DEFINISI
A. DEFINISI
Pengertian dasar restrain adalah membatasi gerak atau membatasi
kebebasan . Pengertian secara internasional, restrain adalah suatu
metode/cara pembatasan/retriksi yang disengaja terhadap terhadap
gerakan/perilaku seseorang . Dalam hal ini perilaku yang dimaksudkan
adalah tindakan yang direncanakan , bukan suatu tindakan yang
disadari/tidak sengaja/sebagai suatu reflex.
Pengertian lainnya, restrain adalah suatu tindakan untuk
menghambat/mencegah seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan.
Definisi restrain ini berlaku untuk semua penggunaan restrain di rumah
sakit. Pada umumnya, jika pasien dapat melepaskan suatu alat yang
dengan mudah, maka alat tersebut tidak dianggap sebagai suatu restrain.
Jika suatu tindakan tidak memenuhi definisi restrain, hal ini tidak secara
otomatis dianggap salah/tidak dapat diterima. Penggunaaan restrain secara
berlebihan dapat terjadi, tetapi pengambilan keputusan untuk
mengaplikasikan restrain bukanlah suatu hal yang mudah. Suatu diskusi
yang mendalam mengenai aspek etik, hokum, praktik, dan profesionalisme
dilakukan untuk membantu tenaga kesehatan (misalnya perawat)
memahami perbedaan antara pengguna restrain yang salah/tidak dapat
ditolerir dengan kondisi yang memang memerlukan tindakan restrain.
Jenis-jenis restrain:
1. Pembatasan fisik
a. Melibatkan satu atau lebih staf untuk memegangi pasien,
menggerakkan pasien, atau mencegah pergerakan pasien.
b. Jika pasien dapat dengan mudah meloloskan diri/melepaskan diri
dari pegangan staf, maka hal ini tidak di anggap sebagai suatu
restrain.
c. Pemegangan fisik : biasanya staf memegangi pasien dengan tujuan
untuk melakukan suatu pemeriksaan fisik/tes rutin. Namun, pasien
berhak untuk menolak prosedur ini.
Memegangi pasien dengan tujuan untuk membatasi
pergerakan pasien dan berlawanan dengan keinginan pasien
termasuk suatu bentuk restrain.
Pemegangan pasien secara paksa saat melakukan prosedur
pemberian obat (melawan keinginan pasien) dianggap suatu
restrain. Sebaiknya, kalaupun terpaksa memberikan obat
tanpa persetujuan pasien. Dipilih metode yang paling
kurang bersifat restriktif/sesedikit mungkin menggunakan
pemaksaan.
Pada beberapa keadaan , dimana pasien setuju untuk
menjalani prosedur/medikasi tetapi tidak dapat berdiam
diri/tenang untuk disuntik/menjalani prosedur/pemberian
medikasi berjalan memegangi pasien dengan tujuan
prosedur/pemberian medikasi berjalan dengan lancer dan
aman. Hal ini bukan merupakan restrain.
Pemegangan pasien, biasanya anak/bayi, dengan tujuan
untuk menenangkan/member kenyamanan kepada pasien
tidak dianggap sebagi suatu restrain.
2. Pembatasan mekanis
a. Melibatkan penggunaan suatu alat
b. Misalnya :
i. Penggunaan tali khusus di ruang rawat inap, ruang
perawatan intensif (instalasi perawatan intensif).
ii. Peralatan sehari-hari : ikat pinggang atau sabuk untuk
mencegah pasien jatuh dari kursi, penggunaan pembatas di
sisi kiri dan kanan tempat tidur (bedrails) untuk mencegah
pasien jatuh/turun dari tempat tidur.
Penggunaan side rails di anggap beresiko ,
te3rutama untuk pasien geriatric dan disorientasi.
Pasien geriatric yang rentan beresiko terjebak di
antara kasur dan side rails . paisen disorientasi
dapat menganggap side rails sebagai penghalang
untuk dipanjati dan dapat bergerak ke ujung tempat
tidur untuk turun dari tempat tidur dengan
menggunakan segala cara, pasien beresiko terjebak,
tersangkut, atau jatuh dari tempat tidur dengan
kemungkinan mengalami cedera yang lebih berat
dibandingkan tanpa menggunakan side rails.
Penggunaan side rails harus mempunyai
keuntungan yang melebihi risikonya.
Namun, jika pasien secara fisik tidak mampu turun
dari tempat tidur, penggunaan side rails tidak
berdampak pada kebebasan bergerak pasien.
Penggunaan restrain pada pasien yang memerlukan
mobilisasi rutin (untuk melancarkan sirkulasi dan
mencegah ulkus dekubitus ) merupakan suatu
intervensi untuk melindungi pasien dari risiko jatuh
dan hal ini tidak dianggap sebagai restrain.
Penggunaan side rails pada pasien kejang untuk
mencegah pasien jatuh/cedera tidak dianggap
sebagai restrain.
iii. Pengontrolan kebebasan gerak pasien : penggunaan kunci,
penyekat, tombol pengatur dan sebagainnya.
1. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi perawat Intensif (IPI),
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Bedah Sentral (IBS), Instalasi
Penunjang dan lain-lain.
2. Semua pasien dirumah sakit, tanpa melihat usia, yang memenuhi indikasi.
BAB 3. TATA LAKSANA
K. Re –aplikasi restrain
1. Jika pasien yang baru dibebaskan dari penggunaan restrain dan
kemudian menunjukkan perilaku yang membahayakan dan hanya dapat
diatasi oleh re-aplikasi restrain, diperlukan instruksi baru untuk
melakukan re-aplikasi.
2. Staf tidak memberhentikan penggunaan restrain dan kemudian
mereaplikasikannya kembali di bawah instruksi yang sama
(sebelumnya).
3. Instruksi penggunaan restrain tidak boleh diberlakukan sebagai
instruksi pro nata (jika perlu ). Setiap episode penggunaan restrain
harus dilakukan asesmen dan dievaluasi serta berdasarkan instruksi
intruksi dokter.
4. Pengecualian :
a. Penggunaan side rails yang diindikasikan di rekam medis pasien.
Jika status pasien memerlukan penggunaan keempat side rails
selama pasien di tempat tidur, tidak di perlukan instruksi pro re nata.
Tidak diperlukan instruksi baru setiap kali pasien keluar/kembali ke
tempat tidurnya.
b. Perilaku membahayakan diri sendiri. Jika pasien mengalami kondisi
medis dan psikiatri kronis, seperti sindrom Lesch-Nyham, dimana
pasien menunjukkan perilaku membahayakan diri sendiri, suatu
instruksi penggunaan restrain tidak perlu di perbaharui setiap
kalinya. Tujuan penggunaan restrain ini adalah untuk mencegah
cedera/bahaya pada diri sendiri.
Aplikasi Restrain dan Isolasi secar Bersamaan :