Anda di halaman 1dari 5

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinisakibat produksi hormon
tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlaluaktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin
lodium, maka lodiumradiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya
(mengurangiintensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)

B. Etiologi

a Hereditas/keturunan

b. Tumor kelenjar hipofisis

c. Kanker tiroid

d. Troiditis (peradangan kelenjar tiroid)

e. Terapi hormon tiroid berlebihan

f. Toksik adenoma

a) Faktor resiko yaitu:

a Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki

b. Pada usia lebih dari 50 tahun

c. Post trauma emosional

d. Peningkatan stres

C. Patofisiologi

Kelebihan hormon tiroid akan menyebabkan kondisi hipermetabolik yang disertai peningkatan aktifitas
simpatis,sehingga menyebabkan peningkatan cardiac output, Peningkatan konsumsi oksigen
Peningkatan aliran darah tepi, dan Peningkatan suhu tubuh.

Kelebihan tiroid juga mempengaruhi metbaolisme karbohidrat, lemak dan protein. Pemecahan protein
melebihi sintesis Penurunan tolertansi glukosa dan Peningkatan pemecahan triglisrida (Kekurangan lipid)
defisiensi nutrisi dan kalori Bila hipertiroid terjadi sebelum dewasa, kelambatan pertumbuhan seksual.
Jika terjadi setelah puberitas menstruais tidak tertatur, dan penurunan libido.

D. Manifestasi Klinis

a. Apatis.
b. Mudah lelah

c. Kelemahan otot

d. Mual atau Muntah

e. Gemetaran

f. kulit lembab

g. Berat badan turun

h. Takikardi

i. Mata melotot, kedipan mata berkurang

E. Klasifikasi

Terdapat tiga tipe hipertiroidisme yang sering dijumpai, yaitu :


1. Penyakit Graves
- Penyakit ini merupakan penyebab hipertiroidisme yang paling sering ditemukan. Karena hiperfungsi
kelenjar ini berasal dari seluruh bagian kelenjar maka bentuk gondok umumnya rata. Biasanya terjadi
pada usia sekitar 30-40 tahun dan lebih sering ditemukan pada perempuan daripada laki2.
- Terdapat predisposisi familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan bentuk2
endokrinopati autoimun lainnya. Dalam serum pasien ditemukan antibodi IgG, antibodi ini bereaksi
dengan reseptor TSH atau membran plasma tiroid.

- Terdapat dua gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal. Gambaran tiroidal berupa Goiter akibat
hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan, sedangkan
gambaran ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai
bawah.

2. Nodul otonom toksik (Plummer)


- Kasus ini disebabkan karena adanya satu daerah kelenjar tiroid tertentu yang membesar, fungsinya
hiperaktif dalam membuat hormon yang tidak seperti biasanya,sama sekali diluar kelenjar hipofisis.
Nodul ini bersifat otonom. Penyakit ini tidak disertai gejala mata yang menonjol.
3. Goiter Multinodular Toksik (GMT)

- Paling sering ditemukan pada pasien lanjut usiasebagai komplikasi goiter nodular kronik.
- Pada pasien ini, hipertiroid timbul secara lambat dan menifestasi klinisnya lebih ringan daripada
penyakit graves

F. Prognosis
Prognosis penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keadaan hipertiroid tidak sebaik keadaan
hipotiroid. Kemampuan dan pengetahuan seorang pemeriksa sangat dibutuhkan untuk menentukan
prognosis penyakit ini. Kegagalan terapi memberikan prognosis yang buruk terhadap penyakit
hipertiroidism.

Penyakit Graves memiliki respon yang baik terhadap pengobatan Operasi tiroid atau yodium radioaktif
biasanya akan menyebabkan hipotiroid Tanpa mendapatkan penanganan yang tepat dari penggantian
hormon tiroid. hipotiroid dapat menyebabkan:

- Depres

- kelesuan mental dan fisik

- Berat badan

G. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler menurun pada tiriditis

b. T3 dan T4 serum: meningkat

c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat

d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)

e. Tiroglobulin: meningkat

f. Stimulasi tiroid 131: dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian
TRH

g. Ambilan tiroid 131: meningkat

h. Ikatan protein sodium meningkat

i. Gula darah: meningkat (kerusakan adrenal)

j. Kortisol plasma: turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)

k. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal

L. Elektrolit hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan. hipokalemia akibat dari
deuresis dan kehilangan dari GI

m. Kateklamin serum: menurun

n. kreatinin urin: meningkat

o. EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali


H. Penatalaksanaan

a. Pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti propiltiourasil atau metimazol yang
diberikan paling sedikit selama satu tahun. Obat-obat ini menghambat sintesis dan pelepasan tiroksin.

b. Pembedahan tiroideksomi sub total sesudah terapi propiltiourasil prabedah

c. Pengobatan dengan yodium radioaktif

I. Komplikasi

a. Penyakit jantung

b. Gagal ginjal kronis

e. Fraktur

d. Krisis tiroid

J. Pencegahan

Rutin melakukan check up kesehatan, hindari merokok, dan konsumsi makanan yang sehat serta
mengandung kalsium dan vitamin D.

DAFTAR PUSTAKA

Bahn RS, Burch HB, Cooper DS, et al. Hyperthyroidism and other causes of thyrotoxicosis:

Management Guidelines of the American Thyroid Association and American Association of

Clinical Endocrinologists. Endocr Pract. 2011:17-457-520


Cockerman KP, Chan SS. Thyroid eye disease. Nesirol Clin. 2010:28:729-755.

Mandel SJ, Larsen PR. Davies TF. Thyrotoxicosis. In Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR.

Kronenberg HM. Williams Textbook of Endocrinology. 12th ed. Philadelphia, PA: Elsevier

Saunders: 2011 chap 12

Anda mungkin juga menyukai