Pernah dengar kata “kaleidoskop”?, kata yang sering kita baca dan dengar menjelang pergantian tahun. Sebagai catatan, kaleidoskop hanya familiar di tahun Masehi, jarang sekali kita dengar dan baca di Tahun Hijriah.
Kaleidoskop sendiri menurut kamus di salah satu situs mengandung 2 makna. Pertama, mengandung arti aneka peristiwa yg telah terjadi yg disajikan secara singkat, arti yang kita fahami dalam pengantar tulisan ini. Kedua, bermakna alat optik yg bentuk luarnya seperti alat keker, dilengkapi dengan dua kaca persegi panjang yg dipasang pada lapisan dalam di salah satu ujungnya sehingga dapat memperlihatkan pelbagai gambaran yg indah dan simetris dari kepingan barang berwarna yg diletakkan di antaranya, apabila dilihat dari ujung yg lain. Saya sendiri lebih tertarik untuk menggunakan makna kedua dari Kaleidoskop ini untuk membahas gambaran yang indah dari kepingan barang berwarna meski harus di lihat dari ujung lain. Saya mencoba untuk menggunakan Kaleidoskop ini sebagai alat keker dan Anda pasti tahu, peristiwa atau gambar apa aja yang biasanya menjadi sasaran alat keker. Peristiwa menarik, unik, langka atau gambar yang menarik, indah, dan hmmm cantik, bukan?
Sesuatu yang menarik, indah, cantik dengan aneka peristiwa unik, langka dan pastinya menarik inilah adanya di sosok wanita. Jadi, saya akan mempersembahkan rangkaian peristiwa singkat dengan gambaran yang indah, menarik dan cantik yang kebetulan saja "keleidoskop" ini muncul di Tahun baru Hijriyah. Untuk tema wanita yang saya keker, satu objek perbincangan saya sendiri yang tidak menjadikan saya sebagai pakar tetapi tetap cukup konsisten untuk mengomentarinya.
Sosok wanita, adalah dinamika zaman yang di dalamnya berisikan paradoks, di satu sisi ia adalah dinamis namun secara karakter tidak pernah berubah alias statis. Di satu sisi, Islam telah mengangkat sosok wanita dalam posisi kesetaraan dengan laki-laki tetapi kekhususan demi kekhususan, justru Islam sendiri yang mempunyai konsep, baik dalam berprilaku, beribadah dan bersosialisasi. Dari zaman ke zaman, wanita mengalami dinamika. Itu pasti. Namun dari zaman ke zaman, wanita mempunyai kekhususan-tetap itu juga tak bisa ditolak. Budaya mengakui itu, bahasa menguatkannya, zaman jadi saksi paradoks di atas dan terakhir cinta mengabadikannya. Bicara cinta tanpa wanita adalah tidak lengkap. Seperti bermain puzzle yang kehilangan satu kurva untuk finishingnya. Puzzle tidaklah sempurna. Demikian juga cinta.
Katanya, love means letting go of our fears, prjudices, egos, and conditions. Tapi silakan Anda (kaum Adam) berdialog dengan para wanita tentang kekhawatiran, praduga, ego dan syarat atau kondisi. Faktanya, Kaum Adam seolah terlalu garang untuk sekedar menyatakan kekhawatiran, praduga, keakuannya dan meminta atau menetapkan satu kondisi. Kaum Adam sudah telanjur dengan kegarangannya untuk menuduh, menghakimi, dan memaksa bahkan menyiksa.
Katanya, If I get jelous, then yes, I really like you. Berlaku untuk kaum Adam? Nehi... Kaum adam terlalu sopan untuk cemburu, kaum Adam terlanjur dengan penghakiman, tuduhan dan akal bulus. So, impact-nya bukan lagi tanda suka, tetapi dipersepsi sebagai kebencian, dan sudah tidak ada rasa sayang. Cemburu seolah milik wanita. Dan ini dikuatkan, katanya, A jelous girlfriend, is a faithful girlfriend. Apa itu berlaku untuk laki-laki? hmm...Cemburu bagi kaum Adam tidaklah berdasar.
Dan hal berikut ini lebih menegaskan sisi keunikan wanita yang ga pernah berubah. Katanya, A girl who cries is a girl who cares. Nangis buat cowok... Ha ha. Lembek lo!!! Apa cinta milik wanita (saja)? Jawabanya adalah (harus diakui) YA. Sebab, kembali kepada pernyataan dan simbolisasi di atas, tanpa wanita CINTA adalah garing.
Jadi? Apanya yang dinamis dari wanita? Bukankan dinamis berarti berubah, penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan? Jawabanya tetap YA. Wanita tentunya penuh dengan dinamika. Satu-satunya alasan yang mendukung jawaban itu adalah karena si empunya jawaban YA itu ialah aku, laki-laki yang menjadi statis tanpa wanita yang kucinta.
Apabila aku katakan kepadanya: Beibz... I love you! dan tahukah kawan jawaban dari cintaku? I love you more than you know...! Dalam hati aku berpidato: Yess... I never know what love is... I just know you, Love is you and you are cerewet, bawel, pikaseubeuleun and Embung Eleh.