Warga 1 :”Isuk-isuk hawane ngene, Nduwe bojo ora pangerten. Haaahhhh..!!! Dek”
Warga 1 :”Kopine”
Warga 1 :”Ya Allah, pintere bojoku. Dikon gawekno wedang kopi malah dijupukno
kopi mentah”
Istri Warga 1 :”Ngomong opo kuwe! Iki lak kopi a, jare kon jupukno kopi”
Warga 1 :”Maksudku a dek, tak kon gawekno wedang kopi ora kopine tok. Yowis,tak
mlebu sek”
Dalam hati, Warga 1 berkata “Bojoku tumben kok ngene, biasane dibengoki
langsung metu wedang kopine”.
Lalu,warga 1 keluar membawa kopinya, lalu duduk di kursi depan teras rumah dan
menikmati kopi dengan sebatang rokok. Beberapa waktu kemudian, Ia berkata-kata sambil
melangkahkan kakinya ke taman untuk menyirami tanamannya. Saat Ia menyirami
tanamannya, Ia menyadari ada sesuatu yg hilang.
Warga 1 :”lho, potku sing ono gambare nogo/pitik kok ilang!
Warga 1 :”lho.. saben ono wong kuwi lewat kok ono barangku sing ilang. Opo wong
iku yo sing jupuk. (Warga 1 menuduh pemulung tadi)
Warga 1 pun langsung mengirim pesan ke grup WA. Setelah itu, diadakanlah rapat
pengurus RT.
Ketua RT :”dinten niki, jenengan kulo kumpulaken kengge keperluan rapat ingkang
bahas keluhan saking Pak Warga 1. Monggo Pak Warga 1 ngajuke keluhane”
Warga 1 :”dadi ngeten, kulo niki a.. mpun kelangan barang bolak balek ning jobo omah
la kedadedanne niku pas wonten pemulung lewat ning ngarep omh e kulo”
Warga 1 :”sing niku lho pak, pot sing ning ngajeng omah, sing ono gambare nogo”
Warga 3 :”kulo usul, niki kan usum covid 19, kulo kwatire nk pemulung dan
sebagainya iku gowo virus covid 19. Soale awak dewe iki gak ngerti pemulung kuwi seko
daerah zona merah utowo zona hijau”
Warga 5 :”iku mau bahas tentang pemulung gak ntuk mlebu komplek, karo corona”
Warga 4 :”aku gak setuju, iku ora adil,wong golek nafkah kok bok larang, cobo wae
nek kwe dilarang golek nafkah piye perasaanmu, semua kembali pada diri sendiri, nek ancen
kwe dokwatir yo sediakan tempat cuci tangan, masker, karo handsanitizier kanggo wong
jobo” (bahasa isyarat)
Warga 5 :”nek ancen sampean do kwatir pemulung dll gowo virus yo bagi lah de e
masker, trus sosialisasikan bahaya virus iki opo lan efek sampinge kepada pemulung dll”
Warga 1 :”Justru itu, untuk mencegah penyebaran covid-19 masuk ke komplek kita
dengan cara melarang pemulung dll masuk ke komplek kita ini. Lha wong di daerah lain aja
di lockdown,mosok komplek kita gak?”
Warga 5 :”Kulo nggih mboten setuju pak, menurut saya di situasi seperti ini
kemanusiaan lah yg harus diutamakan. Tapi, kami akan menerima hasil keputusannya”
Warga 5 :”Biaklah kalau begitu pak, kami menerima hasil keputusan tsb.”
Anak :”Lho Pak! Kok muleh cepet tur lah karung/sak e ora koyok biasane.”
Keesokan harinya si anak tsb sedang jalan kaki untuk kerumah temannya,pada
saat di tengah jalan,ia melihat spanduk desa X dan si anak tsb terkejut dan menyadari
bahwa spanduk tersebut menyangkut dg orangtuanya,
Anak :”Lho iki kan jalur sg dilewati bapakku,kok saiki ws ra ntuk mlebu yo,berarti lak
pemasukan e bapak berkurang.wahh…..aku ngerti ndek wingi bapak muleh cepet lan karung
e muk ono sitik,”
Melihat pemasukan bapak berkurang dan bahkan hampir sama sekali tidak
mempunyai pemasukan,si anak mulai berinisiatif ingin membantu keuangan keluarga
dan merenung di kamar.
Anak :”kepiye yo ngewangi bapakku…..?aku tak mecah celenganku ah..(pyarrrrr)lhahh iki
duitku semene meh tak nggo opo yo…..(karo mikir).AHHA……iki kan ameh 17an,opo aku
tak dodol gendero cilik2an yo..?(mikir kro ngitung duit)”
Pemulung :”ya intine bersyukurlah le, akih sing ning jobo kono luweh angil mangan e dari
pada kene”
Keesokan harinya si anak membeli bendera untuk dijualnya lagi. Tak lama
kemudian si anak keliling menjual bendera dari kampung ke kampung.
Pembeli :”(membuka pintu dari dalam rumah), Dek, tumbas… bendera iki regane piro?”
Anak :”ingkang merah putih 20k, ingkang model panjang warna warni 30k.”
Pembeli :”aku tuku iki dek sing merah putih.” (memberikan uangnya kepada si anak)
Anak :”nggih pak matur suwun.” (sambil membungkus bendera dengan plastik, lalu pergi
meninggalkan pembeli)
Pembeli 1 :”Wealah, tak kiro kue iki anakku le.Marai mirip. Wis jan anakku iki ora reti
wayah tenan, dolan kawet isuk durung sarapan ora kondo meh marak nek ndi. Oponeh usume
corona ngene iki.
Anak :” ingkang merah putih 20k, ingkang model panjang warna warni 30k, niki
wonten malih bendera alit-alit. 1 bungkuse 15.000 isi 20,pak”
Pembeli 1 :”Aku tuku sing bendera merah putih e wae, 20.000 yo berarti?”
Pembeli 1 memiliki rasa peduli dengan meminta anak tsb mengulurkan tangannya,
lalu menyemprotkan handsanitizer.
Pembeli 1 :”Ndi, tanganmu le, ulurke (pembeli 1 menyemprotkannya). Tak kandani yo,
iki wayahe usum virus corona, kene kudu bener-bener jogo kesehatan. Carane piye? Nek pas
metu-metu yo nganggo masker, jogo kebersihan awak iso nganggo handsannitizer utowo cuci
tangan. Paham to?
Anak :”paham,pak”
Anak :”Waduh, kulo tek mboten gadhah susuk e pak. Nopo kulo tukar riyen ting
warung?”
Pembeli 1 :”Wis ora usah, susuke nggo kue wae. Nggo tuku masker. Ojo lali nggo tuku
masker!”
Sang anak sedikit memiliki perasaan tidak enak dan sempat tidak ingin menerima
uangnya.
Dengan wajah gembira.Dalam hati, si anak mendoakan pembeli tadi supaya selalu
di berikan rahmat yg melimpah
~~~~~~~~~~
Langit mulai berwarna jingga di ufuk barat. Pertanda sang surya akan segera
hilang ditelan bumi. sampailah ia di komplek X tadi. Awalnya timbul keraguan di hatinya
untuk masuk ke komplek itu. Dengan menghela nafas panjang sambil memejamkan
matanya, ia memberanikan dirinya untuk berjualan di komplek itu. Setelah berkeliling, Ia
bertemu dengan warga 2 yg ingin membeli dagangan anak itu.
Warga 2 :”Yowis, tuku sak bungkus le, arep tak nggo hias omah.”
Warga 2 sedikit penasaran, kenapa ada seorang anak berjualan di situasi seperti
ini.
Warga 2 :”Aku iki asline rodok was-was nek ono wong seko jobo deso mlebu komplek
iki. Wedi nek iso nularke virus corona. Kenopo kue kok gak nganggo masker?
Anak :”saiki aku raiso tuku pak, keadaan ekonomi keluargaku lagi gak apik. Bapak
penghasilane turun drastis. Aku berharap iso bantu bapak semampuku pak. Alhamdulillah
ndek mau ntuk rejeki iso dienggo tuku masker lan iso bantu bapak.
Anak :”bapakku mbiyen sering rene, tapi saiki gak ntuk mlebu nek desa-desa.
Alhasil penghasilane mudun. Orang-orang seperti kami di situasi seperti ini harus bekerja
lebih keras, yg kami harapkan hanyalah bisa makan untuk hari-hari selanjutnya. Tapi.
Syukurlah kami masih bisa makan pak, karena ada bantuan dari berbagai pihak
Saat si anak ingin mengayuh sepedanya lagi, warga 2 menyuruh si anak untuk
berhenti sejenak. Warga 2 masuk ke dalam rumah untuk mengambil masker, lalu
memberikannya ke anak tadi. Si anak senang mendapat 3 masker karena bisa dipakai
juga oleh bapaknya, lalu ia berterima kasih kepada warga 2, lalu mengayuh sepedanya
lagi. Sesampainya di depan gang, si anak mendapat maker lagi. Kali ini dari warga 4.
~~~~~
Warga 2 :”aku mau bar ketemu bocah dodolan bendera, la kebeneran bocah iku anak e
pemulung sing gawene rene iku.”
Warga 2 :”koyok e kene kok salah gawe keputusa masalah banner iku,”(warga 2
menceritakan kembali apa yang diceritakan anak kecil itu kepada warga 2)
Warga 1 :”la rak iso ngono aa, la terus masalah pot ku sing ilang piye?”
Warga 2 :”yo wes aa sak karepmu lah.” (warga 2 lanjut pit-pit an)
~~~~~~~
Warga 1 melanjutkan aktivitas di pagi hari seperti menyiram dan menata tanamannya.
Kali ini, Ia sambil mendengarkan berita dari radio/dari hp. Isi darii berita itu adalah ttg
korban salah tangkap. Setelah beberapa saat, Ia tidak sengaja melihat di pojokan taman, ia
menghampiri dan mengambil pot tersebut. Setelah kejadian itu, Ia terdiam dan tersadar
bahwa ia sendiri yg menaruh pot disitu.
Selang beberapa saat, ia melihat warga 4 melewati rumahnya. Ada barang yg terjatuh
dari motornya. Rupanya itu adalah sebuah buku milik warga 4. Karena penasaran, ia
membuka buku itu dan membaca isinya.
Sungguh indah warna senja kali ini, tak seperti biasanya.Kali ini aku langsung berhadapan
dengan sang surya. Sejajar didepan mataku. Mungkin yg dihadapanku adalah mentari.
Tetapi yg dihadapi orang-orang kecil itu lebih besar dari ini. Sebentar lagi HUT
kemerdekaan RI. Biasanya orang merayakannya dalam sukacita walaupun hanya setahun
sekali. Tetapi di situasi seperti ini, rasanya seperti merayakan dalam kehampaan. Terlebih,
saat melihat berbagai fenomena yg terjadi. Kata”Merdeka”, apa hanya menjadi kata
sebagai pengingat sejarah saja?
Tidak ada yg ingin merdeka yg berarti semu. Seharusnya merdeka itu merdeka yg
mempersatu, merdeka yg saling menjaga, merdeka tanpa membunuh yg berbeda. Merdeka yg
saling cinta. Karena kita hidup di rumah yg sama sebagai saudara.
Yg masih muda ataupun yg sudah tua, bukan masalah usia. Tapi ini tentang sikap kita. Ada
yg bilang bahwa musuh terbesar adalah diri sendiri. Pikiran yg sempit dan hati yg masih
suka iri, mudah sakit hati, mudah untuk mnghakimi, dan tidak mau dikritisi. Apakah arti
merdeka itu saat ini?
Tanah yg dipijak hari ini di peroleh dengan perjuangan. Sudah sepantasnya sekarang ini
hidup untuk saling menguatkan, sehingga mereka yg lemah punya sebuah harapan akan
kehidupan. Karena masih ada yg namanya “kasih”. Dan itulah yg jadi satu-satunya hal yg
membuat manusia tidak kehilangan nuraninya untuk menjadi manusia. Merdeka adalah
sama rata sama rasa,sama ratap sama tangis. Bukan yg 1 tertawa sedangkan yg 1 menangis.
Merdeka itu ketika gambar Soekarno dan Hatta, banyak berlembar-lembar memenuhi isi
dompet kita. Namun, ketika dompet itu isinya hanya ada gambar Kapitan Patimura, itu
artinya masih dalam perjuangan. Bukan merdeka!