Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

TANAH LONGSOR DAN MITIGASINYA

Dosen :

Drs.Togi Tampubolon,M.Si,Ph.D

Oleh :

Nama : Sri Rezeki Berutu (4181240009)

: Rano Tampubolon (4181240004)

Kelas : Fisika Nondik 2018

Mata Kuliah : Mitigasi Bencana

Jurusan Fisika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpahan
rahmat serta karunianya sehingga Tugas makalah Mitigasi Bencana Tanah Longsor ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini di susun berdasarkan tugas yang di berikan kepada kelompok kami,yaitu
tentang bencana tanah longsor,makalah ini berisikan tentang definisi tanah longsor ,proses
terjadinya tanah longsor,penyebab terjadinya tanah longsor dan cara mengatasi
penanggulangan tanah longsor

Makalah ini di susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang kelompok kami
terima,maka untuk menyelesaikan tugas ini,kelompok kami harus benar-benar dalam
mengerjakan nya.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna.oleh karena itu kritik dan
saran yang konstruktif sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini,
untuk itu secara khusus kami selaku tim penyusun menyampaikan terima kasih,semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.amin

Medan, 28 September 2020

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
BAB III PENUTUP....................................................................................................................30

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................30
3.2 Saran.................................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan atau faktor non alam maupun faktor manusia. Tanah longsor merupakan suatu aktivitas
dari proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan
dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Oleh karena itu tujuan makalah ini
adalah untuk memaparkan materi tanah longsor. Penyebab longsor meliputi dua faktor yaitu
faktor pengontrol dan faktot pemicu. Ada 6 jenis tanah longsor diantaranya:Longsor translasi,
Longsor Rotasi, Pergerakan Blok, Runtuhan Batu, Rayapan Tanah, Aliran Bahan Rombakan.
Tanah longsor juga menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi makhluk hidup
yang ada di sekitarnya. Cara pencegahan Longsor yaitu : jangan membuat kolam atau sawah
di atas lereng, tidak mendirikan rumah di bawah tebing, jangan menebang pohon di sekitar
lereng, jangan memotong tebing secara tegak lurus, tidak mendirikan bangunan di sekitar
sungai, membuat terasering, lakukan upaya preventif, memberikan penyuluhan kepada
masyarakat, harus ada intervensi dari pemerintah.

ABSTRACT

Disasters are threatening events or events that interfere with society's life and
livelihoods caused, whether by natural and non-natural or human factors. An avalanche is an
activity of a process of disruption of balance that causes the masses of soil and rock to move
from higher to lower. Therefore the purpose of this paper is to expound landslides material.
The cause of the avalanche includes two factors: control factors and trigger factors. There are
six types of landslides between translucency avalanches, rotational avalanches, movement of
blocks, rock slides, anagrams, flow of romp. Landslides also adversely affect the creatures
around them. How to prevent avalanches is: do not create ponds or rice paddies on slopes, do
not cut cliffs vertically, do not erect buildings around rivers, do terannef, do preventive
efforts, educate communities, there must be government intervention
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar refleksi
fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air kita. Indonesia
merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu
Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Masih jelas dalam ingatan
kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak menyebabkan terjadinya korban jiwa,
seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di Tasikmalaya serta Padang,
tanah longsor di Cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap musim
hujan. Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam
mengantisipasi terjadinya bencana alam.

Menurut Asian Disaster Reduction Center (2003) Bencana adalah suatu gangguan
serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara meluas dan dirasakan baik
oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan (alam) dimana dampak yang ditimbulkan
melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya dengan sumber daya yang ada.

Skempton dan Hutchinson (1969), tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan


sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat
terganggunya kestabilan tanah atau batuan peyusun lereng tersebut.

Oleh karena itu dalam makalah ini dibahas mengenai tanah longsor dan mitigasinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa bencana alam itu ?
2. Apa itu tanah longsor beserta penyebabnya?
3. Bagaimana tanah longsor dalam ranah fisika?
4. Dampak apa yang ditimbulkan dari tanah longsor?
5. Bagaimana cara penanggulangan bencana tanah longsor ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa bencana alam itu
2. Untuk mengetahui penyebab tanah longsor
3. Untuk mengetahui tanah longsor dalam ranah fisika
4. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan tanah longsor
5. Untuk mengetahui cara penanggulangan bencana tanah
BAB II

PEMBAHASAN

A. BENCANA TANAH LONGSOR

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau
faktor non alam maupun faktor manusia .

Longsoran atau tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang merupakan salah satu
jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar
lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah
longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. yang
terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

Tanah longsor merupakan suatu aktivitas dari proses gangguan keseimbangan yang
menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah

Pengertian Longsor menurut para ahli

 Longsor merupakan suatu bentuk erosi dimana pemindahan tanahnya terjadi pada
suatu saat dan melibatkan volume besar tanah. Longsor terjadi akibat meluncurnya
suatu volume tanah diatas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air (Munir, 2006 )
 Menurut Dibyosaputro (1992) longsorlahan adalah salah satu gerakan massa batuan
dan tanah menuruni lereng akibat gaya gravitasi bumi.
 Istilah "Tanah Longsor" atau "Landslide", seperti yang didefinisikan oleh Cruden
(1991) adalah gerakan massa batuan, puing-puing atau tanah yang menuruni sebuah
lereng.
 Varnes (1978) mendefinisikan tanah longsor sebagai gerakan material ke bawah dan
ke luar dari sebuah lereng di bawah pengaruh gravitasi.
 Dikau dkk (1996) mendefinisikan sebagai perpindahan massa pada suatu proses yang
tidak memerlukan media transportasi seperti air, udara atau es. Fenomena tanah
longsor tidak hanya sebatas "tanah" dan "longsor".
Gambar 1. Tanah Longsor kota bogor tahun 2019
https://www.ayobogor.com/read/2019/12/09/5239/bpbd-kota-bogor-akan-
pasang-alat-pendeteksi-longsor

TANAH LONGSOR DALAM RANAH FISIKA

Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan secara ringkas yaitu: air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai
tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng. Dari
proses singkat di atas, maka longsor dapat terjadi jika kestabilan lereng terganggu.
Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mengganggu kestabilan lereng tersebut.

 Gaya gravitasi

`Pada lereng berupa bidang miring, gaya gravitasi / gaya berat dapat diuraikan menjadi
komponen gaya gravitasi pada arah sumbu y (wy) dan arah sumbu x (wx) seperti pada
gambar 2.

Gambar 2.
Sebaran
gaya pada
bidang
Pada gambar diatas, wy menahan material agar tetap berada pada posisinya di atas
permukaan lereng disebut dengan gaya pendicular, sedangkan wx menyebabkan material
terlepas dan tertarik sehingga bergerak turun sejajar lereng disebut dengan tegangan
pelepas. Jika lereng makin curam artinya sudut kemiringan lereng bertambah (θ >>),
maka wx juga makin besar sedangkan wy berkurang, dengan persamaan :

Jika wx > wy, maka material akan bergerak menuruni lereng Jika wx > gaya kohesi
antara material penyusun permukaan lereng (sep : tanah, tanah liat, pasir, dll), maka
material tersebut akan bergerak menuruni lereng.

B. PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR

Menurut Pramumijoyo dan Karnawati (2006), penyebab longsor meliputi dua


faktor yaitu faktor pengontrol dan faktot pemicu. Faktrol pengontrol merupakan
faktor-faktor yang membuat kondisi suatu lereng menjadi rentan atau siap bergerak
meliputi kondisi morfologi, stratigrafi (jenis batuan serta hubungannya dengan
batuan lain di sekitarnya), struktur geologi, geohidrologi, dan penggunaan lahan.
Faktor pemicu gerakan merupakan prosesproses yang mengubah suatu lereng dari
kondisi rentan atau siap bergerak menjadi kondisi kritis dan akhirnya bergerak
(Karnawati, 2007) seperti yang di ilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar
3.Pr
oses
terja

Penyebab Tanah Longsor

Aspek Geologi

a. Material yang lemah atau sensitif


b. Material lapuk
c. Sheared, jointed, atau fissured materials
d. Diskontinuitas berorientasi negatif (bedding, schistosity, sesar, ketidakselarasan,
kontak, dan sebagainya)
e. Berbeda permeabilitas dan / atau kekerasan material

Aspek Morfologi

a. Tectonic or volcanic uplift


b. Glacial rebound
c. Erosi fluvial, ombak, atau glasial pada kaki lereng atau margin lateral
d. Erosi bawah tanah (solution, piping)
e. Pembebadan lereng atau puncak nya
f. Berkurangnya vegetasi (kebakaran, kekeringan, penebangan)
g. Freeze-and-thaw weathering
h. Shrink-and-swell weathering

Aspek Manusia

a. Penggalian lereng atau kaki-nya


b. Pembebanan lereng atau puncak nya
c. Drawdown (of reservoirs)
d. Penebangan hutan
e. Irigasi Pertambangan
f. Artificial vibration
g. Kebocoran air dari pipa PDAM

Meskipun ada banyak penyebab terjadinya tanah longsor, tiga penyebab utama tanah longsor
yang sangat menimbulkan kerusakan adalah:

 Tanah Longsor dan Air

Lereng yang jenuh air adalah penyebab utama longsor. Efek ini disebabkan oleh curah
hujan yang intens, pencairan salju, perubahan tingkat air tanah, dan perubahan permukaan air
tanah sepanjang garis pantai, bendungan, tepi danau, waduk, kanal, dan sungai.

Peranan air Meskipun air tidak selalu terlibat langsung sebagai medium pengantar pada
proses longsor, air memegang peranan penting. Penambahan air akibat hujan atau lelehan
salju menyebabkan penambahan berat material lereng. Air meresap ke dalam tanah atau
batuan sehingga menggantikan udara yang mengisi pori-pori antar partikel atau rongga
patahan. Jika air lebih berat dari udara, maka terjadi penambahan berat material. Karena berat
adalah gaya gravitasi, maka air akan menambah tegangan pelepas material sehingga material
pun akan bergerak menuruni lereng dengan mudahnya.

a. Air memiliki kemampuan mengubah sudut repose (sudut kestabilan lereng). Sudut
repose ini merupakan sudut tercuram dari onggokan butiran sejumlah material
yang tidak stabil dan dikontrol oleh hubungan pergeseran antara butiran seperti
gambar 3. Secara umum, sudut repose untuk material kering akan bertambah jika
terjadi penambahan ukuran butiran, tetapi biasanya berkisar antara 30° dan 37°.
Gambar 4.
Butir Pasir
yang kering
Wati, W.
Sebagian material basah mengakibatkan sudut repose yang sangat besar karena air
menyebabkan gaya kohesi antara butiran tanah meningkat sehingga butiran tetap pada
posisinya

Gambar 5.
Gaya
Kohesi
butiran

Saat material dipenuhi oleh air, sudut repose semakin berkurang menuju nilai yang sangat
kecil dan material cenderung mengalir seperti cairan. Hal ini terjadi karena adanya lapisan air
antara butiran-butiran dan memisahkan butiran tersebut dari ikatan antara butirannya.

Gambar 6.
Aliran air
yang
memisahka
a. Air mampu melepaskan mineral pada tanah. Jika penyerapan terjadi, maka ikatan
sentuh pada permukaan antara butiran mineral menjadi hilang sehingga menyebabkan
butiran kehilangan gaya kohesi, dengan demikian tanah akan kehilangan
ketahanannya.
b. Air mempunyai kemampuan untuk melarutkan mineral-mineral perekat yang
mengikat seluruh butiran material. Air yang meresap ke dalam tanah akan
merembeskan perekat butiran tersebut sehingga juga akan mengurangi gaya kohesi
antara butiran tanah.
c. Kuantitas air dapat menyebabkan pergantian massa padat menjadi massa cair pada
onggokan tanah sehingga butiran-butiran tanah akan merembes dengan sendirinya.

 Tanah Longsor dan Aktivitas Seismik

Banyak daerah pegunungan yang rawan longsor juga telah mengalami setidaknya
beberapa kali gempabumi dalam rentang waktu tertentu. Terjadinya gempa bumi di daerah
berlereng terjal akan meningkatkan kemungkinan bahwa tanah longsor akan terjadi. Getaran
gempa dapat mengakibatkan dilatasi tanah dan batuan, yang memungkinkan infiltrasi air
terjadi sangat cepat.

 Tanah Longsor dan Aktivitas Vulkanik

Tanah longsor akibat aktivitas gunung api adalah salah satu yang paling dahsyat. Lava
vulkanik dapat mencairkan salju dengan sangat cepat, menyebabkan banjir lahar yang
mengalir cepat di lereng gunungapi yang curam. Arus debris ini dapat mencapai jarak yang
cukup jauh, menghancurkan apa pun yang dilewatinya. Letusan Gunung St Helens tahun
1980 di Washington, memicu longsor besar di sisi utara gunung berapi tersebut, tercatat
sebagai tanah longsor terbesar yang pernah terjadi

C. TIPE / JENIS TANAH LONGSOR (VARNES, 1978)

Berbagai jenis tanah longsor dapat dibedakan dari jenis material longsoran. Sistem
klasifikasi lainnya menggabungkan variabel tambahan, seperti tingkat gerakan dan air, udara,
atau konten es
Meskipun longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan, longsor dapat juga
terjadi di daerah-daerah berelief rendah. Di daerah ini, longsor terjadi karena faktor cut and
fill, sebagai contoh; penggalian jalan dan bangunan, tebing sungai, runtuhnya tumpukan
galian tambang (terutama tambang batubara), dan berbagai kegagalan lereng lainnya terkait
dengan pertambangan khususnya tambang terbuka.

 SLIDE: terdiri dari Rotational Slide, Translational Slide dan Block Slide. Rotational
Slide adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
cekung ke atas, dan pergerakan longsornya secara umum berputar pada satu sumbu
yang sejajar dengan permukaan tanah. Translational Slide adalah bergeraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata dengan sedikit rotasi atau miring
ke belakang. Block Slide adalah pergerakan batuan yang hampir sama dengan
Translational Slide, tetapi massa yang bergerak terdiri dari blok-blok yang koheren.
 FALL: adalah gerakan secara tiba-tiba dari bongkahan batu yang jatuh dari lereng
yang curam atau tebing. Pemisahan terjadi di sepanjang kekar dan perlapisan batuan.
Gerakan ini dicirikan dengan terjun bebas, mental dan menggelinding. Sangat
dipengaruhi oleh gravitasi, pelapukan mekanik, dan keberadaan air pada batuan.

Gambar 7.
Ilustrasi
Gerakan
 TOPPLES: gerakan ini dicirikan dengan robohnya unit batuan dengan cara berputar
kedepan pada satu titik sumbu (bagian dari unit batuan yang lebih rendah) yang
disebabkan oleh gravitasi dan kandungan air pada rekahan batuan.
 FLOWS: gerakan ini terdiri dari 5 ketegori yang mendasar.
 Debris Flow adalah bentuk gerakan massa yang cepat di mana campuran tanah yang
gembur, batu, bahan organik, udara, dan air bergerak seperti bubur yang mengalir
pada suatu lereng. Debris flow biasanya disebabkan oleh aliran permukaan air yang
intens, karena hujan lebat atau pencairan salju yang cepat, yang mengikis dan
memobilisasi tanah gembur atau batuan pada lereng yang curam.
 Debris Avalance adalah longsoran es pada lereng yang terjal. Jenis ini adalah
merupakan jenis aliran debris yang pergerakannya terjadi sangat cepat.
 Earthflow berbentuk seperti "jam pasir". Pergerakan memanjang dari material halus
atau batuan yang mengandung mineral lempung di lereng moderat dan dalam kondisi
jenuh air, membentuk mangkuk atau suatu depresi di bagian atasnya.
 Mudflow adalah sebuah luapan lumpur (hampir sama seperti Earthflow) terdiri dari
bahan yang cukup basah, mengalir cepat dan terdiri dari setidaknya 50% pasir, lanau,
dan partikel berukuran tanah liat.
 Creep adalah perpindahan tanah atau batuan pada suatu lereng secara lambat dan
stabil. Gerakan ini disebabkan oleh shear stress, pada umumnya terdiri dari 3 jenis:
- Seasonal, di mana gerakan berada dalam kedalaman tanah, dipengaruhi oleh
perubahan kelembaban dan suhu tanah yang terjadi secara musiman.
- Continuous, di mana shear stress terjadi secara terus menerus melebihi ketahanan
material longsoran.
- Progressive, di mana lereng mencapai titik failur untuk menghasilkan suatu
gerakan massa.
- Creep ditandai dengan adanya batang pohon yang melengkung, pagar atau
dinding penahan yang bengkok, dan adanya riak tanah kecil atau pegunungan.
 LATERAL SPREAD: umumnya terjadi pada lereng yang landai atau medan datar.
Gerakan utamanya adalah ekstensi lateral yang disertai dengan kekar geser atau kekar
tarik. Ini disebabkan oleh likuifaksi, suatu proses dimana tanah menjadi jenuh
terhadap air, loose, kohesi sedimen (biasanya pasir dan lanau) perubahan dari padat ke
keadaan cair.
D. JENIS-JENIS TANAH LONGSOR

           Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi, pergerakan blok,
runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di indonesia jenis longsor yang
paling sering terjadi adalah longsor translasi dan longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah
longsor yang paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.

1. 1ongsor translasi

Longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsor Rotasi

Longsoran ini muncul akibat bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.

3.  Pergerakan Blok

Pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir
berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak kebawah
dengan cara jatuh bebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai
menggantung, terutama di daerah pantai.

5. Rayapan Tanah

Longsor ini bergerak lambat serta serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus.
Longsor ini hampir tidak dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan,
posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.

6. Aliran Bahan Rombakan

Longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di
sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung pada
kemiringan lereng, volume air, tekanan air dan jenis materialnya.
Peta penyebaran rawan tanah longsor di Indonesia

Gambar 8. BNPB sebaran wilayah rawan longsor di Indonesia


sains.kompas.com

E. AKIBAT TERJADINYA TANAH LONGSOR

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya bencana alam pastilah menimbulkan
berbagai macam dampak. Sebagian besar dampak yang ditimbulkan adalah dampak negatif,
meskipun terkadang dibalik dampak negatif juga terselip dampak positif namun jumlahnya
sangat sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Seperti halnya jenis bencana alam lainnya,
tanah longsor juga menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi makhluk hidup yang
ada di sekitarnya. Beberapa dampak yang akan ditimbulkan oleh tanah longsor antara lain
adalah sebagai berikut:
 Menimbulkan banyak korban jiwa

Hampir semua bencana alam dapat menimbulkan banyak korban jiwa, tidak terkecuali
bencana alam berupa tanah longsor ini. Alasan mengapa tanah longsor ini seringkali
menimbulkan korban jiwa karena pada umumnya atau bisasanya tanah longsir ini terjadi
ketika hujan yang turun sangat deras. Ketika hujan turun dengan derasnya pastilah orang-
orang akan berkumpul di dalam rumah untuk dapat menghindari turunya hujan. Tanah
longsor ini juga merupakan bencana alam yang turunnya selalu dengan cara yang tiba- tiba.
Karena datanganya yang tiba- tiba inilah masyarakat yang ada di dalam rumah akan kesulitan
dan tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Orang- orang akan tertimpa reruntuhan rumah
atau bahkan akan tertimbun oleh tanah atau bebatuan yang berada di sekitarnya.

Gambar 9. Evakuasi korban bencana longsor di


bogor tahun 2019
konfrontasi.com
Gambar 10. Angka korban jiwa akibat tanah longsor
Kompas.Com

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) menyatakan bahwa telah terjadi


1.538 kejadian bencana di Indonesia selama 2019, terhitung sejak 1 Januari hingga 30 April.
Jumlah bencana ini mengakibatkan 325 orang meninggal, 113 orang hilang, 1.439 orang
luka-luka, dan sebanyak 996.143 orang mengungsi dan menderita. Berdasarkan rilis dari
BNPB, sejumlah daerah yang terdampak bencana juga mengalami kerusakan fisik yang
meliputi 3.588 rumah rusak berat, 3.289 rumah rusak sedang, 15.376 rumah rusak ringan, dan
juga ratusan bangunan pendidikan, fasilitas peribadatan dan fasilitas kesehatan rusak. "Lebih
dari 98 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi sedangkan 2 persen
bencana geologi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo
Nugroho dalam pesan yang diterima Kompas.com pada Selasa (30/4/2019)

 Terjadinya kerusakan infrastuktur

Akibat tanah longsor akan kita dapatkan kerusakan berbagai infrastuktur bangunan di
sekitar lokasi bencana alam. Pada umumnya infrastuktur yang paling banyak terjadi
kerusakan adalah pemukiman atau rumah- rumah penduduk. Hal itu kemungkinan karena
jumlah rumah atau pemukiman penduduk yang paling banyak. Namun  perlu kita ketahui
bersama bahwasannya selain rumah atau pemukiman warga, juga masih banyak infrastuktur
lainnya yang kemungkinan rusak seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan dan juga tempat
untuk melakukan aktivitas ibadah. Kerusakan infrastuktur yang ditimbulkan karena bencana
tanah longsor ini bisa dikatakan sangat besar dan hal ini tentu saja akan mempunyai nilai
materi yang sangat besar.  Sehingga dapat kita menilai bersama bahwasannya tanah longsor
ini merupakan bencana alam yang sangat merugikan, baim secara metari maupun non materi.

Gambar 11. Kerusakan infrastruktur di maluku


akibat longsor
merdeka.com

 Sumber mata pencaharian masyarakat

Pada umumnya bencana tanah longsor ini akan terjadi di daerah pegunungan dimana
banyak masyarakat yang berkerja sebagai petani baik mengolah tanah sawah maupun ladang
mapun juga peternakan. Ketika bencana tanah longsor ini menyerang maka sebagain dari
tanah yang diolah sebagai sumber mata pencaharian akan rusak. Hal ini tentu saja akan
menyebabkan lahan menjadi rusak dan sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di
sekitarnya semakin menurun dan rusak. Akibatnya, banyak masyarakat yang akan kehilangan
mata pencahariannya.

 Memburuknya sanitasi lingkungan

Tanah longsor juga akan menimbulkan kerusakan pada sanitasi lingkungan. Akibatnya
sanitasi lingkungan menjadi buruk. Ketika tanah longsor menyerang maka saluran air bersih
juga akan terputus. Padahal kita semua telah mengetahui bahwa air merupakan elemen yang
sangat menunjang kehidupan manusia. Hal ini akan secara otomatis membuat sanitasi
lingkungan menjadi sangat buruk.

 Timbulnya berbagai macam bibit penyakit

Dampak yang ditimbulkan selanjutnya adalah merebaknya bibit penyakit. Hal seperti ini
hampir dapat kita temui di berbagai bencana alam. Meskipun bukan dampak secara langsung
namun tanah longsor dapat merusak pemukiman warga. Hal ini akan membuat warga harus
mengungsi. Di tempat pengungsian inilah seringkali timbul berbagai macam jenis penyakit.
Hal ini dapat didukung oleh berbagai faktor yang terdapat dalam lingkungan (baca: fungsi
lingkungan hidup) pengungsian sendiri.

Gambar 12. Pengungsi Longsor Banjarnegara diserang berbagai penyakit di


bogor 2019
Liputan6

F. GEJALA UMUM TERJADINYA TANAH LONGSOR


 Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
 Biasanya terjadi setelah hujan.
 Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
 Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

BENCANA TANAH LONGSOR DI INDONESIA

1. Tambang Batu Bara di Muara Enim Sumsel Longsor, 11 Orang Tewas

Tanah longsor terjadi di area penambangan batu bara tradisional Muara Enim, Sumatera
Selatan. Akibatnya, 11 penambang tanpa izin tewas tertimbun di lokasi. Insiden tanah longsor
ini terjadi sekitar pukul 16.00 WIB sore. Korban ini sedang buat jalan mau menuju titik
tambang secara tradisional. Tiba-tiba tanah bergerak dan longsor," ujar Kapolres Muara Enim
AKBP Donni Syaputra kepada detikcom, Rabu (21/10/2020). "Total ada 11 korban
meninggal dunia, dua dari Lampung dan sisanya warga lokal.

Gambar 13. Longsor tambang batu bara muara enim


tekno.tempo.com

2. Longsoran Tanah di Lobang tambang emas

Sebanyak lima penambang emas ditemukan tewas di tambang ilegal blok Nipah - Nipah
Desa Sekatak Buji Kecamatan Sekatak, Bulungan. Tiga korban ditemukan pada Senin malam
(19/10) kemudian dibawa ke Puskesmas Sekatak, kondisi meninggal dunia akibat longsoran
tanah di dalam lobang di lokasi Nipah-Nipah Desa Sekatak," kata Kepala Bidang Hubungan
Masyarakat Polda Kalimantan Utara, AKBP Budi Rachmat melalui pesan singkat yang
diterima di Tarakan, Selasa (20/10/2020).

Kemudian pada hari Selasa (20/10) sekitar pukul 01.00 Wita juga telah dievakuasi dari
dalam lobang tambang dua orang korban tewas dan langsung dibawa ke Puskesmas Sekatak

3. Tiga Rumah Tertimbun Tanah Longsor Di Kota Tarakan, 4 Orang Tewas

Tanah longsor mengubur tiga rumah di RT 17, Intraca Rawa Jauta Permai, Kota Tarakan,
Kalimantan Utara, pada Senin (28/9/2020) dini hari. Sebelum musibah itu terjadi, Kota
Tarakan dan sekitarnya diguyur hujan. Kepala Kantor Basarnas Kota Tarakan Amiruddin
mengatakan, akibat tanah longsor itu mengakibatkan empat orang meninggal dunia. Menurut
Amiruddin, lokasi tempat terjadinya tanah longsor adalah wilayah perbukitan. Kontur tanah
labil dan hujan yang mengguyur semalaman, diduga memicu terjadinya musibah tersebut.

Setelah tanah longsor terjadi, tim penyelamat dari Basarnas dan warga sekitar bersama-
sama menggali untuk mencari korban yang tertimbun. Korban pertama ditemukan pada
sekitar 04.15 Wita. Mayat perempuan itu langsung dievakuasi ke rumah keluarganya.
15 menit dari penemuan korban pertama, tim Basarnas dan warga kembali menemukan dua
jenazah yang merupakan ayah dan anak. "Jenazah kedua kondisinya bertumpuk, mereka
berpelukan. Keduanya ayah dan anak laki-laki. Kita juga langsung evakuasi ke rumah
keluarga di sekitar lokasi kejadian," sebut Amir.

4. Belasan Rumah dan 1 Warga Tertimpa Longsor di Purworejo


Hujan deras yang mengguyur Purworejo, Jawa Tengah, semalam suntuk mengakibatkan
banjir dan tanah longsor. Belasan rumah dilaporkan rusak dan satu orang dilarikan ke rumah
sakit karena tertimpa material longsor.Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Purworejo
sejak Minggu (25/10) sore hingga Senin (26/10/2020) pagi mengakibatkan banjir dan tanah
longsor. Meski tidak ada korban jiwa, namun sedikitnya 7 rumah rusak berat karena terkena
longsor. Sedangkan satu orang terluka sehingga dilarikan ke rumah sakit."Tanah longsor di
Dusun Pencil, Desa Kalijering, Kecamatan Pituruh yang mengakibatkan 7 rumah rusak berat
dan jalan Dusun Kaliduren-Gupit tertutup tanah longsor. Satu orang cedera kepala sudah
dibawa ke RSUD Prembun, 15 jiwa mengungsi di tetangga. Saat ini sedang penanganan
petugas," kata Kasi Kedaruratan BPBD Purworejo, Senin (26/10/2020).

BENCANA TANAH LONGSOR TERPARAH DI INDONESIA


1. Bencana Tanah Longsor Di Desa Tenjolaya, Kec. Pasir Jambu, Kab. Bandung
Longsor Tenjolaya adalah longsor yang terjadi pada 23 Februari 2010 Desa
Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Bandung, Jawa Barat. Lokasi longsor meliputi 3 RT dari
15 RT di RW 18. Longsor ini menimbun 50 rumah bedeng milik buruh, longsor juga
menimbun satu pabrik pengolahan teh, satu gedung olahraga, satu koperasi karyawan, satu
puskesmas pembantu, dan satu masjid.

Jumlah korban jiwa, akibat longsor berjumlah 45 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki, 21
orang perempuan, dan 12 orang anak-anak berdasarkan dari data pengaduan dari masyarakat
yang kehilangan anggota keluarga kepada posko penanganan bencana longsor. Para korban
selamat longsor Tenjolaya mengungsi keberbagai tempat, diantaranya di Desa Sugihmukti,
Pasirjambu, Cisondari, dan Tenjolaya di Kecamatan Pasirjambu, dan juga di Desa
Rancabali dan Rawabogo Kecamatan Ciwidey.

Pencarian korban longsor akan dilakukan hingga jam 12.00 pada 1 Maret 2010, apabila tidak
ditemukan kembali korban longsor, maka lokasi longsor akan dijadikan kuburan massal.
Gambar 14.Kondisi sesudah dan sebelum bencana longsor di Kampung Cimapag Sigarehong,
Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi tertimbun longsor, Senin
(31/12/2018).
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=Kondisi+sesudah+dan+sebelum+bencana+longsor+di+Kampung+Cimapag+Sigarehong
%2C+Desa+Sirnaresmi%2C+Kecamatan+Cisolok+Kabupaten+Sukabumi+tertimbun+longsor
%2C+Senin+%2831%2F12%2F2018%29.+

2. Longsor di Banjarnegara, belasan orang tewas

Sedikitnya 12 orang ditemukan tewas saat ratusan personel TNI, Polri, Basarnas, Palang
Merah Indonesia, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gencar
mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karang
Kobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (13/12).

Sejauh ini, aksi tim evakuasi terhalang oleh kondisi medan yang dipenuhi tanah liat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan alat-
alat berat diperlukan untuk membuka jalan yang tertutup longsor. Longsor praktis memutus
jalan dari Banjarnegara menuju Dieng dan sebaliknya. Tak hanya itu, kendaraan-kendaraan
yang sedang melintas turut tertimbun longsor. Tim evakuasi telah menemukan sebuah
mikrobus dan sejumlah orang yang diduga penumpang kendaraan itu.

Komandan Kodim 0704 Banjarnegara, Letnan Kolonel Edi Rohmatulloh, mengatakan


luas cakupan bencana yang mencapai 10 hektare dan lokasi kejadian turut menambah
kepelikan. Menurutnya, jumlah korban tewas yang telah ditemukan mencapai 12 orang. Dari
jumlah tersebut, sebanyak tujuh orang dapat diidentifikasi. Adapun warga yang belum
ditemukan sekitar 100 orang.
“Dari data kami, terdapat 300 orang di lokasi kejadian. Korban selamat sebanyak 200 orang,
sisanya mungkin tertimbun. Kami masih berupaya mengeluarkan mereka,” ujarnya.

Sejumlah korban luka-luka kini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banjarnegara.
Adapun warga yang selamat mengungsi ke dusun-dusun sekitar.

Gambar
15. Wajah
dusun
\ Jemblung,

G. MITIGASI BENCANA ALAM TANAH LONGSOR

Mitigasi ialah upaya untuk mengurangi risiko bencana (baik bencana alam alias natural
disaster maupun bencana ulah manusia alias man-made disaster), sehingga jumlah korban
dan kerugian bisa diperkecil. Caranya yakni dengan membuat persiapan sebelum bencana
terjadi.

Berikut adalah cara atau upaya yang bisa kita lakukan dengan berbagai cara mencegah tanah
longsor :

1.  Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas Lereng

Ketika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat diupayakan untuk
tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan
adanya tebing curam terlebih pada lahan gundul sementara itu diatasnya juga ada kolam dan
sawah yang dipenuhi air tentu membuat daya hidrostatika semakin kuat menekan permukaan
tanah sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan mengakibatkan terjadinya longsor.
Keadaan gawat akan terjadi jika semua air sawah atau kolam tiba tiba menghilang karena
habis terserap ke dalam tanah.

2. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah Tebing

Untuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang aman ketika
hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar memang berbukit, pilihlah lokasi yang
kiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi longsor.

Usahakan lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contoh jika tinggi suatu
tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau angunan berjarak minimal 250 meter dari
kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.

3. Jangan Menebang Pohon Di Sekitar Lereng

Jika kita akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika melakukan
penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing. Banyak yang tidak mengetahui
bahwa semakin banyaknya pohon maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar
dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu
tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah.

4. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus

Ketika ingin mengali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan tambang atau lainnya
maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak karena akan
mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Karena  walaupun di
atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara
dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah
menimbukkan terjadinya penyebab tanah longsor.

5. Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai

Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar
peluang terjadinya longsor.  Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus
tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai.
Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras
dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya erosi.
6. Membuat Terasering

Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka
sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan)
ketika hujan. Jangan lupa atur drainase supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan
demikian semakin jauh potensi terjadinya tanah longsor.

TAHAPAN MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR

1. Pemetaan

Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu
wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan
provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari
bencana.

2. Pemeriksaan

Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui
penyebab dan cara penaggulangannya.

3. Pemantauan

Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi
dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah tersebut.

4. Sosialisasi

Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat


umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi
dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau
dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah

5. Pemeriksaan bencana longsor

Bertujuan mempelajari penyebab proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara
penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.
PENANGGULANGAN BENCANA TANAH LONGSOR

Usaha mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat
terjadinya tanah longsor. Langkahlangkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah
longsor dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tahap awal atau tahap preventif

Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan


b. Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan memberikan
informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor.
c. Pemantauan daerah rawan longsor.
d. Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.
e. Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.
f. Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan
mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.
g. Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang karena air
yang digunakan akan memengaruhi sifat fisik lereng. Lereng menjadi lembek dan
gembur sehingga tanah mudah bergerak.
h. Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media sehingga
masyarakat mengetahui.
2. Tahap bencana

Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor
antara lain berikut ini.

a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.


b. Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f. Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.
3. Tahap pascabencana

Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi
masih ada tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian, yaitu:
a. Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala.
b. Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang berpotensi
menyebabkan bencana.
c. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan di
sepanjang bantaran sungai.
d. Normalisasi area penyebab bencana.
e. Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang
terkena bencana alam secara permanen.
f. Menyelenggarakan forum kerja sama antar daerah dalam penanggulangan
bencana.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan.

Tanah longsor merupakan suatu aktivitas dari proses gangguan keseimbangan yang
menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Secara fisika, suatau longsor akan terjadi atau tidak tergantung pada
besaran gaya penahan atau tanah tetap berada pada lereng dan besaran gaya yang keluar /gaya
yang menarik material lereng untuk jatuh kebawah. penyebab longsor meliputi dua faktor
yaitu faktor pengontrol dan faktot pemicu. Akibat yang disebabkan oleh tanah longsor adalah
Menimbulkan banyak korban jiwa, terjadinya kerusakan infrastuktur, sumber mata
pencaharian masyarakat, memburuknya sanitasi lingkungan , serta timbulnya berbagai
macam bibit penyakit. Sedangkan cara penganggulannya selama dan setelah bencana adalah
tanggap Darurat, rehabilitas, dan rekontruksi.

3.2 SARAN

Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat
hunian, antara lain :

 Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).Modifikasi


 lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan)
 Vegetasi kembali lereng-lereng.
 Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor
adalah :Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat
pemukiman

 Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
 Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan.
 Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal

DAFTAR PUSTAKA

Dhuha, A. d. (2016). Analisis Penentuan Zonasi Risiko Bencana Tanah Longsor Berbasis
Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip.

Dr.Ir.M.Taufik, A. K. (2016). Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor Menggunakan SIG


(Sistem Informasi Geografis). Jurnal Teknik ITS, 76-93.

Emi Prasetyawati Umar, d. (2019). Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor Ruas Jalan
Meluhu-Lasolo,Konawe Utara. Jurnal Geocelebes, 51-28.

Haryanto, A. Y. (2016). Pembuatan Peta Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor dengan
Menggunakan Metode Fuzzy Logic. Jurnal Teknik ITS.

Hendri, d. (2019). Identifikasi Bidang Gelincir dan Tipe Tanah Longsor di Daerah Rawan
Longsor Desa Bantai Menggunakan Metode Geolistrik. Jurnal Prisma Fisika, 167-
174.

Rahman, A. Z. (2015). 2015. Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik.

Wati, W. (2007). Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Sma. Jurnal Pendidikan


Fisika.
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/akibat-terjadinya-tanah-longsor

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/30/19322341/data-bencana-bnpb-pada-2019-
1538-kejadian-dan-325-korban-meninggal.
http://www.efbumi.net/2016/08/landslide-gerakan-tanah.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
http://rovicky.wordpress.com/2010/10/18/banjir-bandang-bagaimana-terjadinya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor
http://www.efbumi.net/p/daftar-referensi.html
https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/255-cara-mencegah-tanah-longsor
https://sulsel.suara.com/read/2020/10/20/105843/tewas-di-lobang-tambang-emas-jasad-5-
pekerja-terkubur-longsoran-tanah
https://regional.kompas.com/read/2020/09/28/10274801/3-rumah-tertimbun-tanah-longsor-
di-kota-tarakan-4-orang-tewas
https://id.wikipedia.org/wiki/Longsor_Tenjolaya_2010
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/12/141213_indonesia_longsor_banjar
negara
https://ekliptika.wordpress.com/2014/12/16/longsor-dahsyat-jemblung-dan-takdir-kebumian-
banjarnegara

Anda mungkin juga menyukai