Anda di halaman 1dari 24

Makalah Peranan Mahasiswa dalam Bela Negara

Disusun Oleh:

Normalita Chaerani
Ilmu Komunikasi
041011725

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Pembelaan Negara. Makalah ini disusun untuk
melengkapi salah satu tugas pendidikan kewarganegaraan, sesuai dengan ketentuan yang
telah diberikan oleh bapak Redi Yamanto sebagai dosen pengajar. dengan adanya makalah
ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi warga Negara yang bertanggung jawab dalam
kehidupan bernegara. serta mampu menjaga dan mempertahankan kesatuan bangsa
Indonesia dari berbagai ancaman baik dari internal maupun eksternal. dan Akhirnya
semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para pembaca nya, mohon maaf apabila
terdapat kekurangan penyusunan makalah ini.

Jakarta, April 2021

Hormat saya

2
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. II
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… III
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1 1.1
LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………… 1 1.2
HAKIKAT NEGARA….....…………………………………..………………….. 2 1.3
HAKIKAT WARGA NEGARA…..………………………….. ………………… 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...………………………………8
2.1 PENGERTIAN BELA NEGARA …………...………………………………….. 10 2.2
INSTRUMEN HUKUM PEMBELAAN NEGARA …………………………....11 2.3
PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA …………………………... 12 2.4
BENTUK – BENTUK USAHA PEMBELAAN NEGARA ……………………13 2.5
PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA …………………. 14
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………………………22
PENUTUP…………………………………………………………………………………..23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….24

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui, untuk mencapai kemerdekaan, Bangsa Indonesia harus
mengalami perjuanganyang amat panjang dan luar biasa beratnya paling sedikit tiga
setengah abad lamanya bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kemerdekaan dari
tangan penjajah, dengan korban yang luar biasa banyaknya.Itulah pengorbanan yang
harus diberikan dalam suatu perjuangan, yang pada akhirnya berhasil membawa
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Kemerdekaan yang telah kita miliki harus
dijaga dan dipertahankan, jika kita tidak ingin direbut kembali. Sebab, meskipun bangsa
Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala benutuk
ancaman,gangguan, hambatan, dan tantangan. Oleh karena itu, kita sebagai warga
Negara harus menjaga keutuhan bangsa dan membela Negara dari masalah apapun.
Usaha bela Negara dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang dan bentuk. Bukan hanya
dalam ancaman fisik, tetapi juga non fisik. Bukan hanya terhadap ancaman militer,
tetapi juga ancaman non militer. Sebelum kita membahas upaya warga Negara dalam
membela Negara, terlebih dahulu kita akan membahas tentang hakikat Negara dan
hakikat warga Negara.

1.2 Hakikat Negara Istilah Negara dalam bahasa lain seperti staat (Belanda), state
(Inggris), etat (Prancis). Negara merupakanorganisasi suatu bangsa. Sedangkan kata
„Negara‟ berasal dari bahasa Sansekerta „nagara‟ atau „nagari‟yang berarti kota.

Sifat – sifat Negara antara lain sebagai berikut:


a. Memaksa, artinya Negara memiliki kekuasaan memaksa agar perundang – undangan
ditaati.

4
b. Monopoli, artinya Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat.
c. Menyeluruh, bermakna mencakup semua. Maksudnya, peraturan perundang – undangan
yang dibuat Negara berlaku untuk semua warga Negara tanpa kecuali.

Unsur – unsur berdirinya suatu bangsa meliputi empat unsur, yaitu:


1. Memiliki rakyat
2. Memiliki wilayah
3. Ada pemerinyah yang berdaulat
4. Ada pengakuan dari Negara lain
Tiga syarat pertama disebut dengan syarat de facto (mutlak) disebut juga unsure
konstitutif, sedangkan syarat keempat disebut dengan syarat de jure (hukum
internasional) atau unsur deklaratif.

Tujuan Negara Indonesia yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Melaksanakan ketertiban dunia

Fungsi Negara dapat dikelompokkan menjadi:


1. Melaksanakan penertiban
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran
3. Fungsi pertahanan
4. Menegakan keadilan

1.3 Hakikat Warga Negara Penduduk Indonesia yaitu setiap orang yang tinggal di
wilayah Indonesia untuk jangka waktu tertentu, terdiri dari WNI dan WNA.
1. Penduduk dan warga Negara Orang – orang yang berada didalam suatu wilayah
Negara tertentu, belum tentu merupakan penduduk Negara tersebut. Artinya, orang –

5
orang yang berada dalam suatu wilayah Negara tertentu ada yang berstatus penduduk ada
pula yang bukan penduduk Negara tersebut.Penduduk Negara (warga Negara) adalah
mereka yang berdasarkan hukum menjadi anggota suatu Negara.Penduduk bukan warga
Negara (orang asing) adalah mereka yang belun menjadi warga Negara secara hukum.
Naturalisali adalah pewarganegaraan yang diperoleh warga Negara asing setelah
memenuhi syarat dalam undang – undang.
2. Asas kewarganegaraan. Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal dua
asas, yakni asas ius sanguinis dan asas iussoli. Asas ius sanguinis (keturunan), asas ini
menetapkan kewarganegaraan seseorang menurut keturunan ataupertalian darah. Artinya,
yang menentukan kewarganegaraan seseorang yaitu kewarganegaraan orangtuanya.
Contoh: seseorang yang lahir di Negara X yang orang tuanya warga Negara Y, maka ia
adalahwarga Negara Y.Asas ius soli (tempat kelahiran), asas ini menetapkan
kewarganegaraan seseorang menurut Negara tempat ia dilahirkan. Contoh: seseorang yang
lahir di Negara X adalah warga Negara X, meskipun orang tuanya warga Negara
Y.Sehubungan dengan asas – asas kewarganegaraan ini, kenyataannya seseorang bias tidak
mempunyai kewarganegaraan (apatride) atau mungkin mempunyai kewarganegaraan
ganda (bipatride). Hal ini dimungkinkan karena ada Negara yang menggunakan asa ius
sanguinis (keturunan), tetapi ada pula Negara yang menggunakan asas ius soli (tempat
kelahiran).

3. Stelsel kewarganegaraan Selain asas kewarganegaraan tersebut, untuk menentukan


kewarganegaraan seseorang digunakan juga sistem stelsel. Sistem stelsel terdiri dari stelsel
aktif dan stelsel pasif.Stelsel aktif, dimaksudkan bahwa untuk mendapatkan status
kewarganegaraan, seseorang harus melakukan tidakan – tindakan hukum tertentu secara
aktif. Misalnya, dengan mengajukan permohonandan mengurus segala
persyaratannya.Stelsel pasif, ialah seseorang yang dengan sendirinya dianggap menjadi
warga Negara tanpa melakukansuatu tindakan hukum tertentu.Hak opsi, adalah hak untuk
memilih suatu kewarganegaraan (stelsel aktif).Hak repodiasi, adalah untuk menolak suatu
kewarganegaraan (stelsel pasif).

6
4. Warga NegaraUUD 1945 pasal 26 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Yang menjadi warga
Negara ialah orang – orang bangsa Indonesia asli dan orang – orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang – undang sebagiwarga Negara”.Hal ini ditegaskan kembali dalam
Pasal 2, Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006 TentangKewarganegaraan Republik
Indonesia. Yang dimaksud dengan orang- orang bangsa Indonesia asli adalah orang
Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.
Berdasarkan Undang – Undang ini Pasal 4, Warga Negara Indonesia adalah:
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang – undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara lain sebelum Undang – Undang
ini berlaku sudah menjadi warga Negara Indonesia.
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga Negara
Indonesia.
c. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara Indonesia
dan seorang ibu warga Negara asing.
d. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga Negara asing dan
seorang ibu warga Negara Indonesia.
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara Indonesia,
tetapi ayahnya tdak mempunyai kewarganegaraan atau hukum Negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya warga Negara Indonesia.
g. Anak yang lahir di luar pekawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara Indonesia.
h. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga Negara asing yang
diakui oleh ayah warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anank tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin.
i. Anak yang lahir di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
j. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya belum diketahui.

7
k. Anak yang baru lahir di wilayah Negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
l. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Indonesia dari seorang ayh dan ibu warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
m. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal sebelum mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia.Selanjutnya Pasal 7 Undang – Undang ini menegaskan,
bahwa: Setiap orang yang bukan Warga NegaraIndonesia diperlakukan sebagai orang
asing. Apabila orang asing ini ingin menjadi Warga NegaraIndonesia, maka mereka harus
melalui proses pewarganegaraan atau naturalisasi, yakni tata cara bagiorang asing untuk
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan (Pasal 1 ayat
3Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2006).

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Apakah bela negara itu?

Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia.Juga kehormatan bagi tiap warga negara yang
penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada Negara dan bangsa. Menteri
Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, pernah mengatakan, karakter bangsa adalah watak
atau sifat hakiki suatu bangsa.Sedangkan jatidiri bangsa merupakan cirri khas yang dimiliki
oleh suatu bangsa yang membedakan dengan bangsa lain, Karakter bangsa Indonesia itu
tercermin dalam sila-sila Pancasila.Sedangkan jatidiri bangsa terejawantahkan dalam
Bhinneka Tunggal Ika,” kata Purnomo. Mamang banyak devisi yang membuat pengertian
tentang arti bela Negara namun penertian yang pasti Bela Negaraadalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasiladan Undang-UndangDasar 1945dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga
Negara Indonesia (WNI)yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup

8
bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg memiliki kesadaran bela negara
adalah mereka yg bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela
negara. Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air, yaitu mengenal,
memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh
ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan
kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara serta
bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air
terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang membahayakan kelangsungan
hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun. Nilai yang kedua adalah Sadar akan
berbangsa dan bernegara, yaitu dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan
kesatuan dari lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri,
mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu
kebangsaan indonesia raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi, keluarga dan golongan. Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila
sebagai ideologi negara, yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila,
melaksanakan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi
negara. Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu bersedia
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, siap
mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman,
berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, gemar membantu
sesama warga negara yg mengalami kesulitan dan yakin dan percaya bahwa pengorbanan
untuk bangsa dan negara tidak sia-sia. Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal
bela negara secara psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-
sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi
kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis
dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

9
Pengertian Bela Negara Bela Negara

menurut UU No 3 tahun 2002 adalah sikap dan perilaku warga Negara yang di jiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
UUD 1945dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Pembelaan Negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara. Berikut ini adalah landasan hukum
pembelaan Negara, antara lain:
a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
b. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan 1 dan pasal 30 ayat 1 dan 2 - Isi dari pasal 27 ayat 3 UUD
1945 (hasil amandemen) “ setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara”. - Isi dari pasal 27 ayat 1 UUD 1945 “segala warga Negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintah” - Isi dari pasal 30 ayat 1 UUD 1945 “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara” - Isi dari pasal 30 ayat 2 UUD 1945
“usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
kemanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung”
c. Tap No VI/MPR/2000tentang pemisahan TNI dan POLRI
d. Tap No VII tentang peran TNI dan POLRI
e. UU No 3 tahun 2002 tentang pertahan Negara pasal 9 ayat 1 “segala warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan Negara” Sistem pertahanan Negara adalah sistem pertahanan
rakyat semesta (sishanrata) artinya melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya
nasional, sarana dan prasarana dan seluruh
wilayah sebagai satu kesatuan.
Berikut ini adalah komponen pertahanan Negara yaitu, antara lain:

10
a. Komponen utama yaitu TNI yang bertugas mempertahankan kedaulatan negara dan
keutuhan wilayah, meelindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan
operasi militer selain perang, ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian dunia.
b. Komponen cadangan yaitu sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk digunakan
seperti, pensiunan TNI, resimen mahasiswa, SAR, dll.
c. Komponen pendukung yaitu sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen lain.

Selain ada komponen dan landasan tentang pembelaan Negara, ada juga ancaman-
ancaman terhadap bangsa dan Negara yaitu:
a. Ancaman militer dalam bentuk: - Agresi, berupa penggunaan kekuasaan bersenjata
terhadap kedalatan Negara. Seperti kegiatan invasi, bombardemen, blockade, dll. -
Pelanggaran wilayah - Spionase - Sabotase - Aksi terror - Pemberontakanbersenjata -
Perang saudara
b. Ancaman nonmiliter, seperti - Ancaman terhadap ideology - Ancaman terhadap budaya -
Ancaman terhadap ekonomi - Dampak globalisasi

2.2 Instrumen Hukum Pembelaan Negara Khusus yang berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan Negara, upaya bela Negara dan warganya diatur dalam beberapa ketentuan
berikut. 
a. Undang – Undang Dasar 1945Upaya bela Negara diatur dalam Pasal 27 Ayat (3),
dan Pasal 30 Ayat (1) dan (2). Pasal 27 Ayat (3)berbunyi, “Setiap warga Negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.” Pasal 30Ayat (1)
berbunyi, “Tiap – tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dankeamanan Negara”. Sementara Ayat (2) berbunyi, “Usaha
pertahanan dan keamanan Negaradilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatanpendukung”.
b. UU RI No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraUU RI No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara merupakan pengganti UU. No. 20 Tahun 1982tentang
Ketentuan – Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Dalam UU RINo. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara diatur dalam Pasal 9 ayat

11
(1) dan Ayat (2).Pasal 9 Ayat (1) berbunyi, “Setiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela Negarayang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan Negara”. Sementara Ayat (2) berbunyi,“Keikutsertaan warga Negara
dalam upaya bela Negara, sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)diselenggarakan
melalui empat hal berikut. a. Pendidikan kewarganegaraan. b. Pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib. 7
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib.
d. Pengabdian sesuai dengan profesi. 2.3 Pentingnya Usaha Pembelaan NegaraPada
tanggal 17 agustus 1945 indonesia menyatakan kemerdekaannya, melalui
proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Ir. Soekarno atas nama Bangsa
Indonesia.dengan adanya proklamasi kemerdekaanIndonesia tersebut, maka secara
De facto bangsa Indonesia telah merdeka, berdiri sejajar dengan negara-negara
merdeka lain di dunia.Untuk mencapai kemerdekaan tersebut, bansa Indonesia
harus mengalami perjuangan yang amat panjangdan luar biasa beratnya. Ratusan,
ribuan dan mungkin lebih korban yang meninggal dunia dari perjuanganmerebut
kemerdekaan ini, belum termasuk korban raga dan korban harta.Perjuangan yang
gigih dan pengorbanan yang luar biasa dari para pejuang telah mengantarkan kita
menjadi bangsa yang merdeka. Kemerdekaan yang kita miliki sekarang harus dijaga
dan pertahankan karena meskipun Indonesia sudah merdeka, bukan berarti
terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan.Hambatan, dan tantangan (AGHT).
Berdasarkan pandangan hidup tersebut, bangsa Indonesia dalam penyelengaraan
pertahanan Negara menganut prinsip-prinsip berikut ini: 
1. a. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.
b. Pembelaan Negara diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan
Negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga Negara.
c. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan
kedaulatannya.

12
d. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik
bebas aktif.
e. Bentuk pertahanan Negara bersifat semesta dalam arti elibatkan seluruh rakyat
dan segenap sumber daya nasional.
f. Pertahanan Negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum
internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara
damai.

2. 2.4 Bentuk – Bentuk Usaha Pembelaan Negara


1. Upaya bela Negara terhadap ancaman militer.
2. Upaya bela Negara terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.
3. Upaya bela Negara terhadap ancaman KKN.
4. Upaya bela Negara terhadap ancaman perusakan lingkungan.
5. Upaya bela Negara terhadap ancaman kemiskinan.
6. Upaya bela Negara terhadap ancaman kebodohan.
7. Upaya bela Negara tehadap ancaman lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa.
8. Upaya bela Negara terhada ancaman budaya asing yang negative.
9. Upaya bela Negara tuntuk mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata dunia.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni : siskamling, menjaga
kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan sampai
dengan antar kelompok, meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat mencukupi
ketersediaan pangan daerah dan nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat
meningkatkan hasil eksport, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak
bangsa yang berprestasi baik nasional maupun internasional. Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syaratsyarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negaraitu hakikatnya kesediaan
berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu
sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh

13
bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa
dan negara.Dan Bela Negara merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan
kepada NKRI.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara. Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban
bagi bangsa dan Negara serta memiliki kemampuan awal bela Negara.Salah satu strategi
dalam membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi kompleksitas ancaman ini
adalah melaksanakan revitalisasi pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga
negara. Strategi itu akan terwujud bila ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas
sektoral, sebagai wujud tanggung jawab bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan
keutuhan dan kelangsungan hidup NKRI.Diharapkan ada kesepahaman bahwa pembinaan
kesadaran bela negara sebagai upaya membangun karakter bangsa yang tak terpisahkan
dari pembangunan nasional. Juga dapat diprogramkan pada setiap institusi pemerintah
dan non pemerintah.Begitu pula dengan organisasi kemasyarakatan (Ormas) bisa
melaksanakan sesuai aturan yang berlaku.Demi suatu tujuan, yaitu nasionalisme, cinta
tanah air, dan kedamaian. Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela
negara akan terwujud dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa
konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh– sungguh merupakan sesuatu yang
paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

2.5 Partisipasi dalam Usaha Pembelaan Negara


1. Sebagai anggota keluargaUpaya dari setiap anggota keluarga untuk saling berbagi,
saling mendukung, saling menolong,dan salingmengasihi satu sama lain merupakan
sikap yang dapat menciptakan kerukunan dan keharmonisan dalamkeluarga. Upaya
menjaga ketentraman dan kedamaian keluarga ini sudah merupakan bentuk
partisipasidalam upaya pembelaan Negara di lingkungannya.
2. Sebagai Pelajar Partisipasi dalam upaya bela Negara bagi pelajar dapat
diwujudkan dangan cara belajar dengan tekun dan penuh semangat untuk

14
memperdalam iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketekunan
belajar tersebut akan berhasil mewujudkan generasi yang cerdas, beriman,
bermoral, berwawasan luas,dan terampil untuk membangun bangsa dan Negara di
masa datang.
3. Bentuk partisipasi warga Negara dalam upaya bela Negara melalui:
- Pendidikan kewarganegaraan
- Pelatihan dasar kemiliteran wajib
- Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
– Pengabdian sesuai profesi.TNI merupakan alat pertahanan Negara, bertugas:
- Mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah
- Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa
- Melaksanakan operasi militer selain perang
- Ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian duniaPolri merupakan alat keamanan
Negara, bertugas:
- Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
- Mengayomi masyarakat dan memberikan perlindungan hukum.

1. Konsep Bela Negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik.
Secara fisik yaitu :
- dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar.
Sedangkan Bela Negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala
upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan
cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara". sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih
- membantu pemerintah merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan
reguler TNI dan terlibat langsung di medan perang. Apabila daerah dalam
menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi
Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat
Terlatih keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara

15
memungkinkan, maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti
yang dilakukan di banyak negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional
Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan
dalam setahun untuk mengikuti latihan atau kursus- kursus penyegaran.
Dalam keadaan darurat perang, mereka dapat dimobilisasi dalam waktu
singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-tugas teritorial. Rekrutmen
dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan. Penempatan tugas
dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi mereka
dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara,
pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan, penerbang di
Skwadron Angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan
sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan "dwi-
fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di
mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung
jawab TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik
Indonesia. Bela Negara Secara Non-Fisik Di masa transisi menuju masyarakat
madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru kesadaran bela negara ini
perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam seperti yang
telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela
negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi musuh".

- Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara:

a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati


arti demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak
memaksakan kehendak

16
b. menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
c. berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya
nyata (bukan retorika)
d. meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-
undang dan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
norma- norma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada
Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela


negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya
merupakan ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara
dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali.
Kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan
Nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era
globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda
dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara
adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia
terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

Ancaman Dari Dalam Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini
sebagai sesuatu yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang
dihadapi negara Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari
dalam negeri, antara lain dalam bentuk:

17
a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat
b. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak
Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan
massa
c. Upaya penggantian ideologi Panca Sila dengan ideologi lain yang ekstrim atau
yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
d. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam
masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.Di masa
transisi ke arah demokratisasi sesuai dengan tuntutan reformasi saat ini, potensi
konflik antar kelompok/golongan dalam masyarakat sangatlah besar. Perbedaan
pendapat yang justru adalah esensi dari demokrasi malah merupakan potensi
konflik yang serius apabila salah satu pihak berkeras dalam mempertahankan
pendiriannya sementara pihak yang lain berkeras memaksakan kehendaknya.
Dalam hal ini, sebenarnya cara yang terbaik untuk mengatasi perbedaan pendapat
adalah musyawarah untuk mufakat. Namun cara yang sesungguhnya merupakan
ciri khas budaya bangsa Indonesia itu tampaknya sudah dianggap kuno atau tidak
sesuai lagi di era reformasi ini. Masalahnya, cara pengambilan suara terbanyakpun
(yang dianggap sebagai cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan
perbedaan pendapat) seringkali menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang
"kalah", sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau melakukan tindak
kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.

Banyak alasan mengapa kita sebagai warga negara wajib mengupayakan untuk
membela negara.Oleh dari itu, kita sebagai generasi penerus mempunyai kewajiban
untuk memberi contoh bela negara, sesuai dengan arti atau pengertian bela negara
indonesia.
A. Hak dan Kewajiban dalam Bela Negara Dengan hak dan kewajiban yang sama
setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando dapat berperan aktif dalam

18
melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi
bisa diwujudkan dengan cara lain seperti : Ikut serta dalam mengamankan
lingkungan sekitar (seperti siskamling).Ikut serta membantu korban bencana di
dalam negeri.Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan atau PKn
B. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara Pernahkah kalian melihat atau meraba
wujud negara? Tentu kalian sulit melihat atau merabawujud negara, karena negara
bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, untuk mengetahui wujud negara
dapat kita telusuri dari unsur-unsur negara seperti penduduk, wilayah,
pemerintah,dan pengakuan. Unsur-unsur itulah yang mesti kita bela. Dalam UUD
1945 tidak dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal
tersebut, dapat dilihat dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Istilah yang digunakan dalam undang-undangtersebut bukan ´usaha
pembelaan negara´ tetapi digunakan istilah lain yang mempunyai maknasama yaitu
´upaya bela negara´. Dalam penjelasan tersebut ditegaskan, bahwa upaya bela
negaraadalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsunganhidup bangsa dan negara. Berdasarkan
pengertian upaya bela negara, apakah kalian pernah ikut serta dalam usaha
pembelaan negara? Apabila kalian pernah ikut serta menjaga wilayah negara
termasuk wilayah. Alasan wajib bela negara bagi rakyat Indonesia adalah : Latar
belakang historis : sejak dulu ingin menguasai Indonesia,Indonesia pernah dijajah
kurang lebih 350 tahun lamanya, kemerdekaan diperoleh berkat rakyat Indonesia,
rakyat Indonesia memiliki nilai juang tinggi.kedudukan geografis dan geostrategis
negara RI kondisi demo grafis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam UU NO 2 tentang pertahanan negara, keikutsertaan pertahanan negara yang
dapat berperan serta ialah dalam bentuk : Pendidikan kewarganegaraan pelatihan
dasar kemiliteran secara wajib pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela /
wajib pengabdian sesuai dengan profesi

19
Untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;untuk menjaga keutuhan wilayah
negara merupakan panggilan sejarah; merupakan kewajiban setiap warga negara. Alasan-
alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan dengan
pertama,teori fungsi negara, kedua, unsur-unsur negara, ketiga, aspek sejarah perjuangan
bangsa(merupakan panggilan sejarah), dan keempat, peraturan perundang-undangan
tentang kewajibanmembela negara. Kaitan hal ± hal tersebut dapat disimak pada uraian
berikut ini.

Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan Negara Para ahli merumuskan fungsi
negara secara berbeda-beda. Perbedaan itu tergantung pada titik berat perhatian latar
belakang perumusan tujuan negara serta dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang
dianut suatu negara atau ahli tersebut. Seorang ahli bernama Miriam
Budiardjomenyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan
beberapa fungsi minimum yaitu: Fungsi penertiban (law and order) Untuk mencapai
tujuan bersama dan mencegah bentrokan- bentrokan dalam masyarakat, maka negara
harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator. Fungsi kesejahteraan
dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuranrakyat diperlukan
campur tangan dan peran aktif dari negara.Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga
kemungkinan serangan dari luar, sehingga negaraharus diperlengkapi dengan alat-alat
pertahanan.Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan. Ke empat
fungsitersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa
berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi
negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan,sehingga
para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara. Bagaimanaketerkaitan
fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya fungsi- fungsi
negaratersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Salah satu fungsi negara yang
sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan negara.
Fungsi pertahanannegara dimaksudkan terutama untuk menjaga dan mempertahankan
negara dari segalakemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus diperlengkapi
dengan alat-alat pertahananyaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan perlengkapannya.
TNI terdiri atas TNI- AD, TNI-AU, dan TNI-AL. Perlengkapan TNI dikenal dengan sebutan

20
alat utama sistem senjata (Alutsista) Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan
dengan pembelaan terhadap negara sebagaimanaditegaskan dalam UU RI Nomor 3 tahun
2003 bahwa ³setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara´(Pasal 9 ayat 1). Hal ini
mengandung makna, bahwa partisipasi warga negara dalammelaksanakan fungsi
pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara. Selainfungsi pertahanan,
fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan negara adalahfungsi
keamanan (ketertiban) yaitu untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat.Untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut di negara kita
dibentuklembaga yang kita kenaldengan POLRI. Berdasarkan uraian di atas, fungsinegara
yang sangat penting untuk memeliharaatau tetap tegaknya negara adalah fungsi
pertahanan dan ketertiban (keamanan)

Fungsi pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi yang sangat penting
dalamkehidupan negara dan merupakan prasyarat bagi fungsi-fungsi lainnya. Hal itu
karena negarahanya dapat menjalankan fungsi-fungsi lainnya jika negara mampu
mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
Pentingnya fungsi pertahanan dankeamanan dalam kehidupan negara dapat diibaratkan
pada kehidupan pribadi sehari-hari kita. Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau
tidur dengan nyenyak apabila tidak mampumenangkal dan mempertahankan diri dari
gangguan atau ancaman yang dihadapi? Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan
konsentrasi, maka diperlukan kemampuan untuk menangkal berbagai gangguan dan
ancaman yang dihadapi. Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan
keamanan sangat penting karenanegara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat,
meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan keadilan, dan lain-lain jika tidak mampu
mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar maupun dari dalam. hal ini
mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan megamankannegara bukan hanya
kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban setiap warganegara Indonesia
termasuk kalian sebagai siswa yang sekaligus juga sebagai warga negaraIndonesia. Coba
renungkan apa yang telah kalian lakukan untuk mengamankan lingkungan sekolah atau
tempat tinggal kalian!Sedangkan fungsi kesejahteraan dan kemakmuran dijalankan oleh

21
pemerintah dalam bentuk pelayanan dan perniagaan. Fungsi pelayanan atau jasa yaitu
seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak diselenggarakan oleh negara,
yang meliputi antara lain pemeliharaan fakir miskin, pembangunan jalan, pembangunan
jembatan, kesehatan, pendidikan, dan program- program pembangunan lainnya.
Bela Negara Dan Relevansinya Di Era Reformasi Era reformasi membawa banyak
perubahan di hampir segala bidang di Republik Indonesia. Ada perubahan yang positif dan
bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang negatif dan pada gilirannya
akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus
informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari
ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi
muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa
setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang
otoriter

KESIMPULAN DAN SARAN

Setiap warga Negara khususnya mahasiswa harus berani mengeluarkan argumennya


dalam forum-forum dinegara – Negara lain untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia
mampu untuk bersaing dalam kancah internasioanal. Kita sebagai mahasiswa juga harus
mampu membela negaranya dari budaya-budaya lain,sehingga budaya dalam negri selalu
dibudidayakan dalam masyarakat belakangan ini. Demikian laporan tugas akhir mata
kuliah pancasila ini saya buat ,semoga segala kekurangan dan kelemahan dari laporan
tugas akhir ini dapat menjadikan pengalaman untuk saya yang akan datang.saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya hingga dapat
menyelesaikan tugas akhir pancasila ini.segala masukan dan kritikan dari semua pihak
sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan kinerja saya yang akan datang.

22
BAB III PENUTUP

Upaya membela Negara warga Negara sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan
upayamempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman dan
serangan musuh,melainkan merupakan upaya warga Negara mempertahankan dan
memajukan bangsa Indonesia di segalabidang, baik dari luar maupun dari dalam Negara
kita sendiri.Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan. Sebab,
meskipun bangsaIndonesiamtelah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dantantangan (AGHT). Setiap Negara pasti akn menghadapi
segala macam bentuk AGHT tersebut, besarataupun kecil. Oleh karena itu, sudah menjadi
kewajiban kita semua warga Negara Indonesia, untuk terusmenjaga dan mempertahankan
keutuhan serta kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia tercintaini. Kita bela
dan pertahankan Negara kita dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang berasal
dari dalam maupun luar negeri.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, C.S.T. 2001. Ilmu Negara (Umum dan Indonesia). Jakarta: PT Pradya
Paramita.Lemhanas. 2001. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum.Syarbani, Syahrial, MA. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia.Undang – Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen

24

Anda mungkin juga menyukai