Anda di halaman 1dari 7

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

PROPAGASI SINYAL DALAM SALURAN TRANSMISI

Pelemahan propagasi sinyal yang kelima yaitu Absorption (Penyerapan)


Pada saat gelombang elektromagnetik menyentuh sesuatu material, biasanya
gelombang akan menjadi lemah atau teredam. Banyak daya yang hilang akan
sangat tergantung pada frekuensi yang digunakan dan tentunya material yang
ditabrak. Untuk gelombang microwave, ada dua material utama yang menjadi
penyerap, yaitu: Metal Elektron bergerak bebas di metal dan siap untuk berayun
oleh karenanya akan menyerap energy dari gelombang yang lewat. Air,
Gelombang microwave akan menyebabkan molekul air bergetar, yang pada
prosesnya akan mengambil sebagian energi gelombang. Untuk kepentingan
pembuatan jaringan nirkabel secara praktis, kita akan melihat metal dan air
sebagai penyerap gelombang yang baik. Lapisan air merupakan penghalang
gelombang microwave, kira-kira sama dengan tembok pada cahaya. Media
Transmisi (Transmission Media) merupakan suatu media yang berfungsi untuk
menghubungkan antara pengirim data dengan penerima data. Jika jarak yang
cukup jauh, maka data tersebut akan diubah terlebih daulu menjadi kode atau
isyarat, dengan demikian isyarat tersebut akan dimanipulasi dengan berbagai cara
untuk diubah kembali menjadi data. Pengertian Spektrum Frekuensi Radio
adalahpengalokasian frekuensi dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
mendengar adanya Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun
Frekuensi UHF Televisi. Berikut adalah pembahasan singkat dari Spektrum
Frekuensi Radio dan pengalokasian Frekuensinya. Gelombang Radio adalah
Gelombang Elektromagnetik yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio
memiliki Frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan
Frekuensi tertentu yang cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk
mendapatkan sinyal tersebut. Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz
sampai 300 GHz. Pada Aplikasinya, Siaran Radio dan Siaran Televisi yang kita
nikmati saat ini berada pada pengalokasian kisaran Frekuensi.
(Sumber: Hayt, W.H., John A. Buck. Engineering Electromagnetics, eight.
Edition, McGraw-Hill Companies. 2001).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

Suatu gelombang radio yang merambat dekat pada permukaan bumi akan
berjalan mengikuti lengkungan bumi berakibat fenomena difraksi (diffraction)
gelombang pembelokan. Ini merupakan fenomena yang menyebabkan
gelombang- gelombang suara berjalan mengitari suatu halangan. Efek-efek
difraksi tergantung pada panjang gelombang dan besarnya rintangan, dan menjadi
akan terasa untuk panjang gelombang yang lebih besar. Konduktivitas dan
permisivitas permukaan memainkan peranan penting dalam perambatan
gelombang permukaan, karena gelombang akan mengimbas (induce) arus
displacement dan arus kondusi pada permukaan. Dipandang dari angkasa bumi
bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman Pythagoras
(500 sebelum Masehi, bentuk umum bumi dikenal bulat. Claudius Ptolemly
mengumpulkan daftar pengamatan ekstesif yang menunjukan bahwa bumi
berbentuk bola. Crhistopher Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi
adalah bulat dan berfikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hinida
dengan berlayar ke barat. Tetapi dengan memaknai nilai nilai Ptolemy untuk
bulatan bumi, Columbus mendapatkan pelayaran jauh lebih panjang dari pada
yang ia perkirakan. Karena nilai yang diperoleh Ptolemy lebih kecil daripada
nilai-nilai actual. Bumi tidak tepat berbentuk bola, karena berotasi mengelilingi
sumbunya Bumi berbentuk dempak dengan jari-jari kutub 21,5 km lebih pendek
dari jari-jari ekuator. Tonjolan ekuatorial membuat diameter ekuator 12.757 km,
sedangkan diameter melalui kutub sekitar 12.714 km.
(Sumber: Suhana dan Shigeki Shoji. PengantarTeknik Telekomunikasi. 1981. Pt
Pradnya Paramita: Jakarta).

Suatu gelombang radio yang merambat dekat pada permukaan bumi akan
berjalan mengikuti lengkungan bumi berakibat fenomena difraksi (diffraction)
gelombang pembelokan. Ini merupakan fenomena yang menyebabkan
gelombang- gelombang suara berjalan mengitari suatu halangan. Efek-efek
difraksi tergantung pada panjang gelombang dan besarnya rintangan, dan menjadi
akan terasa untuk panjang gelombang yang lebih besar. Konduktivitas dan
permisivitas permukaan memainkan peranan penting dalam perambatan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

gelombang permukaan, karena gelombang akan mengimbas (induce) arus


displacement dan arus kondusi pada permukaan. Dipandang dari angkasa bumi
bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman Pythagoras
(500 sebelum Masehi, bentuk umum bumi dikenal bulat. Claudius Ptolemly
mengumpulkan daftar pengamatan ekstesif yang menunjukan bahwa bumi
berbentuk bola. Crhistopher Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi
adalah bulat dan berfikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hinida
dengan berlayar ke barat. Tetapi dengan memaknai nilai nilai Ptolemy untuk
bulatan bumi, Columbus mendapatkan pelayaran jauh lebih panjang dari pada
yang ia perkirakan. Karena nilai yang diperoleh Ptolemy lebih kecil daripada
nilai-nilai actual. Bumi tidak tepat berbentuk bola, karena berotasi mengelilingi
sumbunya Bumi berbentuk dempak dengan jari-jari kutub 21,5 km lebih pendek
dari jari-jari ekuator. Tonjolan ekuatorial membuat diameter ekuator 12.757 km,
sedangkan diameter melalui kutub sekitar 12.714 km. Eratosthenes (276-194
sebelum masehi) menentukan bahwa pada siang terpanjang pada soltis musim
panas, matahari berada tepat (diatas kepala pada tengah hari jam 12.00 di kota
Syne (sekarang disebut Aswan), Mesir. Pada hari yang sama pada tengah hari
(jam 12.00) sebuah tiang pada Alexandria memberikan bayangan pada tanah yang
panjangnya membuat sudut zenith matahari (sudut antara matahari dan vertical
sebesar 1/50 lingkaran (70).
(Sumber: Kesharwani, S.Singh,D.K. 2014. Simulation Of Fault Detection For
Orotection Of Transmission Line Using Neural Network. Bengkulu: International
Journal of Science, Engineering and Technology (IJSETR).

Proses transmisi sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat
dilakukan melalui beberapa media, baik media fisik yang berupa kabel atau
kawat(wire) maupun media non-fisik (bukan kabel atau kawat) yang lebih dikenal
dengan wireless, seperti halnya udara bebas. Dengan beberapa pertimbangan
teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian gelombang
dalam jarak yang jauh akan lebih efisien apabila menggunakan udara bebas
sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang radio atau
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching


device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi  gelombang
elektromagnetik. Hal inilah yang mendasari terjadinya propagasi gelombang
radio.  Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan gelombang radio
mulai saat dipancarkan dari pemancar radio hingga sampai pada penerima yang
jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer. Gelombang radio yang terpancar dari
pemancar sampai dapat diterima pada stasiun penerima. Perambatan gelombang
radio terjadi sebagai bentuk dari radiasi energi (radiasi elektromagnetik) dengan
kecepatan cahaya 300.000.000 meter per detik.
(Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/materi-telkom-dasar-transmisi-
sinyal.html).

Terdapat tiga macam jenis-jenis propagasi yang utama, yaitu Ground


wave. Ionespheric or Sky wave dan Trophospheric Wave, adapun jenis propagasi
diantara sebagai berikut: Propagasi Gelombang Tanah Gelombang tanah (ground
wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi di sepanjang permukaan
bumi/tanah. Gelombang ini sering disebut dengan gelombang permukaan (surface
wave). Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media gelombang tanah,
maka gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan
menghubung-singkatkan medan listriknya bila berpolarisasi horisontal.
Gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz. Propagasi
gelombang tanah merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi di dalam
lautan. Untuk memperkecil redaman laut, maka digunakan frekuensi yang sangat
rendah, yaitu band ELF (Extremely Low Frequency), yaitu antara 30 hingga 300
Hz. Dalam pemakaian tertentu dengan frekuensi 100 Hz, redamannya hanya
sekitar 0,3 dB per meter. Redaman ini akan meningkat drastis bila frekuensinya
makin tinggi, misalnya pada 1 GHz redamannya menjadi 1000 dB per meter.
(Sumber : https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA%20PROPAGASI-
.pdf).

Sistem transmisi gelombang mikro bekerja pada frekuensi UHF 300 MHz-
30 GHz (pada umumnya 1-3 GHz) yang mempunyai panjang gelombang dalam
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

ruang bebas antara 1 cm-1 m. sinyal gelombang mikro dipancarkan melalui


lintasan lurus dari satu titik ke titik yang lain, dikenal dengan istilah ” lintasan
garis pandang” atau  line of sight (LOS). Propagasi Gelombang Langsungada
propagasi ini, sinyal yang dipancarkan oleh antenna pemancar langsung diterima
oleh antenna penerima tanpa mengalami pantulan, disebut Line Of Sight
(LOS).Stasiun yang digunakan, baik stasiun pemancar, penerima, maupun relai
ditempatkan pada lokasi yang tinggi pada menara antena yang tinggi pula, agar
transmisi dapat mencakup daerah LOS yang maksimum sehingga dapat diperoleh
suatu lintasan gelombang yang bersifat langsung (direct signal path). Propagasi
LOS gelombang mikro menggunakan gelombang radio atau RF  (Radio
Frequency), yang juga merupakan gelombang elektromagnetik. Komunikasi
gelombang mikro dapat digunakan untuk komunikasi satelit maupun
komunikasi  terestrial  yang merambat melalui atmosfer, sehingga efek atmosfer
sangat mempengaruhi energi dan berkas gelombangnya. Redaman energi dan
pemudaran berkas gelombang ini yang disebut dengan pemudaran (fading).
Sistem transmisi gelombang mikro terdiri atas dua macam yaitu sistem analog dan
sistem digital. Sistem gelombang mikro analog menggunakan gelombang radio
dengan modulasi FM (frequency Modulation), baik dengan sistem
penjamakan  (multiplexing) frekuensi atau FDM (Frequency Division
Multiplexing)  maupun waktu atau TDM  (Time Division Multiplexing).
Sedangkan sistem  gelombang mikro digital menggunakan gelombang radio yang
termodulasi digital PSK  (Phase Shift Keying),  atau modulasi QAM  (Quadrature
Amplitude Modulation) dan penjamakan yang digunakan adalah TDMA (Time
Division Multiple Access). Sistem gelombang mikro digital dari konfigurasinya
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama Point to Point Digital
Microwave Merupakan transmisi gelombang mikro digital yang terjadi antara satu
titik dengan satu titik lain. Sistem ini  menggunakan antena parabola, sedemikian
rupa sehingga gelombang yang dikirim memiliki perarahan  (directivity) yang
tinggi dengan daerah berkas (beam area) yang sempit, yang dikenal dengan antene
directional. Konfigurasi point to point digital microwave. Kedua, Point to
Multipoint Digital Microwave Merupakan transmisi gelombang mikro digital
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

yang terjadi antara satu titik (master) ke banyak titik (remote), atau sebaliknya.
Menara yang berfungsi sebagai master dilengkapi dengan antena yang bersifat
segala arah (omnidirectional), agar dapat menerima dan mengirimkan informasi
ke  dari dan ke banyak arah, sehingga dapat menjangkau  ke daerah-daerah
lokasi  remote yang luas. Sedangkan menara remote menggunakan antena terarah
(directional), pada umumnya yang digunakan adalah berbentuk parabola.
Transmisi dengan jarak 30-60 km atau lebih digunakan repeater sebagai
regenerator sinyal, agar informasi yang diterima sesuai dengan data yang
ditransmisikan. Transmisi pada area relatif sempit tidak membutuhkan repeater
karena jarak antara pengirim dan penerima tidak terlalu jauh, pada keadaan ini
variable jarak tidak banyak berpengaruh pada transmisi sinyal.
Master dan  remote  masing-masing dilengkapi dengan modul radio dan
multiplexer, yang selanjutnya dihubungkan ke piranti komunikasi seperti PABX
(Private Automatic Branch Exchange) untuk layanan telepon, ke modem untuk
transmisi data dan sebagainya. Konfigurasi dan diagram kotak point to multipoint
digital microwave.
(Sumber: http://gelmik.elektro.ub.ac.id/sistem-transmisi-gelombang-mikro-mic-
rowave/).

Ketiga Difraction (Perubahan Arah) Defraksi adalah kemampuan


gelombang radio untuk berputar pada sudut yang tajam dan membelok disekitar
penghalangnya. Daerah bayangan (shadow zone) pada dasarnya adalah daerah
kosong dari sisi berlawanan datangnya gelombang dalam arah segaris pandang
dari pemancar terhadap penerima. Difraksi dapat membuat sinyal radio mampu
merambat melalui kelengkungan bumi, melewati horizon dan merambat
dibelakang halangan. Difraksi akan tampak seperti pembelokan dari gelombang
pada saat menabrak sebuah objek, hal ini merupakan efek dari sifat gelombang.
Jika kita melihat barisan gelombang yang mungkin saja berupa gelombang
elektromagnetik seperti sinar yang lurus, akan susah untuk
menerangkanbagaimana caranya mencapai titik-titik yang tersembunyi dibalik
penghalang. Dengan model barisan gelombang maka fenomena ini menjadi masuk
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : KHOIRUL AMALY
NIM : 03041381924100

akal. Pada dasarnya efek difraksi akan membebani daya, energy dari gelombang
yang terdifraksi akan sangat jauh lebih kecil dari barisan gelombangnya. Terjadi
jika sinyal RF menumbuk penghalang yang terletak diarea pancarannya.
Contohnya terjadi pada gedung, tembok dan pohon. Keempat Scattering
(Penyebaran) Terjadi jika sinyal RF menumbuk permukaan yang tidak rata.
Contohnya terjadi pada kaca bergelombang, daun di pohon dan bukit.
(Sumber: dahlan.web.id/files/diktat/mt/ Pertemuan- 6- Propogasi-Gelombang
Radio.ppt).

Ada 3 jenis lintasan dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan
tanah (gelombang tanah), melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit
(gelombang langit), dan perambatan langsung dari antenna pemancar ke antenna
penerima tanpa ada pemantulan (gelombang langsung). Gelombang tanah (ground
wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi di sepanjang permukaan
bumi/tanah. Gelombang ini sering disebut dengan gelombang permukaan (surface
wave). Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media gelombang tanah,
maka gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan
menghubung-singkatkan medan listriknya bila berpolarisasi horisontal. Perubahan
kadar air mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman
gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan tanah,
kemudian Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika
bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan energi
gelombang) akan berkurang. Perubahan kadar air mempunyai pengaruh yang
besar terhadap gelombang tanah. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah
di atas air, terutama air garam (air laut) jauh lebih baik dari pada di tanah kering
(berkonduktivitas rendah), seperti padang pasir. Rugi-rugi (redaman) tanah akan
meningkat dengan cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan
tersebut, gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz.
Namun demikian, gelombang tanah sangat handal bagi hubungan komunikasi.
Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi.
(Sumber : http://www.scribd.com/doc/56034513/ propagasi-ground-wave. Html).

Anda mungkin juga menyukai