TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa
Klien bernama Tn.P, usia 69 tahun, beragama islam status perkawinan duda
cerai, suku bangsa Indonesia, pendidikan terakhir D3, tidak bekerja (dahulunya
seorang karyawan), dan tinggal dirumah sendiri di Jl.Teratai VI Blok.A2/14,
RT 008/006. Sumber biaya perawatan klien yaitu JKN-BPJS. Sumber
informasi ini didapat melalui rekam medik klien, perawat ruangan dan keluarga
klien.
Kejadian: Pada tanggal 10 maret 2021 klien dibawa ke RSUD Tarakan dengan
keluhan nyeri tidak dapat BAK pada jam 04.00 pagi. Klien masuk di zona
kuning di IGD RSUD Tarakan. Dengan diagnose medis BPH. Saat ini kondisi
klien compos mentis, terpasang DC dengan output urine sebanyak 1000cc.
klien memiliki riwayat DM, HT, Jantung, dan GGK. ayah klien mepunyai
riwayat HT dan ibu klien mempunyai riwayat penyakit asma. Obat yang
dikonsumsi yang dikonsumsi oleh klien sehari-hari amlodipin 10 mg/hari
2. Pengkajian Fisik
Berdasarkan pengkajian fisik yang dilakukan penulis pada tanggal 10 Maret
2021 dengan hasil yaitu, keadaan umum compos mentis, GCS: 15 (E4 M6 V5),
Tanda-tanda vital klien: TD: 225/131 mmHg, N: 78x/menit, RR: 20x/menit, S:
36.4oC, memiliki estimasi BB ±55.8 Kg, TB ±170 cm, LILA: 21 cm, estimasi
IMT =19.30 Kg/m2, dan estimasi BBI = 63–77 Kg.
Data penunjang
hasil perekaman EKG (10 maret 2021) HR 70x/mnt, axis normal, av blok pada
lead II, tidak ada infark, tidak ada injury, tidak ada iskemik (hasil terlampir).
pemeriksaan darah lengkap ( 10 maret 2021 ) kesan : hemoglobin 10,2 (14,0-
16,0). hematokrit 21,1 (40,0-48,0). eritrosit 2,24 (4,60-6,20). leukosit 14,7
(5,00-10,00). trombosit 302 (150-400). MCV 45,5 (27,0-31,0) MCHV 48,3
(43,0-48,0) SGOT 8 (<45) SGPT 10 (<41) ureum 102 (19-44) kreatinin 3,7
(0,6-1,3) GDS 185 (<140) Natrium 134 (135-150) kalium 5,4 (3,6-5,5) klorida
105 (94-111). hasil kesan USG yang didapat, makroskopik : diterima 2
kantong dengan keterangan berisi: I. Jaringan prostat kanan; lima keping
jaringan seerti benang halus panjang dari 1-1,5 cm diameter; 0,1cm putih
bercak coklat kenyal. II. Jaringan prostat kiri. Lima keping jaringan seperti
benang halus panjang dari 1,2 – 1,8 cm diameter, 0,1cm putih bercak coklat
kenyal. Mikroskopik : I dan II. Sediaan dengan keterangan jaringan prostat
kanan kiri memberikan gambaran yan kurang serupa terdiri dari keping-keping
jaringan fibromuskular dan asinus yang menunjukkan ciri-ciri hiperplasia.
Ainus dilapisi oleh elapis epitel torak selapis dibagian dalam dan epitel
gepepng/kuboid dibagian luar. Epitel membentuk lipatan papiler ke dalam
lumen asinus berdilatasi, berisi sekret dan/atau korpora amilasea, stroma
bersebutkan sedang- padar radang kronik. Kesimpulan : hiperplasia prostat.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian
keperawatan, penulis merumuskan 3 diagnosis keperawatan berdasarkan data
yang didapatkan dari perawat ruangan, keluarga dan rekam medik. Diagnosis
keperawatan yang dirumuskan yaitu gangguan eleminasi urin, nyeri akut, dan
intoleransi aktifitas.
Gangguan eleminasi urin berhubungan dengan efek diagnostic BPH
(dibuktikan dengan hasil USG) ditandai dengan klien mengatakan tidak dapat
BAK sejak 04.00 pagi, dan hasil kesan USG yang didapat, makroskopik :
diterima 2 kantong dengan keterangan berisi: I. Jaringan prostat kanan; lima
keping jaringan seerti benang halus panjang dari 1-1,5 cm diameter; 0,1cm
putih bercak coklat kenyal. II. Jaringan prostat kiri. Lima keping jaringan
seperti benang halus panjang dari 1,2 – 1,8 cm diameter, 0,1cm putih bercak
coklat kenyal. Mikroskopik : I dan II. Sediaan dengan keterangan jaringan
prostat kanan kiri memberikan gambaran yan kurang serupa terdiri dari keping-
keping jaringan fibromuskular dan asinus yang menunjukkan ciri-ciri
hiperplasia. Ainus dilapisi oleh elapis epitel torak selapis dibagian dalam dan
epitel gepepng/kuboid dibagian luar. Epitel membentuk lipatan papiler ke
dalam lumen asinus berdilatasi, berisi sekret dan/atau korpora amilasea, stroma
bersebutkan sedang- padar radang kronik. Kesimpulan : hiperplasia prostat.
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
klien mengatakan nyeri seperti sakit dibagian perut bagian bawah dirasakan
saat merasa ingin BAK dan saat ejakulasi, dan meringis karena tidak bisa BAK
sejak pagi hari, skala nyeri 4, klien tampak meringis, tampak gelisah, posisi
waspada tangan klien tampak memegang perut bagian bawah.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas ditandai dengan klien
mengatakan beraktifitas menggunakan bantuan tripod dan pernah mengalami
stroke dibagian jari tangan sebelah kanan, klien tampak lesu, kaki kanan klien
edema derajat 1, TD 225/131mmHg, HR 78x/mnt, RR 22x/menit, SPO2 99%,
suhu 36,4°C.
C. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosis yang telah dirumuskan, penulis membuat rencana
keperawatan berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang terdapat pada
Tn.P pada tanggal 10 maret 2021 berdasarkan PPNI (2018), yaitu:
Diagnosis keperawatan gangguan eleminasi urin. Tujuan dan kriteria hasil
yaitu Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka
eleminasi urin membaik dengan kriteria hasil: sensasi berkemih membaik,
desakan berkemih (urgensi) membaik,berkemih tidak tuntas membaik, urine
menetes membaik, dengan rencana keperawatan Dukungan perwatan diri :
BAB/BAK . Observasi : identifikasi kebiasaan BAB/BAK sesuai usia, monitor
integritas kulit pasien. Terapeutik : buka pakaian yang dieprlukan untuk
memuahkan eliminasi , dukung penggunanaan toilet/commode/pispot/urinal
secara konsisten , Jaga privasi selama ėliminasi , Ganti pakaian pasien setelah
eliminasi, jika perlu , Bersihkan alat bantu BAK/BAK setelah digunakan, Latih
BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu, Sediakan alat bantu (mis. kateter
eksternal, urinal), jika perlu. Edukasi : Anjurkan BAK/BAB secara rutin,
Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
Diagnosis keperawatan nyeri akut. Tujuan dan kriteria hasil yaitu Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam maka tingkat nyeri
membaik dengan kriteria hasil: - keluhan nyeri menurun, kesulitan tidur
menurun, pola tidur membaik, frekuesi nadi menurun, fungsi berkemih
membaik dengan rencana keperawatan Manajeman nyeri : Observasi
Identifkasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri,
Identifikasi skala nyeri, Identifikasi respons nyeri non verbal, Identifikasi
faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Terapeutik: Berikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. Hipnosis, akupresur,
musik, biofeedback, pijat, aromaterapi, imajinasi bimbingan, kompres
hangat/dingin, bermain), Fasilitas istirahat dan tidur. Edukasi: Jelaskan
penyebab, periode, dan pemicu nyeri, Jelaskan strategi meredakan nyeri,
Anjurkan memonitor secara mandiri, Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat, Ajarkan teknik nonfarmakologisuntuk mengurangi rasa nyeri.
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosis keperawatan gangguan eleminasi urin. Melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital klien dan menanyakan keluhan yang dirasakan klien,
menyediakan alat bantu untuk urinasi yaitu dower cateter, menyediakan tirai
untuk menjaga privasi klien saat hendak memasang dower cateter, melakukan
pemasangan dower cateter kepada klien, melakukan pemasangan infus kepada
klien, melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium,
memberikan terapi cairan infus NaCl 500cc /12 jam, memberikan terapi obat
kepada klien B12 3x1, CaCO3 3x1, asam folat 3x1, bicnat 3x1, Melakukan
skin test untuk antibiotik ceftriaxone kepada klien, Memberikan antibiotik
ceftriaxon 2gr, mengukur output urin klien.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi mulai dari tanggal 10 maret 2021 sampai
dengan tanggal 11 maret 2021 didapatkan respon klien dengan evaluasi
keperawatan terakhir yang dilakukan pada hari kamis 11 maret 2021 dengan
hasil:
Diagnosis keperawatan gangguan eleminasi urin. Subyektif: Klien
mengatakan belum bisa melakukan BAK secara mandiri, sensasi berkemih
belum membaik. Objektif: Klien terpasang dower cateter ukuran 16 sejak
tanggal 10 Maret 2021, TD: 137/97 mmHg, N: 98x/menit, R: 20x/menit, S:
37oc, SpO2: 99%, Produksi urin klien sebanyak 1200 cc, warna kuning
kecoklatan, tidak ada endapan, tidak ada darah, Integritas kulit klien baik.
Asessment: Masalah Gangguan Eliminasi Urin belum teratasi. Planning:
Intervensi dilanjutkan Latih BAK/BAB, Monitor integritas kulit pasien,
Anjurkan BAK/BAB secara rutin, Anjurkan ke kamar mandi/toilet.