Abstract
This study aimed to determine the influence of discovery learning model with VAK learning styles (Visual,
Auditory, Kinesthetic) towards cognitive, affective and psychomotor achievement as well as students’ activities
on invertebrate material at SMA Negeri Ajibarang. The Quasi-Experimental Research used Posttest-Only
Design. The sample taking used purposive sampling. The independent variable was discovery learning model
with VAK learning styles. The dependent variable was the learning achievement and students’ activity, namely
cognitive, affective, and psychomotor with students’ activities. The students’ learning achievements were
analyzed with t-test, meanwhile the students’ activities were analyzed with descriptive percentages. The mean
of cognitive, affective, and psychomotor achievement of the experiment students class > control, it was
(3.16>2.57), (3.30>2.99), and (2.82>2.20). The mean of Tcalculate cognitive achievement was 6,44, affective
6,50, and psychomotor 6,4, while the Ttable was 1,99. It means that, the cognitive, affective and psychomotor
achievement of the experiment class was significantly different than control. The number of students in the
experiment class who were very active and active was 91, 18%, while the control was only 35,29%. The
conclusion of this study was that discovery learning model with VAK learning style had significance influence
towards the cognitive, affective and psychomotor achievement at the students in invertebrate material at SMA
Negeri Ajibarang. That learning model also made the students be more active.
55
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
56
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
57
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
58
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
Guru memberikan stimulus kepada siswa termasuk Mollusca, sedangkan kaki beruas
kelas eksperimen dengan cara menunjukkan termasuk Arthropoda.
awetan Mollusca (Achatina fulica) dan Semua pertanyaan yang diajukan saat
Arthropoda (Heterometrus sp.) di depan kelas. stimulasi dijawab oleh siswa kelas eksperimen
Stimulus yang diberikan di awal pembelajaran pada langkah data collection. Guru membagikan
bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu Lembar Diskusi Siswa (LDS) pada siswa.
siswa pada materi Mollusca dan Berdasarkan petunjuk pengamatan pada LDS
Arthropoda.Pertama kali melihat kedua awetan tersebut, siswa melakukan setiap kegiatan secara
tersebut beberapa siswa saling bertanya kepada mandiri tanpa melalui instruksi dari guru.LDS
temanyang duduk disebelahnya, bahkan siswa disusun tanpa menggunakan kalimat perintah,
yang duduk dibelakang berdiri agar dapat sehingga siswa dapat melatih pola pikir mereka
mengamati.Setelah guru memberikan dalam melakukan suatu kegiatan. Siswa
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa mengambil lima awetan hewan Mollusca
berebut mengacungkan tangan untuk (Achatina fulica, Loligo sp., Anadara sp., Chiton sp.,
menyampaikan pertanyaan. Gambaran Nautilus sp.) dan enam Arthropoda (Nephylla sp.,
antusiasme siswa tersebut menunjukkan rasa Heterometrus sp., Julus sp., Gryllus asimilis,
keingintahuan siswa terhadap materi Mollusca Panulirus sp., Parathelpusa sp.) beserta alat-alat
dan Arthropoda.Menurut Widiadnyana et al. yang dibutuhkan untuk pengamatan. Ada
(2014), siswa merasa ingin tahu ketika 55.88% siswa kelas eksperimen yang selalu
termotivasi untuk menemukan jawaban. menunjukkan aktivitas belajar emosional
Menurut Sari dan Widayanto sebagaimana dengan ikut berpartisipasi dalam pengamatan
dikutip oleh Dharmawan (2014), rasa ingin tahu dan menjawab LDS selama diskusi kelompok,
merupakan salah satu karakter yang perlu sedangkan yang sering 44.12% (Tabel 4).
ditanamkan kepada siswa dengan upaya untuk Kegiatan emosional merupakan aktivitas belajar
mengetahui lebih dalam materi yang dipelajari, yang menunjukkan minat siswa terhadap
didengar, dan dilihat. Kondisi pembelajaran pembelajaran. Artinya, siswa kelas eksperimen
kelas eksperimen tidak tampak pada kelas memiliki minat yang tinggi selama proses
kontrol. Pembelajaran siswa kelas kontrol pembelajaran.
dilakukan menggunakan metode ceramah Siswa kelas kontrol aktif berpartisipasi
dengan bantuan media power point. Guru dalam menjawab LDS selama diskusi
menjelaskan materi pembelajaran, sedangkan kelompok.LDS tersebut menitikberatkan pada
siswa duduk memperhatikan.Selama penjelasan guru. Jika siswa tidak
pembelajaran tidak ada hubungan interaktif memperhatikan dengan baik, maka informasi
diantara keduanya.Akibatnya, siswa jarang yang diterima tidak dapat di proses dengan baik
mengajukan pertanyaan kepada guru. pula. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh
Langkah problem statement memberikan kelompok tidak dapat menyelesaikan LDS tepat
kesempatan bagi siswa kelas ekperimen untuk waktu karena hanya sedikit informasi yang
mulai memproses informasi yang baru diterima, sehingga mereka membutuhkan waktu
diperoleh. Siswa mengumpulkan beberapa lebih lama untuk menjawab pertanyaan.Hal
pertanyaan yang telah disampaikan pada tersebut menyebabkan sebagian siswa kesulitan
langkah stimulation seperti ciri-ciri, klasifikasi, dalam menjawab pertanyaan tes peta pikiran
serta morfologi hewan Mollusca dan dan posttest. Akibatnya ketuntasan klasikal hasil
Arthropoda.Siswa melakukan diskusi bersama belajar kognitif siswa kelas eksperimen (85.29%)
anggota kelompoknya untuk memilih masalah > kontrol (32.35%) (Tabel 1). Siswa kelas
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. eksperimen yang tidak tuntas antara lain
Pemilihan tersebut dijadikan sebagai landasan disebabkan karena terbiasa dengan model
untuk merumuskan hipotesis bahwa hewan pembelajaran ceramah sehingga kesulitan untuk
yang memiliki ciri utama bertubuh lunak berpikir kritis dan rasional.
59
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
60
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
sendiri dan melakukan eksperimen. Menurut Sikap ilmiah yang diamati pada kelas
Juniarsih et al. (2015), melalui discovery learning eksperimen maupun kontrol yaitu tekun,
siswa dapat aktif mencari sendiri pengetahuan disiplin, jujur, berani dan santun, serta
yang dipelajari dan memperoleh pengalaman peduli.Karakter tekun terlihat dari seberapa jauh
belajar yang bermakna. siswa mencari dan mengumpulkan informasi
Hasil penelitian pengaruh model discovery dari berbagai sumber untuk menjawab LDS.
learningdengan gaya belajar VAK (Visual, Karakter disiplin tercermin melalui lamanya
Auditori, Kinestetik) terhadap pembelajaran siswa dalam mengerjakan pengamatan dan
invertebrata di SMA ini menyempurnakan menjawab LDS. Siswa kelas eksperimen pada
penelitian Wahyudi (2015), yang menyatakan pertemuan I dan II dapat menyelesaikan LDS
bahwa pembelajaran discovery learning dapat dan laporan pengamatan tepat waktu,
meningkatkan aktivitas belajar siswa secara sedangkan kontrol membutuhkan waktu lima
individu maupun kelompok. Menurut Nirmala menit lebih lama. Beberapa siswa kelas kontrol
(2014), terdapat peningkatan yang signifikan tidak tekun dan banyak bergurau karena tidak
pada kelas eksperimen setelah menggunakan mendengarkan dengan seksama penjelasan dari
modalitas Visualization, Auditory, and Kinesthetic guru.
(VAK). Peningkatan tersebut dibuktikan dengan Nilai karakter jujur juga ikut ditanamkan
adanya perbedaan nilai rata-rata posttest antara dalam diri siswa. Karakter tersebut tercermin
kedua kelas dengan hasil uji-t sig (2-tailed) data dalam proses pengamatan hewan Mollusca dan
posttest adalah 0,031 dimana < 0,05 yang Arthropoda. Hewan Mollusca yang diamati
berarti Ho ditolak. Hasil skor gain kelas sebanyak lima spesimen, sedangkan Arthropoda
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu enam spesimen. Berdasarkan tujuan
0,54 untuk kelas eksperimen dan 0,42 untuk pembelajaran, siswa dituntut agar dapat
kelas kontrol. Menurut Marlina et al. (2014), mengklasifikasikan masing-masing hewan ke
penerapan model discovery learning melalui dalam kelompok yang tepat.Siswa menggambar
pendekatan VAK dapat meningkatkan dan mendeskripsikan karakteristik masing-
pembelajaran IPA materi energi panas dan masing spesimen yang diamati. Proses tersebut
bunyi kelas IV SD Negeri 2 Jatiroto tahun melatih kejujuran siswa dalam mencatat semua
ajaran 2014/2015. Menurut Putrayasa et al. data yang diperoleh berdasarkan pengamatan.
(2014), model discovery learning dapat Kelas kontrol menunjukkan sikap jujur jika
meningkatkan hasil belajar IPA yang dibuktikan menggunakan referensi berdasarkan catatan dari
dengan adanya perbedaan signifikan antara penjelasan guru. Ada empat kelompok siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol. kelas eksperimen dan kontrol yang memperoleh
Skor rerata hasil belajar afektif siswa skor maksimal pada pertemuan I. Pertemuan II
kelas eksperimen > kontrol, yaitu 3.30 > 2.99 ada empat kelompok siswa kelas eksperimen
(Tabel 1).Semua siswa kelas eksperimen dan yang memperoleh skor maksimal, sedangkan
kontrol tuntas belajarnya. Hasil uji-t hasil kontrol hanya 3 kelompok.
belajar afektif, yaitu (6.50) > (1.99) Sikap berani dan santun tercermin dari
kemampuan siswa untuk bertanya dan
(Tabel 2). Artinya, model discovery learning
berpendapat dengan menggunakan bahasa yang
dengan gaya belajar VAK berpengaruh
santun selama proses pembelajaran baik kepada
signifikan terhadap hasil belajar afektif kelas
guru ataupun teman. Salah satu kelompok
eksperimen dibandingkan kontrol. Proses
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
pembelajaran kelas ekperimen mendukung
saat langkah verification, sedangkan kelompok
siswa dalam pembentukan karakter sikap
lain dapat menyanggah, membenarkan, dan
ilmiah. Tingginya hasil belajar afektif kelas
menambahkan hasil diskusi. Siswa kelas
eksperimen menunjukkan bahwa nilai-nilai
eksperimen maupun kontrol menunjukkan
karakter dapat diserap dengan baik oleh siswa.
minat yang rendah untuk bertanya kepada guru
61
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
62
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
mengamati spesimen Loligo sp. Siswa kognitif, afektif, dan psikomotor siswa pada
mengamati morfologi spesimen tersebut dengan materi invertebrata di SMA Negeri Ajibarang.
cara melihat, menyentuh, dan menghitung Model pembelajaran tersebut juga lebih
banyaknya kaki yang dimiliki. Cara tersebut mengaktifkan siswa dibandingkan
9
memudahkan siswa dalam mengingat, karena ceramah.Hasil belajar kognitif, afektif, dan
siswa menggunakan indera penglihatan dan psikomotor siswa kelas eksperimen lebih baik
peraba untuk mengamati langsung benda tiga dibandingkan kontrol.Aktivitas siswa kelas
dimensi. Siswa kelas kontrol hanya melihat eksperimen lebih baik dibandingkan kontrol.
gambar dua dimensi pada media power point. Keterbatasan penerapan model discovery
Cara tersebut belum mengoptimalkan learning dengan gaya belajar VAK (Visual,
penyerapan informasi yang ditangkap oleh otak. Auditori, Kinestetik) yaitu memerlukan
Pengamatan merupakan kegiatan kerjasama antarsiswa dengan gaya belajar
eksperimen yang dilakukan siswa untuk berbeda-beda. Pelaksanaan pembelajaran
membangun pengetahuan mengenai materi tersebut juga membutuhkan waktu lebih lama
Mollusca dan Arthropoda. Hal ini sesuai dibandingkan dengan pembelajaran
dengan Wang sebagaimana dikutip oleh Stave konvensional.
(2011), yang menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran discovery learning untuk DAFTAR PUSTAKA
memudahkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya secara aktif melalui proses DePorter, B. & M. Hernacki. 2010. Quantum
eksplorasi, eksperimentasi, dan refleksi. Siswa Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
kelas eksperimen menuangkan hasil
pengamatanya dalam bentuk gambar hewan DePorter, B., M. Reardon & S.S. Nourie. 2014.
dan mendeskripsikan ciri-cirinya. Proses belajar Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum
Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
melalui pengamatan merupakan keterampilan
yang penting karena dapat melatih kecermatan Dharmawan, N. S. 2014. Implementasi Pendidikan
siswa pada suatu objek. Pengamatan juga dapat Karakter Bangsa pada Mahasiswa di Perguruan
Tinggi.Makalah dipresentasikan pada
menstimulasi siswa untuk berpikir kritis, Pembinaan Pendidikan Karakter bagi
sehingga siswa dapat mengajukan berbagai Mahasiswa PTS di Lingkungan Kopertis
pertanyaan mengenai materi yang dipelajari. Wilayah VIII, Universitas Udayana
Denpasar, 2014.
Kegiatan pengamatan tersebut siswa
komunikasikan dalam bentuk laporan Erawanto, U. 2013. Pengaruh Konstruktivisme dalam
pengamatan.Lalu untuk menguatkan informasi Pembelajaran.Jurnal Cakrawala Pendidikan,
15(2): 150-156.
yang diserap pada ranah keterampilan abstrak,
siswa ditugaskan untuk membuat makalah. Gilakjani, A. P. 2012. Visual, Auditory, and
Kinaesthetic Learning Styles and Their
Menurut Jufri (2013: 68), ranah psikomotor
Impacts on English Language
berkenaan dengan hasil belajar yang Teaching.Journal of Studies in Education, 2(1):
diekspresikan dalam bentuk keterampilan 104-113.
menyelesaikan tugas-tugas dan gerakan fisik
Illahi, M. T. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan
atau kemampuan bertindak. Hasil belajar ranah Mental Vocational Skill.Yogyakarta : Diva
ini mencakup aspek sosial seperti keterampilan Press.
berkomunikasi.
Jufri, A.W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains.
Bandung: Pustaka Reka Cipta.
SIMPULAN
Juniarsih, Q. A., L. Chamisijatin, & I. Hindun.2015.
Peningkatan Retensi Belajar Materi
Model discovery learning dengan gaya Kalsifikasi Makhluk Hidup melalui
belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) Penerapan Discovery learning dan Team Games
Tournament pada Siswa Kelas VII-G SMP
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
Negeri 18 Malang.Prosiding Seminar Nasional
63
Ita Martini, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 55-64
64