹͲ Ͳǡͻͻͷ
Rentang 0,138-0,487 0,220-0,655
X 0,239 0,450
SD 0,144 0,190
Ψ
Tabel 7. Mula dan lama kerja teofilina pada pemberian tablet teofilina pada pemberian tablet teofilina
(300 mg) dan aminofilina (350 mg) pelepasan terkendali pada masing-masing subyek
Teofilina Aminofilina
Subyek Mko Iko Subyek Mko Iko
(jam) (jam) (jam) (jam)
͵ǡͲ ͺǡͷ ͵ǡͲ ͳ͵ǡͲ
͵ǡͲ ʹǡͲ
ͶǡͲ ͶǡͲ
ǦǦǦ ǦǦǦ ͵ǡͲ ͳͳǡͲ
ʹǡͷ ǡͷ ͵ǡͲ ǡͲ
ǡͲ ͺǡͲ
αȋȌǢαȋȌ
nya (2 ½-3 jam) untuk tablet teofilina dan (3-6 yaitu, R=MEC.Vd.K, laju absorpsi lebih lambat
jam) untuk tablet dosis muatan teofilina. Untuk daripada tablet konvensional begitu juga untuk t
merencanakan dosis muatan dalam pelepasan maks, sehingga kadar obat dalam serum terlihat
terkendali dibutuhkan data klirens teofilina dan lebih dapat dipertahankan, t maks teofilina tablet
kadar efektif minimum yang dikehendaki D= Cp. konvensional pada umumnya satu jam karena
ɓ. Cl. dan rancangan laju absorpsi= laju eliminasi teofilina mudah larut di dalam asam lambung [3].
Cp maks=6,70 µg/ml, t maks=6,8 jam, K=0,061 peutic Drug Determination. Clinical Chemistry.
1981;27(9):1575-9.
jam-1, t½=11,51 jam) sesuai dengan profil farma-
7. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik In-
kokinetika sediaan lepas kendali pada umumnya.
donesia. Pedoman Metodologi Uji Bioekuivalensi.
2015.
8. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik In-
Ucapan Terimakasih
donesia. Pedoman Metodologi Uji Bioekuivalensi
Spesifik Zat Aktif. 2015.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada: 9. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik In-
1. Para volunter donesia. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik di In-
2. Laboratorium klinik Prodia Surabaya donesia. 2015.