Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Singkat Pabrik Gula Pagottan


PG Pagottan didirikan oleh NV COOY COSTERN VAN VOORHOUT (orang
Belanda) dengan bentuk bangunan yang sederhana pada tahun 1884. Pada tahun 1905
diadakan perombakan bangunan dan penyempurnaan instalasi. Secara kronologis, sejarah
perkembangan PG Pagottan terdiri dari beberapa periode yang sering mengalami pergantian
kepemilikan karena pada masa-masa tersebut bangsa Indonesia masih dalam periode
penjajahan Belanda, Jepang, hingga akhirnya PG Pagottan menjadi BUMN Perusahaan
Perseroan Terbatas. Tahun 1884-1941, PG Pagottan didirikan oleh pemerintah Belanda dan
termasuk dalam lingkup administratur N.V COOY COOSTERN VOORHOUT. Adapun
masa-masa peralihan PG Pagottan diantaranya pada tahun 1942 dikarenakan meletusnya
Perang Dunia Il serta kekalahan Belanda dari Jepang, akhirnya PG Pagottan rusak berat
karena banyak barang-barang milik PG yang dijarah atau diambil oleh masyarakat
disekitarnya. Tahun 1942 PG Pagottan diambil alih oleh Jepang dan dialih fungsikan menjadi
pabrik semen dengan bahan baku gips yang diambil dari daerah Slahung kabupaten Ponorogo.
Tahun 1945 PG Pagottan kembali dikuasai oleh sekutu yang kemudian digunakan sebagai
pabrik granat dan markas tentara. Tahun 1948 PG Pagottan kembali diambil alih oleh
Belanda. Tahun 1953 N.V COOY COSTERN VAN VOORHOUT membangun kembali PG
Pagottan yang rusak akibat perang dan untuk pertama kalinya dilakukan penggilingan tebu
dengan nama "SUIKER ONDERNEMING PAGOTTAN". Pada tahun 1956 PG Pagottan
diambil alih oleh Bank Industri Negara, PG Pagottan melaksanakan giling tebu pertama
dengan nama suiker onderneming pagottan dengan kapasitas giling 1.200 ton/hari (1 bateray
gilingan). Tahun 1957, tepatnya pada tanggal 11 Desember dilakukan nasionalisasi
perusahaan Belanda di Indonesia dan PG Pagottan dikelola oleh Perusahaan Negara
Perkebunan (PNP) Gula Inspeksi V tahun 1958 berdasarkan keputusan pengesahan militer
dan menteri perkebunan No. 1063/PMT/1957 tanggal 9 Desember 1957. PG Pagottan dikelola
oleh pusat perkebunan negara dan jawatan kementrian pertahanan dengan nama BPU-PPN
Gula Daerah V yang berpusat di Surabaya. Tanggal 2 mei 1981 perusahaan perkebunan
selaku pengelola PG Pagottan, diubah menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) XX
yang berbadan hukum dan berpusat di Surabaya. Pada tahun 1991 – 1994, proyek
pengembangan kapasitas dengan melakukan relokasi pabrik gula yang awalnya kapasitas
pabrik lama 1200 ton/hari dan pabrik baru 2300 ton/hari (2 bateray gilingan). Mulai tahun
1998 hingga sekarang pabrik lama di nonaktifkan sehingga kapasitas giling menjadi 3300
ton/hari (1 bateray gilingan). Sesuai peraturan pemerintah No. 16 pada tanggal 14 Februari
1996 PT Perkebunan XX dan XXIV – XXV (Persero), dibubarkan dan dibentuk badan usaha
baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). Pada tahun 2014 PT. Perkebunan
Nusantara XI berada di naungan PT. Perkebunan Nusantara III (persero) / Holding
Perkebunan sampai sekarang.

B. Visi Dan Misi Instansi


1. Visi
Menjadi Perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia

2. Misi
Mengelola dan Mengembangkan Agro Industri berbasis tebu serta diversifikasi usaha
untuk memberi nilai tambah melalui pemanfaatn sumber daya yang berwawasan
lingkungan.

C. Lokasi Industri Instansi


1. Letak Geografis PG. Pagottan
Desa : Pagottan
Kecamatan : Geger
Kabupaten Madiun
Propinsi : Jawa Timur
2. Lokasi PG Pagottan
Jarak : ±9 km dari kota Madiun ke arah selatan
Letak : Terletak pada ketinggian 94 m diatas permukaan laut.

D. Peraturan-peraturan Kerja Terkait


Peraturan kerja di PG Pagottan adalah sebagai berikut:
 Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
 Masuk setiap hari Senin-Sabtu
 Di PG Pagottan terdapat 3 shift, yaitu:
1. Shift Pagi : 06.00-14.00
2. Shift Siang : 14.00-22.00
3. Shift Malam : 22.00-06.00

E. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PG
Pagottan dapat dikatakan relatif baru karena PG Pagottan berkomitmen untuk menerapkan
SMK3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 tahun 2012 sejak Oktober 2015
namun dalam penerapannya baru bisa terlaksana mulai April 2016. Oleh karena itu,
penerapannyapun belum maksimal. Di bawah naungan PTPN XI, PG Pagottan adalah dua
diantara pabrik gula yang mulai menerapkan SMK3 selain PG Semboro yang berada di
Jember. SMK3 yang diterapkan di PG Pagottan belum memiliki divisi khusus sebagai
divisi yang fokusannya bergerak dalam SNHG dan sebagai divisi yang bertugas untuk
melakukan kontroling terhadap masing-masing individu karyawan atau pegawai.
Semua karyawan dan pegawai sudah diwajibkan untuk menggunakan Alat
Perlindungan Diri (APD) ketika berada di lingkungan pabrik agar terhindar dari
kecelakaan kerja APD yang dikenakan oleh pekerja dan karyawan berupa safety helmets,
sepatu, dan masker. Sedangkan APD berupa ear plug masih belum diterapkan karena
masih terkendala dalam biaya karena tidak ada anggaran khusus untuk menyediakan APD.
Namun, yang terjadi di lapangan, tidak semua karyawan dan pegawai menggunakan sepatu
dan masker saat berada di lingkungan pabrik. Pegawai dan karyawan yang tidak
mengenakan APD (minimal menggunakan safety helmets) ketika berada di lingkungan
pabrik akan dikenakan sanksi yang berupa teguran.
Dalam rangka membina karyawan, perusahaan berusaha meningkatkan para karyawan
dan pegawainya dengan memberikan hak berupa jaminan pekerja yang berupa asuransi BPJS.

Anda mungkin juga menyukai