2 tipe : HIV-1 dan HIV-2 Virus masuk melalui interaksi CD4 dan co-
receptor kemokin CCR5 atau CXCR4
Pengobatan : ART (kombinasi ARV)
Terjadi replikasi virus dalam sel yang diikuti
ART digunakan juga untuk : peningkatan sitokin dan kemokin inflamasi
- PMTCT : mencegah transmisi saat hamil (aktivasi sistem imun)
dan menyusui 1. Penempelan virus pada membrane
- Post-exposure prophylaxis : untuk orang (CCR5/CXCR4)
yang mungkin telah terpapar virus HIV 2. Materi virus masuk ke sitoplasma
72 jam maksimal setelah paparan saat 3. RNA jadi DNA oleh enzim reverse
viral load masih rendah kortimoksazol transcriptase
selama 28-30 hari lalu cek +/- 4. Integrasi dengan inti sel transkripsi
- Pre-exposure prophylaxis : untuk pembentukan virus baru pelepasan
mencegah terinfeksi virus HIV virus baru
Viral failure : virus terdeteksi persisten > 1000 Disfungsi imun : deplesi CD4 produksi
copy/ml ( dengan pemeriksaan dua kali berturut- menurun, destruksi meningkat
turut dalam waktu 3 bulan) setelah mendapatkan
ART minimal 6 bulan Aktivasi sistem imun : non spesifik dan adaptif
serta gangguan koagulasi produksi interferon
Transmisi melalui cairan tubuh : darah, semen, alfa, IL-6, dan TNF alfa
cairan preseminal, cairan rektum, cairan vagina
dan susu ibu FASE PENYAKIT
Target utama infeksi : limfosit T helper dengan Infeksi HIV/AIDS simtomatik: berlangsung sekitar
reseptor CD4 1-3 tahun s/d †
- CD4 blood mendadak menurun, virus HIV
mendadak naik
DIAGNOSIS
1. Gejala dan tanda klinis yang patut
dicurigai terinfeksi HIV Curiga pada pasien dengan penyakit berat
namun tidak sesuai dengan usia
imunodefisiensi
2. Dilakukan konseling (VCT/PITC) pra tes
3. Mengunakan strategi “3” A1, A2, A3
A1 (-) : kalo kecurigaan tinggi, wajib
diulang (3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dari
pemeriksaan pertama)
A1/A2 (+) : lanjut A3
A1 (+) A2A3 (-) dan beresiko :
indeterminate PCR atau Western Blot
4. Tes penyaring pada pasien > 18 bulan
EIA atau ELISA
5. Konfirmasi Western Blot
6. Pada usia < 18 bulan PCR HIV (DNA,
ProDNA, RNA) dikenal sebagai “viral load”
bayi baru lahir tidak bisa periksa
antibodi
7. Antibodi terdeteksi 2 mgg - 3 bulan
8. Bila tes HIV (-) dalam masa jendela
9. Ulangi tes bila ada kecurigaan
HIV-1 & HIV-2 mempunyai protein yang spesifik
serodiagnosis
TATALAKSANA
- Penilaian infeksi oportuistik dan stadium
klinis
- Pemeriksaan HIV pada pasangan seksual
dan keluarga
- Penilaian imunologi (pemeriksaan jumlah
CD4)
- Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
sebelum memulai terapi
- Pengobatan pencegahan kotrimoksazol
- Pemberian ARV
PENILAIAN STADIUM KLINIS
Stadium 1
- Asimptomatik
- Persistence generalized lymphadenopathy
Stadium 2 Pencegahan infeksi oportunistik PCP dan
toksoplasma
- Penurunan berat badan (<10%)
- Rekurensi infeksi pernapasan Profilaksis primer : mencegah infeksi yang belum
- Herpes zoster diderita
- Angular cheilitis
Profilaksis sekunder : mencegah berulangnya
- Rekurensi ulserasi oral
infeksi selama 1 tahun setelah pengobatan
infeksi PCP dan toksoplasma
Indikasi :
- HIV stadium klinis 2,3 dan 4 termasuk ibu
hamil dan menyusui
- CD4 < 200 sel/mm3
ODHA dengan CD4 <200 kotrimoksazol 2
minggu sebelum ARV mengkaji kepatuhan
minum obat dan menyingkirkan ESO tumpang
tindih
TATALAKSANA INFEKSI OPORTUNISTIK
TB
Stadium 3
Pemeriksaan penunjang : sputum BTA, Rapid test
- Penurunan berat badan (>10%) Genexpert, foto rontgen
- Diare kronik (>1 bulan)
OAT dulu 2-8 minggu baru ARV
- Demam persisten (>1 bulan)
CD4<50 ARV setelah 2 minggu OAT
Meningitis TB ARV setelah fase intensif OAT
IPT (isoniazide preventive therapy) INH dan Vit
B6 tidak menderita TB aktif dan tidak ada
- Oral kandidia kontraindikasi INH gak ada gejala klinis, gak
- TB paru ada batuk, tapi IGRA positif TB laten
- Infeksi berat (pneumonia, meningitis, dll) NeuroAIDS
Stadium 4 Meningitis Kriptokokus LFA darah Lumbal
- HIV wasting syndrome Pungsi amfoterisin, flukonazol
- PCP Toksoplasmosis otak CT Scan/MRI lesi fokal
- TB extra paru otak pirimetamin, klindamisin
- Orofaring kandidia
- Sarkoma Kaposi Meningitis TB ART dikasih 2 bulan setelah
- CNS toksoplasma pengobatan meningitis
- HIV ensefalopati Diare kronik
DERAJAT IMUNOSUPRESI Infeksi : bakteri, virus, jamur, parasite,
PEMERIKSAAN PENUNJANG mikobakterium