Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH

PENGELOLAAN KUALITAS AIR AKUAKULTUR

DAMPAK KEGIATAN BUDIDAYA TERHADAP KUALITAS AIR

NAMA : MUH. RAIHAN RAHMANU


NIM : L031191033
KELAS : PKAA KELAS A

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN

Budidaya perikanan atau perikanan budidaya adalah kegiatan memproduksi biota


(organisme) akuatik (air) untuk men-dapatkan keuntungan. Selain budidaya perikanan, dalam
sektor perikanan produksi biota akuatik dapat dilakukan melalui penangkapan atau perikanan
tangkap. Berbeda dengan penangkapan, produksi dari budidaya perikanan diperoleh melalui
kegiatan pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan lingkungan terkontrol. Kegiatan
pemeliharaan tersebut (sesuai dengan tujuannya) mencakup pembenihan dan pembesaran. Dalam
perikanan tangkap produksi diperoleh dengan cara memanen (berburu) biota akuatik dari alam
tanpa pernah memelihara. Budidaya perikanan, bersama-sama dengan perikanan tangkap dan
pengolahan perikanan merupakan tulang punggung sektor perikanan dalam menyediakan pangan
dan sumber protein bagi manusia (Sahfitri, 2018).

Dilihat dari asal katanya, istilah akuakultur diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris yaitu
Aquaculture. Terdapat beberapa definisi akuakultur seperti dikemukakan dalam beberapa sumber.
Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi,
penanganan hasil sampai pemasaran Lebih lanjut, apabila ditinjau dari tujuannya, budidaya
perikanan ternyata tidak hanya memproduksi biota akuatik untuk tujuan konsumsi (produksi
makanan) saja. Terdapat banyak tujuan budidaya perikanan, antara lain adalah perbaikan stok ikan di
alam (restocking), produksi ikan umpan, rekreasi, konservasi, produksi ikan hias, daur ulang bahan
organik, dan produksi bahan baku industri (Hermawan dkk, 2017).

Media budidaya ikan merupakan suatu tempat hidup bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang yaitu
air. Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas
yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus
dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan manusia sebagai
sumber bahan pangan yang bergizi dan relatif harganya murah. Air yang dapat memenuhi kriteria yang
baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton sebagai indikator paling mudah bahwa
air tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan (Yanuhar dkk, 2019).

Hal ini dikarenakan organisme ini merupakan produsen primer sebagai pendukung kesuburan
perairan. Oleh karena itu kondisi perairan/ air harus mampu menyiapkan kondisi yang baik, terutama
untuk tumbuhan tingkat rendah (Fitoplankton) dalam proses asimilasi sebagai sumber makanan hewan
terutama ikan. Secara umum air sebagai lingkungan hidup mempunyai sifat fisik, sifat kimia dan sifat
biologi. Agar dapat melakukan pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan maka harus dipahami ketiga
parameter kualitas air yang sangat menentukan keberhasilan suatu budidaya ikan. Dalam bab ini akan
dibahas tentang kuantitas air dalam hal ini sumber air yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya,
parameter kualitas air yang akan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha budidaya ikan dan
bagaimana cara melakukan pengukuran terhadap parameter kualitas air tersebut agar dapat selalu
dipantau perubahan kualitas air dalam wadah budidaya ikan (Maniagasi dkk, 2013).

RUMUSAN MASALAH

1. Dampak kegiatan budidaya bagi kualitas Air.


PEMBAHASAN

Lingkungan budidaya ikan merupakan media hidup bagi biota yang dibudidayakan sehingga
lingkungan harus dibuat senyaman mungkin, hal ini bertujuan agar biota dapat hidup dengan sehat dan
tumbuh secara optimal. Untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan perairan harus
diperhatikan, karena lingkungan dalam hal ini kualitas air sangat mempengaruhi semua jenis biota yang
hidup di air. Apabila dalam suatu lingkungan terjadi penurunan produksi secara drastis sampai hanya
sebagian kecil saja yang mampu bertahan hidup, maka lingkungan tersebut telah mengalami tekanan
akibat pencemaran atau penurunan mutu lingkungan (Azhari dan Tomasoa, 2018).

Menurut Koniyo (2020), Kolam air tawar, tambak atau karamba dengan air yang berkualitas baik akan
memberikan hasil berupa ikan, udang dan biota air lainnya dalam kuantitas lebih banyak, lebih sehat
dan higienis jika dibandingkan dengan air kualitas rendah. Syamsuddin (2014) menyatakan bahwa pada
lingkungan budidaya ikan baik yang berskala outdoor (kegiatan budidaya di luar ruangan) seperti pada
tambak dan kolam air tawar serta karamba maupun pada kondisi indoor (kegiatan budidaya di dalam
ruangan) seperti di hatchery, kualitas air berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kelangsungan hidup biota budidaya. Pengaruh langsung berupa keracunan oleh senyawa dan
faktor (parameter) fisika, kimia dan biologis tertentu. Sedangkan pengaruh tidak langsung berupa
timbulnya serangan penyakit dan menurunnya ketahanan biota budidaya terhadap serangan penyakit.

Parameter kualitas air pada lingkungan budidaya ikan bersifat dinamis, yakni selalu berubah dan
saling berpengaruh satu sama lain, karena prinsip budidaya ikan adalah pemeliharaan ikan pada kondisi
lingkungan perairan yang dikendalikan. Untuk itu dalam kegiatan budidaya ikan, kualitas air harus
dikelola secara efektif melalui pemantauan dari waktu ke waktu, terutama yang mudah diamati secara
visual atau secara langsung seperti warna, kecerahan/kekeruhan, bau, kondisi tumbuhan dan hewan
yang ada di dalamnya. Analisis kualitas air secara detail untuk saat ini sudah sangat mudah karena
peralatannya semakin mudah ditemukan di toko-toko kimia dan medis, dengan harga yang murah
sampai yang mahal (Koniyo, 2020).

Sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan harus memenuhi persyaratan baik parameter
fisika dan kimia. Sifat fisik air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak. Sifat kimia
merupakan penyedia unsur-unsurion, gas-gas terlarut, pH dan sebagainya. Sehingga kondisi kedua hal
tersebut harus sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan berkembangnya ikan yang dipelihara.
Namun penelitian mengenai pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan ikan sangat minim sehingga
perlu dilakukan kajian mengenai Pengaruh Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Ikan (Putri dkk, 2014).

Perairan alami dapat terkontaminasi, dan kualitasnya menurun, oleh keluarnya polutan anion
hara seperti nitrat, nitrit dan fosfat. Tingginya NO3, NO2, dan PO4 adalah 3 konsentrasi yang biasanya
ditemukan dalam pembuangan limbah air dari sirkulasi sistem produksi perikanan budidaya.Penurunan
kualitas air dari limbah organik akibat kegiatan budidaya ikan itu sendiri umumnya diakibatkan oleh
banyaknya pelepasan produk limbah yang berasal dari metabolisme ikan (feces) dan sisa pakan
yang tidak termakan oleh ikan budidaya (Sumbada dkk, 2016).
KESIMPULAN

Budidaya perikanan atau perikanan budidaya adalah kegiatan memproduksi biota akuatik untuk
men-dapatkan keuntungan. Selain budidaya perikanan, dalam sektor perikanan produksi biota akuatik
dapat dilakukan melalui penangkapan atau perikanan tangkap . Berbeda dengan penangkapan, produksi
dari budidaya perikanan diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan
lingkungan terkontrol. Kegiatan pemeliharaan tersebut mencakup pembenihan dan pembesaran. Air
yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton
sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan.

Hal ini dikarenakan organisme ini merupakan produsen primer sebagai pendukung kesuburan
perairan. Oleh karena itu kondisi perairan/ air harus mampu menyiapkan kondisi yang baik, terutama
untuk tumbuhan tingkat rendah dalam proses asimilasi sebagai sumber makanan hewan terutama ikan.
Parameter kualitas air pada lingkungan budidaya ikan bersifat dinamis, yakni selalu berubah dan saling
berpengaruh satu sama lain, karena prinsip budidaya ikan adalah pemeliharaan ikan pada kondisi
lingkungan perairan yang dikendalikan. Untuk itu dalam kegiatan budidaya ikan, kualitas air harus
dikelola secara efektif melalui pemantauan dari waktu ke waktu, terutama yang mudah diamati secara
visual atau secara langsung seperti warna, kecerahan/kekeruhan, bau, kondisi tumbuhan dan hewan
yang ada di dalamnya.

SARAN

Saran tenta dampak kualitas air yaitu kita sebagai calon pembudidaya harus memperhatikan
paramater fisika, kimia, dan biologi kualitas air sebelum melakukan kegiatan budidaya, jangan sampai
kualitas air menjadi buruk karena tidak terkontrolnya pengelolaan kualitas air pada tambak.
Menganalisis sebelum melakukan budidaya merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Bisa juga
meminta pendapat pada pakar atau ahli budidaya tentang bagaimana kualitas air yang baik digunakan
dalam proses budidaya ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Azhari, D. dan A. M. Tomasoa. 2018. Kajian Kualitas Air Dan Pertumbuhan Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) yang Dibudidayakan Dengan Sistem Akuaponik. Jurnal
Akuatika Indonesia Vol. 3 No. 2/ September 2018 (84-90).

Hermawan, A., S. Amanah, dan A. Fatchiya. 2017. Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam
Kelompok Usaha Akuakultur di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jurnal
Penyuluhan, Maret 2017 Vol. 13 No. 1.

Koniyo, Y. 2020. Analisis Kualitas Air Pada Lokasi Budidaya Ikan Air Tawar di Kecamatan
Suwawa Tengah. Jurnal JTech 8(1), 52 –58.

Maniagasi, R., S. S. Tumembouw. Dan Y. Mundeng. 2013. Analisis kualitas fisika kimia air di
areal budidaya ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan
Mei 2013 Vol. 1 No. 2: 29-37.

Putri, T. D., D. P. Priadi, dan Sriati. 2014. Dampak Usaha Perikanan Budidaya Terhadap Kondisi
Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pada Lahan Pasang Surut Kabupaten
Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(1) :43-54
(2014).

Sahfitri, I. A. H. 2018. Potensi Pengembangan Budidaya Perikanan. Tugas latihan unggah jurnal
ke Repository Online, Mata Kuliah Metodologi Penelitian BDP FIKP UMRAH 2018.

Sumbada, I., Sulistyorini, M. Edwin, dan A. S. Arung. 2016. Analisis Kualitas Air Pada Sumber
Mata Air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Hutan
Tropis Volume 4 No. 1.

Yanuhar, U., M. Musa, dan D. K. Wuragil. 2019. Pelatihan dan Pendampingan Manajemen
Kualitas Air dan Kesehatan pada Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio). Jurnal Karinov
Vol. 2 No. 1 (2019) : Januari.

Anda mungkin juga menyukai