Laporan Praktikum Fisika
Laporan Praktikum Fisika
Transformator
Disusun Oleh :
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya
inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).
Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya. Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator
ada dua jenis yaitu:
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
Penggunaan Transformator
No Np Ns Vp Vs Np / Ns Vp / Vs
.
1. 300 600 12 23 0,5 0,52
2. 600 300 12 5 2 2,4
3. 600 1200 12 23 0,5 0,52
4. 1200 600 13 6 2 2,17
5. 1200 300 13 3 4 4,3
6. 300 1200 12 52 0,25 0,23
Dalam praktikum ini yang termasuk ke dalam transformator step up adalah pada
transformator dengan Np = 300; Ns = 600, Np = 600; Ns = 1200 dan transformator dengan Np =
300; Ns = 1200, hal ini dikarenakan lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak dari pada
lilitan pada kumparan primer, sehingga tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primer, hal
ini dapat dilihat pada hasil praktikum.
Secara teori untuk transformator dengan Np = 300; Ns = 600, maka tegangan yang
dihasilkan pada kumparan sekunder dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan pada
kumparan primer, ini karena jumlah lilitan pada kumparan primer dua kali lebih banyak dari
lilitan pada kumparan primer. Untuk transformator dengan Np = 250; Ns = 1200, maka tegangan
yang dihasilkan pada kumparan sekunder empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan
pada kumparan primer, ini karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder empat kali lebih
banyak dari lilitan pada kumparan primer.
Namun pada hasil praktikum, hampir semua hasil tidak sesuai dengan teori hal ini karena
transformator pada dasarnya tidak pernah ideal, jika transformator digunakan selalu timbul
energi kalor, sehingga energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar dari
pada energi yang keluar pada kumparan sekunder, selain itu disebabkan juga oleh ketelitaian
praktikan dalam membaca angka pada multimeter pada saat penghitungan tegangan.
Kebalikan dari transformator step up, transformator step down memiliki lilitan sekunder
(Ns) lebih sedikit dari pada lilitan primernya (Np), dan berfungsi untuk menurunkan tegangan.
Hal ini dapat dilihat dalam hasil praktikum. Pada saat Ns<Np maka tegangan akan lebih rendah
dari pada saat Ns>Np. Hal ini sesuai dengan teori mengenai hubungan antara banyak lilitan
dengan tegangan yang masuk.
Dalam praktikum ini yang termasuk ke dalam transformator step down adalah pada
transformator dengan Np = 600; Ns = 300, Np = 1200; Ns = 600 dan transformator dengan Np =
1200; Ns = 300, hal ini dikarenakan lilitan pada kumparan sekunder lebih sedikit dari pada lilitan
pada kumparan primer, sehingga tegangan sekunder lebih kecil dari tegangan primer, hal ini
dapat dilihat pada hasil praktikum.
Secara teori untuk transformator dengan Np = 600; Ns = 300, maka tegangan yang
dihasilkan pada kumparan sekunder seperdua dari tegangan pada kumparan primer, ini karena
jumlah lilitan pada kumparan setengah dari lilitan pada kumparan primer. Untuk transformator
dengan Np = 1200; Ns = 300, maka tegangan yang dihasilkan pada kumparan sekunder
seperempat dari tegangan pada kumparan primer, ini karena jumlah lilitan pada kumparan
sekunder empat kali lebih sedikit dari lilitan pada kumparan primer.
Namun pada hasil praktikum, hampir semua hasil tidak sesuai dengan teori hal ini karena
transformator pada dasarnya tidak pernah ideal, jika transformator digunakan selalu timbul
energi kalor, sehingga energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar dari
pada energi yang keluar pada kumparan sekunder, selain itu disebabkan juga oleh ketelitaian
praktikan dalam membaca angka pada multimeter pada saat penghitungan tegangan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum transformator adalah sebagai berikut:
1. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
2. Transformator dibedakan menjadi dua jenis yaitu transformator step up dan transformator step
down. Transformator step up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sedangkan transformator
step down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC.
3. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik (hukum faraday).
Dokumentasi: