Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia masih menduduki urutan keempat dengan penduduk terbanyak

di dunia dengan jumlah penduduk 255.461.686 jiwa (Kemenkes RI, 2016). Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memprediksi jumlah

penduduk Indonesia berpotensi menjadi terbesar sedunia setelah China dan India

jika laju pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara sigifikan.

Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju

pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan

pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS).

Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk

mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan

mengatur jarak waktu kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan

metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas. (Rismawati dkk., 2015). KB

dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi sederhana seperti

kondom, pantang berkala dan koitus interuptus. Metode kontrasepsi efektif

hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan. Metode kontrasepsi efektif mekanis

seperti IUD dan Implant. Dan metode kontrasepsi mantap seperti metode operasi

wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan

kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya (Manuaba, 2016).

Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016 penggunaan KB suntikan sebesar


(48,85%), pil sebesar (24,589%), kondom sebesar (4,31%), MOP sebesar

(0,40%), MOW sebesar (2,56%).

Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan

kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016.

Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan

penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di

Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi

61,6% sedangkan di Amerika Latin dan Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi

66,7%. Diperkirakan 225 juta perempuan dinegara-negara berkembang ingin

menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode

kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu

tinggi.

Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016, cakupan KB aktif sebesar

74,87%.Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2016

dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 48.536.690.Peserta KB baru

sebesar 6.663.156 (13,73%) meliputi suntik sebanyak 3.433.666 (51,53%) , pil

KB sebanyak 1.544.079 (23,17%), kondom sebanyak 318.625 (4,78%), implant

sebanyak 757.928 (11,37%),IUD (intra Uterine Device) 481.564 (7,23%),Metode

Operasi Wanita (MOW) sebanyak 115.531 (1,73%),Metode Operasi Pria (MOP)

sebanyak 11.765 (0,18%).

Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah

KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Namun

demikian KB suntik juga mempunyai banyak efek samping seperti Amenorhea


(30%), spotting (bercak darah), dan menoragia, serta perubahan berat badan.

Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan dan

kualitas metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan

keterampilan bidan. Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu

diperhatikan ketetapan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin

efektif metode KB yang dianjurkan yaitu susuk atau AKBK (Alat Kontrasepsi

Bawah Kulit) (Manuaba, 2016) sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bidan

mengarahkan pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan klien.

Berdasarkan dari uraian masalah diatas, penulis tertarik untuk menyusun

Laporan kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Metode

Suntik 3 Bulan Pada Ny. I Di Puskesmas Lembah Binuang Pasaman Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana memberikan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Metode Suntik 3 Bulan Pada Ny. I Di Puskesmas Lembah Binuang Pasaman

Barat?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk dapat melakukan Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Metode Suntik 3 Bulan Pada Ny. I Di Puskesmas Lembah Binuang Pasaman

Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk dapat melakukan pengkajian data

2. Untuk dapat melakukan interpretasi data

3. Untuk dapat melakukan identifikasi diagnose dan masalah potensial

4. Untuk dapat melakukan identifikasi tindakan segera dan kolaborasi

5. Untuk dapat melakukan rencana menyeluruh asuhan kebidanan

6. Untuk dapat melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan

7. Untuk dapat melakukan evaluasi asuhan kebidanan

8. Untuk dapat melakukan Pendokumentasi

Anda mungkin juga menyukai