Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNOLOGI OBAT

PENYAKIT GERD

Kelompok 6

Nama Anggota:
Alya Kautsarina 1906305902
Vinitta Vrillya 1906307965
Muhammad Syamil Hakim 1806199631

Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2021
i

ABSTRAK

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit kronik pada sistem


pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke esofagus (kerongkongan) dan
dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada esofagus. GERD disebabkan karena kelemahan atau
kegagalan relaksasi dari cincin yang bertugas mengatur proses buka-tutup pintu/klep yang
menghubungkan esofagus bawah dengan lambung. Gejala-gejala penyakit GERD meliputi rasa
terbakar di dada sampai ketenggorokan bersama dengan rasa asam di mulut, nyeri dada,
kesulitan menelan, batuk kering, suara serak, ada benjolan ditenggorokan dan perasaan mual.
Pengobatan GERD biasanya dilakukan dengan terapi modifikasi gaya hidup dan penggunaan
obat bebas. Terapi GERD dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat penekan asam lambung
seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, dan antasida adapun pengobatan juga dapat
dilakukan dengan proton pump inhibitors, dan antagonis histamin-2. Tujuan dari tinjauan ini
adalah untuk membahas pendekatan terkini untuk diagnosis dan pengobatan penyakit GERD
serta proses pembuatan obat GERD.

Kata kunci: GERD, asam lambung, esofagus


ii

EXECUTIVE SUMMARY

Kerongkongan adalah saluran yang membawa makanan dari mulut ke perut Anda.
Penyakit gastroesophageal reflux (GERD) terjadi ketika otot di ujung kerongkongan Anda
tidak menutup dengan benar. Hal ini memungkinkan isi perut bocor kembali, atau refluks, ke
kerongkongan dan mengiritasi itu. Gejala GERD adalah merasakan panas di dada atau
tenggorokan dan terkadang bisa merasakan cairan perut di bagian belakang mulut. Gejala lain
GERD bisa berupa batuk kering, gejala asma, atau kesulitan menelan. Siapapun, termasuk bayi
dan anak-anak, dapat menderita GERD. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan obat-obatan atau
pembedahan. Namun, banyak orang dapat memperbaiki gejalanya dengan menghindari alkohol
dan makanan pedas, berlemak atau asam yang memicu mulas, makan dalam porsi kecil, tidak
makan menjelang waktu tidur, menurunkan berat badan jika diperlukan, dan mengenakan
pakaian yang longgar.
Obat GERD yang sering digunakan untuk menangani GERD adalah antasida, proton
pump inhibitor (PPI), dan antagonis histamin-2. Antasida yang tersedia di Indonesia adalah
promag, PPI berupa omeprazole, dan antagonis histamin-2 berupa cimetidine. Bahan baku
antasida umumnya adalah magnesium hidroksida yang juga dapat menetralkan asam lambung.
Bahan baku antagonis histamin-2 umumnya adalah cimetidine yang dapat menjadi inhibitor
untuk reseptor H2 dalam tubuh. Namun selain obat-obat sintetis yang diproduksi oleh industri
farmasi, terdapat pula obat-obat tradisional untuk menangani GERD seperti kunyit dan
kemangi.
iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................. i
EXECUTIVE SUMMARY ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iv
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Penyakit GERD........................................................................................................... 2
2.2. Obat GERD yang sering digunakan dalam proses pengobatan di Indonesia................. 2
2.2.1 Ketersediaan obat GERD di Indonesia ..................................................................... 5
2.2.2 Bahan baku obat GERD di Indonesia ....................................................................... 5
2.3 Proses Produksi Obat GERD ........................................................................................... 6
2.3.1 Produksi Antasida ................................................................................................... 6
2.3.2 Produksi Proton Pump Inhibitor.............................................................................. 7
2.3.3 Produksi Antagonis Histamin-2 .............................................................................. 8
2.4 Obat Alternatif Penyakit GERD ..................................................................................... 9
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Obat Antasida .......................................................................................................... 3


Gambar 2. Obat PPI ................................................................................................................... 4
Gambar 3. Obat Antagonis Hitamin-2....................................................................................... 5
Gambar 4. BFD Proses Pembuatan Antasida ............................................................................ 7
Gambar 5. BFD Proses Pembuatan Omeprazol ........................................................................ 8
Gambar 6. BFD Proses Pembuatan Cimetidine ........................................................................ 9
Gambar 7. Daun Kemangi ......................................................................................................... 9
Gambar 8. Kunyit .................................................................................................................... 10
Gambar 9. Aloe Vera ............................................................................................................... 10
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit gastroesophageal reflux (GERD) umum terjadi, terhitung lebih dari 5,6 juta
kunjungan dokter setiap tahun. 1 Dari 10% hingga 20% orang dewasa di negara-negara Barat
dan hampir 5% dari mereka di Asia mengalami gejala GERD setidaknya setiap minggu.
Prevalensi gejala GERD meningkat sekitar 4% per tahun selama beberapa dekade terakhir.
Pada tahun 2015, total dampak ekonomi langsung dari GERD dan komplikasinya diperkirakan
lebih dari $ 18 miliar, dengan penggunaan penghambat pompa proton (PPI) terhitung sebesar
$ 12,4 miliar, sedangkan biaya tidak langsung yang didorong oleh penurunan produktivitas
kerja mencapai $ 75 miliar .
Penyakit gastroesophageal reflux (GERD) adalah kelainan saluran cerna kronis yang
ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke kerongkongan. Ini adalah salah satu gangguan
pencernaan yang paling sering didiagnosis di AS dengan prevalensi 20%, mengakibatkan
beban ekonomi yang signifikan dalam biaya langsung dan tidak langsung dan berdampak buruk
pada kualitas hidup. GERD disebabkan oleh beberapa mekanisme berbeda yang dapat bersifat
intrinsik, struktural, atau keduanya, yang menyebabkan terganggunya penghalang sambungan
esofagogastrik yang menyebabkan esofagus terpapar dengan kandungan asam lambung. Secara
klinis, GERD biasanya muncul dengan gejala mulas dan regurgitasi. Hal ini juga dapat muncul
dengan cara atipikal dengan gejala ekstra-esofagus seperti nyeri dada, erosi gigi, batuk kronis,
radang tenggorokan, atau asma. Selama bertahun-tahun, andalan dalam pengelolaan GERD
adalah modifikasi gaya hidup, dan penghambat pompa proton (PPI).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyakit GERD serta gejalanya.
2. Mengetahui obat GERD yang sering digunakan, ketersediaannya, dan bahan bakunya.
3. Mengetahui proses obat GERD dan standar keamanannya dalam industri farmasi
4. Mengetahui alternatif obat tradisional untuk penyakit GERD.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit GERD
Gastroesophageal reflux atau yang lebih dikenal sebagai GERD merupakan penyakit
yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke saluran yang menghubungkan mulut dan
perut. Pada umumnya bagian perut yang disebut Lower Esophagus Sfingter (LES) akan terbuka
saat menelan makanan dan akan menutup secara otomatis namun pada pengidap GERD, otot
tersebut mengalami gangguan sehingga gerakan saat menutupnya tidak rileks dan lemah, hal
tersebut menyebabkan isi perut dengan mudah naik kembali ke kerongkongan. Penyakit ini
jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan iritasi lapisan tenggorokan dan penurunan
kualitas hidup. Gejala utama dari penyakit ini adalah rasa terbakar di dada (heartburn) yang
biasa terjadi setelah makan, nyeri dada, radang tenggorokan, batuk kronis, dan lain-lain.
Penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa hal seperti makan makanan tertentu, berbaring setelah
makan, obesitas, minum minuman beralkohol, kopi, teh, soda, dan lain-lain.

2.2. Obat GERD yang sering digunakan dalam proses pengobatan di Indonesia
a. Antasida
Antasida adalah jenis obat yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung yang biasa
tersedia dalam cairan suspensi dan tablet kunyah dan bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan keasaman, meningkatkan pH, atau secara reversibel
mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di
lambung. Obat asam lambung ini dapat dikonsumsi sebelum makan atau sesaat setelah makan
dan aman untuk sebagian besar penggunanya. Meski demikian, dosis mengonsumsi antasida
yang tepat harus disesuaikan dengan kondisi setiap orang yang mempertimbangkan usia, jenis
kelamin, kondisi medis, seberapa parah masalah asam lambung yang dialami, dan banyak lagi.
Orang-orang dengan kondisi medis tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi antasida, terutama yang mengandung aluminum hidroksida dan magnesium

2
karbonat.

Gambar 1. Obat Antasida


Salah satu kemungkinan efek samping antasida adalah kelebihan kalsium yang dapat
menyebabkan rasa mual, muntah, perubahan status mental, terciptanya batu ginjal, hingga
alkalosis. Akan tetapi, hal ini biasanya terjadi jika memang tidak menggunakan sesuai dosis.
Pada beberapa kasus, efek samping antasida adalah diare, konstipasi, kram perut, atau merasa
mual hingga muntah.

b. Proton pump inhibitors


Proton pump inhibitor (PPI) adalah golongan obat yang bekerja langsung pada sel-sel
lambung untuk menurunkan produksi asam dengan cara menghambat reaksi kimia antara
hidrogen, kalium, serta enzim adenosin trifosfatase. Dalam sel-sel penyusun dinding lambung
yang memproduksi asam, terdapat ‘pompa proton’ yang jika terhambat akan membuat asam
lambung tidak dapat keluar ke lapisan lumen lambung. Karena mekanisme ini, produksi asam
lambung dapat menurun secara drastis sehingga gejala gangguan pencernaan turut berkurang.
Ada lima jenis obat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu omeprazol, lansoprazol,
rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol

3
Gambar 2. Obat PPI
Meski relatif aman, proton pump inhibitor mungkin tidak cocok untuk beberapa orang.
Salah satu jenis opat PPI, Omeprazole yang dinilai aman, sebaiknya tidak dikonsumsi oleh
penderita penyakit hati, ibu hamil, dan ibu menyusui. Selain itu, perlu diketahui bahwa
produksi asam lambung yang menurun drastis bisa memudahkan perkembangbiakan bakteri.
Contoh bakteri tersebut yaitu Clostridium difficile yang dapat menyebabkan diare dan
pneumonia. Pemakaian jangka panjang PPI juga bisa mengganggu penyerapan beberapa zat
gizi seperti magnesium, kalsium, vitamin B12, dan zat besi. Oleh sebab itu, penggunaan obat
PPI sebaiknya selalu dilakukan dalam pengawasan dokter.

c. Antagonis histamin-2
Obat-obatan antagonis histamin 2 bekerja dengan menghambat senyawa yang disebut
histamin 2. Histamin adalah salah satu dari banyak elemen independen yang bertanggung
jawab untuk “mengaktifkan” pompa proton di dalam sel parietal. Histamin 2 berperan dalam
merangsang dan melepaskan zat asam pada lambung. Dengan dihambatnya histamine 2, kadar
asam di dalam lambung bisa diturunkan. Ada tigas jenis obat yang tergolong sebagai antagonis
histamin-2 yaitu cimetidine, famotidine, dan rantidine.
Meskipun jarang terjadi, antagonis H2 memiliki beberapa kemungkinan efek samping seperti
sakit kepala, ruam kulit, lemas, diare, mulut kering, susah tidur, dan sulit buang air kecil. Oleh
karena itu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter dalam penggunaan antagonis H2

4
Gambar 3. Obat Antagonis Hitamin-2

2.2.1 Ketersediaan obat GERD di Indonesia


Ketiga jenis obat ini cukup tersedia di Indonesia. Untuk antasida, obat yang umum
beredar adalah promag yang tersedia dalam bentuk tablet dan cair. Untuk proton pump
inhibitors, obat yang umum beredar adalah omeprazole yang tergolong dalam obat resep.
Untuk antagonis histamin – 2, obat yang umum beredar adalah Cimetidine.

2.2.2 Bahan baku obat GERD di Indonesia


a. Antasida
Antasida memiliki bahan kandungan sodium bikarbonat yang menurunkan rasa sakit,
magnesium hidroksida yang menetralkan suasana lambung, aluminium hidroksida yang
menangkal efek samping diare dalam penggunaan magnesium hidroksida, dan kalsium
karbonat yang menetralkan asam lambung.

b. Proton pump inhibitors


Salah satu contoh obat PPI adalah omeprazole. Kapsul omeprazole 20 mg mengandung
20 mg omeprazole. Bahan lainnya antara lain adalah mannitol, crospovidone, hypromellose,

5
poloxamer, meglumine, povidone, methacrylic acid ethyl acrylate copolymer, triethyl citrate
dan magnesium stearate.

c. Antagonis Histamin-3
Salah satu contih obat PPI adalah cimetidine. Tablet cimetidine mengandung 300-800
mg cimetidine dengan bahan tambahancorn starch, magnesium stearate, microcrystalline
cellulose, povidone, sodium lauryl sulfate dan sodium starch glycolate

2.3 Proses Produksi Obat GERD


2.3.1 Produksi Antasida
Proses produksi antasida dapat beragam bergantung pada bahan dasar yang digunakan
dengan magnesium hidroksida merupakan bahan dasar yang paling banyak digunakan. Bahan-
bahan yang diperlukan adalah setil dimetil benzil amonium klorida, aluminium hidroksida,
magnesium hidroksida, glisin, kalsium fosfat, kalsium glukonat, hidroksipropil metilselulosa,
air, dan perasa. Setil dimetil benzil amonium klorida dilarutkan dalam air. Aluminium
hidroksida, magnesium hidroksida, dan glisin tersuspensi secara merata di dalam larutan.
Kalsium glukonat dan kalsium fosfat monobasik kemudian ditambahkan. Kalsium karbonat
dan hidroksipropil metilselulosa juga ditambahkan ke suspensi dengan agitasi lembut. Perasa
peppermint ditambahkan dan suspensi dibawa ke volume yang diinginkan dengan penambahan
air secukupnya. Magnesium hidroksida dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata bila terjadi
kontak sehingga penggunaan safety goggles dan sarung tangan lateks ketika menangani bahan
tersebut sangat disarankan. Penghirupan bahan tersebut juga dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan sehingga penggunaan masker juga disarankan.

6
Gambar 4. BFD Proses Pembuatan Antasida
2.3.2 Produksi Proton Pump Inhibitor
Proton pump inhibitor (PPI) berupa omeprazol, diproduksi dengan magnesium
omeprazol, manitol, hidroksipropil metilselulosa, selulosa mikrokristalin dan glikolat pati
natrium dicampur kering, dan kemudian dilarutkan dalam air. Campuran dikeringkan dan
digiling dan akhirnya dicampur dengan zat anti-perekat dan pelumas. Butiran yang digiling
dikompresi menjadi tablet dengan diameter 7 mm. Tablet disub-salut dengan film polimer
berdasarkan hidroksipropil metilselulosa dan enterik dilapisi dengan film kopolimer asam
metakrilat. Air yang digunakan dalam pembuatan tablet dihilangkan selama pemrosesan
selanjutnya. Proses untuk menghasilkan magnesium omeprazol adalah dengan langkah-
langkah berikut: melarutkan omeprazol atau garamnya dengan magnesium alkoholat;
memisahkan garam anorganik dari campuran reaksi; kristalisasi omeprazol magnesium;
mengisolasi omeprazol magnesium kristal yang diperoleh; dan memurnikan dan mengeringkan
kristal magnesium omeprazol dengan menggunakan metode konvensional. Berdasarkan MSDS
Omeprazol, senyawa tersebut berbahaya untuk dihirup, terkontak dengan kulit, terkontak
dengan mata, dan bila tertelan sehingga penggunaan sarung tangan, safety goggles, dan masker
diwajibkan di sekitar lingkungan kerja. Waktu shift juga sebaiknya diatur sehingga waktu
exposure terhadap bahan dapat terkontrol.

7
Gambar 5. BFD Proses Pembuatan Omeprazol
2.3.3 Produksi Antagonis Histamin-2
Antagonis histamin-2 berupa cimetidine diproduksi dengan simetidin dicampur dengan
manitol dan dilarutkan ke campuran natrium lauril sulfat dan etanol. Butiran basah dilewatkan
melalui ayakan berosilasi, dikeringkan, dan kemudian dilewatkan kembali melalui saringan.
Pada campuran ditambahkan mikrokristalin selulosa, pati kentang, magnesium stearat, aerosil,
natrium sakarin, dan mentol. Akhirnya, campuran dilewatkan melalui ayakan berosilasi dan
ditabletkan pada mesin rotatory tabletting. Etanol memiliki bau yang cukup menyengat dan
bersifat volatil sehingga diperlukan masker ketika berada di lingkungan kerja.

8
Gambar 6. BFD Proses Pembuatan Cimetidine
2.4 Obat Alternatif Penyakit GERD
Terdapat beberapa alternatif obat penyakit GERD antara lain:
a. Kemangi
Daun kemangi dapat digunakan sebagai obat penyakit GERD karena sifatnya yang
menenangkan. Zat aktif pada daun kemangi berupa flavonoid, fenolik dan saponin dapat
meningkatkan proses penyembuhan pada penyakit ini. Kemangi dapat dimakan secara
langsung atau merebusnya terlebih dahulu selama 3-4 menit.

Gambar 7. Daun Kemangi


(sumber: Sehatq.com)
b. Kunyit
Kunyit sudah digunakan sebagai obat sedak dahulu karena berpengaruh pada proses
penyembuhan dan mudah ditemukan. Kunyit merupakan salah atu obat alternatif penyakit
GERD. Kunyit memiliki zat aktif berupa kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan
kurkuminoid terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin, dan bisdesmetoksikurkumin. Kunyit
memiliki sifat anti-inflamasi dan antioxidant sehingga dapat menyembuhkan penyakit ini.

9
Ekstrak kunyit memiliki efek anti-reseptor H2 dapat digunakan untuk mencegah ulkus lambung
akibat pelepasan histamin.
Kunyit merupakan pengencer darah alami sehingga tidak disarankan untuk
mengonsumsinya bersamaan dengan obat pengencer darah. Ibu hamil dan menyusui juga tidak
disarankan mengonsumsi kunyit secara berlebihan.

Gambar 8. Kunyit
(Sumber: Sehatq.com)
c. Aloe Vera
Aloe vera dapat digunakan untuk mengatasi GERD karena memiliki sifat antioxidant, anti-
inflammatory, antimicrobal. Glicoprotein yang terdapat pada aloe vera dapat mengurangi asam
lambung. Disarankan untuk meminum 10 ml jus aloe vera per hari untuk mengatasi penyakit
ini. Namun tidak semua jenis tumbuhan ini dapat digunakan, ada beberapa yang dapat
menyebabkan diare. Penderita diabetes disarankan untuk tidak mengkonsumsi aloe vera
sebelum berkonsultasi dengan dokter

Gambar 9. Aloe Vera

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastroesophageal reflux atau yang lebih dikenal sebagai GERD merupakan penyakit
yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke saluran yang menghubungkan mulut dan
perut. Penyakit ini memiliki gejala seperti heartburn, radang tenggorokan dan batuk kronis.
Penyakit ini dapat diobati dengan antagonis histamin-2, Proton Pump Inhibitor, dan antasida.
Sedangkan dapat diobati dengan herbal seperti kemangi dan kunyit.

11
DAFTAR PUSTAKA

• Ahmad, R., Hussain, M., Sultan, M., Arshad, M., Waheed, M., Shariati, M., Plygun, S.
and Hashempur, M., 2020. Biochemistry, Safety, Pharmacological Activities, and
Clinical Applications of Turmeric: A Mechanistic Review. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine, 2020, pp.1-14.
• Hello Sehat. 2021. Anda Punya Penyakit GERD? Ini Obat yang Ampuh di Apotek.
[online] Available at: <https://hellosehat.com/pencernaan/maag/obat-gerd/> [Accessed
30 March 2021].
• Panahi, Y., Khedmat, H., Valizadegan, G., Mohtashami, R. and Sahebkar, A., 2015.
Efficacy and safety of Aloe vera syrup for the treatment of gastroesophageal reflux
disease: a pilot randomized positive-controlled trial. Journal of Traditional Chinese
Medicine, 35(6), pp.632-636.
• Young, A., Kumar, M. and Thota, P., 2020. GERD: A practical approach. Cleveland
Clinic Journal of Medicine, 87(4), pp.223-230.

12

Anda mungkin juga menyukai