Parasit malaria menunjukkan siklus hidup yang kompleks yang melibatkan nyamuk
Anopheles dan inang vertebrata. Ketika nyamuk betina yang terinfeksi menggigit manusia,
Plasmodium sporozoit berjalan ke hati dan menyerang hepatosit, di mana parasit bereplikasi
sebagai skizon hati sampai beberapa ribu merozoit diproduksi dan dilepaskan dalam aliran darah.
Pada P. vivax, tetapi tidak pada P. falciparum, beberapa parasit hati tetap diam (hipnozoit),
melanjutkan replikasi, dan infeksi setelah beberapa minggu atau bulan. Setelah invasi eritrosit
dalam aliran darah, parasit Plasmodium mengalami replikasi aseksual membentuk skizon dewasa
yang pecahnya melepaskan merozoit yang menyerang eritrosit baru. Beberapa parasit stadium
darah malah berdiferensiasi menjadi gametosit jantan dan betina yang, ketika tertelan dalam
makanan darah nyamuk, diaktifkan untuk menghasilkan gamet. Fusi gamet di midgut serangga
menghasilkan zigot yang berkembang menjadi ookinete motil, melintasi dinding usus, dan
berubah menjadi ookista, tempat menghasilkan 1000s sporozoit. Siklus hidup ditutup ketika
sporozoit, bermigrasi dari oocyst yang pecah ke kelenjar ludah nyamuk, disuntikkan ke inang
manusia baru melalui gigitan serangga.
P. falciparum cenderung menyerang semua usia RBCs, dan proporsi sel yang terinfeksi dapat
melebihi 50%. Skizofrenia terjadi pada organ internal (limpa, hati, sumsum tulang, dll.) daripada
dalam darah yang beredar. Iskemia yang disebabkan oleh penyumbatan kapal di dalam organ-
organ ini secara massal dari RBCs parasit menghasilkan berbagai gejala, tergantung pada organ
yang terlibat (Gambar 7.5). Telah disarankan bahwa penurunan kemampuan rbcs untuk
mengubah bentuk ketika melewati kapiler atau filter splenic dapat menyebabkan penyumbatan
pembuluh.
A. Analisis Masalah
1. Tn. A, 32 tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam naik turun sejak 5 hari yang
lalu. Saat demam, suhu badannya tinggi disertai menggigil lalu berkeringat. Tn. A juga
mengeluh sakit kepala, mual dan badan lemah. Sebelumnya didapatkan riwayat bepergian
ke Lampung lebih kurang 14 hari sebelum timbul gejala.
a. Bagaimana mekanisme dan penyebab demam pada kasus ini?
b. Apakah ada hubungan antara bepergian ke Lampung dengan timbulnya gejala? Jika
iya, bagaimana?
c. Mengapa demam naik turun pada skenario?
d. Mengapa Tn. A mengalami demam namun juga berkeringat?
e. Bagaimana epidemiologi dari penyakit pada skenario ini?
2. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum: Kesadaraan Compos Mentis, Tekanan Darah: 120/80 mmHg, Nadi:110x/menit,
Respiration Rate 24x/menit, Temperatur Axilla: 38,6oC
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik keadaan umum?
3. Keadaan Spesifik :
Kepala: Sklera ikterik -/-, Konjungtiva pucat -/- Leher: Pembesaran KGB -/- Thorak: Paru dan
Jantung dalam batas normal Abdomen: Lien teraba Schuffner 1, hepar dalam batas normal
Ekstremitas: edema pretibia -/- Pemeriksaan Penunjang: Darah rutin: dalam batas normal Apusan
darah tipis: Tampak gambaran parasit didalam RBC bentuk very delicate ring dan gametosit
berbentuk pisang, ukuran RBC yang terinfeksi normal.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik keadaan spesifik?
b. Berdasarkan pemeriksan darah, parasit apa yang ada di dalam RBC Tn. A? Plasmodium
falcifarum
c. Jelaskan patologi dari parasit tersebut?
d. Bagaimana daur hidup parasit tersebut?
DAFTAR PUSTAKA
Lindsey, N. J. and Frenkel, J. K. (1990) Diagnostic Medical Parasitology, The American
Journal of Tropical Medicine and Hygiene. doi: 10.4269/ajtmh.1990.42.6.tm0420060620a.