DOI: 10.21776/ub.habitat.2019.030.1.5
How to cite:
Pratiwi, D. E., Ambayoen, M. A., & Hardana, A. E. (2019). Studi Pembiayaan Mikro Petani Dalam
Pengambilan Keputusan Untuk Kredit Formal dan Kredit Nonformal. HABITAT, 30(1), 35–43.
https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2019.030.1.5
juga menciptakan kondisi informasi yang tidak pembiayaan sistem syariah belum diterapkan di
simetris antara sebagian besar masyarakat (dalam masyarakat pedesaan. Sumber permodalan yang
hal ini petani) dengan kelompok masyarakat berasal dari petani sendiri seringkali disisihkan
lainnya. Hal ini membawa implikasi yang luas dari hasil pertanian dan disimpan/ditabung dalam
berupa rendahnya aksesibilitas pelaku agribisnis bentuk hewan ternak atau perhiasan, dan dalam
terhadap sumberdaya modal, teknologi, bentuk-bentuk lain dengan pertimbangan bahwa
peningkatan kemampuan, informasi pasar dan jenis barang ini mudah untuk diuangkan.
lain sebagainya. Pada kenyataannya, hanya Sementara, alternatif sumber pembiayaan lain
sebagian kecil masyarakat pedesaan yang akses yaitu dengan cara meminjam pada lembaga
terhadap sumber-sumber permodalan yang pembiayaan yang ada juga dilakukan sesuai
disediakan. Padahal, akses terhadap kredit dengan aksesibilitas masing-masing petani.
permodalan merupakan hak dasar manusiayang Pembiayaan mikro pertanian di pedesaan
fundamental dalam meningkatkan usahanya, telah diaplikasikan dan disalurkan tidak hanya
pendapatannya dan kebutuhan dasarnya (Yunus melalui lembaga-lembaga formal tapi juga
dan Jolis, 2007). melalui lembaga informal. Lembaga formal yang
Di kedua desa yang diteliti, terdapat dua ditugasi menyalurkan dana tersebut antara
jenis pasar kredit atau pasar pembiayaan, yaitu lainbank-bank pemerintah dan bank swasta.
pasar pembiayaan formal dan pasar pembiayaan Sedangkan lembaga informal yang melaksanakan
informal. Pembiayaan formal (khususnya untuk penyaluran dana kredit mikro adalah pihak
kegiatan non program) beroperasi di pedesaan swasta atau lembagalembaga berasal dari
yang dalam mekanisme pengajuan dan lingkungan petani itu sendiri.Lembaga-lembaga
penyalurannya mengikuti mekanisme pasar. informal yang turut berperan antara lain
Artinya, kaidah-kaidah kelayakan diberlakukan pedagang input pertanian, pedagang hasil-hasil
secara formal, seperti tingkat bunga yang pertanian dan juga para pedagang yang berfungsi
dibebankan adalah tingkat bunga komersial dan kedua-duanya, yaitu pedagang input dan
dilayani oleh lembaga formal. Selain itu, masih pedagang output (Supandi dan Nurmanaf, 2006).
banyak lagi program-program serupa yang telah Sementara, menurut kebiasaan atau dari segi
diimplementasikan, termasuk program perilaku dan pola sikap masyarakat petani,
pembiayaan yang mendukung pengembangan mempunyai hutang bukanlah merupakan sesuatu
usaha pertanian di pedesaan. yang memalukan. Bahkan berhutang untuk
Pembiayaan mikro pertanian di pedesaan memenuhi keperluan pembiayaan usahatani
telah diaplikasikan dan disalurkan tidak hanya sudah merupakan hal yang biasa dilakukan.
melalui lembaga-lembaga formal tapi juga Aturan main pada skim pembiayaan formal
melalui lembaga informal. Lembaga formal yang bagi usaha pertanian bersifat rigid yang
ditugasi menyalurkan dana tersebut antara lain mengakibatkan petani dan masyarakat pedesaan
bank-bank pemerintah dan bank swasta. tidak mudah mengakses sumber-sumber
Sedangkan lembaga informal yang melaksanakan pembiayaan seperti ini. Kebijakan pembiayaan
penyaluran dana kredit mikro adalah pihak yang diharapkan untuk mendukung
swasta atau lembaga-lembaga berasal dari pengembangan usaha pertanian dirasakan sangat
lingkungan petani itu sendiri. lemah dan cenderung mengabaikan sektor ini.
Lembaga-lembaga informal yang turut Selama kurun waktu satu dasa warsa terakhir
berperan antara lain pedagang input pertanian, alokasi kredit yang disalurkan untuk sektor
pedagang hasil-hasil pertanian dan juga para pertanian sangat rendah dibandingkan dengan
pedagang yangberfungsi kedua-duanya, yaitu untuk sektor-sektor lain. Sistem perbankan
pedagang input dan pedagang output. Sementara, konvensional yang berlaku saat ini seakan-akan
menurut kebiasaan atau dari segi perilaku dan tidak tertarik terhadap sektor pertanian.
pola sikap masyarakat petani, mempunyai hutang Timpangnya alokasi kredit tersebut bukan
bukanlah merupakan sesuatu yang memalukan. semata-mata disebabkan rendahnya kemampuan
Bahkan berhutang untuk memenuhi keperluan sektor ini dalam hal mengembalikan kredit, tapi
pembiayaan usahatani sudah merupakan hal yang lebih disebabkan karena sangat rendah
biasa dilakukan. keberpihakan terhadap petani disamping aturan
Penerapan sistem bunga umumnya dapat main (kelembagaan) yang kaku.
diterima masyarakat karena dinilai sebagai Para petani beranggapan bahwa lembaga
pembayaran jasa pinjaman. Sedangkan lembaga ini memiliki prosedur administrasi sederhana,
tentang fasilitas kredit yang tersedia di daerah menurun. Semakin lama usaha tani, maka
mereka dan lebih banyak mencari. kemampuan petani dalam memilih jenis kredit
formal akan semakin menurun. Hal ini
c. Jumlah Anngota Keluarga
dikarenakan petani yang telah lama menjalankan
Jumlah anggota tidak berpengaruh
usaha tani, dianggap lebih mampu mengelola
terhadap keputusan petani dalam memilih jenis
usaha tani. Keuangan dan permodalan petani juga
kredit formal dan informal, karena nilai statistik
lebih stabil, sehingga akses terhadap kredit sudah
uji Wald lebih kecil daripadanilai chi-square
tidak diperlukan lagi (Wati, 2015).
tabel pada df 1 (2,684 < 2,71) dengan taraf
signifikansi 10% (0,1). Hal ini menunjukkan e. Besar Pinjaman
bahwa jumlah anggota tidak memberikan Besar pinjaman berpengaruh terhadap
pengaruh parsial yang signifikan terhadap keputusan petani dalam memilih jenis kredit,
pemilihan jenis kredit formal dan informal. Hal karena nilai statistik uji Wald lebih besar
tersebut bertentangan dengan Lemessa dan daripada nilai chi-square tabel pada df 1 (15,145
Gemechu (2016), yang menyatakan bahwa > 2,71) dengan taraf signifikansi 10% (0,1). Hal
jumlah anggota akan mempengaruhi keputusan ini menunjukkan bahwa besar pinjaman
petani dalam memilih jenis kredit formal dan memberikan pengaruh parsial yang signifikan
informal. Petanidenganjumlah anggota yang terhadap keputusan pemilihan jenis kredit formal
banyak dapat menggunakan lebih banyak modal dan informal. Variabel besar pinjaman memiliki
untuk tenaga kerja dan input pertanian lainnya. odds ratio 1,000, yang menunjukkan bahwa
Hal tersebut akan meningkatkan permintaan peluang untuk memilih jenis kredit formal yang
kredit kepada lembaga perkreditan formal dipengaruhi oleh besar pinjaman 1,000 kali lebih
maupun informal. besar dibandingkan memilih jenis kredit
Hasil uji regresi logistik menyatakan informal.
bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah Besar pinjaman mempunyai koefisien
anggota keluarga dengan keputusan petani dalam positif (0,000), maka variabel besar pinjaman
memilih jenis kredit formal dan informal. Hal memiliki hubungan positif terhadap keputusan
tersebut dikarenakan banyak faktor yang petani dalam memilih jenis kredit formal dan
mempengaruhi petani dalam mempengaruhi informal. Semakin besar pinjaman yang diambil,
kredit dan saling berhubungan satu sama lain. keputusan petani untuk mengambil kredit formal
Berdasarkan hasil lapang menyatakan bahwa akan semakin tinggi. Besar pinjaman yang tinggi
keputusan petani untuk menggunakan kredit tidak dapat disediakan oleh lembaga keuangan
didasarkan pada kepemilikan modal rumah informal, sehingga petani akan cenderung
tangga petani. memilih lembaga keuangan formal yang dapat
menyediakan kredit dalam jumlah yang besar.
d. Lama Usaha
Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu (2015)
Lama usaha berpengaruh terhadap
yang menyebutkan bahwa lembaga keuangan
keputusan petani dalam memilih jenis kredit
formal dapat memenuhi kebutuhan petani yang
formal dan informal, karena nilai statistik uji
membutuhkan dana atau kredit yang besar
Wald lebih besar daripada nilai chi-square tabel
dibandingkan dengan lembaga keuangan
pada df 1 (4,945 > 2,71) dengan taraf signifikansi
nonformal.
10% (0,1). Hal ini menunjukkan bahwa lama
usaha memberikan pengaruh parsial yang f. Bunga
signifikan terhadap pemilihan jenis kredit formal Bunga berpengaruh terhadap keputusan
dan informal. Variabel lama usaha memiliki odds petani dalam memilih jenis kredit formal dan
ratio 0,883, yang menunjukkan bahwa peluang informal, karena nilai statistik uji Wald lebih
untuk memilih jenis kredit formal yang besar daripada nilai chi-square tabel pada df 1
dipengaruhi oleh lama usaha 0,883 kali lebih (3,536 > 2,71) dengan taraf signifikansi 10%
besar dibandingkan memilih jenis kredit (0,1). Hal ini menunjukkan bahwa bunga
informal. memberikan pengaruh parsial yang signifikan
Lama usaha mempunyai koefisien negatif terhadap keputusan pemilihan jenis kredit formal
(-0,124), maka variabel lama usaha mempunyai dan informal. Variabel bunga memiliki odds ratio
hubungan negatif terhadap keputusan petani 1,030, yang menunjukkan bahwa peluang untuk
dalam memilih jenis kredit formal dan informal. memilih jenis kredit formal yang dipengaruhi
Semakin lama usaha yang dijalankan maka oleh bunga 1,030 kali lebih besar dibandingkan
pemilihan jenis kredit formal akan semakin memilih jenis kredit informal.
Available online at HABITAT website: http://www.habitat.ub.ac.id
ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)
HABITAT, 30 (1), 2019 41
kredit nonformal diantaranya pendidikan, lama Madajewicz, M. (2003). Does the credit contract
usaha, bunga, dan besar pinjaman. matter? The impact of lending programs
on poverty in Bangladesh. Working Paper.
Ucapan Terima Kasih New York: Columbia University.
Ucapan terima kasih disampaikan tim McKernan, S. M. (2002). The impact of
penulis kepada Lembaga Penelitian dan microcredit programs on self employment
Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya profits: Do noncredit program aspects
(LPPM-UB), atas dukungan dalam pelaksanaan matter?.The Review of Economics and
penelitian tentang pembiayaan mikro dalam Statistics, 84(1), 93–115.
Hibah Peneliti Pemula (HPP) tahun 2018.
Mohieldin, Mahmoud & Wright, Peter. 2000.
Formal and Informal Credit Markets in
Daftar Pustaka
Egypt. Economic Development and
Afandi, Pandi. 2010. Analisis Implementasi 5C Cultural Change (48) : 657-70.
Bank BPR Dalam Menentukan Kelayakan
Pemberian Kredit Pada Nasabah. Jurnal Muhongayire, Wivine. 2012. An Economic
Among Makarti Volume 3 Nomor 5 Assessment Of The Factors Influencing
Halaman 55-69. Smallholder Farmers’ Access To Formal
Credit: A Case Study Of Rwamagana
Ashari dan Saptana. (2005). Prospek Pembiayaan District, Rwanda. University Of Nairobi,
Syariah untuk Sektor Pertanian. Pusat Department Of Agricultural Economics
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Faculty Of Agriculture.
Pertanian. Forum Penelitian
Agroekonomi. Vol 23, 2 Desember 2005: Morduch, J. (1998). Does microfinance really
132-147. help the poor? New evidence from flagship
programs in Bangladesh. NYU Wagner
Gershon, F., Onchan, T., And Raparla, T.,. Graduate School working paper.
(1988). Collateral, Guarantees And Rural
Credit In Developing Countries: Evidence Nguyen, Han, Brian H. Kleiner. (2003). The
From Asia. Agricultural Economics, Vol. effective management of mergers.
2. Leadership & Organization Development
Journal, Vol. 24 Issue: 8, pp.447-454.
Hastuti, dkk, (2006), Kajian Cepat Pelaksanaan
Subsidi Langsung Tunai Tahun 2005 di Pham, T. T. T. and R. Lensink 2007. Lending
Indonesia : Studi Kasus di Lima policies of informal, formal and
Kabupaten Kota, Jakarta: Lembaga semiformal lenders - Evidence from
Penelitian SMERU. Vietnam. Economics of Transition 15(2):
181-209.
Ibrahim, Abdelateif Hassan dan Siegfried Bauer.
2013. Access to Micro credit and Its Pusdatin. (2015). Analisis PDB Sektor Pertanian
Impact on Farm Profit Among Rural Tahun 2015. Jakarta: Kementerian
Farmers in Dryland of Sudan. Global Pertanian.
Advanced Research Journal of Agricultural Rahayu, Lestari. 2015. Aksesibilitas Petani
Science Volume 2 Nomor 3 Halaman 88- Bawang Merah Terhadap Lembaga
102. Keuangan Mikro Sebagai Sumber
Indiastuti, R. Arti Tahun Keuangan Mikro bagi Pembiayaan. Jurnal Agraris Volume 1
Indonesia. 2005. http:www.pikiran- Nomor 1 Halaman 52-60.
rakyat.com/cetak/2005/0305/08/0608.htm Supandi dan Nurmanaf, A.R. (2006).
[12/03/18]. Pemberdayaan Petani Kelapa dalam
Lemessa, Assifaw, And Adeba Gemechu. (2016). Upaya Peningkatan Pendapatan. Jurnal
Analysis Of Factors Affecting Smallholder Litbang Pertanian Edisi 25 (1) Tahun
Farmers’ Access To Formal Credit In 2006. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Jibat District, West Shoa Zone, Ethiopia. Kebijakan Pertanian. Bogor.
International Journal Of African And Yunus, Muhammad dan Jolis, Alan. (2007). Bank
Asian Studies Vol.25. Kaum Miskin: Kisah Yunus dan Grameen
Bank Memerangi Kemiskinan.
Available online at HABITAT website: http://www.habitat.ub.ac.id
ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e)
HABITAT, 30 (1), 2019 43