Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan


fakta umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.
Karya tulis ilmiah merupakan suatu sajian bentuk karangan yang dinamis. Karya
tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan sehingga penyajiannya harus
menuntut sesuatu yang statis dari waktu ke waktu.

Tingkat keilmiahan sebuah karya tulis dapat diukur oleh keruntunan


uraian yang tersaji dalam bentuk kebertamalian antaraspek yang terdapat dalam
keterangan tersebut serta kebertalian antarbagiannya. Keterhubungan
antarbagiannya sangat erat dan kentara jika diamati melalui sistematika penyajian
tulisan yang logis. Apabila bagian landasan teoritis bukan merupakan rangkaian
teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan atau untuk mendeskripsikan
setiap aspek yang dikaji atau diteliti, bagian tersebut tidak berfungsi teori-teori
yang melandasi suatu gagasan ilmiah.

Karya ilmiah adalah karangan yang memaparkan pendapat, hasil pengamatan,


tinjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu yang disusun menurut metode
tertentu dengan sistematika penulisan, bersantun bahasa, dan isi yang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.

Definisi karya ilmiah menurut Sudjiman dan Sugono (1991) adalah karya tulis
dengan penyusunan berdasarkan kajian ilmiah. Sedangkan menurut Suriasumantri
(1995) dalam Finoza (2010), karya tulis ilmiah adalah tulisan yang memuat
argumentasi penalaran keilmuan serta dikomunikasikan lewat bahasa tulisan yang
baku dengan sistematis-metodis dan sintesis analitis. Pengertian karya ilmiah
menurut para ahli:

1. Menurut Eko Susilo (1995) karya ilmiah adalah salah satu karangan atau
tulisan yang didapat sesuai sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil
pengamatan, pemantauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu serta sistematika penulisan yang bersantun
bahasa
dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau
keilmiahannya.
2. Menurut Dwiloka dan Riana, karya ilmiah atau artikel ilmiah merupakan
karya seorang ilmuwan (pembangunan) yang hendak membangun ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang didapat melalui literatur,
pengalaman, serta penelitian.

Pengertian karya tulis ilmiah menurut KBBI merupakan karya tulis yang dibuat
menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dan berdasarkan fakta (observasi,
eksperimen, dan kajian pustaka).

Pengertian karya tulis ilmiah menurut wikipedia adalah laporan tertulis diterbitkan
yang mengungkapkan hasil penelitian atau pengkajian yang dilakukan oleh
seseorang atau tim dengan memenuhi kaidah serta etika keilmuan yang ditaati
oleh masyarakat keilmuan.

A. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

Arifin (2003) mengatakan bahwa ada beberapa jenis karangan ilmiah yang biasa
ditulis orang. Selain makalah dan skripsi, ada pula nama lain, seperti kertas kerja,
laporan penelitian, tesis dan disertasi. Berikut jenis-jenis karya ilmiah menurut
Arifin (2003):

1. Makalah

Makalah adalah salah satu produk karya tulis ilmiah yang memuat kajian
tentang suatu masalah di lingkungan sekitar. Landasan pembahasanya
adalah keberadaan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Kajian
yang termuat dalam makalah menggunakan pola pikir yang deduktif dan
induktif. Pola pikir deduktif adalah cara berpikir yang ditangkap atau
diambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Sedangkan pola pikir induktif adalah cara mempelajari
sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk
menentukan hukum yang umum.
Makalah juga bisa diartikan sebagai karya akademis produk dari cara
membuat karya tulis ilmiah yang diterbitkan pada suatu jurnal yang
bersifat ilmiah. Salah satu karya ilmiah ini juga biasanya digunakan
sebagai persyaratan ujian pada suatu mata kuliah. Terlebih lagi, dalam
tugas tersebut biasanya mahasiswa dituntut untuk memuat saran
pemecahan tentang suatu secara ilmiah kedalam makalah mereka. Walau
makalah adalah bentuk paling sederhana diantara karya tulis ilmiah
lainnya, bahasa yang digunakan dalam makalah tetaplah bahasa yang
tegas dan lugas.

2. Kertas kerja

Kertas kerja hampir sama dengan makalah, namun penjabaran untuk


kertas kerja lebih mendetail daripada makalah. Menurut KBBI kertas
kerja adalah karangan tertulis yang membahas masalah tertentu yang
disampaikan dalam suatu seminar untuk mendapat jawaban lebih lanjut.

3. Skripsi

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan


suatukarya tulis ilmiahberupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1
yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu
tertentu dengan menggunakan kaidahkaidah yang berlaku.

Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu


karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu
menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan
keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang
diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status
sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.

4. Tesis

Tesis adalah karya ilmiah yang menyajikan temuan baru dengan


melakukan penelitian sendiri. Tesis ini juga adalah tulisan yang lebih
mendetail daripada skripsi. Menurut KBBI tesis merupakan pernyataan
yang didukung oleh argumen yang disajikan dalam bentuk karangan
untuk memperoleh gelar sarjana pada perguruan tinggi dan merupakan
karangan ilmiah yang dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana pada suatu
universitas (perguruan tinggi).

5. Disertasi

Disertasi adalah karya ilmiah yang menyajikan suatu dalil dan dibuktikan
sendiri oleh penulis. Disertasi ini disusun sebagai tugas akhir untuk
meraih gelar doktor. Menurut KBBI disertasi merupakan karangan ilmiah
yang dibuat guna mendapatkan gelar doktor.

6. Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian


setelah kegiatan penelitian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah
dan sebagai dokumen tertulis lengkap dari kegiatan penelitian. Dalam
laporan penelitian, peneliti memaparkan berbagai langkah yang telah
dilakukan selama penelitian dan apa saja hasil yang telah ditemukan dari
kegiatan penelitiannya. Dengan demikian, laporan penelitian merupakan
media bagi peneliti mengkomunikasikan pelaksanaan penelitian serta
hasilhasilnya kepada orang lain.

B. Fungsi Karya Tulis Ilmiah

Fungsi karya ilmiah adalah sebagai media untuk mengembangkan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal ini berkaitan dengan hakikat karya tulis
ilmiah yaitu menyampaikan kebenaran melalui metode yang sistematis,
metodologis, dan konsisten.

Jika dihubungkan dengan hakikatnya maka fungsi karya ilmiah adalah sebagai
berikut:

1. Penjelasan (explanation)

Tulisan ini dapat dijelaskan sebagai suatu hal yang sebelumnya tidak
diketahui, tidak jelas, dan tidak pasti.
2. Ramalan (prediction)

Tulisan ini dapat membantu mengantisipasi hal yang kemungkinan akan


datang di masa yang akan datang.

3. Kontrol (control)

Tulisan ini dapat berfungsi untuk mengontrol atau mengawasi benar


tidaknya suatu pernyataan.

C. Sistematika dan Struktur Karya Ilmiah

Dalam pembuatan karya ilmiah yang memenuhi kaidah penulisan terdapat


sistematika atau struktur yang menjadi poin penting. Tidak hanya menyusun
sebuah berita yang memiliki sistematika, namun karya tulis ilmiah pun memiliki
sistematika atau urutan. Menurut Finoza (2010), karya ilmiah menaati kaidah atau
aturan penulisan secara ketat dan sistematis.

Kemudian, tulisan saintifik ini memiliki tata bentuk yang dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:

1. halaman-halaman awal (preliminaries) yang mencakup judul, kata


pengantar, aneka daftar seperti daftar isi, dan daftar tabel/bagan/lampiran,
2. isi utama (main body) yang mencakup pendahuluan, isi dan penutup, serta
3. halaman-halaman akhir (reference-matter) yang mencakup daftar pustaka,
lampiran, dan biodata penulis.

Pengelompokkan tiga bagian karya ilmiah juga diungkapkan oleh Arifin (2003)
antara lain, bagian pembuka karangan ilmiah, bagian inti karangan ilmiah, dan
bagian penutup karangan ilmiah. Tiga bagian tersebut dirinci lagi menjadi sebagai
berikut.

Bagian pembuka terdiri atas 9 bagian yaitu:

1. Kulit luar
2. Halaman judul
3. Halaman pengesahan (jika perlu)
4. Halaman penerimaan (jika perlu)
5. Prakata
6. Daftar isi
7. Daftar tabel (jika ada)
8. Daftar gambar (jika ada)
9. Daftar singkatan dan lambang (jika ada)

Untuk bagian inti terdapat tiga bagian, antara lain:

1. Bab pendahuluan
2. Bab analisis atau pembahasan
3. Bab simpulan

Bagian penutup juga terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Daftar pustaka
2. Indeks (jika perlu)
3. Lampiran (jika perlu)

D. Metode Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Metode penulisan menulis karya ilmiah adalah suatu cara untuk


pelaksanaan secara sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah
menulis karya ilmiah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan

Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang pertama, yaitu
melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan
tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini
merupakan titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian

2. Menyusun hipotesis

Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun


dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda.
Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati
obyek penelitian.
3. Menyusun rancangan penelitian

Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga


dari langkah langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja
bagi penelitian yang dilakukan.

4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan

Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang
merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan
terkait penelitian yang dilakukan.
Anda lakukan percobaan yang signifikan dengan objek penelitian.

5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian dengan metode yang


direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
objek percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek
penelitian. Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang
kelima.

6. Menganalsis dan menginterpretasikan data

Langkah-langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu mengenalisa dan


menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba
untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat
pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan
memperkirakan apa yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

7. Merumuskan kesimpulan dan atau teori

Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah


merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi
selama percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian
data. Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang
didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap objek penelitian.
8. Melaporkan hasil penelitian

Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah


melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah yang sesungguhnya
merupakan proses penulisan karya ilmiah. Dengan langkah ini, maka guru
atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah
yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas personal.
Jika ingin melakukan proses penyusunan karya tulis ilmiah, maka
setidaknya langkahlangkah menulis karya ilmiah ini Anda pahami dan
terapkan. Dengan demikian, maka proses penulisan Anda benar-benar
objektif dan berguna bagi kehidupan masyarakat.
Dan, ini merupakan kontribusi kongkrit Anda kepada masyarakat.

E. Syarat –Syarat Karya Tulis Ilmiah

Sebuah karngan ilmiah perlu disusun dengan memperhatikan syarat-syarat berikut.


1. Menyajikan fakta objek secara sistematis.
2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar, serta tulus, tidak memuat
terkaan.
3. Sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis, terkendali
secara konseptual dan procedural
4. Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak merambisi agar
pembaca tidak berpihak kepadanya, motivasi penulis hanya untuk
memberitahukan tentang sesuatu dan tidak ambisius.
5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam
hipotesis kerja.
6. Menggunakan bahasa ilmiah.
7. Karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan.
8. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
9. Tidak persuasive, karangan ilmiah itu benar-benar untuk mendorong
pembaca mengubah pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi
membiarkan fakta berbicara sendiri.
10. Tidak melebih-lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya
disajikan kebenaran fakta, memutarbalikan fakta akan menghancurkan
tujuan penulisan karya ilmiah.

F. Sikap Ilmiah Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan pengejawantahan dari mental ilmiah sehingga


sikap dalam menulis karangan ilmiah akan memberikan warna dalam
penyusunan karya tulis ilmiah. Brotowidjojo ( 1993:32-34)
mengungkapkan beberapa sikap ilmiah, antara lain:

1. Sikap ingin tahu;


2. Sikap kritis;
3. Sikap terbuka;
4. Sikap objektif;
5. Sikap rela menghargai pendapat orang lain; dan
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran.

Berdasarkan sikapilmiah de Bono (1990:10-11) menyatakan sikap tersebut


sebagai sifat pemikir (ilmiah) yang memiliki ciri-ciri pemikiran efektif. Cirri-ciri
yang dimaksud adalah :

1. Bersifat objektif dan mempertahankan ketidakefektifan pemikirannya;


2. Menyadari apa yang perlu dilakukan sekalipun dirinya tidak dapat
melakukannya;
3. Menelaah buah pikiran orang lain bukan untuk mencari kesalahannya
melainkan untuk memetakan wawasannya;
4. Bersifat konstruktif bukan hanya bisa mengkritik;
5. Berpendapat bahwa berpikir (ilmiah) bertujuan untuk mencapai
pengertian yang lebih baik, keputusan yang lebih tepat, dan cara bertindak
yang sehat, bukan untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pandai
daripada yang lain;
6. Menghargai gagasan sebagaimana dirinya ikhlas menghargai keindahan
setangkai mawar yang tidak dipersoalkan taman tempat bunga itu tumbuh
.

G. Karakteristik Karya Tulis Ilmiah

Berdasarkan kajian terhadap cara penyajian karya tulis ilmiah dapat diungkapkan
beberapa karakteristik karangan ilmiah sebagaimana dinyatakan dalam Weisman
(1961:44-61), Brotowidjojo (1993:58-63), Keraf (1983:57) dan Suherli
(1996:182200). Yaitu :
1. Karangan Ilmiah Menyajikan Fakta yaitu berupa fakta umum yang dapat
dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodelogi penulisan
yang benar
2. Karangan Ilmiah disajikan Definisi, metode penyajian definisi sebagai
karakteritik karangan ilmiah meliputi metode eksplikasi, analisis, deskripsi,
ilustrasi, perbandingan, analogi, eliminasi, dan etimologi
3. Karangan Ilmiah menguraikan permasalahan dengan cara abstrak,
jelas/lengkap, objektif, bernalar dan konseptual.
4. Karangan ilmiah menerapkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis,
spesifik tau faktual
5. Karangan ilmiah disajikan pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara
deduktif, induksi, atau berproses
NO. Karakteristik Cara Penyajian

1. Menyajikan fakta - Objektif


- Sistematis

- Cermat

2. Menyajikan pengertian/definisi tentang - Deskriptif


judul/itilah, atau permasalahan - Eksplikasi
- Analisis
- Ilustrasi
- Perbandingan/analogi
- Etimologi
3. Menguraikan masalah - Abstrak

- Bernalar
- Objektif

- Konseptual
4. Menerapkan teori - Faktual

- Spesifik
5. Membahas, memecahkan, dan - Induktif
menyimpulkan masalah - Deduktif
Sumber: Kusmana (2010: 20)
Kelima karakteristik karya tulis ilmiah tersebut dapat dijadikan sebagai rujukan
bagi para penulis dalam mengungkapkan argument melalui suatu karangan ilmiah.
Penyajian argument ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk karangan ilmiah
akan berhasil dipahami oleh pembaca ketika menerapkan karakteristik tesebut
dengan cara penyajian yang sesuai dengan kriteria suatu karangan ilmiah.
CONTOH
Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai
Ekonomis Bagi Masyarakat
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirraiim

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang


memperkenankan kita semua berada dalam rahmat-Nya. Shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada junjungan kita semua, Muhammad saw. serta
kepada seluruh umat Nya yang selalu mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Penulisan Makalah dengan judul Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan
Nilai Ekonomis Bagi Masyarakat ini alhamdulillah telah dapat diselesaikan.
Penulisan makalah ini dilaksanakan sebagai salah satu pemenuhan tugas Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memacu kami untuk
selalu aktif, kreatif dalam menambah pengayaan mengenai berbagai hal yang
ada hubungannya dengan Mata Pelajaran yang kami pelajari.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini, terutama kepada Ibu guru Bahasa Indonesia
yang telah membimbing kami menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami nantikan untuk perubahan yang lebih baik.
Akhirnya hanya kepada Allah selamanya kita memanjatkan puji serta
syukur atas segala limpahan Karunia dan Hidayah-Nya, dengan disertai harapan
semoga apa-apa yang kita karyakan selama ini merupakan bagian dari amal ibadah
untuk mendapat Ridho-Nya.
Allahu ya’khudzu biaidiina ila maa fiihi khoerun lil Islam wal muslimin.
Makassar 17 mei 2020.

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari atau tidak setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik sampah
organik maupun sampah anorganik. Apabila sampah tidak dikelola dengan benar,
sampah akan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan
seperti banjir, longsor, sumber berbagai macam penyakit dan kerusakan
lingkungan alam.
Dari dulu sampah merupakan masalah besar bagi masyarakat. Masalah
yang timbul diantaranya adalah sampah yang menumpuk di daerah tertentu yang
dekat dengan perumahan warga atau perkantoran, susah mencari tempat
pembuangan akhir, sampah yang sudah terlalu banyak sehingga membukit dan
akhirnya menimbulkan bencana, sampah yang menyumbat aliran air sungai dan
lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang peduli terhadap
sampah, banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, masyarakat
memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membuang sampah dan menurunnya
rasa sosial masyarakat untuk menjaga kebersihan dan melakukan gotong royong
membersihkan lingkungan.
Sehubungan dengan masalah di atas, sebagian masyarakat yang peduli
terhadap kebersihan lingkungan mencoba untuk memanfaatkan sampah menjadi
sesuatu yang bermanfaat baik bagi mereka sendiri maupun orang lain.
Atas dasar hal tersebut di atas penulis mencoba mengangkat permasalahan
tersebut menjadi suatu makalah yang berjudul: “Pemanfaatan Sampah untuk
Menghasilkan Nilai Ekonomis Bagi Masyarakat”.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui sumber-sumber sampah.
2. Mengetahui dampak negatif dari sampah.
3. Mengetahui cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai
ekonomi bagi masyarakat.
Selain tujuan di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX semester Genap SMPN 2
Margahayu Bandung.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian sampah.
2. Sumber-sumber sampah.
3. Jenis-jenis sampah.
4. Dampak negatif sampah dalam berbagai bidang.
5. Cara menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan sampah.
6. Prinsip pengolahan sampah.
7. Cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi
bagi masyarakat.

D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam pembuatan makalah
adalah:
1. Study kepustakaan yang berupa tinjauan buku atau tinjauan internet.
2. Wawancara terhadap orang-orang yang berhubungan dengan pengelolaan
sampah
3. Observasi terhadap lingkungan tempat pembuangan sampah dan pengolahan
sampah
BAB II
PEMANFAATAN SAMPAH UNTUK MENGHASILKAN NILAI
EKONOMIS BAGI MASYARAKAT

C. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan komposisi, sampah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Sampah Organik (Degradable)

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable atau dapat juga
didefinisikan sampah yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya
sampah berasal dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain dari kertas,
karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah dan lain sebagainya.
2. Sampah Anorganik (non-organik/Undegradable)

Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari barang-barang yang tidak
dapat terurai atau tidak dapat mengalami pembusukan secara alami, seperti
sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik sebagai produk sintetik
maupun hasil pengolahan teknologi (kaleng, plastik, karet, kaca, keramik, kertas).
Walaupun tidak dapat mengalami pembusukan secara lamai, tetapi sampah
anorganik ini dapat didaur ulang.

Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain:
1. Sampah Basah (Garbage)
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa
makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak
mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti
Indonesia.
2. Sampah Kering (Rubbish)
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak
mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:
a. Metalic Rubbish - misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.
b. Non Metalic Rubbish - misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika,
keramik, dan batu-batuan.

3. Sampah Lembut
Merupakan sampah atau partikel debu
Misalnya:
a. Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin
kayu, debu pabrik kapur, pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.
b. Abu, berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah
yang terbakar, dan lain-lain.
4. Sampah Besar (Bulky Waste)
Merupakan sampah yang berukuran besar, misalnya: bekas furnitur (kursi,
meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.
5. Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).
Merupakan sampah dari bahan yang beracun dan berbahaya baik terhadap
manusia, hewan maupun tanaman. Sampah ini tidak dapat didaur ulang secara
sembarangan harus disterilkan terlebih dahulu. Sampah ini terdiri dari:
a. Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.
b. Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas
pembungkus bahan beracun, baterei bekas, dan lain-lain.
c. Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir.
d. Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan
sebagainya.

Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi:


1. Sampah Padat
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
3. Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
4. Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasilhasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan
utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan
dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5. Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan
industri.
6. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu
sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau
jarang namun kadang masih dilakukan).

D. Dampak Negatif Sampah Dalam Berbagai Bidang


1. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah terjangkitnya
berbagai penyakit, seperti: Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut
oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya pembuangan
sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan
lainlain. Bila ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan
menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja
menurunnya estetika (tidak sedap dipandang mata).

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadinya
perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk
kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk
dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air
raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi manusia,
karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan
selsel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam
tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang disembarang tempat
karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau yang
tidak sedap, debu, gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas
belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari
bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker,
berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
4. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan
secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak
langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.

E. Cara Menanggulangi Permasalahan yang Berhubungan dengan


Sampah
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan yang berhubungan dengan sampah, yaitu:
1. Masyarakat diwajibkan membuang sampah pada tempatnya.
2. Pemerintah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya. Bagi masyarakat yang melanggar
dikenakan hukuman sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut.
3. Tersedianya tempat sampah di tempat-tempat tertentu sehingga
masyarakat tidak susah membuang sampah di tempat tersebut.
4. Melakukan kerja bakti secara berkala untuk membersihkan lingkungan
sekitar dari sampah.
5. Penimbunan Tanah
Didaerah perkotaan, setiap harinya ribuan meter kubik diangkut ke tempat
pembuangan akhir. Sampah-sampah yang bertumpuk ini dapat
dimanfaatkan untuk menimbun tanah dataran rendah yang akan dijadikan
perumahan, ruko atau yang lainnya. Sampah-sampah itu diratakan dan
dipadatkan sampai ketinggian yang diinginkan. (Marshall Bakar, 2012:32)
6. Penimbunan Tanah Secara Sehat (Sanitary Land Fill)
Sampah busuk (garbage) yang merupakan sisa makanan, sayuran atau
segala yang busuk dan berbau busuk sebenarnya dapat dijadikan bahan
untuk mengurug dataran rendah. Namun setelah itu, sampah diurug sesuai
dengan ketinggian yang diinginkan, sampah ini ditimbun tanah. Lapisan
tanah penimbunan ketebalannya minimal 60 cm.
7. Pembakaran Sampah
Cara pemusnahan sampah dengan pembakaran biasa dilakukan oleh
penduduk desa atau pinggiran kota. Cara ini dianggap paling praktis.
Namun ada kendala jika datang musim penghujan. Biasanya sampah
menjadi basah dan sulit dibakar. Selain itu, pembakaran sampah
menyebabkan pencemaran udara. (Marshall Bakar, 2012:32)
8. Penghancuran (Pulverisation)
Sebagian kota besar telah memiliki mobil pengumpul sampah yang
dilengkapi dengan mesin penghancur.

F. Prinsip Pengolahan Sampah


Berikut adalah prinsipprinsip yang bisa diterapkan
dalam pengolahan sampah, yaitu:
1. Mengurangi (Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
2. Menggunakan kembali (Inggris: reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang yang sekali pakai, buang(Inggris: disposable)
3. Mendaur ulang (Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang
lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak
industri tidak resmi (Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang berguna bagi manusia.
4. Mengganti (Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
5. Mengubah (Inggris: recovery)
Recovery ialah proses pengubahan sampah menjadi bentuk lain, misalnya
sampah diubah menajdi energi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa).

G. Pemanfaatan Sampah untuk Menghasilkan Nilai Ekonomis Masyarakat


Selain cara di atas ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan sampah yaitu dengan memanfaatkan sampah
menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat, diantaranya
adalah:
1. Makanan Ternak
Banyak sisa kegiatan rumah tangga atau kegiatan pabrik yang bisa dijadikan
makanan ternak. Sebagai contoh, sayur-mayur sisa di dapur, bisa dijadikan
makanan sapi, kambing atau binatang ternak lainnya. Nasi yang basi bisa
dicampur dengan dedak untuk makanan ayam. Kulit singkong, kulit pisang
dan sejenisnya bisa juga dijadikan makanan ternak. Di beberapa peternakan,
ampas tahu dijadikan makanan domba, sehingga domba tumbuh dengan
gemuk.
2. Daur Ulang (Recycling)
Sampah-sampah yang dibuang karena dianggap sudah tidak berguna lagi,
sebenarnya masih dapat dimanfaatkan. Benda-benda itu bisa diubah menjadi
benda lain atau dicetak ulang untuk benda yang sama, seperti : plastik, kertas,
kaca, dan botol bekas. Beberapa contoh daur ulang dapat disebutkan sebagai
berikut:

a. Daur ulang plastik


Plastik-palstik yang dikumpulkan diproses melalui beberapa tahapan, yaitu :
sortir, pemotongan, pencucian, pengeringan, pemanasan, penyaringan,
pendinginan, pencetakan pembungkusan dan pemeriksaan. Pada tahap ini
dihasilkan biji plastik yang selanjutnya diolah menjadi barang-barang
keperluan rumah tangga yang memiliki nilai jual.
b. Daur ulang kaca
Daur ulang kaca dapat dilakukan dengan cara pecahan kaca atau botol yang
ada dibersihkan, dicuci dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500
derajat celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca
dibentuk sesuai dengan keinginan. Pecahan kaca atau botol dapat pula
langsung dibuat benda hias yang memiliki nilai seni yang tinggi.
c. Daur ulang kaleng bekas
Kaleng-kaleng bekas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang kerajinan
yang berguna, misalnya vas bunga, tempat pensil, wadah kosmetik atau
perhiasan, mainan anak atau toples tempat permen.
d. Daur ulang bunga kering
Agar bunga dapat bertahan lebih lama dan memiliki nilai seni yang tinggi,
bunga dapat dikeringkan dan dikombinasikan dengan bahan limbah lain
seperti ranting tanaman, daun, kulit dan biji buah. Semua bahan tersebut
dirangkai melalui pengeleman dan dibentuk menjadi booklet yang indah atau
asesoris lain sebagai dekorasi ruangan.
e. Daur ulang bahan kain
Kain yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat
boneka, washlap, tas, tempat pensil dan lain-lain. Selain itu limbah dari
pabrik yang berupa bahan kain dapat dimanfaatkan untuk membuat keset,
hiasan dinding dan lain sebagainya.
f. Daur ulang bahan kertas
Kertas yang sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan untuk membuat
kartu
undangan, kotak perhiasan, kotak pensil, buku dan lain-lain dengan cara
mengubah kertas-kertas bekas menjadi bubur kertas. Selanjutnya dicetak,
dikeringkan dan kemudian dapat dibentuk sesuai dengan keperluan.
3. Pengomposan (Composting)
Pemusnahan sampah dengan cara pengomposan sudah banyak dilakukan
orang, baik secara pribadi maupun kelompok. Mereka menggunakan teknik
pengomposan untuk memanfaatkan benda tak berguna itu untuk dijual
sebagai pupuk kompos. Dengan cara, sampah yang berupa sampah basah
(garbage) dapat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Komposisi untuk
membuat kompos ini adalah 2 – 4 m kubik sampah basah, 6,5 m kubik kulit
buah kopi, 750 kg kotoran hewan memamah biak (kira-kira 50 blek minyak
tanak isi 20 liter), dan 30 kg abu dapur atau abu kayu. Cara pembuatan
kompos ini cukup mudah, yaitu:

a. Semua bahan dicampur kecuali abu dan disimpan di tempat pengomposan


setinggi 1 m. Kemudian atasnya ditaburi abu secara merata.
b. Cairan yang keluar dari bak pengomposan ditampung dan disiramkan
kembali ke permukaan kompos untuk meningkatkan kadar nitrogen dan
mempercepat proses pengomposan.
c. Setelah 2 -3 minggu kompos perlu dibolak-balik dengan baik setiap minggu.
d. Biasanya 2-3 bulan kompos sudah matang dengan sempurna.
e. Setiap dimanfaatkan sebaiknya kompos dijemur dulu sampai agak kering dan
kadar airnya kira-kira tinggal 50-60 % saja.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya
atau pemakai semula.
2. Sumber-sumber sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran,
pabrik atau perindustrian, rumah sakit, dan pasar.
3. Jenis-jenis sampah
1. Berdasarkan komposisinya, sampah digolongkan menjadi dua, yaitu sampah
organik (degradable) dan sampah anorganik (non-organik/undegradable).
2. Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan menjadi lima kategori, yaitu
sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), sampah lembut, sampah
besar (bulky waste), dan sampah berbahaya dan beracun (hazardous waste).
3. Berdasarkan bentuknya, sampah dibedakan menjadi enam, yaitu sampah
padat, sampah cair, sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan
sampah radioaktif.
4. Dampak negatif sampah dalam berbagai bidang, diantaranya yaitu dalam
bidang kesehatan, dampak terhadap lingkungan, keadaan sosial dan ekonomi,
kepariwisataan
5. Cara menanggulangi permasalahan yang berhubungan dengan sampah, yaitu
masyarakat wajib membuang sampah pada tempatnya, pemerintah
mengeluarkan peraturan tentang kewajiban masyarakat untuk membuang
sampah pada tempatnya, tersedianya tempat sampah di tempat-tempat
tertentu, melakukan kerja bakti secara berkala, menimbun sampah,
penimbunan tanah secara sehat, pembakaran dan penghancuran sampah,
6. Prinsip-prinsip pengolahan sampah yang dapat dilakukan, yaitu mengurangi
(Inggris: reduce), menggunakan kembali (Inggris: reuse), mendaur ulang
(Inggris: recycle),mengganti (Inggris: replace), mengubah (Inggris: recovery.
7. Pemanfaatan sampah untuk menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat,
contohnya makanan ternak yang dibuat dari sisa sayur-mayur di dapur, nasi
basi yang dicampur dengan dedak atau juga dapat dilakukan dengan cara
mendaur ulang sampah tersebut, misalnya mendaur ulang plastik, kaca,
kaleng bekas, bunga kering, bahan kain, dan bahan kertas. Selain dengan
cara-cara tersebut, banyak orang yang melakukan pemusnahan sampah
dengan cara pengomposan (composting) sehingga sampah yang tadinya sudah
tidak berguna dapat digunakan kembali dengan manfaat yang berbeda.

B. Saran
Untuk mengatasi permasalahan sampah, penulis menyarankan
beberapa hal, yaitu:
1. Ketika kita mempunyai sampah, alangkah baiknya mencari tempat sampah
dan membuang sampah tersebut ke dalamnya.
2. Apabila kita berada di tempat umum dan mempunyai sampah yang harus
dibuang dan tidak menemukan tempat sampah, sebaiknya kita simpan sampai
kita menemukan tempat sampah..
3. Selalu membersihkan lingkungan kita secara rutin sehingga lingkungan kita
bersih dan nyaman.
4. Sebaiknya kita memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar kita termasuk
sampah agar dapat bernilai ekonomi yang akan menguntungkan kita maupun
lingkungan kita.
5. Sebaiknya dibentuk bank-bank sampah yang akan menampung
sampahsampah dari masyarakat untuk kemudian dijual atau dimanfaatkan
kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.
6. Dibentuk kelompok-kelompok masyarakat pengjarin dari bahan dasar sampah
yang sebelumnya dibekali dengan keterampilan yang memadai.
7. Sebaiknya semua masyarakat berpartisipasi menjaga lingkungan agar tetap
bersih, indah dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Husnul, Ade. 2008. Kreasi Mendaur Ulang Sampah. Depok: Arya Duta
Bakar, Marshall. 2008. Mengolah Sampah Menjadi Berkah. Bandung: CV. Sarana
penunjang Pendidikan
Saeful Anwar, Nanang. 2008. Apa Yang Akan Kau Lakukan Terhadap
Sampah. Bandung: Elisa Surya Dwitama
http://dedymeliala.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dampak-
negatifsampah.html#sthash.AOyNPs8r.dpuf
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah/

Anda mungkin juga menyukai