Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan

ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata

sebagai sektor ungglan dalam memperoleh devisa, lapangan kerja, maupun

pengentasan kemiskinan. Di Indonesia sendiri mempunyai banyak tempat

wisata yang tersebar di seluruh penjuru salah satunya di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai julukan sebagai

Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

tersebut tidak salah jika Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota

tujuan wisata. DIY memiliki begitu banyak objek wisata baik dari wisata

agro, wisata budaya dan sejarah sehingga wajar jika DIY merupakan

tujuan wisata.

Banyak objek wisata baru yang bermunculan seperti goa-goa, air

terjun dan pantai-pantai baru. Perkembangan wisata di DIY dari tahun ke

tahun semakin berkembang pesat. Tiap tahunnya pengunjung yang datang

untuk berwisata di DIY semakin meningkat. Ribuan pengunjung baik dari

domestik maupun mancanegara berbondong-bondong untuk berwisata di

DIY. Berikut adalah data mengenai peningkatan wisatawan dari tahun

2008 hingga 2012.

1
Tabel 1. Perkembangan wisatawan ke DIY Tahun 2008-2012

Jumlah kunjungan
No. Tahun
Wisatawan Nuasantara Wisatawan Mancanegara
1 2008 1.156.097 128.660
2 2009 1.206.565 139.492
3 2010 1.304.137 152.843
4 2011 1.438.129 169.565
5 2012 2.162.422 197.751
Sumber : buku statistik kepariwasataan DIY 2012

Data diatas menunjukan perkembangan wisatawan di DIY dari

tahun 2008 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan di tiap tahunnya.

Perkembangan wisatawan yang datang ke DIY memberikan pengaruh

yang besar terhadap meningkatnya jumlah pendapatan asli daerah (PAD).

DIY sebagai kawasan yang masih melestarikan adat istiadatnya

memiliki peran yang sangat besar terhadap pelestarian cagar budaya.

Pelestarian terhadap cagar budaya tesebut tidak salah jika DIY mendapat

julukan sebagai kota budaya. Museum yang dijadikan tempat

penyimpanan benda cagar budaya menjadi sarana untuk menggali cerita

sejarah masa lalu.

Di Kota Yogyakarta terdapat banyak sekali museum yang dapat

dijadikan tujuan wisata, diantaranya adalah museum Perjuangan, museum

Kereta, museum benteng Vredebrug dan lain sebagainya. Namun

sayangnya wisata museum kurang diminati wisatawan. Perkembangan

jumlah pengunjung dapat dilihat pada tabel 2.

2
Tabel 2. Perkembangan Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kota
Yogyakarta Tahun 2008-2012
Tahun
No. Objek Wisata
2008 2009 2010 2011 2012
1. Kraton Yogyakarta 416.755 470.194 517.416 538.144 686.857
2. Taman Sari 91.245 124.918 172.397 175.885 231.483
3. Gembiroloka 669.607 944.810 889.219 1.018.690 1.445.148
4. Purawisata 148.602 123.502 194.227 35.930 36.960
5. Plasma Nutfah Pisang 959.405 7.514 8.031 7.333 10.265
6. Pagelaran Kraton 28.506 318.543 262.489 247.869 272.659
7. Taman Pintar 6.012 1.085.538 1.127.864 887.152 932.705
8. Museum Sonobudoyo 17.501 142.217 19.639 24.937 83.117
9. Museum Sasmitaloka Pangsar 9.729 10.198 11.877 11.460 10.364
Soedirman
10. Museum Taman Siswa 2.446 4.449 23.750 8.138 11.010
Dewatara Kirti Griya
11. Museum Sasana Winatama P. 2.164 2.078 2.078 1.997 2.589
Diponegoro
12. Museum Pusat Dharma 4.769 232 3.444 4.902 5.641
Wiratama
13. Museum Perjuangan 1.945 2.839 4.834 6.038 13.958
14. Museum Kereta Keraton 26.397 25.237 27.840 27.881 30.670
15. Museum Mata Dr. Yap - - - - 658
16. Wayang Kulit Sasono Hinggil 2.783 4.892 - - -
17. Museum Benteng Vredeburg 59.729 103.762 200.210 139.280 240.794
18. Museum Biologi UGM 19.788 19.994 20.286 21.013 18.728
19. Museum Puropakualaman - 1.408 724 542 320
20. Museum Batik Sulaman - 876 1.091 1.117 2.109
21. Istana Gedung Agung - 11.076 17.337 12.127 13.339
22. Makam-makam Raja Mataram - 18.709 19.147 20.925 26.931
23. Museum Bahari - 5.278 5.602 5.918 7.300
24 Kampung Wisata Dipowinatan - - - 618 -
Total 2.467.383 3.449.618 3.124.914 3.338.046 3.615.479
Sumber: buku Statistik Kepariwisataan 2012

Data diatas terlihat jelas bahwa perkembangan pariwisata di Kota

Yogyakarta dari tahun ke tahun semakin berkembang. Perkembangan

pariwisata di Yogyakarta tidak lepas dari peran pemerintah. Peran

pemerintah disini antara lain adalah tentang pengaturan alokasi dana yang

sesuai dengan kebutuhan masing-masing objek wisata. Salah satunya

3
adalah alokasi yang digunakan untuk pengembangan museum baik

sumberdaya manusia maupun fisik museum, dan sebagainya. Disamping

itu peran masyarakat juga sangat penting dalam mengembangkan potensi

wisata museum. Masyarakat juga bisa ikut mempromosikan museum yang

ada disekitar mereka.

Di Kota Yogyakarta sendiri terdapat 24 objek wisata yang dapat di

kunjungi dan sebagian besar objek wisata tersebut adalah museum. Namun

wisata museum kurang diminati oleh masyarakat. Banyak dari masyarakat

kurang berminat untuk datang ke museum. Wisatawan menjadikan

museum sebagai tempat wisata alternatif. Pengunjung yang berkunjung ke

museum sendiri kebanyakan karena adanya jadwal tour atau kunjunngan

dari instansi atau sekolah-sekolah para pengunjung yang mengagendakan

untuk mengunjungi museum.

Kurang berminatnya pengunjung datang berwisata ke museum

karena pengunjung hanya bisa menonton saja tanpa mengaplikasikannya

atau memperagakannya. Penjelasan yang tertera pada benda peraga yang

ada di museum juga kurang lengkap sehingga pengunjung kurang

memahami maksud dari display yang ada. Selain itu permasalahan yang

ada di museum antara lain banyak museum yang tidak menguntungkan

secara ekonomis sehingga pihak swasta atau investor tidak tertarik untuk

mengembangkan museum.

Anak-anak usia sekolah seperti TK, SD, SMP, masih sangat

membutuhkan pengetahuan dari apa yang ditunjukan di museum tentang

4
sejarah peninggalan masa lampau. Seperti peninggalan senjata-senjata

perang jaman dahulu, taktik atau strategi perang yang digunakan untuk

melawan penjajah, dan sebagainya.

Museum berperan dalam proses transformasi yang mewujudkan

perkembangan struktur intelektual dan tingkat kehidupan yang membaik.

Perkembangan tersebut tentu disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang

bersangkutan dalam bahasa dan budayanya masing-masing. Inilah makna

yang ingin disampaikan dan dideskripsikan oleh museum lewat benda

yang disajikan atau dipamerkan sebagai instrumen memahami masyarakat

pendukungnya.

Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di berbagai

kabupaten atau kota seperti halnya di Kota Yogyakarta telah menunjukkan

perkembangan yang cukup meningkat dan berkembang, hal ini ditunjukan

dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini merupakan

dampak positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar

karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan

untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Meskipun jumlah

kunjungan wisata meningkat, hanya sedikit wisatawan yang mengunjungi

museum.

Promosi museum-museum yang ada di Yogyakarta diadakan

dengan cara pawai layaknya karnaval, peserta pawai dari berbagai

museum ini memakai atribut lucu dan menarik. Cara ini dipandang ampuh

mencuri perhatian masyarakat. Pawai dilakukan dengan

5
menyelenggarakannya di mall terbesar yang ada di Yogyakarta. Hal

tersebut perlu didukung dengan pengelolaan yang bagus di museum itu

sendiri sehingga ketertarikan masyarakat tidak hanya berhenti sampai

disini saja. (http://sejarah.kompasiana.com/2011/10/10/jogja-kota-

museum-yang-sepi-pengunjung/. Diakses tanggal 30 November 2012)

Salah satu museum yang dikelola oleh pemerintah adalah Museum

Sonobudoyo. Museum Sonobudoyo merupakan UPTD Dinas Kebudayaan

Propinsi DIY. Museum Sonobudoyo adalah museum terlengkap nomor

dua setelah Museum Jakarta. Museum ini rencananya akan dijadikan

museum internasional oleh pemerintah. Untuk itu maka perlunya peran

pemerintah dan stakeholder-stakeholder agar museum lebih dicintai oleh

masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Masyarakat tidak menjadikan museum sebagai tujuan wisata utama

melainkan hanya sebagai wisata alternatif.

2. Minimnya fasilitas yang ditawarkan oleh pihak pengelola museum

seperti pemandu wisata, petunjuk arah, kebersihan museum dan lain

sebagainya.

3. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Yogyakarta

tentang wisata museum.

6
4. Kurangnya dukungan dari masyarat untuk ikut mengembangkan

museum.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka peneliti merumuskan

batasan masalah yang di teliti adalah peran pemerintah dalam

megembangkan potensi wisata museum khususnya Museum Sonobudoyo.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

yang diajukan adalah

1. Bagaimana peran pemerintah dalam mengembangkan potensi wisata

museum khususnya Museum Sonobudoyo?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam mengembangkan potensi

wisata museum kususnya Museum Sonobudoyo?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh pemerintah melalui

Dinas Kebudayaan Propinsi DIY dalam rangka mengembangkan

potensi wisata museum di Yogyakarta khususnya Museum

Sonobudoyo.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam pengembangan

potensi wisata museum khususnya Museum Sonobudoyo.

7
F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian

ini. Selain itu dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori-

teori ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Sebagai sarana peneliti untuk mengimplentasikan teori yang

telah didapatkan selama mendalami perkuliahan di Universitas

Negeri Yogyakarta ke lapangan.

2) Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir skripsi

sebagai persyaratan untuk mendapat gelar sarjana Jurusan Ilmu

Admistrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Yogyakarta.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi

maupun dasar acuan yang valid terkait dengan pengembangan

wisata museum yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya Dinas

Kebudayaan Propinsi DIY. Pengembangan potensi wisata ini

diharapakan dapat meningkatkan kunjungan masyarakat ke

museum-museum yang ada di DIY, khususnya museum

8
Sonobudoyo sehingga museum dapat menjadi tujuan wisata yang

berkualitas dan dapat bersaing dengan wisata lainnya.

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan memberikan

wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan

budaya melalui museum. peneltian ini juga diharapkan

masayarakat dapat mengetahui apa saja hambatan yang terjadi dari

berbagai sudut pandang, sehingga sinergitas masyarakat dengan

pemerintah dapat terjalin.

Anda mungkin juga menyukai