A. Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Penyebab
a. Thrombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
b. Emolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian – bagian tubuh yang lain)
c. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
d. Hemoragi cerebral (pecahnya pembuluh darah cerebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak)
4. Pathway
Faktor penyebab :
Kualitas pembuluh darah tidak baik
Trombosis pembuluh darah ( trombosis serebri ).
Emboli a.l dari jantung (emboli serebri ).
Infark otak
6.Kecemasan ancaman
kematian. 1.perubahan
Edema jaringan otak
perfusi jaringan
7.Kurang pengetahuan otak
2.Resiko
Kematian sel otak peningkatan
TIK.
8. Resiko injury
Kerusakan system motorik dan sensorik 3.Intoleransi
9. Gangguan nutrisi aktifitas (ADL )
(kurang dari
kebutuhan tubuh ). 4.Kerusakan
mobilitas fisik.
10.Resiko kerusakan Kelumpuhan, hemiflagi, kelemahan
integritas kulit. 5.Defisit
perawatan diri.
11. Kerusakan
komunikasi verbal.
12.Inefektif bersihan
lan nafas.
Penurunan kesadaran dispaghya
5. Manifestasi klinis
Menurut Hudag dan Gallo dalam buku keperawatan kritis terdapat manifestasi akibat
stroke yaitu :
a. Deficit motorik
Hemiparese, hemiplegia
Distria (kerusakan otot- otot bicara)
Disfagia (kerusakan otot – otot menelan)
b. Deficit sensori
Deficit fisual
Hemianopsia homonimosa (kehilangan pandangan pada setengah bidang
pandang pada sisi yang sama ), Diplopia (penglihatan ganda), Penurunan
ketajaman penglihatan.
Tidakmemberikan atau hilangnya respon terhadap sensasi superficial
(sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin)
c. Deficit perceptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
menginterpretasikan diri dan/ lingkungan )
d. Deficit bahasa
e. Deficit intlektual
Kehilangan memori
Rentang perhatian singkat
Penilaian buruk
f. Gangguan eliminasi / kandung kemih dan usus
Lesi unilateral karena stroke ada pada batang otak , maka akan terjadi kerusakan
lateral yang mengakibatkan neuron motorikbagian atas kandung kemih dengan
kehilangan semua control miksi
Kerusakan fungsi usus akibat dari penurunan tingkat kesadaran , dehidrasi dan
mobilitas
Konstifasi dan pengerasan feses
g. Gangguan kesadaran
6. Tanda dan gejala
7. Pengobatan.
1. Konservatif.
Antihipertensi.
Deuritika.
Vasodilator perifer.
Antikoagulan.
Diazepam bila kejang.
Anti tukak misal cimetidine.
Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan
mudah terkena infeksi, hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung.
Manitol : mengurangi edema otak.
2. Opratif
a. Pengumpulan data
Mengumpulkan informasi tentang status kesehatan klien yang menyeluruh
mengenai fisik, psikologiis, sosial budaya, spiritual, kongnitif, tingkat
perkembangan, status ekonomi,kemampuan fungsi dan gaya hidup klien (Marilyn
E. Doengoes et al. 1998)
1) Data demograpi
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pekerjaan, agama, pendidikan, alamat, pekerjaan, tanggal dan jam MRS,no
register dan diagnose medis.
2) Keluhan utama
Didapatkan keluhan kelemahan anggta gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi (Jusuf Misbch. 1999)
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badn
atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penykit dahulu
Perlu di kaji adanya riwayat DM, Hipertensi, Kelainan Jantung, Policitemia
karena hal ini berhubungan dengan penurunan kualitas pembuluh darah otak
menjadi menurun
5) Riwayat penyakit keluargany riwayat keluarga mnedera ad
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
mellitus.
6) Riwayat psikososial
7) Pola – pola fungsi kesehatan
8) Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum
- Kesadaran : umumnya mengalami penurunan kesadaran
- Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti , kadang
tidak bias bicara
- TTV: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi
b. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
a. CT Scan : di dapatkan hiperdenz fokal, kadang – kadang masuk ventrikel,
atau menyebar ke permukaan otak , hematoma, iskemia, edema, dan infark.
(Dongoes. 2000 :292)
b. MRI : Untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik(Marilyn. 2000 :
292)
c. Angografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma
atau malformasi vaskuler atau membantu menemukan penyebab stroke
yang lebih spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri, adanya titik
oklusi atau rupture (Doenges.2000 : 292)
d. Pemeriksaan poto thorax : dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Fungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal sewaktu hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin
c. Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemi . gula
darahdapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur –
angsur turun kembali (Jusuf Misbach. 1999)
d. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri
(Linardi W. 1993)
II. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan otak( serebral) berhubungan dengan perdarahan
intracerebral , edema serebral, gangguan oklusi
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, parastesia, hemiparese/
hemiplagia
3. Gangguan persepsi sensori: perabaan berhubungan dengan penekanan pada saraf
sensori, penurunan penglihatan
4. Gangguan / kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan
sirkulasi darah otak, kerusakan neuromuscular
5. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi)berhubungan dengan imobilisasi, intake
cairan yang tidak adekuat
6. Resiko ganguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan
menelan .
III. Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan otak( serebral) berhubungan dengan perdarahan
intracerebral , edema serebral, gangguan oklusi
Tujuan : perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal
Criteria hasil :
- Klien tidak gelisah (mempertahankan tingkat kesadaran)
- Tidak ada tanda TIK meningkat
- Menunjukkan tidak ada kelanjutan deteriosasi/ kekambuhan deficit
- TTV stabil (N : 60- 100x/mnt, S : 36 – 36,7C, RR : 16 – 20x/mnt)
Rencana tindakan “
1. Berikan penjelasan kepada kelurga klien tentang sebab – sebab gangguan perfusi
jaringan otak dan akibatnya
2. Anjurkan pada klien untuk bed rest total
3. Observasi dan cata TTV dan kelainan tekanan intracranial tiap 2 jam
4. Berikan posisi kepala lebih tinggi 15 – 30 dengan letak jantung / beri bantal tipis
5. Anjurkan klien untuk menghindari batuk dan mengejan berlebih
6. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
7. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuroprotektor
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, parastesia, hemiparese/
hemiplagia
Criteria hasil :
Rencana tindakan
Kriteria hasil