Anda di halaman 1dari 27

Ny. N dan Tn. A mempunyai By.

R dengan jenis kelamin perempuan yang lahir di


RSPAU JAKARTA .Ny. n berusia 20th dan Tn.A berusia 25th. Bayi R lahir pada
tanggal 28 Mei 2012 pukul 02.17 dengan normal.Bayi R merupakan gemeli kedua
dari ibu P1A0. Usia kehamilan 32 minggu dengan kontraksi sering dan berat badan
lahir 1700 gram, panjang badan 39 cm, anus (+), tidak ada cacat pada bayi. Riwayat
persalinan ketuban putih keruh, plasenta lahir lengkap, APGAR score menit pertama
6 dan pada menit kelima 7. Diagnosa medis: Gemeli II, Premature dan Berat Badan
Lahir Rendah..Keadaan umum gerak aktif, kesadaran menangis kuat. Nadi klien 132
x/menit , Rr: 52 x/menit , suhu tubuh klien 36°C, kelenjar getah bening tidak
membesarPemeriksaan GDS pertanggal 28 Mei 2012 145 mg/dl.. Masalah
keperawatan yang muncul adalah kurangnya kebutuhan nutrisi dan resiko hipotermi
di berikan terapi cairan parental D10% sebanyak 100cc/24 jam, rawat di inkubator
dan pemberian nutrisi per NGT.

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS PASIEN
NAMA: By.R
USIA : 1 Hari
SUKU: Mandailing
AGAMA: Islam
JENIS KELAMIN: perempuan

2. IDENTITAS ORANG TUA


A. AYAH
NAMA: Tn.A
USIA : 25 tahun
SUKU: Mandailing
AGAMA: Islam
JENIS KELAMIN: Laki-laki
PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA Aliyah
PEKERJAAN: wiraswasta
NO TLPN:
ALAMAT: Jl.Skadron RT.15/03 no.23c Kampung Makasar.

B. IBU
NAMA: Ny.N
USIA : 20 tahun
SUKU: Mandailing
AGAMA: Islam
JENIS KELAMIN: Perempuan
PENDIDIKAN TERAKHIR: SMA Aliyah
PEKERJAAN: ibu rumah tangga
NO TLPN:
ALAMAT: Jl.Skadron RT.15/03 no.23c Kampung Makasar.
3. Riwayat Persalinan
Usia kehamilan 32 minggu dengan nilai APGAR pada menit pertama 6 dan
pada menit ke lima 7. Dengan berat badan 1700 gram , panjang badan 38,5
cm, lingkar kepala 27 cm, lingkar dada 24 cm. Tidak terdapat komplikasi
pada saat persalinan.
4. Riwayat Maternal
Usia ibu 20 tahun, Gravida 1,Para: 0,Abortus: 0. Cara persalinan dengan
tindakan spontan. Tidak terdapat komplikasi selama persalinan.
5. Pengkajian Fisik Neonatus
a. Refleks
Refleks moro(refleks kejut) normal, refleks menggenggam pada klien
normal, menelan normal,refleks menghisap lemah.
b. Tonus/aktifitas
Tonus atau aktifitas aktif, menangis keras, saat sedang di kaji bayi
tampak tenang, tidak ada letargi, tidak terdapat kejang pada klien, klien
tidak mengalami kesulitan menangis.
c. Kepala/Leher
Pada bagian kepala fontanel anterior tidak cekung dan lunak, sutura
sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, serta tidak terdapat molding.
d. Mata
Mata bersih , sklera mata bersih.
e. THT
Telinga normal serta letaknya simetris,palatum pada klien ada, tidak
terdapat obstruksi pada hidung bilateral, tidak terdapat pernafasan
cuping hidung.
f. Abdomen
Abdomen lunak,tidak kembung, lingkar perut klien 26,5 cm.
g. Thoraks
Thoraks simetris, retraksi derajat terlihat hanya sekali pada saat
pengkajian, klavikula normal dan simetris.
h. Paru – paru
Suara nafas vesikuler sama antara kanan dan kiri, bunyi nafas terdengar
di semua lapang paru, suara nafas bersih, tidak terdapat pernafasan
dengan cuping hidung, respirasi spontan, frekuensi pernafasan 52
x/menit.
i. Jantung
Pada jantung bunyi sinus rythim (NSR) normal, tidak terdapat bunyi
murmur pada jantung klien,HR 132 x/menit.
j. Ekstremitas
Gerakan ekstremitas aktif,paha terlihat abduksi, ROM tidak dapat
dikaji, nadi perifer agak lemah, brakial kanan dan kiri teraba kuat, serta
femoral kanan dan kiri teraba kuat.
k. Umbilikus
Umbilikus pada klien normal,tidak ada inflamasi dan jumlah pembuluh
darah ada dua yaitu arteri dan vena.
l. Genital
Klien berjenis kelamin perempuan, terdapat labia mayora dan labia
minora, tampak labia mayora belum menutupi labia minora ,fistula
tidak ada.
m. Anus
Kondisi klien anus paten
n. Spina
Kondisi spina normal
o. Kulit
Warna kulit pink, lemak pada bawah kulit (subkutan) terlihat tipis, tidak
terdapat sianosis dan tidak terdapat tanda lahir
p. Suhu
Suhu lingkungan bayi diletakkan dalam incubator dengan suhu 33,3°C,
suhu ruangan 28-30°C, suhu kulit 36,5°C.
q. Cairan
Intake 178cc/24 jam (PASI 70cc + Infus 100cc + AM 8cc)
Output (BAB 40 cc + BAK 65 + IWL 80
Balance cairan 178cc – 185cc = (-) 7
r. Nutrisi
BB lahir 1700 gram dan saat ini 1600 gram , minum PASI 10-20cc/2
jam melalui Naso Gastric Tube dikarenakan refleks hisap bayi lemah.
Panjang badan 39 cm, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm,
lingkar kepala 29 cm, lingkar lengan: 11,2cm.
s. Pengetahuan keluarga
Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak
bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir
rendah.Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian
berat badan lahir rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui
tentang ciri – ciri berat badan lahir rendah.
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien GDS tanggal 28 Mei
2012, hasil GDS : 145 mg/dl
7. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian terapi O2 dengan bi kanul sebanyak 1 liter/menit
b. Pemberian terapi parenteral D10% sebanyak 100cc/24 jam
c. Penempatan di incubator dengan suhu 33,3°C
d. Pemberian PASI via NGT 10-20cc/2 jam
e. Pemasangan Naso Gastric Tube pada klien
8. Data Fokus
Data subjektif :
Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya, orangtua
klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir
rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat
badan lahir rendah.

Data Objektif :
Observasi tanda – tanda vital Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit, Rr: 48
x/menit, berat badan pertanggal 28 Mei 2012 adalah 1700 gram, hasil
timbangan pada tanggal 29 Meri 2012 adalah 1600 gram, Panjang badan 39
cm, refleks hisap pada bayi tidak adekuat, klien sudah terpasang NGT, klien
sudah terpasang terpi O2 sebanyak 1 l/menit, Bayi diberikan PASI (SGM)
sebagai nutrisi pengganti ASI, diet cair PASI yang dihabiskan 10cc via
NGT,PASI yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak 70cc. Retraksi
yang terlihat pada klien saat pengkajian hanya sekali, pernafasan pada klien
tidak menggunakan cuping hidung, tidak terdapat sianosis pada tubuh
klien,suhu dalam incubator: 33,3 °C), kulit klien terasa hangat, ekstremitas
terasa hangat, lingkar perut: 26,5 cm,lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39
cm, lingkar kepala 29 cm,lingkar lengan: 11,2cm, lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis, klien tidak menggunakan pernafasan cuping
hidung.Karena orangtua klien belum memahami mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penatalaksaan BBLR orangtua klien tampak
bingung ketika ditanya perawat mengenai berat badan lahir rendah.Orangtua
klien mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian berat badan lahir
rendah, orangtua klien mengatakan tidak mengetahui tentang ciri – ciri berat
badan lahir rendah.Orangtua klien mengatakan khawatir dan cemas terhadap
kondisi anaknya saat ini.Orangtua klien tampak cemas dan gelisah. Masalah
keperawatan saat sebelum pengkajian: Tidak efektifnya pola nafas,di berikan
penatalaksanaan medis berupa terapi O2 sebanyak 1 liter/menit. Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan, di berikan penatalaksanaan medis berupa
pemberian diet cair PASI sebanyak 10-20cc/2 jam, pemberian terapi
parenteral (IVFD) D10% sebanyak 100cc/24jam (4tts/jam) dan pemeriksaan
glukosa pertama pada tanggal 28 Mei 2012 dengan hasil 145 mg/dl. Resiko
hipothermi di berikan penatalaksanaan medis bayi berada dalam inkubator
1. Analisa Data
Nama klien/umur: By.R / 1 hari
No. kamar/ruang: Perina / Parkit

No Data Masalah Etiologi


1 DS: Tidak efektifnya Imaturitas pusat
- pola nafas pernafasan
DO:
Pernafasan klien tidak
menggunakan cuping hidung
Retraksi yang terlihat pada
klien saat pengkajian hanya
sekali
Tidak terdapat sianosis pada
tubuh klien
Rr: 48 x/meniit
Suhu: 36,5°C
Nadi: 125 x/menit
2 DS: Gangguan Intake yang tidak
- kebutuhan adekuat
DO: nutrisi kurang
Hasil timbangan pada saat dari kebutuhan
pengkajian adalah 1600 gram tubuh
Panjang badan: 39 cm
PASI yang sudah diberikan
selama 24 jam sebanyak 70cc
Diet cair PASI (SGM) yang
dihabiskan 10 cc via NGT
Klien tampak sudah
terpasang NGT
Lingkar perut: 26,5 cm
Lingkar dada: 25 cm
Panjang badan: 39 cm
Lingkar kepala: 29 cm
Lingkar lengan: 11,2 cm
3 DS: - Resiko hipotermi Penurunan lemak
DO: subkutan di
TTV Nadi: 125 x/menit dalam tubuh
Suhu: 36,5°
Rr: 48 x/menit
Bayi tampak di dalam
inkubator
Suhu dalam inkubator 33,3°C
Kulit klien terasa hangat
Ekstremitas terasa hangat
Tidak terdapat sianosis pada
tubuh klien
Lemak pada bawah kulit
(subkutan) terlihat tipis

4 DS: Ansietas pada Kurangnya


Orangtua klien mengatakan keluarga pengetahuan
khawatir terhadap kondisi mengenai berat
anaknya saat ini. badan lahir
Orangtua klien mengatakan rendah
tidak mengetahui tentang
pengertian berat badan lahir
rendah
orangtua klien mengatakan
tidak mengetahui tentang ciri
– ciri berat badan lahir
rendah.
DO
Orangtua tampak cemas dan
gelisah
Orangtua klien tampak
bingung ketika ditanya
perawat mengenai berat
badan lahir rendah

A. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
3. Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di dalam
tubuh
4. Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
mengenai berat badan lahir rendah
B. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat
pernafasan, ditandai dengan :
Data Subjektif : -
Data Objektif : Tampak pernafasan pada klien tidak menggunakan
cuping hidung, retraksi yang terlihat pada klien
saat pengkajian hanya sekali, Rr: 48 x.menit,
Suhu: 36,5°C, Nadi: 125 x/menit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam di harapkan pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil : Tanda – tanda vitasl dalam batas normal (Nadi
110-160 x/menit, RR: 30 – 40 x/menit, Suhu axila
36,5 – 37,5°C), sesak berkurang/tidak
terjadi,suplai oksigen ke jaringan terpenuhi, tidak
ada sianosis, Rr dalam batas normal (RR 30-
40x/menit), tidak terjadi retraksi dada dan
pernafasan cuping hidung.
Rencana Tindakan :
a. Observasi pola, frekuensi dan bunyi nafas
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Observasi adanya sianosis
d. Observasi respon bayi terhadap pemberian O2
e. Pantau keadaan atau kondisi klien
f. Berikan/lanjutkan terapi O2 sesuai program dokter sebanyak 1 liter/
menit

Pelaksanaan :
Tanggal 29 Mei 2012
Pukul 06.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien Suhu: 36,5°C,
Nadi: 140 x/menit, Rr: 38 x/menit Pukul 09.30 WIB mengobservasi pola,
frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 38 x/menit, pola
nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul 10.00 mengobservasi
respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat
diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya sianosis
ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul
10.20 WIBmemantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan
umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak
ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak
terjadi pada klien. Pukul 10.30 WIB memantau kondisi klien, akral hangat,
tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif,
keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafsan cuping hidung
tidak terjadi pada klien.Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda
vital klien, Nadi: 144 x/menit, Suhu 36°C, Rr 43x/menit.Pukul 18.00
WIBmengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler,
frekuensi 42 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal. Pukul
21.00 WIBmengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan,
bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIBmemantau
kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler,
keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi
dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.Pukul 22.30 WIB,
mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr
42 x/menit.

Tanggal 30 Mei 2012


Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi 148 x/menit,
suhu 36,5°C, Rr: 42 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi
pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 58 x/menit,
pola nafas cepat kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi
respon bayi terhadap terapi O2 yang di berikan, bayi tampak tenang saat
diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIBmengobservasi adanya sianosis
ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien.Pukul
10.20 WIB memantau kondisi klien, kesadaran menangis kuat, keadaan
umum gerak aktif, akral hanngat, retraksi dada pada klien tidak
ditemukan,tidak ada tanda – tanda sianosis, pernafsan cuping hidung tidak
terjadi pada klien. Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital
klien, Nadi: 140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.Pukul 18.00 WIB
mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi nafas,bunyi nafas vesikuler,
frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat kedalaman nafas dangkal.Pukul
21.00 WIB mengobservasi respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan,
bayi tampak tenang saat diberikan terapi O2.Pukul 22.00 WIB memantau
kondisi klien, akral hangat, tidak ada sianosis, bunyi nafas vesikuler,
keadaan umum gerak aktif, keasadaran menangis kuat, tidak ada retraksi
dada , pernafasan cuping hidung tidak terjadi pada klien.. Pukul 22.30 WIB,
mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 139 x/menit, Suhu 36°C, Rr
44 x/menit
Tanggal 31 Mei 2012
Pukul 06.30 WIB mengobservasi tanda – tanda vital klienNadi: 152
x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50 x/menit.Pukul 09.30 WIB mengobservasi
pola,frekuensi dan bunyi nafas, bunyi nafas vesikuler, frekuensi 49 x/menit,
pola nafas cepat dan kedalaman dangkal. Pukul 10.00 WIB mengobservasi
respon bayi terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat
diberikan terapi O2.Pukul 10.15 WIBmengobservasi adanya sianosis
ditubuh klien, tidak terdapat tanda – tanda sianosis di tubuh klien. Pukul
10.20 memantau keadaan klien, kesadaran menangis kuat, keadaan umum
bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat sianosis,tidak ada retraksi dada ,
pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.Pukul 14.30
mengobservasi tanda – tanda vital klien,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit,
Suhu: 36,2°C. Pukul 18.00 WIB mengobservasi pola, frekuensi dan bunyi
nafas,bunyi nafas vesikuler, frekuensi 40 x/menit, pola nafas agak cepat
kedalaman nafas dangkal. Pukul 21.00 WIB mengobservasi respon bayi
terhadap terapi O2 yang diberikan, bayi tampak tenang saat diberikan terapi
O2. Pukul 22.00 WIB memantau kondisi klien, akral hangat, tidak ada
sianosis, bunyi nafas vesikuler, keadaan umum gerak aktif, keasadaran
menangis kuat, tidak ada retraksi dada , pernafasan cuping hidung tidak
terjadi pada klien. Pukul 22.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien
,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif : -
Objektif : Observasi TTV, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C,
Rr: 42 x/menit. Bayi tampak tenang saat di
berikan terapi O2, tidak terdapat sianosis ,keadaan
umum bergerak aktif, kesadaran menangis kuat,
akral hangat. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 148
x/menit ,polanafas agak cepat dengan kedalaman
dangkal,tidak ada retraksi dada , pernafasan
cuping hidung tidak terjadi pada klien.
Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi : a,b,c,d,e dan f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50


x/menit. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 50
x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman
dangkal.Bayi tampak tenang saat diberikan terapi
O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum
bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat
sianosis,tidak ada retraksi dada, pernafsan cuping
hidung tidak terjadi pada klien.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi: a,b,c,d,e dan f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu:


36,2°C. Bunyi nafas vesikuler, frekuensi 44
x/menit, pola nafas cepat dengan kedalaman
dangkal.Bayi tampak tenang saat diberikan terapi
O2.Kesadaran menangis kuat, keadaan umum
bergerak aktif, akral hangat, tidak terdapat
sianosis di tubuh bayi, tidak ada retraksi dada ,
pernafsan cuping hidung tidak terjadi pada klien.

Analisis : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi a,b,c,d,e dan f

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,ditandai dengan:
Data subjektif : -
Data Objektif : Hasil timbangan pada saat pengkajian adalah 1600
gram. Panjang badan: 39 cm. Diet cair PASI
(SGM) yang dihabiskan 10 cc via NGT. PASI
yang sudah diberikan selama 24 jam sebanyak
70ccKlien tampak sudah terpasang NGT.Lingkar
perut: 26,5 cm. Lingkar dada: 25 cm. Panjang
badan: 39 cm. Lingkar kepala 29 cm
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam di harapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik, tidak muntah,
tidak kembung, berat badan naik 10 – 30
gram/hari.

Rencana Tindakan :
a. Observasi berat badan,lingkar lengan,lingkar dada, lingkar
perut,panjang badan bayi setiap hari
b. Observasi pemberian PASI (SGM) via NGT sebanyak 10 – 20 cc/2 jam
selama 24 jam
c. Pantau pemberian nutrisi selama 24 jam
d. Observasi pemberian cairan melalui IVFD D10% sebanyak 100cc/jam

Pelaksanaan

Tanggal 29 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak


15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIBmengobservasi pemberian
PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada
bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB
mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,
PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada
residu.Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak
100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah
pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi
berat badan bayi,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar perut, berat badan
bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,5 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan:
39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm.Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian
PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada
bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB
mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,
PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada
residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak
15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIBWIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul
18.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam,
tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan
infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian
PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada
bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB
mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT,
PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada
residu.Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak
15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama
24 jam sebanyak 125cc/24 jam.

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak


15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 08.00 WIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul
10.00 WIB mengobservasipemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam
melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc,
tidak ada residu..Pukul 11.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D%
sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di
daerah pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB
mengobservasi berat badan bayi ,lingkar lengan,lingkar dada dan lingkar
perut, berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25
cm, panjang badan: 39 cm, lingkar lengan: 11,2 cm. , berat badan bayi 1600
gram. Pukul 12.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak
10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 14.00 WIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residuPukul
16.00 WIBmengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam
melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc,
tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)
sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui
NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 18.30 WIB mengobservasi
pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam, tetesan infus diberikan dengan
frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan infus tidak terdapat
phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)
sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui
NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul
24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam
melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc,
tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama 24 jam
sebanyak 125cc/24 jam.

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 06.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak


15cc/2jam melalui NGT,tidak ada residu, PASI sudah diberikan pada bayi
melalui NGT sebanyak 15cc.Pukul 08.00 WIB mengobservasi pemberian
PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada
bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 10.00 WIB
mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT,
PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada
residu.Pukul 11.30 WIBmengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak
100/24jam, tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah
pemasangan infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 11.45 WIB mengobservasi
berat badan klien, lingkar lengan,lingkar perut dan lingkar dada,berat badan
bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6 cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan:
39 cm, lingkar lengan: 11,3 cm. Pukul 12.00 WIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu. . Pukul
14.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam
melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc,
tidak ada residu.Pukul 16.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM)
sebanyak 15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui
NGT sebanyak 15cc, tidak ada residu.Pukul 18.00 WIB mengobservasi
pemberian PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah
diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul
18.30 WIB mengobservasi pemberian IVFD D% sebanyak 100/24jam,
tetesan infus diberikan dengan frekuensi 4 tetes/jam, di daerah pemasangan
infus tidak terdapat phlebitis.Pukul 20.00 WIB mengobservasi pemberian
PASI (SGM) sebanyak 10cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada
bayi melalui NGT sebanyak 10cc, tidak ada residu.Pukul 22.00 WIB
mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak 15cc/2jam melalui NGT,
PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT sebanyak 15cc, tidak ada
residu.Pukul 24.00 WIB mengobservasi pemberian PASI (SGM) sebanyak
15cc/2jam melalui NGT, PASI sudah diberikan pada bayi melalui NGT
sebanyak 15cc, tidak ada residu. Jumlah PASI yang sudah di berikan selama
24 jam sebanyak 125cc/24 jam.

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram,lingkar perut: 26,5


cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,
lingkar lengan: 11,2 cm. Observasi pemberian
infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan
dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda –
tanda phlebitis di area pemasangan infus.PASI
sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama
24 jam.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi


Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6


cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,
lingkar lengan: 11,3 cm., PASI sudah diberikan
pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jam. tetesan
infus D10% sebanyak 100cc/24 jam diberikan
dengan frekuensi 4 tetes/jam, tidak ada tanda –
tanda phlebitis di area pemasangan infus, PASI
sudah diberikan pada bayi sebanyak 125cc selama
24 jam.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi: a, b, c, d, e, f

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : Berat badan bayi 1600 gram, lingkar perut: 26,6


cm, lingkar dada: 25 cm, panjang badan: 39 cm,
lingkar lengan: 11,3 cm, PASI sudah diberikan
pada bayi dengan frekuensi 15cc/2 jamPASI yang
sudah diberikan pada klien selama 24 jam
sebanyak 125cc. Tetesan infus D10% sebanyak
100cc/24 jam diberikan dengan frekuensi 4
tetes/jam, tidak ada tanda – tanda phlebitis di area
pemasangan infus.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d, e, f

3. Resiko hipotermi berhubungan dengan penurunan lemak subkutan di


dalam tubuh ,ditandai dengan:
Data Subjektif : -
Data Objektif : TTV Nadi: 125 x/menit, Suhu: 36,5°, Rr: 48
x/menit. Bayi tampak di dalam incubator,suhu
dalam inkubator 33,3°C, kulit klien terasa
hangat.Ekstremitas terasa hangat.Tidak terdapat
sianosis pada tubuh klien
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam
3x24 jam diharapkan hipotermi tidak terjadi.
Kriteria hasil : Ekstremitas hangat, kulit hangat, tidak terjadi
sianosis, kulit hangat, suhu tubuh dalam batas
normal (36,5 – 37,5)
Rencana Tindakan :
a. Observasi tanda – tanda vital klien
b. Awasi temperature dalam incubator sesuai kebutuhan
c. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
d. Observasi adanya sianosis
Pelaksanaan

29 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak
terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB
mengobservasi tanda – tanda vital, Suhu: 36,5°C, Nadi: 140 x/menit, Rr: 38
x/menit. Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator sesuai
kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 12.40 WIB
menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti
membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,
mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak
tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.
Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 144
x/menit, Suhu 36°C, Rr 43 x/menit. Pukul 17.00 WIBmengobservasi
adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada
tubuh bayi.Pukul 19.40 WIBmengawasi temperature dalam inkubator sesuai
kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C. Pukul 20.30
WIBmenghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
seperti membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,
mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak
tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.
Pukul 22.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi: 140
x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit.

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak
terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB
mengobservasi tanda – tanda vital klien, nadi 148 x/menit, suhu 36,5°C, Rr:
42 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengawasi temperature dalam inkubator
sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 12.40 WIB
menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti
membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,
mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak
tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu
tubuh.Pukul 14.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi:
140 x/menit, Suhu 36°C, Rr 42 x/menit. Pukul 17.00 WIB mengobservasi
adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat tanda- tanda sianosis pada
tubuh bayi.. Pukul 19.40 WIB mengawasi temperature dalam inkubator
sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 33,3°C.Pukul 20.30 WIB
menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti
membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi ,
mengobservasi tanda- tanda vital dan mengganti popok bayi, bayi tampak
tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu
tubuh.Pukul 22.30 WIB, mengobservasi tanda – tanda vital klien, Nadi:
139 x/menit, Suhu 36°C, Rr 44 x/menit

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 05.30 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak
terdapat tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi.Pukul 06.30 WIB
mengobservasi tanda – tanda vital klien Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr:
50 x/menit.Pukul 12.30 WIB mengobservasi temperature dalam incubator
sesuai kebutuhan, temperature dalam incubator 35°C.Pukul 12.40 WIB
menghindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti
membuka pintu incubator hanya saat unutuk memberikan nutrisi , dan
mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang
dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 14.30 WIBmengobservasi tanda –
tanda vital klien ,nadi: 142 x/menit, Rr: 44 x/menit, Suhu: 36,2°C. Pukul
17.00 WIB mengobservasi adanya sianosis pada tubuh bayi, tidak terdapat
tanda- tanda sianosis pada tubuh bayi. . Pukul 19.40 WIB mengawasi
temperature dalam inkubator sesuai kebutuhan, temperature dalam
incubator 35°C. Pukul 20.30 WIB menghindari bayi dari pengaruh yang
dapat menurunkan suhu tubuh seperti membuka pintu incubator hanya saat
unutuk memberikan nutrisi , mengobservasi tanda- tanda vital dan
mengganti popok bayi, bayi tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang
dapat menurunkan suhu tubuh.Pukul 22.30 WIB mengobservasi tanda –
tanda vital klien ,nadi: 140 x/menit, Rr: 40 x/menit, Suhu: 36,3°C

Evaluasi

Tanggal 30 Mei 2012

Pukul 07.00 WIB

Subjektif : -

Objektif : TTV Nadi: 148 x/menit, Suhu: 36,5°C, Rr: 42


x/menit. Temperatur dalam incubator 33,3°C. Bayi
tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat
menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda
sianosis pada tubuh bayi.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi

Planning : Lanjutkan intervensi : a, b , c, d

Tanggal 31 Mei 2012


Pukul 07.00 WIB
Subjektif : -
Objektif : TTV Nadi: 152 x/menit, Suhu: 36°C, Rr: 50
x/menit.Temperatur dalam incubator 33,3°C.Bayi
tampak tenang dan terhindar dari pengaruh yang dapat
menurunkan suhu tubuh.Tidak ada tanda- tanda
sianosis yang ditemukan pada tubuh bayi.
Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi
Planning : Lanjutkan intervensi : a, b, c, d,

Tanggal 31 Mei 2012

Pukul 14.00 WIB

Subjektif : -

Objektif :TTV Nadi: 142 x/menit, Suhu: 36,2°C, Rr: 44 x/menit.


Temperatur dalam inkubator 35°C.Bayi tampak tenang
dan terhindar dari pengaruh yang dapat menurunkan
suhu tubuh.Tidak ada tanda – tanda sianosis yang
terdapat pada tubuh bayi.

Analisa : Tujuan tercapai sebagian masalah tidak terjadi

Planning : Lanjutkan intervensi a,b,c,d

4. Ansietas pada keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


mengenai berat badan lahir rendah, ditandai dengan:
Data Subjektif : Orangtua klien mengatakan khawatir terhadap kondisi
anaknya saat ini. Orangtua klien mengatakan tidak
mengetahui tentang pengertian berat badan lahir
rendah. Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui
ciri – ciri berat badan lahir rendah
Data Objektif : Orangtua tampak cemas dan gelisah. Orangtua klien
tampak bingung ketika ditanya perawat mengenai
berat badan lahir rendahDS:
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x45
menit di harapkan pengetahuan keluarga mengenai
BBLR bertambah.
Kriteria hasil : Orangtua tampak tenang, Orangtua dapat menjawab
saat ditanya mengenai berat badan lahir rendah,
orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan,
Orangtua mengerti dan memahami mengenai berat
badan lahir rendah
Rencana Tindakan :

a. Kaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR


b. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya
c. Berikan penyuluhan kesehatan mengenai BBLR kepada orangtua klien
d. Berikan support dan reinforcement ats apa yang dapat dicapai oleh
orangtua klien

Pelaksanaan
Tanggal 29 Mei 2012
Pukul 15.00 WIBmengkaji tingkat pengetahuan orangtua mengenai BBLR,
orangtua mengatakan tidak mengetahui tentang BBLR

Tanggal 30 Mei 2012


Pukul 15.00 WIBmemberikan salam pada orangtua klien ,memberi
penjelasan kepada orangtua klien mengenai kondisi bayinya,orangtua
mendengarkan informasi dari perawat. Pukul 15.15 WIB memberikan
penyuluhan kesehatan mengenai BBLR (menjelaskan pengertian BBLR,
menjelaskan penyebab dari BBLR,menjelaskan tanda dan gejala BBLR,
menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan pada bayi dengan BBLR,),
orangtua tampak menyimak dan mendengarkan penjelasan yang diberikan
oleh perawat. Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai BBLR
pada orangtua, orangtua bertanya mengenai dampak dari
BBLR.Menjelaskan pertanyaan yang diberikan oleh orangtua, orangtua
tampak menyimak.Mengevaluasi pemahaman keluarga mengenai
BBLR,ayah klien menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat ,
orangtua tampak bisa menyebutkan kembali pengertia BBLR,orangtuakliene
mengatakan sudah mengerti mengenai BBLR karna sudah diberikan
penyuluhan kesehatan oleh perawat. Memberikan reinforcement positif atas
jawaban yang diberikan orangtua, orangtua mendengarkan.Menyimpulkan
semua materi yang telah dibahas, memberikan support kepada kedua
orangtua klien, orangtua klien tampak tenang dan orangtua klien
mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai berkurang.Memberikan salam
penutup, orangtua menjawab salam.

Evaluasi
Tanggal 30 Mei 2012
Pukul 07.00 WIB
Subjektif : Orangtua klien mengatakan tidak mengetahui
mengenai BBLR
Objektif : Orangtua klien tampak bingung ketikaditanya perawat
mengenai berat badan lahir rendah
Analisa : Tujuan belum tercapai masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi (b,c,d)

Tanggal 31 Mei 2012


Pukul 07.00 WIB
Subjektif : Orangtua klien mengatakan sudah mengerti mengenai
BBLR karena sudah diberikan penyuluhan kesehatan
oleh perawat,orangtua klien mengatakan rasa cemas
yang dirasakan mulai berkurang.
Objektif : Orangtua tampak menyimak dan mendengarkan saat
diberikan penyuluhan oleh perawat,orangtua tampak
bertanya ketika diberi kesempatan untuk
bertanya.orangtua klien tampak tenang dan orangtua
klien mengatakan rasa cemas yang dirasakan mulai
berkurang. Orangtua tampak bisa menyebutkan
kembali pengertian BBLR
Analisa : Tujuan tercapai masalah teratasi
Planning : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai