Anda di halaman 1dari 6

 

1. An
Anal
alis
isis
is perb
perbed
edaa
aann peng
penggu
guna
naan
an me
meka
kani
nika
ka klas
klasik
ik da
dann me
meka
kani
nika
ka kuan
kuantu
tum
m da
dala
lam
m
menjelaskan partikel materi

Mekanika
 bawah klasik/newtonia
klasik/newtonian
penga
pengaruh
ruh gaya-gaya
gaya-gaya,n, membahas partikel-partikel
yang mengiku
mengikuti
ti hukum gerak yang dianggap
(Huku
(Hukum bergerak di
m Newton),
digunakan untuk memprediksi keadaan benda-benda yang memiliki rangka atau
wujud nyata yang terlihat yang diam ataupun bergerak.
Mekanika kuantum adalah sains benda sangat kecil. Ilmu ini mempelajari sifat zat zat dan
 dan
interaksinya dengan energi
energi pada
 pada skala atom
atom dan
 dan partikel
 partikel subatom
subatomik 
ik , materi memiliki
sifat seperti partikel dan gelombang (dualisme gelombang-partikel)
2. Ana
Analis
lisis
is kebe
kebenar
naran
an perny
pernyata
ataan
an bahw
bahwaa sua
suatu
tu elek
elektro
tronn dap
dapat
at dipas
dipastik
tikan
an bera
berada
da tepa
tepatt
-1
 pada jarak 10 pm dari inti atau memiliki momentum
momentum tepat sebe
sebesar
sar 10 kg.m.s .
3. An
Anal
alis
isis
is kegu
keguna
naan
an dari
dari post
postul
ulat
at keli
kelima
ma memeka
kani
nika
ka kuan
kuantu
tum
m terk
terkai
aitt pe
pers
rsam
amaa
aann
Schrodinger, yang bergantung waktu dan yang tidak bergantung waktu.

Dari postulat ke 5 yaitu Persamaan Schrodinger, disini Persamaan Schrodinge


Schrodingerr dibagi
menjadi dua yaitu persamaan yang bergantung waktu dan tidak bergantung waktu.
Guna dari postulat ini terutama tentang persamaan yang bergantung waktu dan tidak 
 bergantung waktu adalah untuk menyelesaik
menyelesaikan
an persamaan dari atom – atom ataupun
 partikel kecil lainnya yang hanya bisa diselesaikan dengan persamaan Schrodinger 
 bergantung waktu ataupun tidak bergantung waktu. Karena dari setiap atom maupun
 pertikel kecil lainnya tentu memiliki sifatnya sendiri dan tidak bisa disamakan satu
dengan
deng an lainn
lainnya.
ya. Pers
Persamaa
amaann Schrö
Schrödinge
dingerr meru
merupaka
pakann pilar penting dala
dalam
m siste
sistem
m
mekanika kuantum. Melalui persamaan Schrödinger dapat diketahui spektrum energi
dan fungsi gelombang suatu sistem partikel yang kemudian dapat digunakan untuk 
mendiskripsikan perilaku partikel tersebut di alam semesta. Namun demikian, pada
 beberapa jenis potensial, terutama jenis penyelesa
penyelesaian
ian eksak dari pesamaan
Schrödinger ini hanya mungkin untuk momentum angular = 0. Tetapi ketika ≠ 0,
 persamaan Schrödinger hanya dapat diselesaikan melalui sebuah pendekata
pendekatann yang
sesuai, seperti metode iterasi asimptotik (AIM), faktorisasi, metode ekspansi 1/N,
metode Nikiforov-Uvarov, metode supersimetri mekanika kuantum.
Persamaan SchrÖdinger bergantung pada waktu bagi partikel yang bergerak bebas
tanpa potensial V(r) = 0, partikel bebas yang bergerak dengan potensial tetap V (r) =
konstan, sampai partikel yang mengalami gaya sembarang yang berubah terhadap
ruang dan waktu. Persamaan SchrÖdinger bergantung waktu mengandung turunan
awall per
awa persam
samaan
aan gel
gelomb
ombang
ang dari
dari ger
gerak
ak par
partik
tikel
el yan
yangg be
berga
rgantu
ntung
ng pa
pada
da wak
waktu.
tu.
Sehingga
Sehin gga digu
digunaka
nakann untuk menentu
menentukankan kead
keadaan
aan fung
fungsi
si gelo
gelomban
mbangg parti
partikel
kel pada
waktu t tertentu jika diketahui fungsi gelombang partikel pada saat awal t0.

Sedangka
Sedangkann persa
persamaan
maan Schr
SchrÖding
Ödinger
er yang tidak berga
bergantun
ntungg waktu berg
berguna
una untu
untuk 

menghasilkan hasil penurunan dari persamaan SchrÖdinger bergantung pada waktu
 

dengan menggunakan prinsip pemisahan variabel, maka dihasilkan persamaan yaitu,


 pada bagian kiri persamaan tersebut merupakan bagian yang bergantung waktu dan
 bagian kanan persamaan
persamaan terse
tersebut
but hanya berg
bergantung
antung pada pposisi.
osisi.
i ħ df  ( t ) 1
   =  Ĥ
 Ĥ Ѱ (r)
f  ( t ) dt  Ѱ ( r )
Sehingga
Sehing ga,, bagia
bagiann kanan
kanan yang
yang han
hanya
ya berga
bergantu
ntung
ng pad
padaa posis
posisii ter
terseb
sebut
ut ata
atauu da
dapat
pat
dikata
dikataka
kann per
persam
samaa
aann yan
yangg tid
tidak
ak ber
bergan
gantun
tungg pad
padaa wak
waktutu da
dapat
pat dig
diguna
unakan
kan unt
untuk 
uk 
mempredik
memp rediksikan
sikan bah
bahwa
wa fung
fungsi
si gelo
gelomban
mbangg dapa
dapatt memb
membentu
entukk kea
keadaan
daan stas
stasione
ioner.
r.
Keadaan yang juga disebut sebagai orbital, seperti orbital dalam atom maupun orbital
dalam molekul. Orbital dalam keadaan stasioner yang berada dalam atom maupun
molekul adalah tetap dalam waktu. Hal tersebut terjadi karena gaya-gaya yang bekerja
dalam sistem atom atau sistem molekul yang terisolasi hanya bergantung pada posisi
atau koordinat partikel sehingga pada keadaan tersebut rapat kebolehjadian dan rapat
energi bersifat konstan terhadap waktu. Maka dari itu, didapatkan bahwa operator 
Hami
Ha milt
lton
on yang
yang beke
bekerj
rjaa pada
pada sist
sistem
em at
atom
om at
atau
au mole
moleku
kull yayang
ng te
teri
riso
sola
lasi
si tida
tidak 

 bergantung pada waktu. Dan juga bagian yang tidak bergantung pada waktu dari
menghasilkann energi total partikel  E   sebagai nilai eigen dari
 persamaan tersebut menghasilka
operasi kerja operator Hamilton yang tidak bergantung waktu pada fungsi gelombang
 partikel yang hanya bergantung pada posisi atau dapat dikatakan tidak bergantung
 pada waktu.
i ħ df  ( t ) 1
   =  Ĥ
 Ĥ Ѱ (r) = E  
f  ( t ) dt  Ѱ ( r )

4. Pe
Perh
rhat
atik
ikan
an seny
senyaw
awaa CH3CHCHCH3 dan CH2CHCHCH2
a. Anali
Analisis
sis be
berdasa
rdasarkan
rkan pprinsi
rinsipp stab
stabilita
ilitass energi,
energi, yang mana ddari
ari ked
kedua
ua se
senyaw
nyawaa ters
tersebut
ebut
yang lebih stabil.
 b. Tentukan Panjang gelombang maksimum dari masing-masing senyawa tersebut dan
identifikasi masing-masing berada pada kelompok daerah cahayanya.
5. Jel
Jelask
askan
an pperb
erbed
edaan
aan dari
dari hhal-
al-ha
hall be
berik
rikut
ut iini,
ni,
a. Pe
Peng
ngga
gamb
mbararan
an orbi
orbita
tall sepe
sepertrtii orbi
orbita
tall s, p dadann d da
dari
ri sisi
sisi fu
fung
ngsi
si ge
gelo
lomb
mbanangg da
dann
 bentuknya. Jelaskan
Jelaskan pula memengapa
ngapa mengh
menghasilkan
asilkan bentuk oorbital
rbital khas sepe
seperti
rti itu
a. Pe
Peng
ngga
gamb
mbararan
an orbi
orbita
tall sepe
sepertrtii orbi
orbita
tall s, p dadann d da
dari
ri sisi
sisi fu
fung
ngsi
si ge
gelo
lomb
mbanangg da
dann
 bentuknya. Jelaskan
Jelaskan pula memengapa
ngapa mengh
menghasilkan
asilkan bentuk oorbital
rbital khas sepe
seperti
rti itu

Jawab :
 

Orbital s
 adalah orbital dengan l = 0 berbentuk bola dengan inti atom pada bagian tengah. Oleh
karena bola hanya memiliki satu orientasi, semua orbital s hanya memiliki satu nilai
ml, yaitu ml = 0. Orbital 1s memiliki densitas (kerapatan) elektron tertinggi pada
 bagian
menjauhinti atom
dari inti dan
atom.kemudian densitas
Orbital 2s semakin
memiliki menurun
dua daerah perlahan-lahan
dengan setelah
densitas elektron
tinggi. Di antara kedua daerah tersebut terdapat simpul bola, di mana probabilitas
menemukan elektron pada daerah tersebut menurun hingga nol (ψ2 = 0). Pada orbital
3s, ter
terda
dapat
pat tig
tigaa dae
daerah
rah den
dengan
gan den
densit
sitas
as ele
elektr
ktron
on tin
tinggi
ggi da
dann dua sim
simpul
pul.. Pol
Polaa
 bertambahnya simpul orbital s ini masih terus berlanjut dengan orbital 4s, 5s, dan
seterusnya.

Orbital p

adalah orbital dengan l = 1 berbentuk seperti balon terpilin dengan dua cuping. Kedua
cuping terletak pada dua sisi inti atom yang saling bersebrangan. Inti atom terletak 
 pada bidang simpul orbital p, yakni di antara dua cuping yang masing-masing
memiliki densitas elektron tinggi. Orbital p memiliki tiga jenis orientasi ruang, px, py,
dan pz, sebagaimana terdapat tiga nilai ml yang mungkin, yaitu −1, 0, atau +1. Ketiga
orbital p tersebut terletak saling tegak lurus pada sumbu x, y, dan z koordinat
Kartesius dengan bentuk, ukuran, dan energi yang sama.
Orbital d

adalah orbital dengan l = 2. Orbital d memiliki lima jenis orientasi, sebagaimana


terdapat lima nilai ml yang mungkin, yaitu −2, −1, 0, +1, atau +2. Empat dari lima
orbital d, antara lain dxy, dxz dyz, dan dx2−y2, memiliki empat cuping seperti bentuk 
daun semanggi. Orbital d kelima, dz2, memiliki dua cuping utama pada sumbu z dan
satu bagian berbentuk donat pada bagian tengah.
 

b. Orbital p x , p y , p z dan p -1 , p 0 , p +1 dari sisi fungsi gelombang maupun arah dan


tingkat energinya

Bentuk
tersebar orbital
merata,pmelainkan
seperti balon terpilin (cuping-dumbbell).
terkonsentrasi dalam dua daerahKepadatan elektron
yang terbagi tidak 
sama besar 
dan terletak pada dua sisi berhadapan dari inti yang terletak di tengah. Subkulit p
terdiri atas 3 orbital, tiap orbital mempunyai bentuk yang sama. Perbedaan ketiga
orbital terletak pada arah, di mana terkonsentrasinya kepadatan elektron. Biasanya
orbital p digambarkan menggunakan satu kumpulan sumbu x, y, dan z, sehingga
diberi tanda px, py dan pz.

Pada subkulit p ini terdapat 3 nilai m (–1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang
satu dan lainnya membentuk sudut 90o.
c. Jelaskan perbedaan energi masing-masing sub tingkat energi pada tingkat energi yang sama
dari model atom hydrogen dan model atom berelektron banyak.
Jawaban :
Energi pada masing-masing tingkat energi sebanding dengan Z 2. Sebagai contoh, perbedaan
energi antara tingkat-tingkat energi pada He (Z=2) empat kali
lebih lebar daripada perbedaan antara tingkat-tingkat energi
 pada H (Z=1). Perbedaan energi antara tingkat-tingkat energi
atom hydrogen dapat dituliskan dengan formulasi berikut:

En+1 – En =  R H hc


[( + ) ]
  1

n 1
2

 1

n
2

 
 

6. Anali
Analisis
sis pe
pengisi
ngisian
an da
dann pele
pelepasa
pasann elek
elektron
tron me
menurut
nurut aaturan
turan konfi
konfigura
gurasi
si elektron
elektron,,
a. Men
Mengap
gapaa C
Crr m
mem
emili
iliki
ki konf
konfigu
iguras
rasii sem
semaca
acamm it
ituu
 b. Bisakah Cr memiliki bilangan oksidasi selain 0 adalah +1, +2, +3, +4, +5, +6 dan
mengapa yang umum muncul adalah Cr dengan bilangan oksidasi +3 dan +6 +6
c. Tuliskan term symbol   dasar
dasar dari Cr dengan bilangan oksidasi masing-masing 0, +1,
+2, +3, +4, +5, +6
7. Tuliskan masing-masing ter termm sy symbo
mbol 
l   te
tere
reksksit
itas
asii da
dari
ri at
atom
om Cr da dann de deng
ngan
an
meng
me nggu
guna
naka
kann at
atur
uran
an sele
seleks
ksii tent
tentan
angg tr
tran
ansi
sisi
si yayang
ng dila
dilara
rang
ng dadann tr
tran
ansi
sisi
si yayang
ng
dibole
dibolehka
hkan,
n, mak
makaa jel
jelask
askan dari term symb
an dari symbol  ol   da
dasa
sarr Cr memenu
nuju
ju term
term symb
symbol ol Cr 
tereksitasi yang mana transisi terlarang dan transisi yang dibolehkan.

Konfigurasi Atom Cr  adalah
24

Keadaan dasar :  
2 2 6
1 s 2 s 2  p 3 s 3  p 4 s 3 d
2 6 2 4

Keadaan tereksitasi :  
2 2 6
1 s 2 s 2  p 3 s 3  p 4 s 3 d
2 6 2 5

Diagram orbitalnya
Keadan dasar : [Ar] 4 s 3 d   2 4
↿⇂ ↿ ↿ ↿ ↿

-
Tereksitasi 1e

Keadaan Tereksitasi : 2 5
↿ ↿ ↿ ↿ ↿ ↿
4 s 3d

Sehingga  Σ Ml = L= 0 + 2 + 1+ 0 + (−1 ) + (−2 )

 Σ Ml = L= 0
Maka simbolnya adalah S
+1
Lalu nilai bilangan kuantum spinnya adalah
2

1 1 1 1 1
Sehinga  Σ s = + + + +
2 2 2 2 2

5
 Σ s =
2

2 s +1 ⟺ 2
()
5
2
+1 ⟺ 6

Sehingga ❑S dibaca Sextet S


6
 

Transisi dibolehkan ketika berlangsung pada orbital-orbital dalam bidang yang sama.
Selama orientasi spin harus tetap jelas transisi pada frekuensi terendah akan bahwa
antara pasangan terdekat dari tingkat, 2P3/2 dan 2D3/2. Hal ini sesuai dengan Dj = 0,
diperbolehkan.. Transisi berikutnya 2P3/2
diperbolehkan   2D5/2 (∆j=±1) juga diperbolehkan dan
akan terjadi kedekatan dengan pertama karena pemisahan antara keadaan D doublet
sangat kecil, Cr memakai transisi ini.

Aturan transisi dilarang terjadi apabila terdapat perbedaan bilangan kuantum orbital
∆l   = > ±1 (∆n boleh sembarang). Transisi dilarang saat situasi di mana, menurut
 perkiraan yang biasa (seperti perkiraan dipol listrik untuk interaksi dengan cahaya),

 proses tidak dapat terjadi, tetapi pada tingkat perkiraan yang lebih tinggi (misalnya
dipol magnetik , atau quadrupole listrik) proses diperbolehkan tetapi pada tingkat
yang jauh lebih rendah.

Fungsi diatas adalah fungsi gelombang dari dua keadaan yang terlibat dalam transisi
dan μ adalah operator momen transisi . Integral ini mewakili propagator (dan dengan
demikian probabilitas) dari transisi antar negara oleh karena itu jika nilai integral ini
adalah nol maka transisi dilarang.

Sehingga, keadaan dasar Cr menjadi keadaan tereksitasi yang diperbolehkan karena


 berada dalam orbital-orbital dalam bidang yang sama ∆l=±1 dan ∆mi = 0, ±1,
orientasi spin berada di 2D5/2 dengan (∆j=±1) dan akan terjadi kedekatan dengan
 pertama karena pemisahan
pemisahan antara keadaan D doublet
doublet sangat ke
kecil.
cil.

Anda mungkin juga menyukai