MCQ
(APRIL 2012)
Seorang perempuan, 37 tahun, datang ke poli karena rasa nyeri pada leher. Dua minggu
sebelumnya ia mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar gondok disertai rasa
nyeri. Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar – debar, banyak keringat, gemetar, nyeri
kepala dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus, tidak ada
eksoftalmus, frekuensi nadi 110 x/menit, reguler. Hasil lab : Hb 12,8 g/dl, leukosit 6.700/ul,
trombosit 271.000/ul, LED 120 mm/jam, FT4 2,2 ng/dl (normal 0,71-1,8 ng/dl), TSHs 0,3
(normal 0,4-5 mU/l), anti –TPO antibodies positif.
Seorang laki – laki, 45 tahun dibawa ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran
menurun. Istri pasien mengatakan bahwa sejak 4 hari terakhir pasien sering buang air kecil
hingga badannya makin lemah dan hari ini tidak sadar. Berat badan pasien menurun 10 kg
dalam 3 bulan terakhir tapi pasien tidak mau berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pasien somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, isi kurang, irama
reguler, frekuensi pernafasan 24x/menit, suhu 38,2oC. pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 17,3 g/dl; hematokrit 54; glukosa darah 996 mg/dl, kreatinin serum 1,6
mg/dl; Na 165 mEq/L; K 2,8 mEq/L; Cl 127 mEq/L; pH 7,34; pCO 2 23 mmHg; pO2 92
mmHg; HCO3 22 mEq/L; BE -2,4; Saturasi O2 95%. ß hidroksi butirat (-).
Seorang laki – laki, 48 tahun, dikonsultasikan ke poli penyakit dalam dengan keterangan
riwayat diabetes mellitus diketahui sejak 5 tahun disertai penyakit jantung koroner dan
dislipidemia. Selama 3 tahun terakhir mendapat pengobatan: terapi nutrisi, olahraga teratur,
glibenklamid 2x5 mg, metformin 3x500 mg, acarbose 3x50 mg, aspilet 1x80 mg, dan
simvastatin 1x20 mg.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : glukosa darah puasa 145 mg/dl, dan 2 jam
post prandial 268 mg/dl, serta kadar AIC 9,1%.
4. Rekomendasi saudara untuk mengendalikan kadar glukosa darah pada pasien ini :
A. Menambahkan dengan obat antidiabetik oral glimepirid
B. Menambahkan obat antidiabetik oral golongan tiazolidinedion
C. Mengganti obat antidiabetik oral dengan fixed dose combination
D. Memberikan basal insulin dikombinasikan dengan obat anti diabetik yang sudah
diminum sebelumnya.
E. Menaikkan dosis metformin dan acarbose sampai maksimal, sedangkan glibenklamid
diganti dengan glimepirid.
Seorang perempuan berusia 32 tahun, sedang hamil trimester II, dikonsulkan ke poli penyakit
dalam dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar – debar. Pada pemeriksaan
fisik dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit irama teratur,
frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,6oC, proptosis pada kedua mata, struma difus disertal
bruit, serta tremor halus pada kedua tangan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,2
gr/dL, leukosit 12000/ul, trombosit 245.000/ul, FT4 9ng/dl, TSH <0,005.
MEQ
ESSAY
(SEPTEMBER 2012)
1. Seorang laki – laki 48 tahun, datang ke poliklinik karena kesemutan pada kedua telapak
tangan dan kaki. Pasien seorang penderita diabetes tipe 2 sejak 7 tahun yang lalu dan
selalu minum obat glibenclamide 1x2,5 mg pagi, metformin 2x500 mg, namun jarang
kontrol ke dokter.
Pada saat diperiksa didapatkan tinggi badan 160 cm, berat badan 80 kg, lingkar
pinggang 98 cm, tekanan darah 165/100 mmHg, gula darah puasa 146 mg/dl dan gula
darah 2 jam sesudah makan 247 mg/dl, HbA1C 8,6 %, kolesterol LDL 168 mg/dl,
trigliserida 180 mg/dl, kolesterol HDL 48 mg/dl, blood urea nitrogen 28 mg/dl, serum
kreatinin 1,6 mg/dl, urinalisis : glukosa +3, protein +1, keton (-), foto thoraks dan lain –
lain normal.
Dari gambar EKG didapatkan :
Pertanyaan :
a. Sebutkan masalah yang ada pada pasien ini dan jelaskan patofisiologinya dari
berbagai keadaan yang didapat !
b. Bagaimana penatalaksanaan holistik pada penderita ini ?
c. Bagaimana target terapi terhadap parameter tekanan darah, gula darah dan profilipid
yang saudara ingin capai pada penderita ini ?