Nama Kelompok :
Contoh:
Penjualan (1.000 x Rp 3.000) Rp3.000.000
Biaya variabel (1.000 x Rp1800) (1.800.000)
Marjin kontribusi 1.200.000
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp480.000
Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya
adalah: 0 = 3.000X - 1.800 X - 660.000
1.200X = 720.000
X = 600
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit produk. Hal ini juga
dapat dibuktikan dari perhitungan berikut ini:
Penjualan (600 x Rp 3.000) Rp1.800.000
Biaya variabel (600 x Rp1.800) (1.080.000)
Marjin kontribusi 720.000
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp 0
Hubungan CVP dapat juga dianalisis dengan grafik dua sumbu. Sumbu
horisontal menunjukkan unit yang terjual dan sumbu vertikal menunjukkan
pendapatan penjualan. Garis total pendapatan dimulai pada titik nol dan meningkat
dengan kemiringan yang sama dengan harga jual per unit. Garis total biaya memotong
sumbu vertikal pada sebuah titik yang sama dengan total biaya tetap dan meningkat
dengan kemiringan yang sama dengan biaya variabel per unit. Jika total pendapatan
berada di bawah garis total biaya, maka akan muncul daerah rugi. Sebaliknya, daerah
laba akan muncul jika garis total pendapatan berada di atas garis total biaya. Titik
impas berada titik perpotongan antara garis penjualan total dan garis biaya total. Titik
impas pada gambar di bawah ini terletak pada penjualan 600 unit produk dan tingkat
pendapatan penjualan Rp1.800.000,00.
Analisis CVP
mudah digunakan
dan murah biayanya,
namun mengandung
kelemahan karena
menggunakan beberapa
asumsi berikut:
■ Analisis
Berdasar titik impas sebesar 82 paket ini, maka titik impas akan terjadi pada penjualan
produk A sebanyak 246 paket (3 x 82) dan produk B sebanyak 164 paket (2 x 82).
Analisis Sensitivitas
Manajemen dapat memilih strategi yang dianggap paling tepat, sesuai dengan
kondisi persaingan, prediksi tentang pnerimaan/penolakan konsumen terhadap
penurunan/kenaikan harga jual, kenaikan/penurunan biaya tetap dan biaya variable
yang dimungkinkan serta kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Dua konsep yang
dapat digunakan oleh manajemen dalam mengukur risiko yang dihadapinya adalah
marjin pengaman (margin of safety) dan pengungkit operasi (operating leverage).
Marjin pengaman adalah unit yang dijual atau diharapkan akan terjual di atas
titik impas/pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan akan dihasilkan di atas
titik impas. Misalnya: volume impas adalah 300 unit dan penjualan saat ini 500
unit, maka marjin pengamannya 200 unit. Demikian pula jika titik impasnya
Rp450.000 dan pendapatan saat ini Rp750.000, maka marjin pengamannya
Rp300.000. Marjin pengaman juga dapat dinyatakan dalam persentase, misalnya
dari contoh diatas 40% (200/500).
Marjin pengaman adalah ukuran kasar risiko. Semakin besar marjin pengaman
maka semakin kecil pula risiko kerugian jika terjadi penurunan penjualan dari
yang diharapkan.
Nama Kelompok :
ACTUAL
Keterbatasan tarif tradisional costing
COSTING
Membebankan
biaya bahan
langsung, upah
langsung, dan
biaya overhead
yang
sesungguhnya
1. terjadi ke
Tarif tunggal sederhana
2. Tarif d
produk.
tetapi mengabaikan alokasi biaya yang
ACTIVITY BASED COSTING
Biaya tingkat fasilitas dialokasikan secara seimbang ke jam mesin (memberikan suatu
ukuran dari waktu fasilitas yang digunakan oleh masing-masing produk. Kami lampirkan soal
beserta jawaban di slide selanjutnya.
Abc
(Activity based costing)
pt noer bersaudara
2. Buatlah
kelompok
biaya
sejenis
dan hitung
tarip
kelompok. Jelaskan mengapa saudara mengelompokkan aktivitas ke dalam
kelompok !
Jawab :
Kesimpulan
Jelaskan mengapa saudara mengelompokkan aktivitas kedalam kelompok ?
= Karena setiap perusahaan memiliki beberapa departemen sesuai
keahliannya, jadi dilakukan pengelompokan sesuai dengan aktivitas dan tingkat
rasio yang sama agar mempermudah perhitungan setiap departemen dan
untuk mengetahui harga jual per satu produk dalam perusahaan tersebut.
Kesimpulan :
Kelompok 2
activity based management(ABM)
Nama kelompok :
Pengertian ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based management – ABM )
adalah pendekatan untuk keseluruhansistem yang terintegrasi dan berfokus pada
perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai
bagi pelanggan dan labayang dipakai dengan mewujudkan nilai ini.
Sistematik ABM