Anda di halaman 1dari 10

Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)

Dinasti Shang (1560 SM-1045 SM)

Dinasti Zhou (1027 SM–256 SM)

Dinasti Qin/Chin (221 SM–206 SM)

Dinasti Han (206 SM–220 M)

Dinasti Sui (581–618 M

Dinasti Tang (618–907 M)

Dinasti Sung (960-1279 M)

Dinasti Yuan (1279–1368 M)

Dinasti Ming (1368–1644)

Dinasti Qing/Ching (1644–1911 M)

Yunani Kuno
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari


Parthenon, kuil dipersembahkan untuk dewi Athena, terletak di Akropolis di kota Athena, adalah salah
satu lambang keunggulan budaya dan peradaban Yunani kuno.

Buku Wiki memiliki buku bertajuk

Yunani Kuno

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais
pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad
Pertengahan Awal.[1] Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang
mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin
oleh negara-kota Athena dan berhasil menghalau serangan Kekaisaran Persia. Masa keemasan
Athena berakhir dengan takluknya Athena kepada Sparta dalam Perang Peloponnesos pada tahun
404 SM. Seiring penaklukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan Yunani, yang dikenal sebagai
peradaban Hellenistik, berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang menggunakan bahasa Yunani pada Zaman
Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung Yunani modern, tapi juga termasuk
wilayah lain yang didiami orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea, pesisir
Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar),
serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir,
Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut, Iberia, dan Taurika.

Oleh sebagian besar sejarawan, peradaban ini dianggap merupakan peletak dasar bagi Peradaban
Barat.[2][3][4] Budaya Yunani memberi pengaruh kuat bagi Kekaisaran Romawi, yang selanjutnya
meneruskan versinya ke bagian lain Eropa. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh
pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa
Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di
Eropa dan Amerika.

Daftar isi
 [sembunyikan] 

 1 Kronologi
 2 Historiografi
 3 Sejarah
o 3.1 Yunani Arkais
o 3.2 Yunani Klasik
 3.2.1 Abad ke-5 SM
 3.2.2 Abad ke-4 SM
o 3.3 Yunani Hellenistik
 4 Referensi
 5 Pranala luar

[sunting] Kronologi
Informasi lanjutan: Garis waktu Yunani kuno

Tidak ada keepakatan yang tetap dan universal mengenai waktu awal dan akhir masa Antikuitas
Klasik. Biasanya dimulai sejak abad ke-8 SM sampai abad ke-6 M, atau sekitar 1300 tahun.

Antikuitas Klasik di Yunani didahului oleh Zaman Kegelapan Yunani (1100 - 750 SM), yang
secara arkeologis dicirikan dengan gaya tembikar protogeometris dan geometris, yang
dilanjutkan oleh Periode Oriental, yaitu pengaruh yang kuat terhadap Yunani dari budaya Suriah-
Hittit, Asiria, Punisia dan Mesir.

Secara tradisional, periode Arkais di Yunani kuno dimulai dari kuatnya pengaruh Oriental pada
abad ke-8 SM, yang merupakan salah satu faktor yang menjadikan Yunani memiliki huruf
alfabet sendiri. Dengan alfabet, muncullah karya tulis Yunani kuno, yang paling terkenal adalah
buatan Homeros dan Hesiodos. Setelah periode Arkais, dimulailah periode Klasik sekitar 500
SM, yang pada gilirannya dilanjutkan oleh periode Hellenistik setelah kematian Aleksander
Agung pada 323 SM.
Sejarah Yunani pada Antikuitas Klasik dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut:[5]

 Periode Arkais (750 - 500 SM) adalah ketika para seniman mmebuat patung berdiri dalam pose
yang kaku dan keramat dengan 'senyum arkais'. Periode Arkais biasanya disebut bekahir dengan
penggulingan kekuasaan tiran Athena yang terakhir pada 510 SM.
 Periode Klasik (500 - 323 SM) dicirikan dengan gaya yang oleh para pengamat berikutnya
disebut sebagai contoh, atau klasik, misalnya Parthenon. Dalam politik, periode Klasik
didominasi oleh Athena dan Liga Delos pada abad ke-5 SM, yang digantikan oleh Hegemoni
Sparta pada awal abad ke-4 SM, sebelum kekuasaan beralih pada Thebes dan Liga Boiotia dan
akhirnya pada Liga Korinthos yang dipimpin oleh Makedonia.
 Periode Hellenistik (323-146 SM) adalah ketika budaya dan kekuasaan Yunani menyebar sampai
ke Timur Dekat dan Timur Tengah. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander Agung dan
berakhir dengan penaklukan Yunani oleh Romawi.
 Yunani Romawi adalah periode yang berlangsung sejak Romawi menaklukan Korinthos dalam
Pertempuran Korinthos pada 146 SM sampai didirikannya Bizantium oleh kaisar Konstantinus
sebagai ibukota Kekaisaran Romawi pada 330 SM.
 Fase akhir Antikuitas adalah periode Kristenisasi dari akhir abad ke-4 M sampai abad ke-6 M,
biasanya disebut berakhir setelah ditutupnya Akademi Neoplatonik oleh kaisar Yustinianus I
pada 529 M.

[sunting] Historiografi

Periode bersejarah di Yunani kuno adalah unik dalam sejarah dunia karena merupakan periode
pertama yang dibuktikan dengan adanya historiografi yang layak, sedangkan protosejarah dan
sejarah kuno yang lebih awal lebih banyak diketahui melalui bukti situasional, misalnya annal,
atau daftar raja, dan epigrafu pragmatis.

Herodotos dikenal secara luas sebagai "bapak sejarah", judul karyanya, Historia, menjadi asal
kata untuk history. Karya Herodotos ditulis antara 450 SM sampai 420 SM dan cakupannya
mencapai satu abad ke belakang, membahas tokoh-tokoh bersejarah dari abad ke-6 seperti Darius
I dari Persia, Kambises II dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8
semisal Kandaules.

Herodotos dilanjutkan oleh para penulis semacam Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Plato
dan Aristoteles. Sebagian besar dari ara penulis ini adalah orang Athena atau pro-Athena,
sehingga sejarah dan politik kota Athena lebih banyak diketahui dariapada kota-kota lainnya.
Cakupan mereka terbatas pada sejarah diplomasi, milier, dan politik, dan mengabaikan sejarah
ekonomi dan sosial.[6]

[sunting] Sejarah
Informasi lanjutan: Sejarah Yunani

[sunting] Yunani Arkais


Guci Dipylon dari periode Geometris akhir, permulaan periode Arkais, sekitar 750 SM.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yunani Arkais

Periode Arkais dimpulai pada abad ke-8 SM, ketika Yunani mulai bangkit dari Zaman
Kegelapan yang ditandai dengan keruntuhan peradaban Mykenai. Peradaban baca-tulis telah
musnah dan aksara Mykenai telah dilupakan, akan tetapi bangsa Yunani mengadopsi alfabet
Punisia, memodifikasinya dan menciptakan alfabet Yunani. Sekitar abad ke-9 SM catatan tertulis
mulai muncul.[7] Yunani saat itu terbagi-bagi menjadi banyak komunitas kecil yang berdaulat,
terbentuk sesuai pola geografis Yunani, dimana setiap pulau, lembah, dan dataran terpisah satu
sama lain oleh laut atau pengunungan.[8]

Perang Lelantin (710–650 SM) adalah konflik yang berlangung pada masa ini dan merupakan
perang tertua yang berhasil terdokumentasikan dari masa Yunani kuno. Konflik ini adalah
pertikaian antara Polis (negara kota) Khalkis dan Eretria dalam memperebutkan tanah Lelantina
yang subur di Euboia. Kedua kota itu menderita kemunduran akibat lamanya perang, meskipun
Khalkis menjadi pemenangnya.

Kaum saudagar berkembang pada paruh pertama abad ke-7 SM, ditunjukkan dengan
diperkenalkannya mata uang koin sekitar 680 SM.[9] Hal ini nampaknya menimbulkan
ketegangan pada banyak negara kota. Rezim kaum aristokrat yang secara umum memerintah
polis kini terancam oleh para saudagar kaya, yang pada gilirannya menginginkan juga kekuasaan
politik. Sejak tahun 650 SM, para aristikrat harus berusaha supaya tidak digulingkan dan
digantikan oleh tiran populis. Kata ini berasal dari kata Yunani non-peyoratif, τύραννος
"("tyrannos"), bermakna 'penguasa tidak sah', meskipun gelar ini berlaku baik untuk pemimpin
yang bagus maupun yang buruk.[10][11]

Populasi yang bertambah dan kurangnya lahan nampaknya telah memicu perselisihan internal
antara kaum kaya dan kaum miskin di banyak negara kota. Di Sparta, Perang Messenia terjadi
dan akibatnya Messenia ditaklukan dan penduduknya dijadikan budak. Perang ini dimulai pada
paruh kedua abad ke-8 SM, dan merupakan suatu tindakan tanpa pendahulu di Yunani kuno.
Praktik ini memungkinkan terjadinya revolusi sosial.[12] Penduduk yang diperbudak, yang
kemudian disebut helot, dipaksa untuk bertani dan bekerja untuk rakyat Sparta, sementara semua
lelaki Sparta menjadi prajurit dan masuk ke dalam Pasukan Sparta. Ini telah menjadikan Sparta
sebagai negara yang termiliterisasi secara permanen. Bahkan orang kaya juga harus hidup dan
berlatih sebagai prajurit seperti halnya kaum miskin. Penyetaraan ini bertujuan mengurangi
potensi terjadinya konflik sosial antara kaum kaya dan kaum miskin. Reformasi ini disebut-sebut
dilakukan oleh Lykurgos dari Sparta dan kemungkinan selesai pada 650 SM.

Athena menderita krisis tanah dan pertanian pada akhir abad ke-7 SM dan lagi-lagi mengalami
perang saudara. arkhon (hakim kepala) Drako membuat beberapa perubahan terhadap kode
hukum pada 621 SM, tapi tindakan ini gagal meredakan konflik. Pada akhirnya reformasi terjadi
berkat Solon (594 SM), yang memperbanyak tanah untuk orang miskin tapi menempatkan kaum
aristokrat sebagai pemegang kekuasaan. Reformasi ini cukup membuat Athena stabil.

Pada abad ke-6 SM beberapa negara kota telah tumbuh menjadi kekuatan dominan Yunani,
antara lain Athena, Sparta, Korinthos, dan Thebes. Masing-masing menaklukkan wilayah
pedesaan dan kota kecil sekitarnya. Sementara Athena dan Korinthos juga menjadi kekuatan
maritim dan perdagangan terkemuka.

Pertumbuhan penduduk yang pesat pada abad ke-8 dan ke-7 SM telah mengakibatkan
perpindahan penduduk Yunani ke koloni-koloninya di Yunanuu Besar (Italia selatan dan Sisilia),
Asia Minor dan wilayah lainnya. Emigrasi ini berakhir pada abad ke-6 yang pada saat itu dunia
Yunani, secara budaya dan bahasa, mencakup kawasan yang jauh lebih luas dari negara Yunani
sekarang. Koloni Yunani ini tidak diperintah oleh kota pembangunnya, meskipun mereka tetap
menjalin hubungan keagamaan dan perdagangan.

Pada periode ini, perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi terjadi di Yunani dan juga di
daerah-daerah koloninya, yang menikmati kemajuan dalam perdagangan dan manufaktur.
Periode ini juga ditandai dengan meningkatnya standar hidup di Yunani dan koloninya. Beberapa
studi memperkirakan bahwa rata-rata ukuran rumah tangga Yunani, pada periode 800 SM
sampai 300 SM, meningkat sampai lima kali lipat, yang mengindikasikan adanya peningkatan
tajam dalam hal pendapatan para penduduknya.

Pada paruh kedua abad ke-6 SM, Athena jatuh dalam cengkeraman tirani Peisistratos dan
putranya; Hippias dan Hipparkhos. Akan tetapi pada tahun 510 SM pada pelantikan aristokrat
Athena Keisthenes, raja Sparta Kleomenes I membantu rakyat Athena menggulingkan sang tiran.
Setelah itu Sparta dan Athena berulang kali saling serang, pada suatu saat Kleomenes I
mengangkat Isagoras yang pro-Sparta menjadi arkhon Athena. Untuk mencegah Athena menjadi
negara boneka Sparta, Kleisthenes meminta warga Athena untuk melakukan suatu revolusi
politik: bahwa semua warga Athena memiliki hak dan kewajiban politik yang sama tanpa
memandang status: dengan demikian Athena menjadi "demokrasi". Gagasan ini disambut oleh
warga Athena dengan bersemangat sehingga setelah berhasil menggulingkan Isagoras dan
menerapkan reformasi Kleisthenes, Athena dengan mudah berhasil menangkal tiga kali serangan
Sparta yang berusaha mengembalikan kekuasaan Isagoras.[13] Bangkitnya demokrasi memulihkan
kekuatan Athena dan memicu dimulainya 'masa keemasan' Athena.

[sunting] Yunani Klasik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Yunani Klasik


Koin Athena awal, menggambarkan kepala dewi Athena dan burung hantu Athena di sebaliknya - abad
ke-5 SM.

Liga Delos ("Kekaisaran Athena"), sebelum Perang Peloponnesos pada 431 SM.

[sunting] Abad ke-5 SM

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Yunani-Persia dan Perang Peloponnesos

Athena dan Sparta bersekutu untuk menghadapi ancaman asing yang sangat kuat dan berbahaya,
Kekaisaran Persia. Setelah menindas Pemberontakan Ionia, Kaisar Darius I dari Persia, Maharaja
Kekaisaran Akhemeniyah memutuskan untuk menaklukan Yunani. Serangan Persia pada tahun
490 SM diakhiri dengan kemenangan Athena dalam Pertempuran Marathon dibawah
kepemimpina Miltiades Muda.

Xerxes I, putra dan pewaris Darius I, mencoba kembali menaklukan Yunani 10 tahun kemudian.
Akan tetapi pasukan Persia yang berjumlah besar menderita banyak korban dalam Pertempuran
Thermopylae, dan persekutuan Yunani menang dalam Pertempuran Slamis dan Pertempuran
Plataia. Perang Yunani-Persia berlangsung hingga 449 SM, dipimpin oleh Athena serta Liga
Delosnya, pada saat ini Makedonia, Thrakia, dan Kepulauan Aigea serta Ionia semua terbebas
dari pengaruh Persia.
Posisi dominan kemaharajaan maritim Athena mengancam posisi Sparta dengan Liga
Peloponnesos-nya, yang meliputo kota-kota di daratan Yunani. Konflik tak terhindarkan ini
berujung pada Perang Peloponnesos (431-404 SM). Meskipun berulang kali berhasil
menghambat perang, Athena berulang kali terpukul mundur. Wabah Wabah penyakit yang
menimpa Athena pada 430 SM disusul kegagalan ekspedisi militer ke Sisilia sangat melemahkan
Athena. Diduga sepertiga warga Athena tewas, termasuk Perikles, pemimpin mereka.[14]

Sparta berhasil memancing pemberontakan para sekutu Athena, dan akhirnya melumpuhkan
kekuatan militer Athena. Peristiwa penting terjadi pada 405 SM ketika Sparta berhasil memotong
jalur suplai pangan Athena dari Hellespont. Terpaksa menyerang, armada angkatan laut Athena
yang pincang dihancurkan oleh pasukan Sparta dibawah pimpinan Lysandros dalam Pertempuran
Aigospotami. Pada 404 SM Athena mengajukan permohonan perdamaian, dan Sparta
menentukan persyaratannya; Athena harus kehilangan tembok kotanya (termasuk Tembok
Panjang), armada lautnya, dan seluruh koloninya di seberang laut.

[sunting] Abad ke-4 SM

Yunani memasuki abad ke-4 SM dibawah hegemoni Sparta, akan tetapi jelas dari awal bahwa
Sparta memiliki kelemahan. Krisis demografi menyebabkan kekuasaan Sparta terlalu meluas
sedangkan kemampuannya terbatas untuk mengelolanya. Pada 395 SM Athena, Argos, Thebes,
dan Korinthos merasa mampu menantang dominasi Sparta, yang berujung pada Perang
Korinthios (395-387 SM). Perang ini berakhir dengan status quo, dengan diselingi intervensi
Persia atas nama Sparta.

Hegemoni Sparta berlangsung trus selama 16 tahun setelah peristiwa itu, hingga Sparta berusaha
memaksakan kehendanya kepada warga Thebes, Sparta kalah telak dalam Pertempuran Leuktra
pada tahun 371 SM. Jenderal Thebes Epaminondas memimpin pasukan Thebes memasuki
semenanjung Peloponesos, sehingga banyak negara-kota memutuskan hubungannya dengan
Sparta. Pasukan Thebes berhasil memasuki Messenia dan membebaskan rakyatnya.

Kehilangan tanah dan penduduk jajahan, Sparta jatuh menjadi kekuatan kelas dua. Hegemoni
Thebes kemudian berdiri meski berusia singkat. Dalam Pertempuran Mantinea pada tahun 362
SM melawan Sparta dan sekutunya, Thebes kehilangan pemimpin pentingnya, Epamonides,
meskipun mereka meraih kemenangan. Akibat kekalahan ini, baik Thebes maupun Sparta sama-
sama menderita kerugian besar sehingga tak satupun di antara mereka atau sekutunya yang dapat
meraih dominasi di Yunani.

Melemahnya berbagai negara-kota di jantung Yunani terjadi bersamaan dengan bangkitnya


Makedonia, yang dipimpin oleh Philippos II. Dalam waktu dua puluh tahun, Philipos berhasil
mempersatukan kerajaannya, memperluasnya ke utara dengan memojokkan suku-suku Illyria,
dan kemudian menaklukkan Thessalia dan Thrakia. Kesuksesannya terjadi berkat inovasinya,
yang mereformasi pasukan Makedonia. Berulang kali Philippos campur tangan dalam urusan
politik negara-kota di selatan, yang berujung pada invasinya pada tahun 338 SM.

Setelah mengalahkan gabungan tentara Athena dan Thebes secara telak dalam Pertempuran
Khaironeia pada tahun 338 SM, Philippos secara de facto menjadi hegemon seluruh Yunan,
kecuali Sparta. Ia memaksa mayoritas negara-kota Yunani untuk bergabung ke dalam Liga
Korinthos dan bersekutu dengannya, serta mencegah mereka saling menyerang. Philiposp
memulai serangan terhadap Kekaisaran Akhemeniyah, akan tetapi ia dibunuh oleh Pausanias dari
Orestis pada awal konflik.

Aleksander Agung, putra dan pewaris Philippos, melanjutkan perang. Aleksander mengalahkan
Darius III dari Persia dan menghancurkan Kekaisaran Akhemeniyah sepenuhnya, serta
memasukkannya ke dalam Kekaisaran Makedonia. Karena kehebatannya, ia memperoleh gelar
'Agung'. Kerika Aleksander wafat pada 323 SM, kekuasaan dan pengaruh Yunani berada pada
puncaknya. Terjadi perubahan politik, sosial dan budaya yang mendasar; semakin menjauh dari
polis (negara-kota) dan lebih bekembang menjadi kebudayaan Hellenistik.

[sunting] Yunani Hellenistik

Periode Hellenistik bermula pada 323 SM, ditandai dengan berakhirnya penaklukan Aleksander
Agung, dan diakhiri dengan penaklukan Yunani oleh Republik Romawi pada 146 SM. Meskipun
demikian berdirinya kekuasaan Romawi tidak memutuskan kesinambungan sistem sosial
kemasyarakatan dan budaya Yunani, yang tetap tidak berubah hingga bangkitnya agama Kristen,
yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik Yunani.

Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di
Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya selama 12 abad, kebudayaan
Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai ke kekaisaran yang
luas. Dia datang untuk mendominasi Eropa Barat dan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah
melalui penaklukan dan asimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan kemerosotannya.
Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan
merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai
Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional "kejatuhan Romawi" dan
kelanjutannya Zaman Pertengahan.

Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai "klasik antik" bersama dengan Yunani
kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno
menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan
bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang
ini.

Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di
Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya selama 12 abad, kebudayaan
Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai ke kekaisaran yang
luas. Dia datang untuk mendominasi Eropa Barat dan wilayah sekitar di sekitar Laut Tengah
melalui penaklukan dan asimilasi. Namun beberapa faktor menyebabkan kemerosotannya.
Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan
merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai
Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional "kejatuhan Romawi" dan
kelanjutannya Zaman Pertengahan.

Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai "klasik antik" bersama dengan Yunani
kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno
menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan
bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang
ini.

Anda mungkin juga menyukai