Anda di halaman 1dari 2

GAMBARAN KASUS KEP KELUARGA

Kluaga Progo terdiri dari Tn “J” selaku kepala keluarga dengan istri Ny “S” dan saudara Ny”S”
yaitu Tn “W” dengan ibu kandung bernama Ny “D” serta bapak kandunnya bernama “Tn “H”
pekerjaan kelapa keluarga adalah petani, Penghasilan keluarga tidak menentu ± Rp 500.000 –
700.000,- / bulan, dimana Ny “S” mengatakan aktivitas rekreasi sesekali jalan-jalan ke pantai,
keluarga mengatakan belum mampu menangani dan merawat Sdr W dengan penyakit jiwa pada klien,
hal tersebut disebabkan kurang pengetahuan keluarga dalam merawat keluarganya yang mengalami
penyakit jiwa
Tn “J” mengatakan selama ini tidak mempunyai riwayat penyakit yang parah sampai di opname di
rumahsakit atau Puskesmas, Ny “S” mengatakan Tn “J” terkadang pernah sakit seperti sakit flu batuk
bila terjadi perubahan musim dan cuaca, dan setelah 2-3 hari dapat sembuh kembali. Saat pengkajian
Ny “S” mengatakan mengalami sakit batuk kering lebih dari 2 minggu tetapi tidak sampai mondok di
rumah sakit, hanya klien berobat rutin dan minum obat teratur secara rutin dan jika habis harus kontrol
obat ke puskesmas, tetapi klien belum mengetahui cara mencegah agar batuk yang dialaminya tidak
kambuh lagi, dan Ny “S” mengatakan 4 tahun yang lalu pernah mempunyai riwayat Batuk lama dan
diperiksakan kedokter ternyata klien menderita TB Paru dan sejak 4 tahun yang lalu Ny “S” sampai
sekarang rajin berobat kepuskesmas untuk meminta obat TB dikarenakan batuknya kembali kambuh,
batuk terjadi bila kecapean selesai bekerja .
Ny “S” mengatakan adiknya mengalami gangguan jiwa yaitu dengan selalu menyendiri di kamar,
Ny “S” menyatakan Tn “W” takut bila melihat sinar matahari dan tidak mau bergaul dengan teman-
temannya, kebutuhan ADL Tn “W” dibantu oleh keluarga, selama ini klien belum pernah diperisakan
kedokter. Menurut pengakuan keluarga Ny “S” mengatakan pada keluarganya tidak diketahui adanya
penyakit keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi dan lain-lain.
Keluaga Progo memiliki rumah sendiri, luas rumah 8x7 m2, terdiri dari, 1 ruang tamu, 1 ruang
TV, 3 kamar terdapat dan ventilasi ukup namun keadaan ventilasi jarang di buka bila pagi hari, 1 dapur
dengan memakai kayu dan kompor untuk memasak, 1 kamar mandi/WC disertai jendela, keluarga
sudah mempunyai sumur, jarak atnra sumber air dan septic tang kurang lebih 12 m, serta terdapat
kandang sapi di depan rumah dan di samping sebelah selatan rumah yang tidak terawat. Keadaan
rumah secara umum belum tertata rapi, sumber air minum yaitu dengan air sumur yang sudah dimasak.
Letak rumah yang berdekatan antara rumah Tn “J” dengan tetangganya, para tetangga mempunyai
kekeluargaan yang tinggi saling bergotong royong dalam hubungan sosial masyarakat. Kekeluargaan
masyarakat masih kuat, dalam komunitas RT 01 terdapat pengajian. Rasa gotong royong cukup tinggi
ditunjukan warga masyarakat atau para tetangga saling membantu jika ada salah satu tetangganya
mengadakan acara seperti pernikahan, khitanan, kematian. Keluarga Tn “J” ini tidak pernah berpindah-
pindah tempat tinggal
Dalam keluarga Tn “J” Tidak terdapat perkumpulan khusus dalam keluarga. Keluarga berkumpul
jika terdapat acara seperti acara pernikahan, lebaran dan lain-lain. Kegiatan di masyarakat RT 01 cukup
banyak meliputi arisan RT, pengajian, dan lain-lain, dan keluarga juga aktif mengikuti kegiatan
tersebut, Ny “D” mengatakan Tn “J” selalu aktif dalam mengikuti kegiatan perkumpulan RT di
kampunnya. Ny “S” selalu berinteraksi dengan tetangga sekitarnya, terbukti Ny “S” selalu bermain
kerumah tetangga saat ada waktu kosong biasanya pada sore hari, Tn “J” sering bermain ketetangga
saat sore hari setelah pulang bekerja
Keluarga Tn “J” mengatakan belum mempunyai tabungan, bila mendapat kesulitan selalu minta
bantuan kepada saudara-saudaranya serta tetangga sekitarnya, keluarga mengatakan satu-satunya
tabungan keluarga hanya ternaknya yang selalu dirawatnya setiap hari. keluarga bisa memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang terdekat seperti di Puskesmas. Keluarga mempunyai kendaraan
bermotor yang dapat menunjang keluarga ke tempat pelayanan kesehatan
 Tn “J” adalah suami, Kepala Keluarga dan pencari nafkah utama di keluarga.
 Ny “S” adalah istri, tidak berkerja, pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, terutama
mengurus urusan rumah tangga dan urusan belanja keseharian dalam keluarga.
 Sdr “W” anak ketiga yang menderita gangguan jiwa
 Ny “D” adalah Ibu dari Ny”S” yang tinggal serumah dengan keluarga Tn “J”, Ny “D” mengatakan
bahwa Tn “J” selalu bekerja mencari nafkah dan mencari makan hewan ternaknya yaitu
kambingnya.
 Tn “H” adalah ayah Ny”S” yang tinggal serumah dengan keluarga Tn “J”
 Tn “J” dan Ny “S” menanamkan nilai dan norma budaya Jawa.
 Kehidupan keluarga Tn “J” sangat menjunjung tinggi kesehatan keluarganya, Tn “J” berharap
seluruh keluarganya selalu sehat namun keluarga Tn “J” masih belum mengerti tentang cara
mengatasi penyakit jiwa yang di alami oleh Sdr “W”dan TB Paru yang di alami oleh Ny “S”
 Keluarga Tn “J” Tidak memikirkan pendidikan anaknya karena Tn “J” belum mempunyai anak .
Keluarga Tn “J” berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa. Komunikasi dilakukan secara
terbuka. Setiap anggota keluarga diberi kebebasan mengeluarkan pendapat dan setiap anggota keluarga
menghargai pendapat tersebut.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn “J” sebagai kepala keluarga dan biasanya dapat
dilakukan secara musyawarah, pada keluarga Tn “J” tecipta hubungan keluarga yang harmonis terbukti
bila ada masalah dalam keluarga selalu di bicarakan secara kekeluargaan, dalam keluarga Tn “J” antara
istri dengan suami memiliki kekuatan yang sama dalam menganbil keputusan. Namun demikian, suami
lebih dominan dibandingkan dengan istri dan masalah keuangan rumah tangga dikelola oleh Ny “S”
sebagai istri.
Tulang punggung inti keluarga adalah Tn “J” yaitu dengan bertani dan bekerja sebagai penambang
pasir di sungai progo. Keluarga mengatakan kehidupan kekeluargaan di masyarakat banyak
dipengaruhi oleh lingkungan yang agamis, Tn “J” selalu mengikuti kegiatan perkumpulan di
ligkungannya seperti pekumpulan RT.
Keluarga Tn “J” dengan pendidikan terakhir SD dan Tn “J”, Keluraga mengatakan pendidikan
sangat berarti untuk pengetahuan yang semakin maju, dengan pendidikan kepala keluarga SD keluarga
sangat antusias berharap untuk mempunayi anak keluarga akan menyekolahkan ke jenjang yang lebih
tinggi tentunya sesuai dengan kemampuan keluarga, mengingat Tn “J” yang hanya lulusan SD.
Menurut pengakuan Ny “S”, hubungan antar anggota keluarga baik. Jika terjadi kesalahpahaman
selalu diselesaikan dengan cara yang bijak yaitu dengan musyawarah. Hubungan dengan masyarakat
sekitar juga baik. Keluarga selalu bertegur sapa jika bertemu. Keluarga Tn “J” juga mengaku sering
membantu tetangga sebisa mungkin jika mengalami kesulitan. Keluarga selalu mengikuti kegiatan
sosial yang ada di lingkungannya. Seluruh anggota keluarga dapat berperan secara aktif. Keluarga
mengatakan hidup di tengah masyarakat harus selalau berbuat ramah dengan tetangganya dimana
dengan selalu bermasyarakat dengan tetannganya akan tercipta kehidupan yang nyaman
Ny “S” mengatakan, “Saat ini sering mengalami batuk lebih dari 2 minggu, dan saya hanya tau
penyakit yang saya derita adalah TBC namun saya mengakui jarang control ke puskesmas. Ny “S”
mengatakan Tn “J” dan Tn “W” mempunyai kebiasan merokok.
Ny “S” mengatakan batuk saya sering kambuh saat kecapean batuk terjadi tidak tentu waktunya,
Ny “S” mengatakan tidak mampu melakukan sesuatu dan mengambil keputusan bila batuk-batuknya
muncul”.
Tn “J” mengatakan dalam pengelolaan keluarga tetap seperti biasa walaupun salah satu anggota
keluarga ada yang mengalami sakit TBC. Keluarga selalu mengingatkan Ny “S” untuk selalu menjaga
kesehatannya dengan tidak bekerja terlalu berat dan istirahat yang teratur serta harus rajin
memeriksakan diri ke tempat layanan kesehatan dan jika dberikan obat maka Ny”S” harus selalu
meminumnya .
Keluarga belum mampu menciptakan lingkungan sehat terbukti dengan kebiasaan Tn “J” dan
Tn”W” yang merokok dirumah, dan kebiasaan jendela rumah yang jarang di buka, Ny “S” mengatakan
di sekeliling rumahnya bau kotoran ternak yang dipeliharanya.
Kelurga mengatakan jarak antara puskesmas dan rumahnya berjarak kurang lebih 2 km. Ny “S”
mengatakan, “ Biasanya saya periksa ke Puskesma Galur II untuk memeriksakan perkembangan
kesehatan saya, namun beberapa waktu terakhir ini saya jarang memeriksakan diri”. Apabila ada
keluarga yang sakit dan tidak sembuh dengan obat yang dibeli dari warung maka keluarga akan
membawanya ke dokter.
Keluarga berusaha menjalankan solat lima waktu secara teratur. Keluarga juga mengatakan sering
mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan di lingkungannya. Bagi keluarga Menjadi sakit
merupakan peringatan yang diberikan oleh Tuhan atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuat, yang
penting kita berdoa dan berusaha untuk sehat. Dengan sakit, maka akan berusaha mengingat ketika
sedang sehat dengan selalu menjaga kesehatan.
Ny “S” mencemaskan penyakit TBC yang dialaminya, bila batuk-batuknya kambuh, Ny “S”
mengatakan ingin segera sembuh dari penyakit TBC yang di alaminya. Keadaan ekonomi yang masih
berkecukupan, dan perlunya Tn “J” sebagai kepala keluarga bekerja keras untuk mencukupi kehidupan
keluarganya. Keluarga dalam usaha mengobati penyakitnya sudah pernah dilakukan yaitu dengan
memeriksakan dirinya ke Puskesmas, namun Ny “S” sudah mengerti penyakit yang diderita namun ny
“S” jarang kontrol untuk memeriksakan kesehatan dirinya.
Ny “S” mengatakan “saya berharap sekali penyakit TBC yang saya derita dapat segera sembuh,
dan tidak kambuh lagi”, keluarga Ny “D” mengatakan saya berharap kedatangan petugas kesehatan
dapat membantu Ny “S” dan dapat memberi pengetahuan serta cara mengatasi masalahnya yaitu
penyakit TBC yang dideritanya

Anda mungkin juga menyukai