Anda di halaman 1dari 9

BAB III

ANALISIS SISTEM

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas berdiri tahun 1938,
dengan nama Centrale Buogerlijke Ziekeninrichting. Tahun 1964 nama
Centrale Buogerlijke Ziekeninrichting dirubah menjadi Rumah Sakit Umum
daerah Lubuklinggau berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 21215/Kab/1964 tanggal 14 April 1964, bersamaan dengan itu
pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) lubuklinggau diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas sebagai pemilik rumah
sakit.
Pada tahun 1979 berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI
No.51/Menkes./SK/II/1979 tanggal 22 Pebruari 1979 tentang Penetapan
Kelas Rumah Sakit Umum Pemerintah, RSUD Lubuklinggau Kabupaten
Musi Rawas ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D. 96.
Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas sampai saat ini
masih berstatus kelas C berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. : 233/Menkes/SK/VI/1983 tanggal 11 Juni 1983. Tahun 2002 Rumah
Sakit. Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas dinyatakan terakreditasi untuk lima
pelayanan dasar oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Setiap tiga tahun sekali seharusnya dilakukan
penilaian ulang oleh KARS karena masa berlakunya hanya tiga tahun ecara
geografis Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas terletak pada
sampai dan L sampai L berada di Kota Lubuklinggau tepatnya dijalan Yos
Sudarso No.13 Kota Lubuklinggau dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Utara : Jalan Yos Sudarso
2. Selatan : Jalan Kesehatan
3. Timur : Jalan Kesehatan / Rel Kereta Api
4. Barat : Jalan Kesehatan / Perumahan Penduduk

39
40

Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas menempati lahan


seluas 10.960 m² dengan luas bangunan 3.431 m² dan luas dapur/pencucian
400 m². tahun 2004 luas bangunan bertambah menjadi 8.872 m² dengan
dibangunnya lantai 2 untuk beberapa klinik dan luas lahan parkir lebih kurang
1000 m². 97 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 3
Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Teknis Daerah Kabupaten Musi Rawas, nama RSUD Lubuklinggau berubah
menjadi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kabupaten Musi Rawas.
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Musi Rawas No. 10
Tahun 2002 tanggal 19 September 2002, RSD Kabupaten Musi Rawas
ditetapkan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) yang berbentuk Badan
dengan eselonerin dua (II). Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Musi Rawas
No.3 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Musi Rawas,RSD Kabupaten Musi Rawas,diubah menjadi
Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas dan ditetapkan sebagai
Lembaga Teknis Daerah (LTD) yang berbentuk Badan dengan eselonering
tiga (III).
Berdasarkan Perda tersebut Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi
Rawas dipimpin oleh seorang direktur yang dibantu oleh seorang Kepala
Bagian Tata Usaha dan tiga orang Kepala Bidang (Bidang Keperawatan,
Bidang Pelayanan, Bidang Perencanaan, Rekam Medis dan Promosi
Kesehatan).
Bagian Tata Usaha membawahi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
Sub Bagian Perlengkapan dan Sub Bagian Keuangan. Bidang Keperawatan
membawahi Seksi Profesi/SDM dan Asuhan Keperawatan serta Seksi
Logistik Keperawatan. Bidang Perencanaan, Rekam Medik dan Promosi
Kesehatan membawahi Seksi Rekam Medik dan Promosi Kesehatan serta 98
Seksi Perencanaan dan Evaluasi. Bidang Pelayanan membawahi Seksi
Pengendalian Pelayanan dan Penunjang Medik, serta Seksi Analisa dan
Pendayagunaan Sarana.
41

Direktur juga membawahi jabatan fungsional yang terdiri dari Komite


Medik dan Staf Medik Fungsional, Komite Keperawatan dan Staf Fungsional
Keperawatan, Instalasi-instalasi, serta Satuan Pengawas Internal (SPI).
Tugas pokok Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas No.3 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Musi Rawas adalah membantu Bupati menyelenggarakan
pemerintah daerah dalam melaksanakan sebagian kewenangan otonomi
daerah dibidang pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan pemeliharaan, penyembuhan dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu serta melaksanakan upaya
rujukan sesuai perundang-undangan yang berlaku.

3.1.1 Fungsi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas


Fungsi yang harus dilaksanakan oleh Rumah Sakit dr. Sobirin
Kabupaten Musi Rawas adalah :
1. Perumusan kebijakan umum di bidang pelayanan kesehatan pada
rumah sakit.
2. Perumusan kebijakan teknis operasional pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan dalam upaya penyembuhan, dan pemulihan
kesehatan serta melaksanakan upaya pencegahan dan peningkatan
Kesehatan.

3.2 Visi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas


Pelayanan prima dan berkeadilan menuju Musi Rawas Darussalam

3.3 Misi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas


1. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.
2. Memberikan pelayanan profesional yang akuntabel.
3. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
serta kesejahteraan karyawan.
42

4. meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit.


5. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dan pihak yang
berkepentingan.

3.4 Motto Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas


Memberikan layanan akurat dan bersahabat disertai dengan senyum,
sapa, salam, sopan dan santun.

3.5 Fasilitas dan Pelayanan Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi
Rawas
1. Fasilitas
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Pelayanan Rawat Jalan
c. Pelayanan Rawat Inap
d. Unit Tranfusi Darah Central
e. ICU
f. Kamar Bedah
2. Pelayanan Medis
a. Medical Check Up
b. Dokter Umum
c. Dokter Bedah
d. Dokter Spesialis / Sbu-spesialis
1) Anak
2) Bedah
3) Kebidanan & Kandungan
4) Penyakit Dalam
5) THT
6) Mata
3. Pelayanan Penunjang
a. Laboratorium Patologi Klinik
b. X-Ray
43

c. USG
d. ECG
e. Treadmill
f. Endoskopi
g. Farmasi
h. Konsultasi Gizi

3.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
Struktur organisasi Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
terlampir.

3.7 Analisis Sistem


Analisis dapat diefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya.
3.7.1 Analisis Yang Berjalan
Analisis sistem merupakan tahapan penelitian terhadap sistem
berjalan dan bertujuan untuk mengetahui segala permasalahan yang
terjadi serta memudahkan dalam menjalankan tahap selanjutnya yaitu
tahap perancangan sistem. Analisis sebagai penguraian yang utuh
kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
identifikasi dan evaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan dan
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Dari hasil analisis dan pengamatan yang telah dilakukan
penulis di Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas,
khususnya pada pelaksanaan kegiatan analisis berkas rekam medis
rawat inap dimana pelaksanaan analisis kuantitatif sudah berjalan dan
teklah dilakukan dengan semestinya yaitu setelah berkas rekam medis
di isi atau digunakan oleh dokter atau petugas terkait, selanjutnya
berkas rekam medis tersebut akan dikembalikan lalu berkas tersebut
44

diassembling dan analisis kuantitatif kelengkapan rekam medis rawat


inap yang dilaukan oleh petugas analisa.
Pengolaan berkas rekam medis analisis kuantitatif dilakukan
oleh 1 orang petugas yang petugas tersebut juga memiliki tugas
assembling. Pelaksanaan analisis kuantitatif sudah dilakukan secara
manual maupun komputerisasi dengan microsoft exel menggunakan
desain lembar cek kelengkapan yang telah dibuat petugas analisis.
Adapun dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Petugas rekam medis menyiapkan berkas berdasarkan ruang
rawat pasien.
2. Petugas menganalisis berkas rekam medis secara kualitatif dan
kuantitatif.
3. Petugas akan menandai pada bagian berkas yang tidak lengkap
pengisiannya menggunakan kertas post it, dan menulis pada buku
yang disediakan.
4. Petugas menginput data hasil analisis kedalam lembar checklist
rekam medis menggunakan microsoft excel. Penginputan
kelengkapan rekam medis menggunakan tanda ceklist (✓) bagi
berkas yang lengkap dan yang tidak lengkap maka dibiarkan
kosong.
5. Petugas mengembalikan berkas rekam medis yang tidak lengkap
ke ruang rawat inap untuk segera melengkapi pada bagian berkas
yang telah ditandai.
6. Petugas memeriksa kembali berkas yang telah dilengkapi.
Pada proses penginputan berkas rekam medis terdapat item-
tem yang harus diperiksa dalam form ceklist kelengkapan dan
ketidaklengkapan rekam medis rawat inap. Kemudian setelah
dilakukan penginputan data, selanjutnya data direkap untuk dibuat
laporan. Dari laporan analisis kuantitatif yaitu menampilkan jumlah
presentase formulir rekam medis rawat inap yang lengkap maupun
yang tidak lengkap.
45

Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terdapat beberapa


kelemahan pada lembar ceklist kelengkapan yang digunakan untuk
menganalisa kelengkapan dan ketidaklengkapan berkas rekam medis
yaitu sebagai berikut :
1. Pendokumentasian analisis kuantitatiff rekam medis rawat inap
Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas yang dilakukan
pada form ceklist kelengkapan dinilai masih kurang karena
bagian-bagian item yang belum dijadikan sumber informasi mutu
rekam medis.
2. Hasil dari output analisis yan dilakukan belum mewakili
informasi secara keseluruhan yang dibutuhkan sebagai hasil dari
kegiatan analisis kuantitatif rekam medis rawat inap yang
dilakukan karena hanya menampilkan jumlah kelengkapan dan
ketidaklengkapan, belum terdapat informasi lain seperti jumlah
keseluruhan lengkap dan tidaklengkap, kode keamanan saat
masuk dalam program analisis kuantitatif, jumlah rekam medis
yang terbaca dan tepat waktu dalam pengisiannya.
Berikut merupakan gambar flowchart dari analisis sistem
yang berjalan dari kegiatan analisis kuantitatif kelengkapan rekam
medis rawat inap di Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas
yaitu sebagai berikut:
46

Gambar 3.1 Flowchart Analisis Kuantitatif Yang Berjalan


di Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas

3.7.2 Analisis Yang Akan Dibuat


Berdasarkan hasil analisis sistem yang telah ada, maka
seharusnya perlu dirancang suatu sistem yang lebih baik dari sistem
yang sudah ada, guna untuk memudahkan dalam proses analisis
kuantitatif kelengkapan pengisian rekam medis maupun dalam hal
pendokumentasian serta pengelolaan data yang akan menjadi
informasi dalam menghasilkan laporan kelengkapan yang akurat.
Berikut merupakan gambar flowchart dari analisis sistem yang
akan dikembangkan di Rumah Saakit dr. Sobirin Kabupaten Musi
Rawas yaitu sebagai berikut:
47

Gambar 3.2 Flowchart Analisis Kuantitatif Yang Akan di Buat

Berdasarkan flowchart di atas analisis sistem perancangan


aplikasi yang akan dibuat dapat dijelaskan bahwa setelah berkas
rekam medis diterima oleh petugas rekam medis untuk selanjutnya
dilakukan assembling dan analisis kuantitatif, kemudian selanjutnya
petugas akan menginputkan hasil analisis ke dalam form ceklist
kelengkapan rekam medis kemudian akan disimpan kedalam sebuah
database, jika informasi laporan mengenai kelengkapan pengisian
diperlukan maka laporan dapat ditampilkan dan dicetak (print).

Anda mungkin juga menyukai