Anda di halaman 1dari 13

PROSES PENYUSUNAN SILA-SILA PANCASILA

Pembuat Makalah : Niken Tri Monica

Ketua :
Wakil :
Sekretaris :
Bendahara :
Anggota :
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang,segala puji kami panjatkan
ke hadirat Allah yang Mahatahu lagi Mahakuasa dan salawat sejahtera kami haturkan untuk
junjungan kita Nabi Muhammad saw, sebagai ushwatun hasanah yang kita harapkan
syafaatnya di hari kemudian.

Kami ucapkan ribuan terima kasih kepada rekan rekan yang telah membantu dalam
pembuatan makalah dengan mencari sumber sumber disetiap materi dalam makalah ini. Dan
tak lupa kami ucapkan pula kepada dosen mata kuliah PANCASILA yang membimbing
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami harapkan pula kritik dan saran apabila terdapat
kekeliruan didalam isi makalah kami ini. Makalah ini memuat tentang “Proses penyusunan
sila-sila pancasila”

Demikianlah semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan Ilmu dan
menambah pengetahuan kita tentang materi dari judul kami ini yang kami tinjau. Kami
mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.

Palembang , September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

Alur Proses Dari Penyusunan Sila-Sila Pancasila

A. Rapat Pertama ............................................................................................. 2


B. Masa antara rapat pertama dan kedua ..................................................................... 3
C. Rapat Kedua ............................................................................................. 4
D. Perumusan Dasar Negara Indonesia ..................................................................... 5
E. Pembentukan PPKI ............................................................................................. 6
F. Persidangan ............................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sangat penting kita cermati realitas kehidupan berbangsa dan bernegara
sekarang ini tidak terlepas dari sejarah masa lalu. Demikian pula, terbentuknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila sebagai dasar negaranya
tidak luput dari proses yang panjang tersebut . Sejarah telah mengungkapkan
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin
yang semakin baik,di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila
dari kehidupan bangsa Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan
kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu Bagaimana proses penyusunan
sila-sila pada pancasila?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan atau maksud dalam pembuatan makalah ini agar kiranya kita
mengetahuai proses dari penyusunan sila-sila pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

ALUR PROSES DARI PENYUSUNAN SILA-SILA PANCASILA

Pancasila adalah landasan filosofis dari Negara Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata
Sansekerta yang terdapat didalam kitab Sutasoma karangan Empu Tantular pada masa
kerajaan Majapahit, yaitu Panca artinya lima, dan Sila artinya dasar yaitu:
1. Tidak dapat melakukan tantangan
2. Tidak bisa diundang
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak bisa dibahas
5. Tidak minum-minuman keras
Proses perumusan(penyusunan) Pancasila diawali dengan dibentuknya BPUPKI atau
Dokuritsu Junbi Choosakai pada tanggal 29 April 1945 yang diketuai oleh Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.

BPUPKI beranggotakan 63 orang. Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI secara


formil, termuat dalam Maklumat Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945 yaitu karena
kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat terancam.

BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. Lalu mengadakan sidang pertama pada tanggal
29 Mei – 1 Juni 1945 untuk membahas dasar Indonesia Merdeka (Philosofie Gronslag).

A. Rapat Pertama

Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini
dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan
pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat
pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara, yaitu :

 Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) dalam pidato singkatnya mengemukakan
lima asas yaitu :
1. Peri kebangsaan
2. Peri ke Tuhanan
3. Kesejahteraan rakyat
4. Peri kemanusiaan
5. Peri kerakyatan

 Prof. Dr. Mr. Soepomo (31 Mei 1945) mengusulkan lima asas yaitu :
1. Persatuan
2. Mufakat dan demokrasi
3. Keadilan sosial
4. Kekeluargaan
5. Musyawarah

 Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila yaitu:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima asas dari Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau bilamana diperlukan
dapat diperas menjadi Trisila(Tiga sila) yaitu:

 Sosio-nasionalisme

 Sosio-demokrasi

 Ketuhanan yang berkebudayaan

Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali disebutnya
sebagai Ekasila yaitu merupakan sila gotong royong merupakan upaya Soekarno dalam
menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-kesatuan.

Ir. Soekarno kemudian memberikan nama Pancasila atas lima asas yang diusulkannya yang
diterima baik oleh BPUPKI dengan beberapa menerima perbaikan.
Lalu Pada tanggal 1 Juni 1945 Dikenal sebagai hari lahir istilah Pancasila sebagai nama Dasar
Negara kita.

B. Masa antara Rapat Pertama dan Kedua

Sampai akhir rapat pertama, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar
negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk mengelolah berbagai masukan.
Panitia kecil ini beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan dengan
susunan sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4. Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5. KH. Wachid Hasyim (anggota)
6. Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
8. H. Agus Salim (anggota)
9. Mr. A.A. Maramis (anggota)
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang
dari pihak Islam, pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan, Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
yang berisikan :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

C. Rapat Kedua

Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah
negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan,
pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang
Undang-Undang Dasar.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil
beranggotakan 7 orang yaitu:

1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)


2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman

Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil
kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.

Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD
yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok
yaitu:
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD
3. batang tubuh UUD

D. Perumusan Dasar Negara Indonesia

Untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Indonesia
Merdeka,

1. Mr. Muh. Yamin

Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk penyampaian rumusan Dasar
Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh . Yamin degan mengemukakan lima “ Azas
Dasar Negara Republik Indonesia ”sebagai berikut :
a) peri kebangsaan
b) peri kemusiaan
c) peri ke-tuhanan
d) peri Kerakyataan
e) Kesejahteraan rakyat
2. Prof. Dr .Mr. Soepomo

Pada tanggal 31 mei 1945 prof. Dr.Mr Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia
Merdeka yaitu sebagai berikut :

a) Persatuan

b) Kekeluargaan

c) Keseimbangan

d) Musyawarah

e) Keadilan sosial

3. Ir. Soekarno

Pada tanggal 1 juni 1945 berlangsung rapat terakhir dalam persidangan pertama. Pada
kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai “
Lahirnya pancasila ”. Selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka
,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu
pancasila ,Trisila atau Ekasila .
Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .
Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut :
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi
d) Kesejahteraan sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa

E. Pembentukan PPKI

Karena pada saat itu BPUPKI dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi
kemerdekaan, maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Dokuritsu Junbi Iinkai pada tanggal 7 Agustus 1945 yang
diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muh hatta sebagai wakil ketuanya, sedangkan Mr.Ahmad
Soerbadjo ditunjuk sebagai penasehatnya.

Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2
orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari
Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa).

Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (Ketua)


2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5. R. P. Soeroso (Anggota)
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8. Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9. Otto Iskandardinata (Anggota)
10. Abdoel Kadir (Anggota)
11. Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12. Pangeran Poerbojo (Anggota)
13. Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14. Mr. Abdul Abbas (Anggota)
15. Mr. Mohammad Hasan (Anggota)
16. Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)
17. Andi Pangerang (Anggota)
18. A.H. Hamidan (Anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20. Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21. Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu :

1. Achmad Soebardjo (Anggota)


2. Sajoeti Melik (Anggota)
3. Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5. Kasman Singodimedjo (Anggota)
6. Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)

F. Persidangan

Tanggal 9 Agustus 1945 sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah
pertemuan tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar
proklamasi kemerdekaan tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat
buatan Jepang. Bahkan rencana rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi
peristiwa Rengasdengklok.

Setelah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memutuskan antara lain:

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar,

2. Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakil presiden RI,

3. Membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum DPR/MPR


terbentuk.

Adapun hasil dari penyusunan sila-sila pancasila yang terdapat juga didalam UUD 1945 yaitu

 Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945;


1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

 Mukaddimah Konstitusi RIS dan UUD 1950;


1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

 Rumusan Lain:
1. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial.

Berkaitan dengan UUD, terdapat perubahan dari bahan yang dihasilkan oleh BPUPKI, antara
lain:

1. Kata Muqaddimah diganti dengan kata Pembukaan

2. Kalimat Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di


dalam Piagam Jakarta diganti dengan Ketuhanan yang Maha esa

3. Mencoret kata-kata … dan beragama Islam pada pasal 6:1 yang berbunyi Presiden
ialah orang Indonesia Asli dan beragama Islam

4. Sejalan dengan usulan kedua, maka pasal 29 pun berubah.

Setelah diadakan rapat dan diskusi, maka telah disepakati berdasarkan sejarah perumusan dan
pengesahannya, yang sah dan resmi menurut yuridis menjadi Dasar Negara Indonesia adalah
Pancasila seperti tercantum didalam Pembukaan UUD 1945. Yaitu 18 Agustus 1945 sampai 1
Juni 1945 merupakan proses menuju pengesahannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa proses dalam mencapai kemerdekaan Indonesia dilalui dengan berbagai proses
panjang. Mulai dengan perjuangan para pahlawan kemudian pada saat yang tepat, dibentuklah
badan dan panitia yang merumuskan pembentukan BPUPKI dan sampai pada akhirnya
tersusunlah pancasila yang kemudian dilakukan pengesahan Pancasila dan UUD 1945 sebagai
dasar negara Indonesia. Yang kita harapkan kedepannya mampu menjadi tolak ukur demi
tercapainya Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

http://febasfi.blogspot.com/2013/05/proses-perumusan-dan-penyusunan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai