Anda di halaman 1dari 5

Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

POKOK BAHASAN 1
SEXING MENGGUNAKAN SENTRIFUGASI GRADIEN DENSITAS
PERCOLL (SGDP) DAN SEXING MENGGUNAKAN ALBUMIN (PUTIH
TELUR)

Pemanfaatan teknologi pemisahan spermatozoa X dan Y atau lebih sering


disebut sexing sperm telah menjadi alternatif yang tepat dalam aplikasi inseminasi
buatan (IB), terkait upaya peningkatan efisiensi reproduksi dan peningkatan
efisiensi usaha peternakan. Sexing merupakan upaya untuk mengubah proporsi
alamiah spermatozoa X dan Y (50% : 50%) menjadi proporsi yang diinginkan
dengan menggunakan metode tertentu. Teknologi ini diyakini mampu
meningkatkan nilai aplikasi Inseminasi Buatan (IB), karena mampu menghasilkan
bibit unggul sesuai jenis kelamin dan tujuan pemeliharaan. Inseminasi dengan
semen pembawa kromosom X akan didapatkan anak betina, sedangkan inseminasi
dengan spermatozoa pembawa kromosom Y akan didapatkan anak jantan.
Sexing spermatozoa X dan Y telah dilakukan dengan berbagai metode, macam-
macam metode sexing yang telah dilakukan antara lain metode isoelectric
focusing, flow sorting, albumin (putih telur), Sentrifugasi Gradien Densitas
Percoll (SGDP), elektroforesis, H-Y antigen, flow cytometri dan filtrasi dengan
sephadex column. Sexing spermatozoa dengan metode Sentrifugasi Gradien
Densitas Percoll (SGDP) menggunakan dasar perbedaan berat jenis spermatozoa
X dan Y yang dipisah dengan cara sentrifugasi. Massa dan ukuran spermatozoa X
lebih besar dibandingkan spermatozoa Y, sehingga bila dilakukan sentrifugasi
maka spermatozoa X lebih cepat turun kebawah dan membentuk endapan
dibanding spermatozoa Y, sehingga nantinya didapatkan persentase ternak yang
lahir berjenis kelamin betina lebih tinggi, hal ini berbeda dengan sexing
menggunakan albumin (putih telur)
Sexing dengan albumin (putih telur), didasarkan atas perbedaan motilitas
spermatozoa X dan Y sebagai implikasi dari perbedaan massa dan ukuran. Massa
dan ukuran spermatozoa Y yang lebih kecil dari spermatozoa X menyebabkan
spermatozoa tersebut mampu bergerak lebih cepat atau mempunyai daya penetrasi
yang lebih tinggi untuk memasuki suatu larutan, sehingga spermatozoa Y lebih
cepat turun kebawah dan membentuk endapan dibanding spermatozoa X,
sehingga nantinya didapatkan persentase ternak yang lahir berjenis kelamin jantan
lebih tinggi.

Tujuan dan manfaat sexing spermatozoa X dan Y :


• Mendapatkan anak dengan jenis kelamin sesuai harapan
• Mempercepat program pembibitan
• Anak betina dibutuhkan sebagai replacement pada peternakan sapi perah

Materi Praktikum Teknologi Reproduksi 1


Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

• Anak jantan dibutuhkan pada peternakan sapi potong dan pertambahan


bobot badan lebih tinggi
• Menghilangkan penyakit yang terpaut pada kromosom tertentu

Pemisahan spermatozoa X dan Y dilakukan atas dasar perbedaan :


• Ukuran spermatozoa X lebih besar dibandingkan dengan spermatozoa Y
• Jumlah DNA lebih sedikit pada spermatozoa Y
• Spermatozoa Y lebih mudah diidentifikasi (fluorescence)
• Motilitas spermatozoa Y lebih cepat, karena ukuran lebih kecil, energi
yang dikeluarkan lebih cepat habis, sehingga lebih cepat mati
• Spermatozoa X bergerak ke arah katoda, sedangkan spermatozoa Y
bergerak ke arah anoda

Materi Praktikum Teknologi Reproduksi 2


Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Tahapan Sexing spermatozoa menggunakan Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll


(SGDP) :

1. Siapkan alat-alat dan bahan (pengencer andromed dan percoll). Alat-alat


harus diberi label terlebih dahulu
2. Disiapkan percoll dan pengencer sesuai dengan perhitungan dibawah ini,
dimasukan masing-masing kedalam tabung reaksi yang berbeda sesuai
dengan densitas

Perbandingan konsentrasi percoll dengan pengencer adalah sebagai berikut:

[Persentase] Volume Percoll Volume Andromed Volume Total


(%) (ml) (ml) (ml)
20 0,4 1,6 2
25 0,5 1,5 2
30 0,6 1,4 2
35 0,7 1,3 2
40 0,8 1,2 2
45 0,9 1,1 2
50 1 1 2
55 1,1 0,9 2
60 1,2 0,8 2
65 1,3 0,7 2

3. Disusun dalam satu tabung reaksi mulai dari densitas tertinggi (65%) paling
bawah sampai densitas terendah (20%) paling atas, gradien disusun
masing-masing 0,5ml
4. Dimasukkan 2 ml semen melalui dinding tabung, kemudian disentrifugasi
2250 rpm selama 5-7 menit
5. 2 ml fraksi atas dan bawah diambil dengan mikropipet dan ditempatkan
pada tabung reaksi berbeda (yang sudah berisi 3 ml larutan pencuci atau
pengencer andromed).
6. Disentrifugasi kembali selama 1500 rpm selama 5-7 menit
7. Diambil bagian bawah (endapan) sebanyak 2 ml yang berisi spermatozoa X
dan bagian atas (supernatan) sebanyak 2 ml yang berisi spermatozoa Y,
digunakan untuk uji kualitas dan proporsi spermatozoa hasil pemisahan.

Materi Praktikum Teknologi Reproduksi 3


Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Tahapan sexing spermatozoa menggunakan Albumin (putih telur) :

1. Siapkan alat-alat dan bahan (pengencer andromed dan albumin). Alat-alat


harus diberi label terlebih dahulu.
2. Putih telur (bagian yang encer saja) dipisahkan dengan kuning telur. Putih
telur dicampur dengan pengencer menggunakan mikropipet (pippeting).

Perbandingan konsentrasi putih telur dengan pengencer adalah sebagai


berikut:

[Albumin] Volume Albumin Volume Pengencer Volume Total


(%) (ml) (ml) (ml)
10 0,15 1,35 1,5
30 0,45 1,05 1,5
50 0,75 0,75 1,5

3. Setelah tercampur rata, larutan ditempatkan pada tabung reaksi sesuai


dengan gradiennya (10%, 30% dan 50%).
4. Gradien disusun masing-masing 1,5 ml dari konsentrasi albumin terbesar
(50%) kemudian (30%) sampai yang paling kecil (10%) pada tabung
reaksi baru.
5. Tuang 1 ml semen segar melalui dinding tabung, kemudian diinkubasi
suhu ruang selama 10 dan 20 menit.
6. 2 ml fraksi atas dan bawah diambil dengan mikropipet dan ditempatkan
pada tabung reaksi berbeda (yang sudah berisi 3 ml larutan pencuci atau
pengencer andromed).
7. Dilakukan sentrifugasi 1500 rpm selama 5 menit. Diambil 2 ml
supernatant (bagian atas) dan 2 ml presipitat/endapan (bagian bawah)
digunakan untuk uji kualitas dan proporsi spermatozoa hasil pemisahan.

Materi Praktikum Teknologi Reproduksi 4


Laboratorium Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

POKOK BAHASAN 2
ASPIRASI OOSIT

Metode aspirasi atau isolasi (pengambilan) oosit pada ovary ada 3 (tiga)
macam yang umum digunakan, yaitu metode chopper (mencacah ovary dengan
pisau), metode isolasi folikel (jaringan di sekitarnya ikut diisolasi dan selanjutnya
dicacah) dan metode pengambilan dengan spuit. Metode yang terakhir banyak
digunakan, karena mudah dan oosit yang diisolasi lebih banyak dibandingkan
metode-metode yang lain.

Tujuan dari aspirasi oosit adalah :


• In vitro maturation (maturasi atau pematangan oosit yang dilakukan di
luar tubuh hewan) yang dilanjutkan dengan in Vitro Fertilization.
• Embryo transfer.
• Bayi tabung.
• Produksi immunokontrasepsi menggunakan zona pellucid oosit.

Cara aspirasi oosit dengan menggunakan spuit :


1. Diambil Nacl 0,9% pada spuit sebanyak 1 ml
2. Diambil Nacl 0,9% pada tabung reaksi sebanyak 2 ml
3. Diambil oosit pada ovarium dengan cara menyedot folikel
menggunakan spuit yang sudah berisi Nacl
4. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi Nacl 2 ml,
diinkubasi pada waterbath selama 10 menit (untuk memisahkan
oosit dengan organ yang lain)
5. Disedot Nacl pada tabung reaksi sebanyak 2 ml
6. Diambil endapan yang terdapat oosit
7. Diamati dibawah mikroskop

Materi Praktikum Teknologi Reproduksi 5

Anda mungkin juga menyukai