Anda di halaman 1dari 7

Pembangkit tenaga listrik dan regulasi

Pembangkit dengan generator Pembangkit tanpa generator

- PLTA - PLTS

- PLTU-PLTGU

- PLTD

- PLTP

Prinsip kerja & komonen PLTA

liran air sungai pada waduk dibendungan dialirkan melalui saringan Intake Gate
kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) untuk merubah energi potensial
menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Main Inlet Valve untuk
mengalirkan air ke turbin.

Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan
generator. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih
rendah (11 kV). Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan
dengan Trafo Utama menjadi 154 kV untuk penyaluran energi dari pembangkit
kepusat beban melalui saluran transmisi.

Prinsip kerja & komonen PLTG

Fluida kerja untuk memutar Turbin Gas adalah gas panas yang diperoleh dari
proses pembakaran

Proses pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber (ruang bakar).


Energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk memutar
generator listrik, sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk dapat
berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi dengan alat-alat bantu,
kontrol, instrumentasi, proteksi, dan sebagainya.

Saluran listrik 3 fasa


Pada cara kerja motor induksi 3 fase dasar motor induksi ini adalah RMF,
yang di bangun indikator.
motor induksi 3 fase memiliki bagian bagian:
baling baling yang bergerak pada mesin yang terdiri dari batang konduktor
dengan tutup yang terdapat tutup di setiap sisi sisi, itu sebabnya motor
memiliki bentuk yang berbentuk seperti kendang tupai, oleh karena itu alat
ini di manami dengan nama “kadang tupai
Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa
Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan dalam
motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3 phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y
2. Sambungan Segitiga/Delta

1. Sambungan Star

Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari


ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut
menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya
hasilnya netral atau nol.  

Nilai tegangan phase pada sambungan bintang =  √3 x tegangan antar


phase

2. Sambungan Delta

Gb. Sambungan Delta

Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan kumparan-


kumparan motor sehingga membentuk segitiga.  Pada sambungan delta
tegangan kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan
sebesar √3 arus line

Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Fasa


Keuntungan motor 3 fasa : 
• Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
• Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
• Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
• Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan. 
Kerugian Penggunaan Motor Induksi:
• Kecepatan tidak mudah dikontrol 
• Power faktor rendah pada beban ringan 
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

Metode yang akan dibahas kali ini adalah dengan memanfaatkan sifat
kelistrikan dari kumparan yang ada di dalamnya untuk kendali  motor listrik,
yaitu hubungan Star Delta. Motor Listrik 3 phasa memiliki 2 bagian utama Rotor
dan Stator.
Rotor adalah bagian yang berputar, sedangkan Stator adalah bagian yang
diam/tetap. Perhatikan pada gambar di bawah ini.

1 fasa menggunakan 220V

3 fasa menggunakan 380V

Cara kerja 3 fasa:


Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya
(F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi
tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).

Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya
Relay adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memutus dan
menghubungkan aliran listrik pada rangkaian dengan control berupa
tegangan yang masuk ke koil
Bagian relay :
 Relay terdiri dari 3 komponen pokok yaitu:
1. Koil : lilitan dari relay
2. Common : bagian yang tersambung dengan NC (dalam keadaan
normal)
3. Kontak : terdiri dari NC dan NO
 Membedakan NC dengan NO
 NC (Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal
(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common.
 NO (Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan
normal(relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan
common.
Prinsip kerja relay :
 Relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan
untuk menggerakkan saklar.
 Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay
maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya
arus yang mengalir pada lilitan kawat.
 Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan
menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO.
 Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada
kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak
NC.
 Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang
besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan
memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt
DC).

Jenis-jenis relay :
1. SPST : Single Pole Single Throw.
2. SPDT : Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu:(2)
koil, (1)common, (1)NC, (1)NO.
3. DPST : Double Pole Single Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau
relay SPST.
4. DPDT : Double Pole Double Throw. Setara dengan 2 buah saklar atau
relay SPDT.
5. QPDT : Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad
Pole Double Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau
relay SPDT atau dua buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2
buah untuk koil).
Fungsi relay ;
1. Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function)
2. Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time
Delay Function)
3. Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan
bantuan dari Signal Tegangan rendah.

MCB
MCB merupakan komponen kelistrikan yang bertugas untuk memutus
aliran listrik ketika terjadi arus berlebih ataupun konsleting. Pemutusan alur
listrik dilakukan secara otomatis dan ditujukan untuk memberi keamanan
terhadap pemakai listrik dirumah, kantor maupun tempat lainnya. Dan
sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current).

Terjadinya arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala, seperti:
hubung singkat (short circuit) dan beban lebih (overload).

MCB fungsi yang sama dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran
arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus lebih.

 cara kerja MCB sebenarnya sudah sedikit disinggung ketika kita


membahas fungsi MCB sebelumnya. Pada dasarnya MCB memang
dapat dioperasikan secara manual dengan menekan toggle switch
kebawah untuk mematikan dan keatas untuk menghidupkan.

Selain itu MCB menggunakan dua prinsip kerja untuk keamanan


otomatisnya, yakni dengan Thermal Tripping (pemutusan arus karena
reaksi panas) dan Magnetic Tripping (pemutusan arus karena efek
gaya magnet).

Masing – masing prinsip kerja dilakukan berdasarkan gangguan yang


terjadi. Ketika overload atau beban berlebih maka MCB
menggunakan prinsip kerja Thermal Tripping sedangkan ketika
hubung singkat atau konsleting listrik maka MCB menerapkan prinsip
kerja Magnetic Tripping.

Anda mungkin juga menyukai