Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME MATERI DAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA MODUL 1- 3


(PDGK4504)

Disusun oleh
Ahmad Arifin (836384836)

PROGRAM STUDI S1 PGSD


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT-BOGOR
2021
MODUL 1 Hakikat Bahasa

A. Pengertian Bahasa
Pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli :
1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972)
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tadan yang disepakati,
yang memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary,1981)
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para
anggota sosial utnuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri
(Kentjono, Ed.,1984:2)
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang sdecara bersama-sama
membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan,1991)
Ada yang menekankan pada sistem, alat, dan juga pada komunikasi yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Bahasa adalah sebuah sistem
Sebagai sebuah sistem, bahasa terdiri dari sejumlah unsru yang saling terkait dan
tertata secara beraturan, serta memiliki makna. Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat
sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-
satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan.
Sistematis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem, yang satu sama lain terkait
dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna.
2. Bahasa merupakan sistem Lambang yang arbiter (mana suka) dan konvensional
Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang
dipergunakan dan disepakati oleh suatu kelompok sosial. Sebagai sebauh simbol,
bahasa memiliki arti. Mengapa harus dipelajari ?
Pertama : Penamaan suatu objek atau peristiwa yang sama antara satu masyarakat
bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya tidak sama.
Kedua : Bahasa terdiri dari aturan-aturan atau kaidah yang disepakati
Ketiga : Tidak ada hubungan langsung dan wajib antara lambang bahasa dan
objeknya.
Hubungan keduanya bersifat mana suka (arbiter)
3. Bahasa Bersifat Produktif
Fonem dan pola dasar kalimat dalam bahasa Indoensia begitu terbatas. Justru dari
keterbatasannya itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah yang tak terbatas.
Kita dapat membentuk ribuan kata, kalimat atau wacana dengan segala variasinya,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya.
4. Bahasa memiliki Fungsi dan Variasi
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. perbedaan penggunaan bahasa oleh
suatu kelompok itu disebut variasi atau ragam bahasa. Sementara itu, setiap kelompok
itu terdiri dari sejumlah anggota pengguna bahasa. Disadari atau tidak, masing-masing
individu memiliki kekhasan tersendiri yang tercermin dalam bahasa yang
digunakannya. Keseluruhan ciri bahasa orang per orang disebut idiolek.
B. Fungsi Bahasa
Secara umum bahasa memiliki fungsi personal dan sosial. Fungsi personal mengacu pada
peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan setiap diri
manusia sebagai makhluk individu.
Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan bahasa sebagai alat komunikasi dan
berinteraksi antarindividu atau antarkelompok sosial.
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson,1995) secara khusus mengidentifikasi
fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut :
1. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat, pikiran,
sikap atau perasaan pemakainya
2. Fungis regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau perintah
3. Fungsi interaksional, yaitu penggunana bahasa untuk menjalin kontak dan menjaga
hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau penghiburan
4. Fungsi Informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi, ilmu
pengetahuan atau budaya
5. Fungsi heuristik, yaitu penggunanan bahasa bahasa untuk belajar atau memperoleh
informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal
6. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan menyalurkan rasa
estetsi (indah), seperti nyanyian dan karya sastra
7. Fungsi Instrumental , yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan keinginan atau
kebutuhan pemakainya, seperti saya ingin ...
C. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang disebabkan oleh pemakai dan
pemakaian bahasa. Dari segi pemakai atau penutur bahasa, ragam bahasa dapat
diklasifikasikan berdasarkan pada :
1. Daerah asal penuturan atau pemakai bahasa
2. Kelompok sosial, dan
3. Sikap berbahasa
Sementara dari sudut pemakaian bahasa, klasifikasi ragam bahasa dapat dilakukan
berdasarkan pada :
1. Bidang atau pokok persoalan yang diperbincangkan
2. Sarana atau media yang dipakai
3. Situasi atau kondisi pemakaian bahasa
Warna atau ciri berbahasa Indonesia dari suatu kelompok masyarakat yang berasal dari
suatu suku atau daerah tertentu menghasilakan suatu ragama bahasa Indonesia yang
disebut dengan ragam bahasa daerah atau dialek geografi. Dari segi kelompok sosial,
ragam bahasa dapat kita bedakan berdasarkan :
1. Kedudukan pemakai bahasa;
2. Jenis pekerjaan
3. Pendidikan
Konsep kedudukan mengacu pada status sosial yang disandang pemakai bahasa di
tengah-tengah masyarakatnya. Sebagaimana digambarkan pada skema sebelumnya,
ragam bahasa Indonesia juga dapat dikelompokkan menurut pemakainya, yang terdiri dari
(1) bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan, (2) Sarana atua media yang digunakan
dalam berbahasa, serta (3) situasi pemakainya.
Ragam bahasa berdasarkan situasi penggunaannya melahirkan istilah ragam resmi dan tak
resmi. Sesuai dengan namanya, ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi formal,
seperti pidato kenegaraan, karya ilmiah, surat dinas, dan dokumen pemerintah atau
organisasi. Sementara itu, ragam tak resmi digunakan dalam situasi berbahas yang santai
dan akrab. Misalnya dalam percakapan antara penjual dengan pembelio, anggota
keluarga, teman sejawat, surat-surat pribadi, dan acara rekratif atau hiburan.
Dalam memahami masalah ragam bahasa ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
Pertama : batas antarragam itu dalam kenyataan berbahasa tidaklah setegas dan
sejalas.
Kedua : dalam suatu peristiwa bahasa, hampir tidak pernah seorang pemakai
bahasa hanya menggunakan satu ragam bahasa.
Ketiga : tak ada satu ragam pun yang lebih baik atau lebih buruk. Semua ragam
bahasa itu baik, justru harus dapat memilih ragam bahasa yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan berbahasa.

Hakikat Pembelajaran Bahasa


A. Konsep Belajar
Belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian informasi baru terhadap
apa yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya. Pengetahuan dibangun siswa
melalui keterlibatan mereka secara aktif dalam belajar atau apa yang dikenal dengan
istilah John Dewey “belajar sambil berbuat (learning by doing). Jadi keberhasilan
pembelajaran tidak terletak pada seberapa banyak materi atau informasi yang
disampaikan guru kepada siswa.
Padahal, ukuran utama keberhasilan pembelajaran terletak pada seberapa jauh guru dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Siswa belajar dengan menggunakan tiga
cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung),
pengamatan (melihat contoh atau model), dan bahasa.
Implikasinya bagi guru dalam pembelajaran adalah :
1. karena siswa belajar berdasrkan apa yang telah dipahami atau dikuasai sebelumnya
maka, guru hendaknya mengupayakan agar pembelajaran bertolak dari apa yang
telah diketahui siswa.
2. karena belajar dilakukan secara aktif oleh siswa melalui kegiatan atau pengalaman
belajar yang dilaluinya maka siswalah yang berperan sebagai pusat pembelajaran.
3. dalam belajar siswa perlu berinteraksi dengan yang lain serta dukungan guru dan
temannya maka guru perlu merancang kegiatan belajar bukan hanya dalam bentuk
klasikal atau individual, tetapi juga dalam bentuk kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
siswa melalui latihan dan pengalaman yang dilakukannya secara aktif. Hasil belajar
berupa pengetahuan, siap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang
telah dipahami dan dikuasainya. Dalam pembelajaran tugas guru adalah menjadikan
siswa belajar melalui penciptaan strategi dan lingkungan belajar yang menarik dan
bermakna.

B. Belajar Bahasa
Anak-anak itu belajar dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi
diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut.
1. Semua komponen, Sistem dan Keterampilan Bahasa Dipelajari secara Terpadu
2. Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik
3. Belajar bahasa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhannya
4. Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Troal-Error) dan strategi lainnya

C. Pembelajaran Bahasa
Halliday (1979, dalam goodman,dkk.,1987) menyatakan ada tiga tipe belajar yang
melibatkan bahasa :
1. Belajar Bahasa
Kemampuan ini melibatkan dua hal, yaitu (1) kemampuan untuk menyampaikan
pesan, baik secara lisan (melalui berbicara) maupun tertulis (melalui menulis), serta
(2) kemampuan memahami, menafsirkan dan menerima pesan, baik yang
disampaikan secara lisan (melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis (melalui
kegiatan membaca).
2. Belajar melalui Bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap,
keterampilan.
3. Belajar tentang Bahasa
Seseorang mempelejari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat pada suatu
bahasa, seperti sejarah, sistem bahassa, kaidah berbahasa, dan produk bahasa seperti
sastra.
Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud kemampuan itu lazimnya
diklasifikasikan menjadi empat macam :
1. Kemampuan Menyimak atau mendengarkan
Kemampuan memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh
orang lain.
2. Kemampuan berbicara
Kemampuan untuk menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain.
3. Kemampuan Membaca
Kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan yang disampaikan secara
tertulis oleh pihak lain.
4. Kemampuan menulis
MODUL 2 Dasar-dasar fonologi dan morfologi bahasa Indonesia

Dasar-dasar fonologi bahasa indonesia


Fonologi adalah ilmu yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa. Fonologi pada
umumnya dibagi 2 yakni, fonemik (fonem) yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang
berfungsi sebagai pembeda makna, dan fonetik yang membahas bagaimana bunyi-bunyi ujaran
itu dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Fonem resmi dalam Bahasa Indonesia ada 32 buah, yang berdiri atas, 6 buah fonem vikal,
3 buah fonem diftong, dean 23 buah fonem konsonan. Semua fonem-fonem tersebut dihasilkan
oleh alat ucap manusia, dari batang tenggorokan sampai ke bibir beserta udara yang keluar
ketika kita bernafas. Hal ini dibahas dalam tataran fonetik. Ada 3 bagian alat ucap dalam
menghasilkan bunyi ujaran itu, yakni
1. udara dari paru-paru,
2. artikulator, bagian alat ucap yang dapat digerakan/digeser ketika bunyi diucapkan,
misalnya rahang bawah, lidah,
3. titik artikulasi, yakni bagian alat ucap tidak dapat digerakkan (bagian yang menjadi tujuan
sentuh artikulator) misalnya, rahang atas, langit-langit lembut, dll.
Selain fonem dan fonetik, hal yang perlu dipahami ketika berujar adalah intonasi. Intonasi
mengatur tinggi-rendah, keras-lunak, cepat lambatnya suara dalam berujar sehingga ujaran
dapat dipahami oleh pendengar. Jadi intonasi merupakan rangkaian nada yang diwarnai oleh
tekanan, durasi penghentian suara ketika seseorang berujar (berbicara).
Selanjutnya dalam bahasa tulisan, yang dipentingkan adalah ejaan. Dalam ejaan tercakup
perangkat peraturan tentang bagaimana menggambarkan lambang-lambang fonem (bunyi
ujaran) dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu dituliskan dengan benar dalam
suatu bahasa. Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia saat ini adalah Ejaan Yang
Disempurnakan, yang didalamnya memuat 5 bab peraturantentang tata tulis dalam bahasa
Indonesia, yakni pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, tanda baca, dan penulisan
unsur

Dasar-dasar fonologi dan morfologi bahasa indonesia


Morfologi adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bentuk-bentuk kata. Satuan bahasa yang
menjadi unsur pembentuk kata disebut morfem. Satuan yang menjadi unsur pembentuk kata
ini ada yang telah mengandung makna, disebut gramatis, dan yang belum mengandung makna
disebut nongramatis. Selanjutnya morfem ada dua macam, yakni morfem bebas dan morfem
terikat.
Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, dan morfem
terikat merupakan morfem yang belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk menjadi kata
morfem bebas harus melalui proses penggabungan dengan morfem bebas. Dalam bahasa
Indoesia morfem terikat dapat dibedakan menjadi dua, yakni morfem terikat pada morfologis,
dan morfem terikat pada sintaksis. Morfem terikat pada morfologis (imbuhan) dalam bahsa
indoesia berfungsi sebagai (1) Penentu Jenis Kata, (2) Penentu makna kata. Sedangkan makna
kata dalam kalimat (makna struktural) dapat dipengaruhi oleh hubungan antar kata yang
menjadi unsur kalimat tersebut.
Morfem terikat morfologis, ada yang mempunyai variasi atau mengalami perubahan
bentuk jika melekat pada kata-kata tertentu. Morfem ini adalah: awalan me-, ber-, ter-. Gejala
ini disebut alomorf.
Pembelajaran fonologi, ejaan morfologi bahasa Indonesia Sekolah Dasar dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi SD mata pelajaran Bahasa Indonesia, bukan merupakan aspek
tersediri, tetapi merupakan bagian penunjang dari aspek-aspek bahasa Indonesia yang ada
(mendengarkan, berbicara, dan menulis) serta aspek kebahasaan dan apresiasi bahasa dan
sastra. Pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi adalah
komponen kompetensi dasar mata pelajaran yang didalamnya memuat kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator,. Secara operasionalnya pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi dapat
diwujudkan secara terpadu dengan aspek-aspek tersebut diatas. Hal ini sejala dengan rambu-
rambu mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa, pembelajaran bahasa SD yaitu belajar
berkomunikasi baik lisan atau tulisan. Untuk mencapai kemampuan berkomunikasi itu, tentu
memerlukan ucapan.
Hal ini termasuk dalam tataran pembelajaran fonologi, ejaan, intonasi dan morfologi.
Prinsip yang dapat dijadikan pedomannya, antara lain
1. Pembelajaran diberikan dari yang mudah ke yang sukar
2. Pembelajaran diberikan secara tematik/terpadu khususnya antara aspek bahasa,
3. Pembelajaran disajikan sesuai konteksnya.
Penyusunan rencana pembelajaran fonologi, ejaan dan morfologi terdiri atas tiga tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Komponen-komponen yang dicantumkan dalam
perencanaan pembelajaran adalah:
1. Identitas
2. KBK, HB dan Indikator
3. Rumusan TPK
4. Langkah pembelajaran
5. Bahan, caranya dan sumber
6. Penilaian
MODUL 3 Dasar-dasar sintaksis bahasa Indonesia

Fase dalam bahasa indonesia


Frase adalah satuan inraksi yang terdiri aias dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur
predikasi. Di bawah unsur frase masih ada unsur saruan bahasa, yairu morfem.
Ciri frase ada empat:
1. terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi.
2. bersifai nonpredikatif,
3. mengandung kesatuan makna,
4. Susunan katanya berpola tetap (tidak dapat dipisahkan, disisipkan, atau dibalik),
Frase dikelornpokkan ke dalam tiga kelompok yaitu berdasarkan jenis kala, kedudukan, dan
makna.
1. Berdasarkan jenis kala frase terdiri alas frase verbal, frase adverbial, frase ajektival, frase
nominal, Crase numeralial. dan frase preposisional.
2. Berdasarkan kedudukan, frase dibedakan alas frase setara dan Crase bertingkat.
3. Berdasarkan makna, frase dibedakan alas frase lugas dan frase ideomatik,

Klausa dan kalimat dalam bahasa indonesia


Kalimat, dalam bahasa Indonesia dibagi dua bagian. Bagian pertama merupakan bagian yang
diterangkan, dan bagian kedua merupakan unsur yang menerangkan. Unsur kalimat yang
diterangkan itu dapat berupa Frase kerja, Frase sifat, atau Frase benda.
Dengan dernikian untaian (susunan) kalimat bahasa Indonesia dapat berpola sebagai berikut.
1. KB + K. Benda Dia guru.
2. KB + K. Kerja Dia mengajar,
3. KB + K. Sifat Bulunya indah.
4. KB + K. Bilangan Anaknya dua orang.
5. KB + K. Kotcrangan Rumahnya di puncak.
6. KB + K. Kerja + K. Benda Tono menendang bola (predikat transitif).
7. KB + K. Kerja + K. Benda _ Tono bermain bola (predikat intransitif).
Selanjutnya, fungsi kata/kelompok kata dalam kalimat, ada 4 sebagai berikut.
1. Kata yang berfungsi sebagai pokok kalimat disebut subjek.
2. Kala yang berfungsi sebagai sebutan disebur predikat.
3. Kala yang berfungsi sebagai objek disebut objek dan objek penyena disebut pelengkap.
4. Kala yang berfungsi sebagai keterangan disebut keterangan,
Jenis kalimat dapat dijelaskan sebagi berikut.
1. Berdasarkan jumlah klausa dikelompokkan menjadi kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.
2. Berdasarkan isi kalimat dibedakan atas kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah
dan kalimat seru.
3. Berdasarkan kclengkapan unsur dibedakan alas kalimat lengkap (kalimar mayor),
kalimar tak lengkap (kalimar minor).
4. Berdasarkan susunan subjek dibedakan kalimat biasa dan kalimat inversi

Anda mungkin juga menyukai