Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.

1 Tahun 2020

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA


6 JAM S/D 6 HARI POSTPARTUM

Eka Maya Saputri

STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan, Pekanbaru

ABSTRAK
Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil), dan berlangsung
selama kira-kira 6 minggu. Masa ini merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah persalinan, sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang
tinggi pada masa nifas ini. Laporan kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu nifas agar tidak terjadi komplikasi. Studi kasus dilakukan di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Hj.
Dince Safrina Pekanbaru kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah pasien. Asuhan
kebidanan pada Ny. N dilakukan mulai dari tanggal 29 Oktober sampai dengan 04 November 2019
kunjungan dilakukan selama 2 kali. Metode pendokumentasian dalam bentuk subjektif, objektif,
analisis dan penatalaksanaan (SOAP). Studi kasus ini dilakukan pada ibu nifas. Hasil Laporan ini
diperoleh ibu tidak mengalami komplikasi dalam masa nifasnya tetapi hanya keluhan fisiologis yang
dialami ibu seperti mules pada perut ibu, nyeri pada luka perineum dan pengeluaran ASI yang masih
sedikit. Setelah dilakukan asuhan kebidanan, pasien menerima dan memahami serta melaksanakan
anjuran yang telah diberikan. Disarankan kepada penyedia layanan untuk memperbanyak
menyediakan liflet khususnya untuk ibu nifas, agar ibu nifas bisa mengulang membacanya kembali
ketika berada di rumah

Kata kunci : Nifas Normal, Asuhan Kebidanan


Daftar pustaka : 16 (2008-2017)

PENDAHULUAN kebidanan ibu nifas dengan pemantauan

Masa nifas merupakan masa yang rawan mencegah beberapa kematian ini (Sunarsih,

bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi 2011).

setelah melahirkan dan hampir 50% dari Asuhan selama periode nifas perlu

kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam mendapat perhatian karena sekitar 60% angka

pertama setelah persalinan, diantaranya kematian ibu (AKI), terjadi pada periode ini

disebabkan oleh adanya komplikasi masa (Maritalia, 2012). Sesuai dengan dasar

nifas. Oleh karena itu, peran dan tanggung kesehatan pada ibu nifas yaitu paling sedikit 4

jawab bidan untuk memberikan asuhan kali kunjungan pada masa nifas yaitu
85
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

kunjungan pertama (6-8 jam setelah pada cakupan kunjungan nifas terendah untuk

persalinan), kunjungan kedua (6 hari setelah provinsi Riau (Kemenkes RI, 2016).

persalinan), kunjungan ketiga (2 minggu

setelah persalinan), kunjungan keempat (6 METODE STUDI KASUS

minggu setelah persalinan). Upaya ini terbukti Kasus ini menggunakan metode studi

telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu Kasus. Pengambilan kasus ini dilakukan di

bersalin dan bayi baru lahir disertai dengan BPM Hj. Dince Safrina, yang berada di

penyulit proses persalinan atau komplikasi Pekanbaru. Selanjutnya penulis melakukan

yang mengancam keselamatan jiwa kontak dengan ibu nifas normal, lalu

(Maritalia, 2017). melakukan kesepakatan dengan ibu atau

Berdasarkan hasil survey kunjungan keluarga. Setelah ibu (klien) setuju maka akan

nifas (KF3) di provnsi Riau kota Pekanbaru dilksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas

tahun 2015 presentasi pelayanan ibu nifas normal tersebut dengan menggunakan metude

sebesar 78,14%, cakupan nifas lengkap SOAP. Cara pengumpulan data anamnesis,

tertinggi yaitu kabupaten rokan hulu (91,6%), observasi, pemeriksaan dan dokumentasi.

sedangkan tiga kabupaten dengan cakupan Analisis data dengan membandingkan antara

kunjungan nifas lengkap terendah ialah data yang diperoleh dengan teori yang ada.

kabupaten Rokan Hilir (63,3%), Kabupaten Instrumen yang digunakan Format asuhan

Indragiri Hilir (73,5%), dan Kabupaten kebidanan, alat tulis, Tensimeter, Stetoskop,

Indragiri Hulu (75,8%). Pekanbaru tidak Thermometer, Pita CM, Handscoon

termasuk pada kabupaten dengan cakupan

kunjungan nifas terendah, namun jika


HASIL STUDI KASUS
diperhatikan kondisi ibu hamil dan nifas pada
A. Kunjungan pertama
priode tertentu maka ditakutkan dapat jatuh

86
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

Dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2019 3. Analisis

pukul 09.10 WIB mengkaji post partum P2A0H2 Post Partum 6 jam normal, KU

ini dilakukan di BPM Hj. Dince Safrina. ibu baik

1. Pengkajian Data Subjektif Masalah: perut ibu mules, sedikit nyeri

Ibu mengatakan anak Kedua, perut pada luka jahitan perineum dan ASI

ibu mules, sedikit nyeri pada luka nya masih sedikit yang keluar.

jahitan dan ASI nya masih sedikit 4. Penatalaksanaan

keluar a. Menjalin hubungan baik dengan pasien

2. Pengkajian Data Objektif dan keluarga, serta menginformasikan

Keadaan umum ibu baik dan hasil pemeriksaan,

kesadaran komposmentis.Tekanan b. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules

Darah : 110/70 mmHg, Denyut Nadi yang dirasakan ibu adalah hal yang

: 85 x/menit, Pernapasan: 19 x/menit, normal karena adanya kontraksi uterus.

Suhu : 37,3 oC, Puting susu menonjol, Ibu pun akan merasakan seperti nyeri

areolamamae hiperpigmentasi, sudah dan kembung di bagian perut bawah

ada pengeluaran kolostrum dan hingga punggung. Karena merupakan

payudara tampak bersih. TFU 2 jari di pergerakan rahim yang menyusut.

bawah pusat, kontraksi baik,kandung Rahim akan secara perlahan kembali

kemih tidak penuh, Pengeluaran pada ukuran normalnya. Kondisi ini

lochea rubra, darah yang keluar ± 100 biasanya terus terjadi selama seminggu

cc, Pemeriksaan vulva dan vagina : pertama setelah melahirkan.

Tampak bersih, Luka jahitan belum Dibutuhkan waktu sekitar 6 minggu

kering untuk rahim kembali pada kondisi

normal.

87
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

c. Menjelaskan kepada ibu bahwa e. Menganjurkan ibu untuk makan-

pertama menyusui ASI memang sedikit makanan yang bergizi dan seimbang,

yang keluar, menganjurkan ibu agar untuk mengkonsumsi makanan bergizi

sesering mungkin menyusui bayinya tidak harus mahal, yang penting

karena dengan isapan bayi akan tersedia beraneka ragam makanan

menghasilkan ASI lebih banyak dan seperti nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran,

menjelaskan kepada ibu agar menyusui tempe, tahu, telur, buah dll. kemudian

secara eksklusif yaitu dengan menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI saja tanpa tambahan mengkonsumsi vitamin A dan tablet Fe

apa pun hingga bayi berusia 6 bulan. yang telah diberikan

d. Memberitahu ibu tentang cara menjaga f. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada

personal hygine seperti jaga kebersihan masa nifas dan menjelaskan cara

diri ibu dengan mandi 2 x sehari, baik pencegahan perdarahan. Memastikan

setelah BAK atau BAB, bersihkan kandung kemih tidak penuh dan

vulva dengan air bersih dari depan kontraksiuterus baik, memberitahu ibu

kebelakang dan lap sampai kering, atau keluarga cara memantau kontraksi

tidak perlu takut walaupun terdapat uterus dan menganjurkan ibu atau

luka jahitan, berikan air hangat yang keluarga untuk masase uterus dengan

dicampur dengan antiseptic diatas cara meletakan tangan diatas perut ibu

vulva dan perineum setelah berkemih kemudian memutarnya searah jarum

dan BAB, ganti pembalut ibu jika jam. Berguna untuk memperbaiki

merasa sudah penuh dan tidak uterus agar tidak terjadi perdarahan.

nyaman/minimal 3 kali sehari agar luka g. Tanda-tanda bahaya pada masa nifas :

jahitan tidak lembab dan cepat kering. Uterus teraba lembek/tidak

88
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

berkontraksi yang dapat 2. Pengkajian Data Objektif

mengakibatkan perdarahan, Perdarahan Keadaan umum ibu baik , Tanda-tanda

pervaginam > 500 cc dapat terjadi vital (TD : 100/60 mmHg, N: 80

karena uterus yang tidak berkontraksi x/menit, R : 18 x/menit, S: 36,6oC) TFU

dengan baik, Sakit kepala yang Pertengahan pusat simfisis, Luka

hebat/berlebihan dan penglihatan kabur perenium tampak kering, lockea

dapat mengakibatkan terjadinya sanguinolenta, ASI keluar

eklampsia post partum, Pengeluaran 3. Analisis

cairan yang berbau busuk, demam P2A0H2 post partum 6 hari, KU ibu baik

tinggi dengan suhi >38ºC. Masalah : gangguan tidur pada malam

B. Kunjungan pada hari ke-2 hari.

Dilakukan pada tanggal 04 November 4. Planing

2019 pukul 10.25 WIB bertempat a. Memberitahu kepada ibu nifas bahwa

dirumah pasien, di Jl. Raja Panjang ibu nifas memerlukan waktu istirahat

Okura, perumahan lima puluh kecamatan yang cukup yaitu 8 jam pada malam

Rumbai Pesisir, Pekanbaru. hari dan 1 jam pada siang hari.

1. Pengkajian Data Subjektif kurangnya istirahat akan menganggu

Ibu mengatakan nyeri perut yang ibu kesehatan kondisi ibu, kurangnya

rasakan sudah mulai berkurang, luka produksi ASI, menyebabkan kepala

jahitan pada perenium sudah mulai yang pusing. ibu nifas sangat

kering, ASI ibu sudah mulai banyak membutuhkan istirahat yang cukup,

keluar, ibu mengatakan istirahat/tidur karena dimalam hari bayi sering sekali

ibu terganggu karena bayi sering rewel. maka karena itu ibu dianjurkan

terbangun saat malam hari. untuk istirahat disaat bayi lagi

89
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

tidur/tidak rewel, dan beritahu ibu masuk kedalam mulut bayi, dan

untuk melakukan pekerjaan rumah apabila bayi sudah selesai menyusui,

tangga secara perlahan sendawakan bayi dengan cara

b. Memastikan kembali bahwa ibu selalu menepuk-nepuk punggung bayi secara

mengkonsumsi makanan yang bergizi pelan-pelan. Pertengahan pusat

seimbang, minum minimal 8 gelas per simfisis

hari, dan istirahat yang cukup agar

produksi ASI tetap lancar. . PEMBAHASAN

c. Mengingatkan kembali pada ibu tanda- 1. Data Subjektif

tanda bahaya pada masa nifas : Sakit Data subjektif yang ditemukan

kepala yang hebat/berlebihan dan pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul 09.10

penglihatan kabur dapat WIB pada kunjungan pertama 6 jam post

mengakibatkan terjadinya eklampsia partum pada Ny. N mengeluh perutnya

post partum, Pengeluaran cairan yang terasa mules, nyeri pada luka jahitan

berbau busuk, demam tinggi dengan perineum dan ASI nya masih sedikit

suhi >38ºC keluar. Hal ini sesuai (Maryunani, 2009)

d. Mengajarkan kepada ibu tentang cara yang mengatakan bahwa pada minggu

menyusui yang benar yaitu dengan pertama sesudah bayi lahir ibu akan

cara puting susu di olesi dengan ASI mengalami kram/mulas pada abdomen

secara keseluruhan, pegang payudara yang berlangsung sebentar, mirip dengan

dengan ibu jari berada diatas puting, kram pada periode menstruasi, periode ini

sedangkan ke empat jari yang lain disebut dengan afterpains, yang

dibawah puting, masukanputing susu ditimbulkan oleh karena kontraksi uterus

sampai bagian areola (bagian hitam) pada waktu mendorong gumpalan darah

90
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

dan jaringan yang terkumpul didalam Selain mules pada perut, ibu juga

uterus. Kram demikian tidak berlangsung mengeluh nyeri pada luka jahitan

lama dan dianggap tidak masalah, perineum. Hal ini sesuai dengan teori yang

kram/mulas akan lebih terasa lagi pada ditemukan dalam (Varney, 2008) yang

saat menyusui bayi oleh karena menyatakan bahwa nyeri perineum sering

stimulasi/rangsangan puting susu terjadi pada ibu post partumakibat

menimbulkan aksi reflex pada uterus. laserasi, episiotomy atau jahitan dari

Teori ini didukung oleh (Cunningham episiotomy tersebut.

dkk, 2013) yang mengatakan bahwa pada Kemudian ibu juga mengeluh ASI

multipara uterus sering berkontraksi nya masih sedikit keluar. Menurut

dengan kuat pada interval tertentu dan (Bahiyatun, 2009) ASI mulai ada kira-kira

menimbulkan nyeri setelah melahirkan, pada hari ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran

yang mirip dengan nyeri persalinan namun bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI

lebih ringan. Nyeri ini semakin terasa yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi

sesuai dengan meningkatnya paritas dan lahir. Oleh karena itu, bila seorang ibu

menjadi lebih buruk ketika bayi menyusu, telah menyusui bayinya setelah lahir tapi

kemungkinan besar karena pelepasan ASI masih sedikit keluar, itu bukanlah

oksitosin. Biasannya nyeri setelah suatu masalah. Sehingga asuhan yang

melahirkan berkurang intensitasnya dan diberikan yaitu menganjurkan ibu agar

menjadi lebih ringan pada hari yang sesering mungkin menyusui bayinya

ketiga. Dengan demikian keluhan yang karena dengan isapan bayi akan

dirasakan oleh Ny. N masih dalam batas menghasilkan ASI lebih banyak.

normal. Selanjutnya didapatkan dari data

subjektif pada kunjungan ke-2 tanggal 02

91
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

November 2019 pukul 10.25 WIB, yang Penulis tidak mengkaji lebih dalam

ditemukan pada kunjungan ke-2 yaitu 6 apa penyebab ibu kurang istirahat. apakah

hari post partum pada Ny. N yaitu ibu disebabkan dengan bayi sering rewel

mengeluh tidur/istirahatnya terganggu ditengah malam, atau dengan hal yang lain

karena bayi sering terbangun pada malam misalnya seperti abangnya yang lagi

hari, kemudian jelaskan pada ibu bahwa kurang sehat badan maka bisa jadi ibu

kurang istirahat akan menganggu kurang istirahat. seandainya ibu kurang

pemulihan kondisi ibu, menganggu istirahat disebabkan dengan bayi rewel

produksi ASI, dan dapat menyebabkan ditengah malam, berapa jam sekali ibu

kepala ibu menjadi pusing. maka penulis terbangun ditengah malam dan berapa

menganjurkan kepada ibu agar ibu lama ibu baru bisa untuk istirahat kembali

istirahat saat bayi tertidur. Hal ini sama setelah bayi tidak rewel lagi. cara

dengan (Saleha, 2009) bahwa kurang mencegah biar ibu bisa cukup istirahat ibu

istirahat akan mempengaruhi ibu terhadap bisa istirahat diwaktu bayi lagi tidak rewel

kurangnya jumlah produksi ASI, atau diwaktu bayi lagi tertidur. dan ibu

memperlambat proses involusi uterus, juga bisa mintak bantu kepada suami

memperbanyak perdarahan, menyebabkan untuk bergantian menjaga bayi disaat bayi

depresi, ketidak mampuan merawat bayi rewel agar ibu bisa mendapatkan istirahat

dan dirinya (Saleha, 2009) juga yang cukup. karena ibu nifas itu sangat

menganjurkan agar ibu istirahat selagi memerlukan istirahat yang cukup, jika ibu

bayi tidur. Dengan demikian, asuhan yang kurang istirahat bisa mengakibatkan ASI

diperoleh Ny. N sama dengan teori ibu kurang lancar.

(Saleha, 2009)

92
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

2. Data objektif pertama post partum. Dengan demikian

Berdasarkan data objektif yang teori diatas sesuai dengan kasus Ny. N

ditemukan pada tanggal 29 Oktober 2019 yaitu lochea yang keluar beberapa hari

pukul 09.10 WIB pada kunjungan pertama postpartum adalah lochea rubra yang

6 jam post partum penulis mendapatkan berwarna merah.

hasil pemeriksaan TTV dalam batas Berdasarkan data objektif yang

normal, Pada pemeriksaan abdomen ditemukan pada kunjungan ke-2 tanggal

ditemui bahwa kontraksi baik, tinggi 04 November 2019 pukul 10.25 WIB,

fundus uteri 2 jari dibawah pusat. Hal ini pada kunjungan kedua 6 hari postpartum

sesuai dengan teori (Sulistyawati, 2009) penulis mendapatkan hasil pemeriksaan

Sementara itu, pada pemeriksaan TTV dalam batas normal, ditemukan

anogenetalia ditemukan pengeluaran kontraksi baik, tinggi fundus uteri

pervaginam lochea rubra, sama halnya pertengahan pusat simfisis. sama halnya

dengan (Cunningham dkk, 2013) pada dengan (Sulistyawati, 2009) dan (Saleha,

beberapa hari pertama setelah melahirkan, 2009) yang mengatakan TFU berada

lochea berwarna merah karena adanya pertengahan simfisis pusat 1 minggu

darah dalam jumlah yang cukup banyak postpartum.

yaitu lochea rubra. Teori ini didukung Sementara itu lochea yang ditemukan

pula oleh (Bahiyatun, 2009) yang yaitu lochea sanguinolenta yang berwarna

menyebutkan bahwa lochea rubra merah kekuningan berisi darah dan lendir.

berwarna merah karena mengandung Menurut (Sulistyawati, 2009) lochea

darah. Ini adalah lochea pertama yang sanguinolenta umumnya perubahan antara

mulai keluar segera setelah kelahiran dan penampakan lochea rubra ke lochea

terus berlanjut hingga dua atau tiga hari sunguinolenta berlangsung selama 1

93
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

minggu. Maka dapat dilihat bahwa lochea membangunkan bayi nya untuk segera

yang ditemukan pada kasus sesuai dengan disusukan

teori diatas. Pada kunjungan ke dua Selanjutnya Memberitahu ibu

6 hari postpartum luka pada jahitan tentang cara menjaga personal hygine

perineum tidak nyeri lagi dan sudah seperti jaga kebersihan diri ibu dengan

kering. mandi 2 x sehari, baik setelah BAK atau

3. Analisis BAB, bersihkan vulva dengan air bersih

Assessment dalam kasus ini yaitu dari depan kebelakang dan lap sampai

P2A0H2 ibu nifas, KU ibu baik. Dalam kering, tidak perlu takut walaupun

kasus ini tidak ditemukan masalah yang terdapat luka jahitan, berikan air hangat

membahayakan ibu namun ada beberapa yang dicampur dengan antiseptic diatas

keluhan yang merupakan keluhan yang vulva dan perineum setelah berkemih

normal terjadi. dan BAB, ganti pembalut jika ibu sudah

4. Penatalaksanaan merasa penuh dan tidak nyaman/minimal

Untuk penanganan pada studi 3 kali sehari agar luka jahitan tidak

kasus ibu nifas ini penulis memberi lembab dan cepat kering.

asuhan kebidanan dengan menjelaskan Memberitahu kepada ibu nifas

kepada ibu bahwa mules yang ibu bahwa ibu nifas memerlukan waktu

rasakan adalah hal yang normal, istirahat yang cukup yaitu 8 jam pada

memberitahu ibu untuk tetap menyusui malam hari dan 1 jam pada siang hari.

bayinya sesering mungkin tanpa kurangnya istirahat akan menganggu

dijadwalkan agar air susu ibu tetap cukup kesehatan kondisi ibu, kurangnya produksi

untuk bayi, jika bayi tidur lebih dari 2 ASI, menyebabkan kepala yang pusing.

jam karena belum disusui ibu wajib ibu nifas sangat membutuhkan istirahat

94
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

yang cukup, karena dimalam hari bayi lahan praktik sendiri dan dapat

sering sekali rewel. maka karena itu ibu melakukan penyuluhan berkala di

dianjurkan untuk istirahat disaat bayi lagi Puskesmas dan BPM tentang ibu nifas

tidur/tidak rewel, dan beritahu ibu untuk serta dapat dijadikan referensi sebagai

melakukan pekerjaan rumah tangga secara pengembangan ilmu pengetahuan tentang

perlahan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan

menjadi pedoman untuk studi kasus


KESIMPULAN
berikutnya.
Setelah dilakukan pengkajian sampai

evaluasi kasus tidak terdapat kesenjangan


DAFTAR PUSTAKA
antara teori dan praktik di lapangan.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajaran Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

SARAN Cunningham dkk. (2013). Obstetri. Jakarta:


EGC.
1. Bagi Lahan Praktik
Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan
Diharapkan kepada lahan praktik Indonesia, 70.

untuk menyediakan lebih banyak leaflet Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidan Nifas
Dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
tentang Kehamilan, Persalinan, Nifas, Pelajar.

Bayi Baru Lahir, Keluarga Berencana, Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Nifas. (S. Riyadi, Ed.) (1st ed.).
dan khususnya Nifas, agar ibu nifas dapat Yogyakarta: Gosyen Publishing.

membaca kembali dirumah tentang masa Maryunani, A. D. Y. ningsih. (2009). Asuhan


Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.
nifas. Jakarta: Tran Info Media.

2. Bagi Institusi Pendidikan Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada


Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Diharapkan institusi dapat
Sulistyawati, A. (2009). Buku ajar asuhan
meningkatkan kualitas pendidikan bagi kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta:
Andi Offset. Yogyakarta.
mahasiwa dengan cara menyediakan
95
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

Sunarsih, (2011). Asuhan Kebidanan Pada


Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Helen, J. M. K. dan C. L. G. (2008).


Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakarta:
EGC.

96

Anda mungkin juga menyukai