Kelompok 6
Kelompok 6
Penyusun :
Kelompok 6
Identitas Keluarga
1. Nama Keluarga : Tn “N”
2. Umur : 43 tahun
3. Alamat : XXX
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pedagang
6. Pendidikan : S1
7. Suku bangsa : Indonesia
6. Komposisi keluarga :
Nama akhir Jenis
No Hubungan Umur Pekerjaan Pendidikan
depan kelamin
1. Ny “M” P Istri 37 Th Guru S1
2. An “S” P Anak kandung I 6 Th - SD
3. An “Y” P Anak kandung II 4 Th - TK
4. An “I” L Anak kandung III 3 Th - -
5. Tn “S” L Mertua laki-laki 89 Th Petani -
6. Ny “R” P Mertua Perempuan 75 Th Petani -
Keluarga Tn“N” dalam satu rumah terdiri dari 7 orang dengan 3 putranya dan kedua
mertuanya, mertau Tn “N” yaitu Ny “R” dengan usia 75 tahun menderita diabetes melitus
sejak 2 tahun yang lalu, GDS saat dipriksa dipuskesmas pertama kalinya 600 mg/dl, Ny “R”
sering mengontrol kesehatannya di Puskesmas selama selang waktu 10 hari, hingga saat ini
setelah dikontrol di Puskesmas hasil GDS 260 mg/dl. Sedangkan obat Ny ”R” habis setelah
10 hari. Ny ”R” mengatakan hanya tinggal diatas takut turun tangga karena sering lemes,
kelurga menyuruh ibunya (klien) untuk tinggal saja di kamar atas tidak perlu turun.
Keluarga Tn “N” berasal dari jawa, bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen : kebanyakan bagi masyarakat sekitar tempat tinggal suku jawa. Keluarga
klien sering mengikuti acara-acara pengajian yaitu Bapak “N” dan klien kadang-kadang ikut
menghadiri pengajian juga di masjid. Keluarga menggunakan bahasa jawa, Keluarga selalu
pergi kepuskesmas untuk kontrol penyakitnya bila berada di tempat anaknya, keluarga
menganggap kesehatan adalah penting.
Dalam keluarga tidak ada yang berbeda keyakinan, semua kelurga memeluk agama
islam, Keluarga aktif terlibat dalam kegiatan agama, setiap minggu ikut pengajian,
Kepercayaan dan nilai keagamaan yang dianut keluarga terutama dalam hal kesehatan :
keluarga meyakini bahwa sakit merupakan cobaan dari Tuhan YME dan keluarga meyakini
bahwa setiap penyakit ada obatnya.
Jumlah pendapatan perbulan : Rp.850.000, Sumber-sumber pendapatan perbulan
bekerja sebagai petani namun karena sudah lansia maka tinggal menunggu hasil panennya
yang dipekerjakan sama orang lain. Jumlah pengeluaran perbulan Rp. 200.000. Kelurga biasa
melewati waktu luang dengan menonton TV dirumah, ngobrol dengan tetangga sesekali
menyempatkan diri berkunjung ke sanak saudara yang lainnya.
Keluarga bersama dengan mertuanya (klien penderita DM), Keluarga mampu
memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan keluarga, keluarga
mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan seperti lingkungan rumah
yang masih berantakan, perabotan rumah tidak tertata rapi, letak, ventilasi kamar kecil.
Keluarga juga tidak mempunyai dan tidak mampu mempertahankan hubungan-hubungan
komunikasi yang sering dengan saudara-saudaranya yang tempat tinggalnya jauh kecuali
sama kedua orang tuanya atau ibunya (klien penderita DM), Keluarga selalu membiarkan
klien sendiri dikamarnya dan ditemui bila klien mau makan, sholat dll.
Menurut Ibu “M” (putri bungsu klien) Klien selalu menghawatirkan keadaan putra-
putrinya sehingga selalu khawatir dengan keadaan orang lain sampai tidak menghiraukan
kesehatan dirinya. Dalam riwayat keluarga klien tidak ada keluarga yang pernah mengalami
penyakit diabetes melitus, dan klien selain mengalami penyakit DM klien pernah mengalami
jatuh sehingga terdapat luka pada dagunga hingga membekas.
Rumah terdiri dari : kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, tipe rumah adalah
permanent, keadaan lantai terbuat dari plester yang agak lembab, pada bagian tengah rumah
tidak ada sinar matahari yang masuk, rumah klien berlantai II dan didepan rumah adalah jalan
raya. Sumber air minum yang digunakan menggunakan sannyo dari sumur untuk keperluan
sehari-hari. Klien mempuanyai kamar mandi dan WC sendiri dengan ukuran kecil, klien BAB
dan BAK selalu dikamar mandi, kebiasaan memasak menggunakan kompor gas atau komppor
biasa.
Kamar klien sangat berantakan dengan pakaian di mana-mana, makanan ditempatkan di
sudut kamar dekat pintu, tangga rusak dan menakutkan ( sebagian terbuat dari kayu yang
sudah lapuk), Ny ”R” mengatakan hanya tiduran karena tidak ada kegiatan selain sholat,
ketika sholat klien mengatakan sulit bangun dari sujud.mengatakan makannya selalu diatur
sama putrinya dan bila putrinya tidak diruma maka Ny “R” tidak pernah menghiraukan
diitnya. Fasilitas kesehatan dari rumah Tn “N” tidak terlalu jauh, ketika Ny “R” akan
mengontrol kesehatannya selalu didampingi anaknya kepuskesmas.
Kelurga sudah lama tinggal didaerah ini, anggota keluarga yang sering menggunakan
fasilitas kesehatan adalah anak klien. setiap ada yang sakit selalu/sering dibawa kepuskesmas
atau dokter umum, kelurga tidak memanfaatkan lembaga-lembaga untuk kesehatan. keluarga
memandang komunitasnya cukup bagus.
Keputusan dalam keluarga yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga
adalah Tn “N” (kepala keluarga), bila klien berada ditempat putri bungsunya, yang mengatur
kedisiplinan adalah Tn “N”, bila mengambil keputusan biasanya keluarga bermusyawarah,
Keluarga merasa tidak puas dengan pola tersebut dan sering merasa jengkel. Dalam keluarga
yang mempunyai kekuasaan untuk membuat keputusan adalah Tn “N” berdasarkan kekuasan
sebagai pemimpin keluarga. Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh Tn “N” selaku
kepala kelarga.
Tn “S” sebagai suami klien bekerja sebagai petani namun karena umurnya sudah lansia
maka pertaniannya di pekerjakan kepada orang lain dan anak klien yang bungsuh selalu
mengotrol kesehatan klien. Klien yang selalu diam dan menyendiri selalu banyak pikiran
memikirkan keadaan putra putrinya sehingga tidak meghiraukan kesehatan dirinya sendiri,
Jika Tn “S” sakit maka angota keluarga lain dan anak-anaknya yang tidak tinggal serumah
merawat orang tuanya.
Hubungan keluarga Tn “N” sangat dekat sedangkan Ny “M” lebih dekat dengan anak
bungsuhnya, saling memperhatikan (mutual naturence) keakraban dan identifikasi, Keluarga
selalu mencari tahu apabila ada salah satu anggota tidak ada tapi kadang. Pada keluarga Tn
“S” terdapat perasaan akrab dan intim serta kasih sayang. Setiap anggota keluarga mempunyai
otonom sendiri-sendiri dan saling ketergantungan dalam keluarga, Yang mempunyai peran
dalam mengajarkan fungsi sosialisasi adalah keluarga yang tertua (suami/bapak), fungsi ini
dipikul bersama.
Keluarga menganggap bahwa kesehatan fisik lebih utama dan penting. Ny “M”
mengatakan kepada klien bahwa klien perlu dilakukan pengonbatan dibawa ke Rumah
sakit/Puskesmas. Keluarga mengetahui makanan yang bergizi adalah nasi, sayur, lauk-pauk
dan susu
Catatan riwayat pola-pola makanan keluarga sehari-hari :
∙ Pagi : Roti dan susu
∙ Siang : Nasi, sayur sop, lauk
∙ Sore : Ubi-ubian atau gorengan
∙ Malam : Nasi sayur, lauk dan susu
Pengkajian Asuhan Keperawatan
Analisa Data
3. Resiko jatuh berhubungan dengan lingkungan tidak aman (kondisi tangga kamar klien
Ny R sudah tua dan lapuk)
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Tujuan khusus Kriteria Standar Intervensi
Keperawat umum
an
1. Resiko Setelah Edukas Fall
jatuh dilakukan i verbal Prevention
berhubung tindakan (6490)
an dengan keperawata 1. Mengident
lingkunga n selama 5 ifikasi
n tidak hari klien ketidaktah
aman dapat uan dan
(kondisi mencegah kelemahan
tangga terjadinya fisik yang
kamar jatuh dan kemungki
klien Ny aman nan
R sudah dalam menjadi
tua dan pergerakan potensi
lapuk) nya, terjadinya
dengan jatuh
kriteria 2. Mengident
hasil : ifikasi
- Menggu lingkunga
nakan n sekitar
alat yang
bantu dapat
yang menjadi
dibutuhk penyebab
an jatuh
- Menemp 3. Memonito
atkan r nyeri,
barang- kelemahan
barang di ,
tempat keseimban
yang gan tubuh
sesuai lansia
agar 4. Mengajark
tidak an pada
menggan pasien
gu lansia bagaimana
- Memper mencegah
hatikan terjadinya
kondisi jatuh
lantai 5. Menyaran
kan
keluarga
untuk
membantu
kegiatan
pasien
apabila
diperlukan
2. Resiko Setelah Setelah dilakukan Respon Ketidak -Diskusikan
ketidak dilakukan kunjungan 5 x 45 menit Verbal mampuan dengan
mampuan tindakan keluarga dapat : koping anggota
koping keperawata - Mengenal masalah keluarga keluarga arti
keluarga n dalam koping keluarga adalah ketidak
pada waktu 10 menyebutkan perilaku mampuan
keluarga hari a. Pengertian orang koping
Tn ‘’N’’ diharapkan ketidak mampuan terdekat/ang keluarga
khususnya ketidak koping keluarga gota denagan
Tn ‘’N’’ mampuan b. Penyebab ketidak keluarga menggunaka
b.d pola koping mampuan koping yang n lembar
koping keluarga keluarga membatasi balik
yang pada c. Tanda-tanda kemampuan -motivasi
berbeda keluaga ketidak mampuan dirinya dan keluarga
diatara Tn’’N’’ koping keluarga klien untuk untuk
klien dan dapat d. Identifikadi beradaptasi mengulang
orang diatasi penyebab dan dengan kembali
terdekat tanda gejala masalah - berikan
ketidak mampuan kesehatan reinforcemen
koping keluarga yang tatas usaha
- Mengambil dihadapi positif
keputusan untuk klien. keluarga
masalah ketidak Keluarga - Dukung
mampuan dapat pengambilan
koping keluarga menyebutka keputusan
dengan : n penyebab - Dukungan
a. Menyebutkan ketidak koping
akibat ketidak mampuan keluarga
mampuan koping - promosi
koping keluarga keluarga; keutuhan
b. Memutuskan a.hubungan keluarga
untuk untuk keluarga
mengatasi ambivalen - Diskusikan
masalah ketidak b. pola bersama
mampuan koping keluarga
koping keluarga yang penyebab
- Melakukan berbeda ketidak
perawatan ketidak diantara mampuan
mampuan koping klien dan koping
keluarga dengan : orang keluarga
a. Menyebutkan cara terdekat dengan
mengatasi ketidak c.resistensi menggunaka
mampuan koping keluarga n lembar
keluarga terhadap balik
b. melakukan perawatan -Motivasi
pengembangan / keluarga
koping keluarga pengobata untuk
c. menyebutkan cara n yang mengulang
memilih keputusan kompleks kembali
dalam keluarga d. ketid -berikan
ak reinforcemen
mampuan t atas usaha
orang positif
terdekat keluarga
mengungk - Dukung
apkan pengambilan
perasaan keputusan
- keluarga - Dukungan
dapat koping
menyebut keluarga
kan - promosi
tanda- keutuhan
tanda keluarga
ketidak
mampuan
koping
keluarga
a. terlalu
khawatir
dengan
anggota
keluarga
b. merasa
tertekan
c. merasa
diabaika
d. perawata
n yang
mengabai
kan
kebutuha
n dasar
klien
e. perilaku
sehat
tergangg
u.