Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dengan mengacu pada
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan stres psikososial dengan
pola makan pada remaja.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Denpasar. SMA
Negeri 4 Denpasar merupakan salah satu sekolah menengah atas negeri
yang ada di Provinsi Bali dengan peringkat akreditasi A. SMA Negeri 4
Denpasar beralamat di Jl.Gunung Rinjani Denpasar, RT / RW : 0 / 0, Br.
Sanga Agung, Desa / Kelurahan Tegal Harum, Denpasar Barat, Denpasar,
Bali. Sekolah ini berdiri di atas areal dengan luas tanah milik sebesar
8.200 m2 dengan sarana dan prasarana berupa 30 ruang kelas, 6 ruang
laboratorium, serta 1 ruang perpustakaan. SMA Negeri 4 Denpasar
menerapkan kurikulum 2013 dengan waktu pembelajaran sehari penuh
(5h/m).

B. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, dilakukan uji normalitas data untuk
menentukan parameter uji univariat dan sekaligus sebagai uji asumsi untuk
analisa bivariat. Sampel pada penelitian ini > 50 orang, maka untuk
menguji normalitas data digunakan Kolmogorov smirnov.

Tabel 5.1 Hasil uji normalitas stres psikososial dan pola makan pada
siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

Kolmogorov smirnov
Test of normality
Statisctic p-value
Stres psikososial 0,052 0,073
Pola makan 0,096 0,000
Berdasarkan tabel 5.1 hasil test normality dengan Kolmogorov-
Smirnov pada stress psikososial, nilai berdistribusi normal dengan p-value
0,073. Sedangkan untuk pola makan nilai tidak berdistribusi normal
dengan p-value 0,000. Meskipun demikian, jika dilihat dari nilai skewness
pola makan yaitu 0,022, nilai skewness ini masih berada diantara +1,96
dan -1,96 oleh karena itu masih dapat dianggap dan ditoleransi untuk
dikatakan berdistribusi normal. Selain itu, jika dilihat dari Normal Q-Q
plot, nilai variable ini terlihat berkumpul pada garis distrubusi normal.
Kemudian menurut Central Limit Theorem, sejak sampel size (jumlah
sampel) dalam penelitian ini adalah lebih besar dari 30, maka nilai pola
makan dapat ditoleransi untuk dikatakan berdistribusi normal.

C. Hasil Penelitian terhadap Variabel


Pada sub bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian meliputi
karakteristik responden, distribusi frekuensi variabel penelitian, uji
korelasi analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat meliputi
analisa stres psikososial dan pola makan pada remaja. Analisa bivariat
meliputi hubungan antara stres psikososial dengan pola makan pada
remaja.
a. Analisa univariat
1) Karakteristik responden
Karakteristik responden siswa-siswi kelas X dan XI SMA
Negeri 4 Denpasar diuraikan berdasarkan usia dan jenis kelamin
yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


usia dan jenis kelamin pada siswa-siswi kelas X dan XI
SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)


Usia
16 tahun 175 64,6
17 tahun 94 34,7
18 tahun 2 0,7

Jenis kelamin
Laki-laki 105 38,7
Perempuan 166 61,3

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden


berada di usia 16 tahun yakni sebanyak 175 responden (64,6%) dan sebagian
besar responden berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 166 responden
(61,3%).

2) Stres psikososial

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi stres psikososial pada siswa-siswi


kelas X dan XI SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

No Pernyataan Pilihan
TP KK S
f(%) f(%) f(%)
1 Terbebani oleh tuntutan dari orang tua yang sulit 87 165 19
untuk dipenuhi. (32,1) (60,9 (7,0)
)
2 Cemas/khawatir akan ketidakharmonisan 108 126 37
hubungan orang tua. (39,9) (46,5 (13,7)
)
3 Kesulitan beradaptasi dengan 127 119 25
konflik/permasalahan yang terjadi di dalam (46,9) (43,9 (9,2)
keluarga. )
4 Tidak peduli/acuh tak acuh ketika ada anggota 259 11 1
keluarga yang kabur dari rumah. (95,6) (4,1) (0,4)
5 Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan/suasana 105 121 45
baru (misal pindah rumah/sekolah/pulang ke (38,7) (44,6 (16,6)
kampung halaman). )
6 Mengalami konflik/permasalahan dengan 226 43 2
tetangga. (83,4) (15,9 (0,7)
)
7 Mengalami krisis hubungan sosial dengan 127 105 39
lingkungan sekitar tempat tinggal (misal tidak (46,9) (38,7 (14,4)
mengikuti kegiatan di banjar). )
8 Cemas yang berlebih saat mulai beradaptasi 106 124 41
dengan lingkungan sekolah yang baru. (39,1) (45,8 (15,1)
)
9 Merasa tidak berguna saat mengalami kegagalan 76 138 57
di sekolah. (28,0) (50,9 (21,0)
)
10 Mengalami konflik/permasalahan dengan teman 95 167 9
di sekolah. (35,1) (61,6 (3,3)
)
11 Mengalami masalah komunikasi/perbedaan 110 144 17
persepsi dengan guru. (40,6) (53,1 (6,3)
)
12 Tidak nyaman dengan pelayanan yang diberikan 132 131 8
oleh petugas sekolah. (48,7) (48,3 (3,0)
)
13 Tidak menyukai/menyetujui peraturan yang 104 151 16
ada/baru ditetapkan di sekolah. (38,4) (55,7 (5,9)
)
14 Merasa menghadapi beban yang terlalu berat 53 160 58
ketika mengerjakan ulangan/ujian (harian, (19,6) (59,0 (21,4)
semester, akhir). )
15 Kesulitan membagi/mengatur waktu untuk 33 151 87
belajar. (12,2) (55,7 (32,1)
)
16 Menghadapi permasalahan dalam 138 110 23
keuangan/banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi (50,9) (40,6 (8,5)
di keluarga. )
17 Tidak mampu mengatur keuangan untuk 107 134 30
memenuhi kebutuhan maupun keinginan (39,5) (49,4 (11,1)
sendiri/keluarga. )
18 Mengalami konflik atau permasalahan dengan 105 159 7
sahabat/teman dekat/teman dalam komunitas. (38,7) (58,7 (2,6)
)
19 Sedih/kecewa yang berlarut saat disakiti/dihianati 95 123 53
dalam pergaulan. (35,1) (45,4 (19,6)
)
20 Menarik diri atau mengurung diri ketika 263 5 3
mengalami kejadian seperti hamil/ menghamili, (97,0) (1,8) (1,1)
keguguran, pelecehan seksual, kelahiran anak
yang tidak direncanakan.
21 Sedih saat ditinggal/kehilangan orang yang 66 130 75
dicintai. (24,4) (48,0 (27,7)
)
22 Merasa tidak berdaya saat menderita sakit, cedera 124 122 25
berat, atau kecelakaan. (45,8) (45,0 (9,2)
)
23 Merasa tidak berdaya ketika menjadi korban 249 17 5
kriminal seperti perampokan dengan kekerasan, (91,9) (6,3) (1,8)
penganiayaan, pembunuhan, perkosaan, dll.
24 Berubah dalam kegiatan sehari-hari saat tertimpa 188 76 7
musibah atau bencana alam. (69,4) (28,0 (2,6)
)
25 Marah saat dipojokkan dalam suatu 68 166 37
permasalahan. (25,1) (61,3 (13,7)
)
26 Melakukan kekerasan (misal memukul, 212 55 4
menampar) ketika konflik dengan orang lain. (78,2) (20,3 (1,5)
)
27 Menghindar dari masalah yang dihadapi. 128 131 12
(47,2) (48,3 (4,4)
)

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil bahwa dari 27 pernyataan positif,


untuk pernyataan no. 1, sebanyak 165 responden (60,9%) kadang-kadang
terbebani oleh tuntutan dari orang tua yang sulit untuk dipenuhi. Untuk
pertanyaan no.2, sebanyak 126 responden (46,5%) kadang-kadang
cemas/khawatir akan ketidakharmonisan hubungan orang tua. Untuk pernyataan
no.3, sebanyak 127 responden (46,9%) tidak pernah kesulitan beradaptasi dengan
konflik/permasalahan yang terjadi di dalam keluarga. Untuk pernyataan no.4,
sebanyak 259 responden (95,6%) tidak pernah tidak peduli/acuh tak acuh ketika
ada anggota keluarga yang kabur dari rumah. Untuk peenyataan no.5, sebanyak
121 responden (44,6%) kadang-kadang kesulitan beradaptasi dengan
lingkungan/suasana baru (misal pindah rumah/sekolah/pulang ke kampung
halaman). Untuk pernyataan no. 6, sebanyak 226 reponden (83,4%) tidak pernah
mengalami konflik/permasalahan dengan tetangga. Untuk pernyataan no. 7,
sebanyak 127 responden (46,9%) tidak pernah mengalami krisis hubungan sosial
dengan lingkungan sekitar tempat tinggal (misal tidak mengikuti kegiatan di
banjar). Untuk pernyataan no. 8, sebanyak 124 responden (45,8%) kadang-kadang
cemas yang berlebih saat mulai beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru.
Untuk pernyataan no. 9, sebanyak 138 responden (50,9%) kadang-kadang merasa
tidak berguna saat mengalami kegagalan di sekolah. Untuk pernyataan no. 10,
sebanyak 167 responden (61,6%) kadang-kadang mengalami
konflik/permasalahan dengan teman di sekolah. Untuk pernyataan no. 11,
sebanyak 144 responden (53,1%) kadang-kadang mengalami masalah
komunikasi/perbedaan persepsi dengan guru. Untuk pernyataan no. 12, sebanyak
132 responden (48,7%) tidak pernah tidak nyaman dengan pelayanan yang
diberikan oleh petugas sekolah. Untuk pernyataan no. 13, sebanyak 151
responden (55,7%) kadang-kadang tidak menyukai/menyetujui peraturan yang
ada/baru ditetapkan di sekolah. Untuk pernyataan no. 14, sebanyak 160 responden
(59,0%) kadang-kadang merasa menghadapi beban yang terlalu berat ketika
mengerjakan ulangan/ujian (harian, semester, akhir). Untuk pernyataan no. 15,
sebanyak 151 responden (55,7%) kadang-kadang kesulitan membagi/mengatur
waktu untuk belajar. Untuk pernyataan no. 16, sebanyak 138 responden (50,9%)
tidak pernah menghadapi permasalahan dalam keuangan/banyak kebutuhan yang
tidak terpenuhi di keluarga. Untuk pernyataan no. 17, sebanyak 134 responden
(49,4%) kadang-kadang tidak mampu mengatur keuangan untuk memenuhi
kebutuhan maupun keinginan sendiri/keluarga. Untuk pernyataan no. 18,
sebanyak 159 responden (58,7%) kadang-kadang mengalami konflik atau
permasalahan dengan sahabat/teman dekat/teman dalam komunitas. Untuk
pernyataan no. 19, sebanyak 123 responden (45,4%) kadang-kadang sedih/kecewa
yang berlarut saat disakiti/dihianati dalam pergaulan. Untuk pernyataan no. 20,
sebanyak 263 responden (97,0%) tidak pernah menarik diri atau mengurung diri
ketika mengalami kejadian seperti hamil/ menghamili, keguguran, pelecehan
seksual, kelahiran anak yang tidak direncanakan. Untuk pernyataan no. 21,
sebanyak 130 responden (48,0%) kadang-kadang sedih saat ditinggal/kehilangan
orang yang dicintai. Untuk pernyataan no. 22, sebanyak 124 responden (45,8%)
tidak pernah merasa tidak berdaya saat menderita sakit, cedera berat, atau
kecelakaan. Untuk pernyataan no. 23, sebanyak 249 responden (91,9%) tidak
pernah merasa tidak berdaya ketika menjadi korban kriminal seperti perampokan
dengan kekerasan, penganiayaan, pembunuhan, perkosaan, dll. Untuk pernyataan
no. 24, sebanyak 188 responden (69,4%) tidak pernah berubah dalam kegiatan
sehari-hari saat tertimpa musibah atau bencana alam. Untuk pernyataan no. 25,
sebanyak 166 responden (61,3%) kadang-kadang marah saat dipojokkan dalam
suatu permasalahan. Untuk pernyataan no. 26, sebanyak 212 responden (78,2%)
tidak pernah melakukan kekerasan (misal memukul, menampar) ketika konflik
dengan orang lain. Untuk pernyataan no. 27, sebanyak 131 responden (48,3%)
kadang-kadang menghindar dari masalah yang dihadapi.

Tabel 5.4 Kategori stres psikososial pada siswa-siswi kelas X dan


XI SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Normal 95 35,1
Stres ringan 158 58,3
Stres sedang 18 6,6
Stres berat 0 0
Total 271 100

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebanyak 158 responden


(58,%) mengalami stres psikososial ringan.

3) Pola makan

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pola makan pada siswa-siswi kelas X


dan XI SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

No Pernyataan Pilihan
TP KK S
Mengonsumsi makanan sebanyak 3x 14 143 114
1 (5,2) (52,8) (42,1)
sehari (Tidak termasuk snack).
2 Mengonsumsi snack lebih dari 3x sehari. 67 156 48
(24,7) (57,6) (17,7)
3 Makan setiap 5-6 jam sekali. 33 179 59
(12,2) (66,1) (21,8)
4 Menghabiskan waktu 10-20 menit dalam 72 124 75
sekali makan. (26,6) (45,8) (27,7)
5 Mengikuti jadwal makan teratur (pagi, 38 156 77
siang, malam,makan selingan). (14,0) (57,6) (28,4)
Makan dengan porsi makan paling banyak 65 146 60
6 (24,0) (53,9) (22,1)
pada makan siang.
7 Makan nasi sebagai sumber makanan 0 30 241
pokok. (0) (11,1) (88,9)
Mengonsumsi sumber protein 2 62 207
8 (0,7) (22,9) (76,4)
hewani (telur, susu, ayam, dll)
setiap hari.
Mengonsumsi tahu dan tempe sebagai 1 120 150
9
sumber protein nabati. (0,4) (44,3) (55,4)
10 Mengonsumsi makanan instan. 6 228 37
(2,2) (84,1) (13,7)
11 Mengonsumsi sayuran. 3 108 160
(1,1) (39,9) (59,0)
12 Mengonsumsi buah-buahan. 3 122 146
(1,1) (45,0) (53,9)
13 Makan sambil menonton. 14 85 172
(5,2) (31,4) (63,5)
Bermain/bercanda/ melakukan kegiatan 161 87 23
14 (59,4) (32,1) (8,5)
yang memerlukan banyak energi saat
makan.
15 Belajar setelah makan. 23 165 83
(8,5) (60,9) (30,6)
16 Setelah makan langsung tidur. 103 150 18
(38,0) (55,4) (6,6)
17 Istirahat (duduk) sejenak setelah selesai 4 64 203
makan. (1,5) (23,6) (74,9)
18 Makan sambil berdiri/jalan- 189 75 7
jalan/beraktivitas. (69,7) (27,7) (2.6)

Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh hasil dari 12 pernyataan positif untuk


pernyataan no. 1,3,4,5,6,7,8,9,11,12,15,17, sebanyak 143 responden (52,8%)
kadang- kadang mengonsumsi makanan sebanyak 3x sehari (tidak termasuk
snack) untuk pernyataan no.1. Selanjutnya untuk pernyataan no. 3, sebanyak 179
responden (66,1%) kadang-kadang makan setiap 5-6 jam sekali. Untuk pernyataan
no. 4, sebanyak 124 responden (45,8%) kadang-kadang menghabiskan waktu 10-
20 menit dalam sekali makan. Untuk pernyataan no. 5, sebanyak 156 responden
(57,6%) kadang-kadang mengikuti jadwal makan teratur yakni pagi, siang,
malam, dan makan selingan. Untuk pernyataan no. 6, sebanyak 146 responden
(53,9%) makan dengan porsi makan paling banyak pada makan siang. Untuk
pernyataan no. 7, sebanyak 241 responden (88,9%) sering makan nasi sebagai
sumber makanan pokok. Untuk pernyataan no. 8, sebanyak 207 responden
(76,4%) sering mengonsumsi sumber protein hewani (telur, susu, ayam, dll) setiap
hari. Untuk pernyataan no. 9, sebanyak 150 responden (55,4%) sering
mengonsumsi tahu dan tempe sebagai sumber protein nabati. Untuk pernyataan
no. 11, sebanyak 160 responden (59,0%) sering mengonsumsi sayuran. Untuk
pernyataan no. 12, sebanyak 146 responden (53,9%) sering mengonsumsi buah-
buahan. Untuk pernyataan no. 15, sebanyak 165 responden (60,9%) kadang-
kadang belajar setelah makan. Untuk pernyataan no. 17, sebanyak 203 responden
(74,9%) sering istirahat (duduk) sejenak setelah selesai makan.

Hasil dari 6 pernyataan negatif untuk pernyataan no. 2,10,13,14,16,18,


sebnayak 156 responden (57,6%) kadang-kadang mengonsumsi snack lebih dari
3x sehari. Untuk pernyataan no. 10, sebanyak 228 responden (84,1%) kadang-
kadang mengonsumsi makanan instan. Untuk pernyataan no. 13, sebanyak 172
responden (63,5%) sering makan sambil menonton. Untuk pernyataan no. 14,
sebanyak 161 responden (59,4%) tidak pernah bermain/bercanda/ melakukan
kegiatan yang memerlukan banyak energi saat makan. Untuk pernyataan no. 16,
sebanyak 150 responden (55,4%) kadang-kadang setelah makan langsung tidur.
Untuk pernyataan no. 18, sebanyak 189 responden (69,7%) tidak pernah makan
sambil berdiri/jalan-jalan/beraktivitas.

Tabel 5.6 Kategori pola makan pada siswa-siswi kelas X dan XI


SMA Negeri 4 Denpasar SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

Kategori Frekuensi Persentase (%)


Baik 133 49,1
Cukup 138 50,9
Kurang 0 0
Total 271 100

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebanyak 138 responden


(50,9%) memiliki pola makan cukup.

Tabel 5.7 Modus, mean, dan standar deviasi stres psikososial dan
pola makan pada siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri
4 Denpasar (n=271)
Variabel Modus Mean Standar deviasi
Stres psikososial 42,00 43,86 7,29
Pola makan 41,00 41,73 3,33

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa pada variabel stres psikososial


nilai yang sering mucul (modus) 42,00, nilai rata-rata (mean) 43,86, dan nilai
simpangan baku (standar deviasi) 7,29. Selanjutnya pada variabel pola makan
nilai yang sering mucul (modus) 41,00, nilai rata-rata (mean) 41,73, dan nilai
simpangan baku (standar deviasi) 3,33.

b. Analisis bivariat
Pada analisis bivariat merupakan hasil penelitian berupa hubungan
antara stres psikososial dengan pola makan yang disajikan dalam
bentuk tabel. Setelah dilakukan uji normalitas data, hasil menunjukkan
data berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji korelasi yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji parametrik yaitu Person Corelation
dengan hasil sebagai berikut :
1) Hubungan stres psikososial dengan pola makan pada remaja
Tabel 5.8 Hasil korelasi pearson correlation stres psikososial dengan
pola makan pada siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 4
Denpasar SMA Negeri 4 Denpasar (n=271)

Correlations
Stress Pola makan
psikososial
Stress psikososial Pearson 1 -,239**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 271 271
Pola makan Pearson -,239** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 271 271
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa hasil uji analisa
parametric terhadap n = 271 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan yang bersifat negative dan memiliki kekuatan lemah antara stress
psikososial dengan pola makan, r= -0,239, p-value < 0.001. Ini bermakna
peningkatan pada stress psikososial maka penurunan pada pola makan, begitu juga
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai